Depresi Pasca Melahirkan (PPD) dan Baby Blues, Antara Penyakit atau Kepribadian?

Yaela enggak kelar-kelar ya bahas Baby Blues dan Depresi Pasca Melahirkan (PPD) hahaha. Baby blues itu sih gejala normal kok. Bukan sesuatu yang gimana-gimana. Depresi Pasca Melahirkan (PPD) itu MURNI penyakit yang tidak ada hubungannya dengan kapasitas kita sebagai ibu dan sebagainya.

[Updated : sudah saya bikinin versi vlognya nih soal tips mengatasi baby blues pada Ibu pasca melahirkan ^_^]

Pahami ini dulu deh sebelum sibuk pamer-pamer kalian tidak mengalami karena kalian tabah, tidak banyak cing cong dsb. Tidak ada hubungannyaaaaaaaaa :D. Hehehe. Memangnya kalau perfeksionis cenderung kena Baby Blues atau bahkan PPD. Enggak ada riset medis yang membuktikan tuh ^_^

Depresi Pasca Melahirkan (PPD) dan Baby Blues
Gambar : best-pregnancy-advice.com

Sedikit sharing, di Irlandia sendiri, pendampingan Baby Blues dan Depresi Pasca Melahirkan (PPD) ini termasuk layanan serius lho sejak kita hamil sampai melahirkan :). Sangat ditekankan bahwa dalam fase perubahan setelah melahirkan, si ibu baru jangan segan-segan berkonsultasi atau curhat dan sebagainya.

Ada bidan khusus yang menangani ini. Dan segabruk-gabruk brosur tentang Baby Blues dan Depresi Pasca Melahirkan PPD ini sudah dibagi-bagikan sejak hamil. Sama sekali tidak ada penghakiman dan tidak ada judgement apa pun dalam brosur.

Tidak pernah kita ditanya-tanya, “Eh kamu perempuan rewel gak? Kamu perfeksionis gak? Kamu nyante gak? Kalau nyante sih kayaknya enggak bakal baby blues deh!”

SEkali lagi, yang ditekankan adalah BAGAIMANA menghadapinya dan hal ini sama sekali tidak bisa dijadikan patokan untuk menilai kepribadian si Ibu :).

Di Indonesia sendiri, sepertinya memang tabu banget ya di masa-masa lalu ngomongin ginian. Saya sih yakin banget sebenarnya tidak sedikit ibu-ibu kita dahulu juga mengalami kondisi ini. Somehow sekarang mungkin kalau ditanya ya sudah lupa. Entah beneran lupa atau memang malu mengakui ;).

Soalnya masih banyak yang menganggap kondisi ini sebagai dosa atau apalah-apalah. Tuduhan manja, tuduhan perfeksionis, tuduhan sok-sok an, dan macam-macam. Padahal ya, siapa pun bisa aja kena.

Depresi Pasca Melahirkan (PPD) Baby BLues
Gambar : pixabay.com

Again, untuk baby blues nya sendiri, ITU NORMAL BANGET lho ;). Jangan merasa lemah apalagi sampai muncul perasaan terkutuk hahaha.

Karena dulu saya pun di anak pertama merasanya gitu. Saya ketiban karma atau apalah. Padahal ya enggak gitu hihihi. Itulah pentingnya memahami soal kondisi ini, agar saat terkena kita tidak kaget atau malah menarik diri. Tapi harus yakin kalau gejala seperti itu somehow akan segera berlalu, asalkan penanganannya tepat ;).

Buat teman-teman yang tidak punya background psikologi, tidak apa-apa sih sharing pengalaman pribadi. Tapi ya, jangan sampai ya asyik sendiri ngambil-ngambil kesimpulan sesuka hati hehehe.

Alhamdulillah buat kalian yang tidak mengalami baby blues ^_^. Lucky you ;). Tapi again, jangan sampai gatal menghubungkan-hubungkan kondisi pribadi diri sendiri dengan orang lain yaaaa. Misalnya tetiba berpikir, “Ah, gue mah enggak kena baby blues soalnya gue orangnya asyik dan santai sih.”

Rasanya sih tidak ada hubungannya antara gaya hidup sehari-hari seorang perempuan dengan kemungkinan dia kena baby blues :). CMIIW juga ya.

Bahkan ya, ada seorang perempuan yang dari anak ke 1 sampai ke 3 sama sekali tidak mengalami hal aneh-aneh. Ealah begitu anak ke 4 dia depresi ;). Anak ke-4 padahal yang normalnya sudah bisa santai karena sudah pengalaman.

Pic from thhis video : https://www.youtube.com/watch?v=ko2LCrpeC_A
Pic from this video : https://www.youtube.com/watch?v=ko2LCrpeC_A

Berdasarkan brosur yang saya dapat kemarin sih, ini lebih ke pengaruh hormon di mana respons orang bisa beda-beda.

Miriplah dengan gejala hamil muda yang berlainan di tiap orang dan tiap kehamilan. Saya mah kenyang yaaaaa, mengalami hamil muda serba drama di 3 kehamilan saya hahahaha. Kenyang juga dinasihati macam-macam oleh orang-orang yang merasa, “Ah, itu karena elo emang drama kali Jee. Lihat deh gue. Hamil muda selalu nyantai. Malah kayak kebo. Makan gila-gilaan.”

Sabaaaaaaarrrrrrr :D. Goloknya umpetin dululah hahahaha.

Saya paham sih, buat yang tidak mengalami pasti deh sibuk berandai-andai sendiri hihihi. Mungkin karena saya begini mungkin karena saya begitu. Ujung-ujungnya ya gitu deh. Malah jadi sotoy ;).

Jangan juga jadi takut melahirkan hanya karena takut baby blues. Busyet deh hihihi. Saya baby blues anak “lumayan” pas anak pertama, lanjut terus nih sampai anak ketiga produksinya hahaha.

Terima kasih kepada teknologi informasi yang menyadarkan saya tentang kondisi pasca melahirkan ini. Khusus anak ketiga karena melahirkan di negara maju jadi lebih terbantu juga pemahaman saya.

Harus diakui jugalah, budaya patriarki yang hegemoninya masih kuat di mayoritas negara-negara berkembang membuat kaum perempuannya masih terasa tabu bahas-bahas ginian.

Kalau laki-laki yang bingung ya wajarlah. Lah ini, sesama perempuan juga masih enggak paham tapi gatal pengin komen-komenan. Masih saja ada anggapan, “Amit-amit jabang bayi, sudah dikasih rezeki punya anak kok ya malah kena baby blues. Salat yang banyak gih!! Minta ampun sama Tuhan!”

Sad yet true. It still happens until now :). Cek saja tanggapan orang-orang, sesama ibu-ibu di timeline terkait hal ini. TIdak sedikit yang beranggapan, “Baby blues itu hanya menunjukkan level kemanjaan seorang perempuan. Makin manja ya makin gampang kena.”

RIP ilmu psikologi? Hahahaha :p

Bahas soal manja-manjaan, apa kabar Princess Syahrini dengan segambreng hestek manja-nya di Instagram. Belum tentu nanti dia pas lahiran baby blues melulu :p.

“Post Natal depression is an illness and not a reflection of you as a mother or as a woman.”

Note : Depresi Pasca Melahirkan (Post Natal Depression/Post Partum Depression) vs Baby Blues adalah 2 HAL YANG BERBEDA.

Jangan minder karena hamil mudanya ribet, atau pasca melahirkannya malah galau … karena balik lagi, kedua hal terbseut sama sekali bukan refleksi kita sebagai seorang Ibu atau seorang perempuan.

Ada yang sotoy dan sok-sok an menghubung-hubungkan antara hal-hal begini dan kepribadian kita, ya udah sih. Biarin saja mereka koar-koar sendiri. Urusan kita ya dengan suami dan anak-anak masing-masing dong ya. Yuk ah, cemungud, cemungud, cemungud eaaaaa :D.

***

2 comments
  1. So intinya baby blues dan ppd penyakit? Atau kepribadian?
    Postnya kurg bisa saya pahami.

    1. Penyakit

Comments are closed.