Film Wonder Woman 2017 : Wonder Beauty, Wonder Message

Duuuuh, abis nonton film Wonder Woman tuh bawaannya pengin sit up mulu, yes? Hahaha. Salim dulu sama Kakak Gal Gadot yang kecenya kebangetan.

Saya bukan penggemar film-film superhero begini. Yah, daku kan senengnya nonton pilem-pilem “kacang” macam Serendipity, The Notebook, Love Rosie, pokoknya yang nontonnya buat santai-santai gitu lah hihihi.

Tapi suami saya suka banget nonton gini-ginian. Segala superhero keluaran Marvel sama DC Comics diikutin sama suami saya.  Ini saya ikutan nonton semata-mata karena ngefans sama Kakak Gal Gadot idolakuh tersayang *benerinKorset*. Eiya sempet ngikutin X-Men juga karena kecentilan pengin lihat Cyclop doang cobak hahaha.

Film wonder woman 2017
Gambar : weliveentertainment.com

 

Back to film Wonder Woman, tadinya pesimis ya, ini ya paling film gitu-gituan doang. Orang baik ketemu orang jahat yadda yadda yadda. Enggak berharap cerita yang gimana-gimana. Yang penting bisa puas ngeliatin Kakak Gal Gadot –> ya diulang-ulang aja terus, ya kaliiii jadi sodara beneran hahahaha :p.

Film dibuka dengan setting tempat di era modern di mana Wonder Woman/Diana (yang pakai outfit kasual merah marun, ya ampun warna favorit kita sama, Kak! Cih, padahal bajunya item semua!) sedang memandangi sebuah foto. Foto hitam putih, setting perang.

Dalam foto ini, Diana (dalam kostum kemben Wonder Woman andalannya itu) berpose bersama 4 orang laki-laki. Yang mana dari kostum mas-mas dalam foto ini keliatan kalau situasinya sedang dalam suasana perang. Nah, dari sini flashback ke masa lalu. Nampak Diana mengenang kembali kejadian terkait foto tersebut.

Ceritanya seru juga buat saya yang jarang ngikutin film genre beginian. Walau memang agak-agak wakwaw karena  kelewatan fiksinya :p. Pas scene-scene awal setelah flashback dimulai, suami nonton serius, saya nanyaaaaaaaa mulu. Ini kok ada ya Island of Themyscira  apalah-apalah isinya perempuan semua.

Enggak kebayang itu rebutan lipen sama pensil alis tiap hari kaaaaaan hahaha. Eh suami eike booo serius nerangin versi buku komiknya zzzzzz -_-. Like I care! Hahaha.

Wah, ternyata embak-embak di pulau tersebut kegiatannya jauh lebih mulia selain mikirin skin care dan merek foundation yang murah tapi bisa bikin wajah tetap sehat dan flawless paripurna segala macam (ya Allah kalau beneran ada tolong infonya, Sis!).

Nah, di pulau inilah Diana diceritakan masa kecilnya dan seterusnya hingga bisa nyasar ke bumi dan menjadi superhero dan seterusnya. Yah, gitu doang? Iiiihhh, nonton sendiri sanaaaaaaaaaa *melet*.

Saat berada di dunia manusia, Diana, berbekal kisah-kisah dewa-dewa dari Ratu Hippolita, hendak menjalankan misinya, “to save the World”. Sang Ratu bercerita tentang Ares, Dewa Perang, yang jahat banget dan senang mengobarkan kebencian. Yah, semacam jaringan Saracen versi solo ala mitologi Yunani kali ya hahahaha.

Nah, si Diana yang hengkang ke dunia manusia bersama salah satu mas-mas yang ada di foto tadi (Steve), teruuus saja mengoceh tentang Dewa Ares.  Tentu saja, Steve yang “hanya” manusia biasa ini bengong-bengong saja dengerinnya. Siapa Steve kok bisa bareng Diana? Nonton dong, nontoooooon, jangan kek orang susah hahaha :p.

Singkat cerita, Steve ingin melanjutkan misinya untuk membantu menghentikan Perang Dunia I. Diana ngotot kalau dia biasa menemukan Ares dan membunuhnya maka kelar deh semua urusan.

Film Wonder Woman 2017
Gambar : ibtimes.com

 

Akhirnya Steve bersama 3 orang temannya akhirnya tahu soal kekuatan super Diana dan bekerja sama menghentikan sebuah misi yang ditengarai berniat jahat oleh pihak Jerman.

Endingnya lumayan sedih sih huhuhu. Didn’t see that part coming :(.

Tapi yang bikin males kenapa mesti ada dewa-nya beneran siiiiihhhh. Diana akhirnya bertempur dengan Ares dan berhasil menang. Sambil bertempur pun mereka mengobrol lah (asyik ya jadi superhero sambil ngerumpi tetep jagoan hahaha). Dari sini terkuak siapa sebenarnya Diana.

Diana yang selalu mengira bahwa segala perselisihan dan kebencian antar manusia disebabkan oleh Ares akhirnya sadar betapa cupunya pemikiran itu. Manusia adalah makhluk yang jauh lebih kompleks.

Perjalanan awalnya di dunia bersama Steve and the gank membuat Diana melihat banyak hal tentang manusia. Dari Steve, membuat Diana yakin bahwa Ares salah sudah menganggap manusia itu hanya sanggup melakukan hal-hal yang jahat-jahat saja.

Gambar : imdb.com

 

Pengalaman ini membuat Diana menyadari sesuatu yang menurut saya pesan yang sangat bagus dalam film ini yang dirangkum dalam monolog Diana di akhir film,

 

“I used to want to save the world. To end war and bring peace to mankind. But then, I glimpsed the darkness that lives within their light. I learned that inside every one of them, there will always be both. The choice each must make for themselves – something no hero will ever defeat. …

Seringkali, kita pun sebagai manusia suka berpikir ala-ala Diana, kan? Masalahnya ada di luar sana. Pokoknya ada satu solusi di luar sana yang kalau dikerjakan, beres semua urusan. All we have to do is … menghancurkan si ini, membuat anu, dst dst. Bunuh saja Aresnya! Kelar urusan!

Tapi mungkin justru dari jalinan pribadi-pribadi orang per orang yang mungkin terjebak dari pilihan-pilihan yang ternyata kurang tepat inilah dimulai peristiwa-peristiwa besar macam perang dunia, kesengsaraan dll :(. Jadi bukan konspirasi ini itu dan kaum anu yang ingin menghancurkan dunia yaaaaaa hehehe.

Sebenarnya pertarungan paling besar itu ya dalam diri kita sendiri. Setiap manusia setiap hari, dari bangun tidur sampai tidur lagi ya itu sebenarnya yang kita hadapi sampai ajal nanti. Kadang pilihan-pilihannya sesimpel apakah harus menuangkan rasa kesal dengan ikut membully/menebarkan kebencian atau diam saja membiarkan sampai reda sendiri. Kelihatannya sepele tapi enggak kaaaaaaaannnn ;).

Dengan ketidaksempurnaan kita sebagai manusia, pertarungan-pertarungan ini seringnya tidak mudah. Something no hero will ever defeat :).

Gambar : pixabay.com
4 comments
  1. Waaah, belum nonton filmnya, bukan penggemar DC Comics juga, tapi jadi penasaran nih sama filmnya

    1. Wah yang Justice League udah keluar tuh. Nonton itu aja sekalian hehehehe

  2. Reviewnya serum foundation the ordinary sih oke banget, sis. Murah meriah tapi hasilnya flawless natural. Katanya yaaa. Belum nyoba juga tapi produk2 lainnya The Ordinary sih cocok di eike.

    1. Tenkiu Rikaaaa :D. Ada juga yang memahami kegalauan inti dari tulisan ini hahahaha :p

Comments are closed.