Waktu (akan) Berbicara

Ini tulisan yang dibuat tepat di dini hari kemenangan Spanyol (kembali) merebut gelar Piala Eropa di awal Juli kemarin hehehe. Ini status di wall facebook saya per tanggal 3 Juli kalau tidak salah :D.

***

Waktu (akan) Berbicara

Saya bukan pencinta bola. Termasuk orang yang ‘malas’ lah melotot depan televisi selama puluhan menit. Apalagi jika yang ditonton adalah 20 laki-laki yang sibuk berlari-lari memperebutkan sebuah bola di lapangan berukuran raksasa. Helooooo…

Tapi almarhum Bapak dan kakak-kakak saya, duhhh, bola mania semua. Bapak meninggal di tahun 1992, dimana saat itu Beliau amat sangat mengidolakan Brasil. Jadi, ya, in the name of his memory, saya jadi ngefans, deh, sama Brasil.

Ketika Brasil akhirnya benar-benar (kembali) mengangkat trofi sebagai juara dunia di tahun 1994, saya ikut menangis. Bukan karena saya tiba-tiba maniak bola atau tergila-gila dengan tim samba, simply because I suddenly thought “wish he was here”. Ya, kapan siiihhh saya tidak menangis hehehehe :P.

***

Sembari menanti pengumuman UMPTN 1998, apa salahnya ikut dalam kemeriahan piala dunia saat itu. Masih terngiang-ngiang memori Brasil, saya ikut lesu ketika Perancis yang akhirnya berfoto sebagai juara. Menjungkalkan Brasil di final sekaligus melambungkan nama Zidane.

Untunglah, sakit hati saya terbayar karena pengumuman UMPTNnya mengukir nama saya di pilihan pertama. Ke Jakarte kiteeeeee :P.

Tahun 2002, piala dunia datang lagi. Status bukan lagi siswi SMP (seperti di tahun 94), bukan lulusan SMU yang menunggu nasib di tahun 98. Tapi, sebagai karyawati.

Baru dua bulan bekerja, ada kasus menimpa perusahaan tempat saya memulai karir sebagai programmer. Perusahaan dinyatakan pailit huhuhu. Karena diliburkan, sibuklah mengisi waktu nganggur dengan nonton bola.

Kala itu perhelatannya di wilayah Asia, pertandingan berlangsung di siang bolong semua. Berkah buat saya yang dari dulu tidak pernah sanggup begadang.

Gambar : www.fanpop.com
Gambar : www.fanpop.com

Nah, selain (tetap) bernafsu melihat Brasil bersorak gembira di akhir laga, ada pendatang baru buat fans gadungan ini :D. Tim Spanyol. Apalagi lihat si bocah yang berdiri di bawah mistar gawang. Awwww… biarpun gak demen-demen amat dengan bola, lumayanlah ngeceng gratis liat orang kece.

Konon, usia Casillas belum 20 tahun saat itu (info penting! :P). Spanyol merangsek ke perempat final dengan sangat meyakinkan. Tapi kalah dari Korsel lewat adu penalti. Tidaaaakkk. Biarpun seluruh warga Asia nampak merayakan kehebatan Korsel saat itu, tapi saya murka! *kenapaLu?hahahaha*

Saya sangat sepakat dengan isu bila Korsel doping dengan ginseng! Jadi, ketika Jerman melahap mereka di semifinal, “rasain lu!” Ahahahaha, everything turns into drama when a woman is involved :P. Drama Queen speaks here.

Apalagi ketika Brasil lagi yang menyambar predikat juara dan ternyata kasus perusahaan tempat saya bekerja happy ending ^_^. Alhamdulillah, libur berhari-hari kala itu, tetap digaji penuh.

***

Karena Spanyol resmi masuk dalam ‘list’ saya, mau tak mau laga Eropa juga mesti di-kepo-in.

Sayang sekali, 2004, Spanyol gagal lagi. Dan mulai didengung-dengungkan sebagai tim besar yang tak pernah dinaungi keberuntungan. Indeed :(.

Piala Dunia 2006, hasilnya sama. Setelah melewati tahap penyisihan grup dengan sangat gemilang, kandas di kaki Perancis, yang jatuh bangun di penyisihan grup. Kesalnya minta ampun, “dimana kau, Tuhaaannnn?” Drama Queen took over again :D.

***

Tahun 2008, tidak mengikuti dengan serius laga piala Eropa. Saya tengah hamil besar dan menunggu kehadiran anak pertama. Biarpun sudah cuti dari kantor, kegiatan saya di rumah lebih banyak diisi dengan mencuci baju bayi, berburu perlengkapan bayi, atau latihan hypnobirthing sepanjang hari. Maaf, tak ada tempat untuk Casillas dkk saat itu :P.

Tapi, senang sekali mendengar Spanyol berhasil melangkah ke final. Namun sayang, dini hari pas tayangan final, si Abil yang masih berusia beberapa hari, marah besar jika TV dinyalakan. Jadilah, tahun 2008 itu Spanyol mengangkat trofi tanpa saya ikut menangis terharu di depan layar kaca. Huhuhuhu. Inikah balasan untuk fans yang sudah menunggu selama 6 tahun?

Dan di tahun 2010, tanpa ampun membius dunia dengan tiki-takanya. Dan lagi-lagi di tahun ini, tepat tadi malam, menggenggam erat gelar Jawara Eropa dan menuntaskan mimpi besarnya dengan rekor baru sebagai Treble Winner! Dilengkapi dengan predikat baru sebagai negara pertama yang berhasil menjuarai Piala Eropa secara beruntun.

Way to go, guys! Ndak sia-sia eyke pilih jadi favorit. 10 tahun menanti, you make me cry (again). Ahahahahaha.

***

Jadi, begitulah hidup akan berjalan. Yang namanya keberuntungan kadang tidak bisa kita ukur. Rasanya sudah melakukan semua hal terbaik dan diatas kertas kitalah sang juara. Namun, kadang nasib mengolok-olok kita dan menghempaskan kita ke bawah.

Tapi saya selalu percaya, God never said NO. The only options He has : 1. Yes 2. Not now 3. I’ll prepare something better

Makanya, yang namanya kecewa dan patah hati, sih, siapa yang tidak pernah? Tapi, juara sejati tidak pernah menghapus harapan dalam langkahnya.

Mungkin, ketika suatu kali kita meyakini kemenangan milik kita, Tuhan menyuruh kita untuk menunggu. Menunggu untuk sesuatu yang lebih besar. Kita tak akan bisa mencapainya jika kita tidak bergerak maju. Sebab sesuatu itu selalu ada di DEPAN sana. Dan kita tak punya pilihan lain selain melangkah maju.

Remember, God never said NO! Never ;).

Many times, it’s just a matter of time.

 

2 comments
  1. Aku suka kalimat terakhirnya 🙂

    1. Sip :).

Comments are closed.