Berbicara Agama

Ini copas dari status di facebook tempo hari. Pantes lah saya gak bisa cocok sama Twitter. Biarpun dari dulu punya @davincka. Status facebook aja mesti deh minimal 5 paragraf, hehehehehe :P.

Status ini ditulis di tanggal 1 september kemarin. Pas lagi hangat-hangatnya isu Sampang sepertinya :D.
Lumayanlah buat nambah-nambah isi blog :D.

***

Bukan main. Luar biasa. Beberapa isu sensitif (agama, dkk) dalam rentetan peristiwa sekaligus.

Pilkada DKI yang awalnya saya pikir akan menggiring orang-orang untuk akhirnya menyadari bahwa musuh utama tanah air adalah PARA KORUPTOR, sekarang malah berputar-putar di urusan agama.

Konflik Rohingya, yang pernah ternoda oleh penebaran foto-foto palsu bukannya membuat kita tergerak untuk menolong.

Malah membuat foto-foto tentang kebencian terhadap agama Budha sempat beredar luas :(. Saya percaya betul segala penganiayaan itu ada, tapi lihat dong efeknya kalau mata Anda disuguhi foto-foto bombastis).Terus ada #SaveMaryam dengan slogan 2 juta nya. Ah, cuma salah data doang. Beritanya kan mungkin benar. Tapi cermati tujuan si pembuat video. Adakah video ini akan booming kalau mereka ganti datanya misalnya cuma 200 ribu?

Konflik Suriah, saya pikir akan dipahami sebagai lanjutan intervensi pemerintah AS di Timur Tengah (setelah sukses ‘menggoyang’ Mesir, Libya, dan sekarang giliran Suriah). Mulai dihembus-hembuskan sebagai isu kontroversial yang sudah hidup berabad-abad lamanya Sunni vs Syiah.

Isu Sunni vs Syiah diam-diam sudah berkembang sejak awal tahun. Tapi mengapa tiba-tiba ramai di tanah air? Ya karena ada peristiwa Sampang. Selain habis-habisan dikutuk sebagai penyulut pertikaian, paham Syiah pun secara internasional mulai dilirik dan dibahas.

Agak sulit memahami apa yang sebenarnya terjadi. Tapi, kita tidak merasa bingung!

Karena banyak media-media yang dengan mudah menjajakan liputan-liputannya kemana-mana.

Pengalaman pribadi yang pernah saya alami sendiri atas ‘ampuh’nya media internasional memborbardir dunia adalah perisitiwa pemilihan Presiden Iran di tahun 2009. Pemilu 2009 kembali membawa Ahmadinejad memperopleh mahkota pemimpin.

Saya tidak berbicara apakah Syiah sesat bla bla bla, atau apakah Ahmadinejad memperoleh suara terbanyak dengan cara ‘negatif’.

Tapi fakta yang saya tahu pasti, saat protes warga terhadap hasil pemilu, media internasional sudah BERBOHONG besar-besaran. BERBOHONGnya kompak lagi. Yaeyalaaahhh, negara penghasil minyak terbesar di Tim Teng nya kan ‘pacar’nya pemerintah AS. Jangan pura-pura gak tahu, ya ;).

Bukan asal bicara, awal Juni hinggal awal agustus, saya sekeluarga tengah bermukim di kota Tehran. Liputan-liputan media asing internasional diputar berulang-ulang dengan menyuguhkan tayangan yang itu-itu saja. Seolah-olah terjadi kerusuhan massal dan berdarah-darah di Tehran.

Saya sampai kewalahan menerima banyak email dari kerabat, bekas teman-teman kantor, dan teman-teman kuliah, dsb.

Saya tinggal di sekitar Vanak Street, salah satu wilayah jantung kota. Sumpah ya booo, kagak ada apa-apaan! Memang ada protes massal, tapi apa dikira berlangsung sepanjang hari?

Suami saya tetap ke kantor seperti biasa. Karena saya lihat di televisi, BBC, AL Jazeera, dkk, ramai-ramai membahas Tehran, wuiiihhh, jadi kepo dong kita hehehehe.

Gedung apartemen saya memiliki kaca jendela raksasa yang menghiasi seluruh dinding ruang tamu yang menghadap ke jalan. Tak perlu payah-payah saya bisa mengintip ke arah jalan kapan pun dengan mata telanjang. Kok sepi?

Saya telpon suami. Jawabannya bikin saya ngakak, “ooohh, demonya nanti. Kan masih pada kerja. Nanti bubaran kantor baru pada demo lagi.” Ahahahahahahaha.

Gak niat benar, deh :P. Harus belajar dari Indonesia nih. Demo itu ya Mas-mas Mbak-mbak Tehran kudu dari pagi ampe besok pagi laginya. Emang harus capek. Ya kalo nunggu jam kantor kelar, terus abis itu abis magrib udah bubaran, ya kapan suksesnya? hehehe.

Tapi, yang terlihat di berita-berita TV yang diputar tiap jam sekali mungkin (saya pantau terus BBC dan CNN), adalah massa beramai-ramai demo dan berteriak-teriak. Memang ada korban penembakan. Liputan empuk, nih. Saya sampai bosan lihat tayangan itu diputar berulang kali di waktu yang sama, dan pakai slow motion segala.

Bahkan saat demo tiba, masih banyak tempat-tempat publik yang buka seperti toko, dll. Suwer deh, kagak ada mencekam-mencekamnya pisan. Saya sampai gatal pengin ke jalan lihat orang-orang berdemo itu. Tapi rasa penakut saya sendiri yang mengurungkan niat itu hihihihihi.

Mungkin, Syiah itu punya pemahaman BERBEDA, mungkin mereka di mata kita SESAT (saya pun mengaplikasikan Islam saya sebagai seorang Sunni). Tapi jangan lupakan fakta soal Syiah. Bahwa pemerintah Iran, dedengkotnya para Syiah, adalah yang paling keras mendengungkan soal ‘Anti Zionisme ISrael’.

Iran tak anti Yahudi, lho. Bedakan zionisme Israel vs umat Yahudi di seluruh dunia. Konon, ada orang Yahudi yang hidup damai di tengah-tengah Iran. Jangan salah, warga Palestina juga ada yang berasal dari keturunan Yahudi. Jadi, jangan sampai salah menyebarkan ‘kebencian’ :).

Pertama kali Ahmadinejad menjadi Presiden di Iran, media nasional ramai-ramai memuji beliau. Jadi tenar deh langsung Ahmadinejad. Entah mengapa saat itu tak ramai membahas Syiah. Bener-bener deh, kita ini mengapa begitu mudah tersulut?

Soal ‘sisi lain’ kejadian di Suriah, ini ada link pembanding. Jangan langsung skeptis krena yang menulis adalah Ibu Dina Sulaeman, yang pernah tinggal di Iran, dan (mungkin) sudah menganut Syiah atau minimal pro Syiah. Baca saja dulu, ya.

Setelah baca, kalau Anda tetap berkeras bahwa Syiah memang ingin membantai Sunni, bolehlah menyimak sedikit ke ‘belakang’. Saat Irak berguncang di bawah kepemimpinan Saddam Hussein, siapa yang berperan menjadi ‘korban’?

(linknya saya taruh dalam komen. Biar tulisan ini tidak langsung menunjuk pada link nya. Ntar disangka Syiah dan sesat lah saya. Karena menurut menteri agama, “mereka yang tidak menganggap Syiah sesat maka mereka sesat.”) πŸ™

Gak akan ada habisnya gak, sih? Apakah pengabdian kita kepada agama akan selalu berbanding lurus dengan pemeliharaan kebencian terhadap penganut kepercayaan lain? (note : syiah dianggap bukan Islam!). Istilah favorit saya yang ditulis oleh salah satu peserta lomba menulis di MP adalah : istiqomah di dalam, toleransi di luar.

Apakah dalam menyiarkan kepercayaan mesti dengan menjelek-jelekkan kepercayaan lain?

Bagaimana kalau menyuarakan kelebihan-kelebihan kepercayaan Anda? Masa sih, menjatuhkan ‘pihak lain’ akan kita yakini sebagai cara untuk menaikkan ‘pihak kita’? Black campaign itu lama-lama #eaaahhhh….

Seberapa besar pun amarah yang berkobar di dada Anda, seberapa cintanya Anda pada ajaran yang menurut Anda telah diinjak-injak oleh orang-orang Syiah, jangan sampai rasa keadilan ikut lebur.

Jangan merasa ini kepentingan Allah. Allah maha Sempurna. Allah tidak butuh Anda untuk membelaNya. Kita beribadah untuk kebaikan kita sendiri, bukan untuk Allah. Tak ada cerita, keagunganNya akan berkurang bila sudah tak ada lagi yang peduli pada ajaranNya. Kalau Anda menyimpang, yang rugi bukan Allah, diri kita sendiri, kan? Camkan hal yang sama untul orang-orang yang Anda anggap sesat.

Anggap saja ini tulisan orang ‘liberalis’ atau ‘pluralis’ atau apalah yang Anda suka. Mungkin ada trend baru yang saya tidak tahu :D.

Ini kan cuma pendapat pribadi saja. Yang mungkin tak saya dapat dari duduk berjam-jam, bertahun-tahun menghapalkan ayat suci. Tapi saya dapatkan dari kehidupan sehari-hari melalui pengalaman dari kesempatan yang diberikan Allah untuk pernah mencicipi hal-hal lain, hidup di tanah berbeda-beda.

Dan mengajarkan bahwa sampai mati pun tak mungkin saya berharap : “ya Tuhan, kenapa seluruh dunia bukan orang Bugis semua? Kalau bisa Bugis-Islam. Dan kalau bisa Islamnya pun harus Sunni. Kalau bisa semua perempuannya pakai jilbab dan abaya hitam, biar gak pusing mereka gonta-ganti baju. Hehehehe” :).

21 comments
  1. Hmm, mewakili banyak pertanyaan yang berkecamuk di kepala saya. Mengapa begini, mengapa begitu, …susahnya kalau sudah merasa paling benar, menutup jalan bagi kebijaksanaan

    1. Iya Mbak. Makanya buat saya sangat penting memisahkan antara aqidah dan muamalah. Dan perlu kebijaksaan luar biasa untuk tetap menjaga keseimbangan keduanya. Seimbang dunia akhirat itu prinsip utama saya tentang Islam. Sesuai dengan tulisan di postingan lain, terlalu condong kepada salah satu hanya akan membuat keseimbangannya goyah. Hasbunallah wa ni’mal wakil buat kita semua, ya. Aamiin πŸ™‚

  2. mba, ijin tanggapan komennya aku copas buat status pesbuk ya. yang kata2 ini loh mba: sangat penting memisahkan antara aqidah dan muamalah. dan perlu kebijaksaan luar biasa untuk tetap menjaga keseimbangan keduanya. seimbang dunia akhirat itu prinsip utama saya tentang Islam. terlalu condong kepada salah satu hanya akan membuat keseimbangannya goyah.

    1. Silakan :).

  3. Jihan aku baca tulisan tulisan2xmu yang mengenai agama. Dan aku bisa melihat pikiranmu begitu terbuka di saat yang sama imanmu (yang terlihat olehku) kuat. Jadi aku yang tidak mengerti banyak, tetap bisa membacanya dengan tanpa prasangka, dan bisa introspeksi juga. Maaf kalo nggak berkenan untuk komen ini.

    1. Ini baru aku reply karena aku sempat ragu-ragu, agamamu apa ya Mbak Sondng? hehehehehehhe. Takut salah ngomong :).

      1. Aku Kristen, Jihan. Hihihi sebenernya pas mau nulis yang komenku dulu aku juga mikir lama , karena ngerasa pantes gak ya aku komen di situ dan komenku itu pantes gak makanya aku minta maap juga kalo gak berkenan.

        1. Ohhh gak apa-apa kali say hehehe. Cuma tadinya mau bahas ayat-ayat alquran di komen terus enggak jadi deh hahahahha. Thanks komentarnya ya :). Ku tersanjung hehehe

  4. Waaaa saya sangat suka dg blogmu mbaak, terutama pemikiranmu yg ini.. Saya butuh kedamaian ceileehhh hehehe istiqomah di dalam toleransi di luar hiks..pengen umat islam bisa berdamai dengan berbagai macam golongan yg di dalamnya tanpa harus saling bunuh, benci, hasut, fitnah antar sesama muslim.
    #pray… Thanks mbak jee

    1. Iya :). Aqidah kan penilaiannya dari Allah. Sedangkan dalam muamalah kita tidak boleh menyakiti sesama manusia, apa pun agamanya :). Makanya ada istilah Islam merupakan rahmatan lil ‘alamin. Rahmat bagi seluruh umat manusia *sokTahuBangetYa* hehehehehe πŸ˜€

      1. Yup, semoga kita ga terjebak dengan kata2 ‘rahmatan lil ‘alamin’ ya mbak.. Karena miris jg, kita koar2 begitu tp dalam muamalahnya sering nyakitin pemeluk agama lain hmm boro2 dah lha sesama muslim yg berbeda mahzab/golongan kita sering gontok2an. Hanya karena satu pake doa qunut satunya enggak, satu syi’ah satu sunni de el el kalo mau ngejembrengin perbedaan ya ga akan ada habisnya.. Hayuklah sama2 bermuamalah yg baik, kalo urusan aqidah biar Allah yg menilai…. #geregetan πŸ˜€

  5. Yah, karena semalem abis nge-share statusnya Bu Dina, langsung tanpa lama tanpa diskon, eike dapet inbox yang isinya sih: jangan suka baca tulisan orang Syiah, ntar kamu jadi Syiah. Trus eike bales: kalo gitu jangan suka nonton Ahmad Dhani di inpohtemen, soalnya dia sendiri ngaku dia Syiah. Hahahahaaa….

    Kapan hari eike nge-share tentang foto hoax Rohingya, kena lagi deh dibilang JIL. Ketauan pulak eike follow Ulil di twitter. >.< Yang paling lucu, waktu nge-share link Padhang Mbulan trus dinasehatin buat ngejauhin kejawen…. Lah, trus gue bolehnya nge-share apaan?

    Kalo nge-share tulisan ini, pengen ngecek ntar dibilang apaan. Ijin share yaaa…. Hahahaaaaa…. πŸ˜€ *dikeplak*

    1. Hahhahahahaha. Eike enggak follow Ulil, tapi suka mantengin tweet-tweetnya juga :P. Ya repot dong kalau enggak boleh baca enggak boleh tahu. Kita pan harus baca semua tapi tidak perlu percaya pada semuanya ;). Kata Ali bin Abi Thalib, “Manusia memusuhi apa yang tidak diketahuinya.”

  6. Seandainya semua orang Indonesia mempunyai jalan pikiran seperti anda.. πŸ™‚

    1. Ya mana mungkin sama semua kan? hehe

  7. β€œya Tuhan, kenapa seluruh dunia bukan orang Bugis semua? Kalau bisa Bugis-Islam. Dan kalau bisa Islamnya pun harus Sunni. Kalau bisa semua perempuannya pakai jilbab dan abaya hitam, biar gak pusing mereka gonta-ganti baju. Hehehehe”
    mau ikut : “kenapa seluruh dunia bukan org batak semua, muslim, ganteng2 dan cakep2.. :D”

  8. Mbak lebih enak ngebaca cerita travelingnya dari pada yg berat2 kayak gini apalagi bila bekalnya pas2an…salam

    1. Itu kan menurut anda πŸ˜‰

  9. Baru baca tulisan yang ini…
    Sama lah kira2 kaya Bogor saat ini mba Jihan, kan Pakde sekarang ngantor di Bogor katanya siiih ada demo di depan Istana dan balaikota, tapi tidak terekspose media katanya media menutup-nutupi kalau ada demo besar2an di Bogor.
    Ada watercanon segala, tapiii tiap sore pulang kerja kok ga ada tanda2 demo ya, atau saya pulang kerjanya kemaleman ketinggalan demo -_-.

  10. aku suka baca tulisan mbak, hehe
    aku suka gemes lihat sesama muslim yg niatnya mau menyebarkan ajaran agama namun jatuhnya menyinggung hati penganut agama lain karena mencap laknat bagi apa saja yg tidak sepaham.
    kan kesel, kesannya narrow minded banget orang2 muslim, padahal sebaik2nya manusia bukankah yg bermanfaat dan tidak menyakiti orang lain baik lisan dan tulisannya πŸ™

  11. Pass bener mewakili hati ku yg galau kalo pas lagi diskusi dgn teman yg kalo lg bicara agama segitu berapi2 nya mengobarkan kebencian pada kepercayaan lain (tema panasnya biasanya seputar syiah atau si kepala daerah k*fir)
    awalnya niat aku untuk menyampaikan pentingnya toleransi..
    tapi lama2 koq ya aku spt dihakimi bahwa kepercayaaan aku sudah mulai dicemari mereka ????
    bahkan pernah cuma krn aku suka baca tulisannya prof. Sumanto al qurtubi.. ehhh dibilang pula.. ngapain sih orang JIL dipercaya..
    Hadeuhhhhh…
    Baca tulisan ini hati adem krn sempet minder kebanyakan diceramahin ???

Comments are closed.