The American Chitty-chitty Chat

“Heaven!” Seorang Ibu menunjuk ke arah anak saya yang tertidur di dalam stroller saat kami sedang mengantri di sebuah kasir toko pakaian.

Saya nyengir, “Yup,  it’s easier to grab anything when he’s like this.”

Si Ibuk cekikikan.

 

Terus kami jadinya ngobrol soal ramainya toko pas lagi musim diskon-diskonan. Kejadiannya memang pas jelang akhir tahun di mana segala Black Friday, Boxing Day, diskon aneka rupa menuju pergantian tahun dst dst.

Para Ibu pasti gemes pengin berkeliaran di toko, masih nyaman belanja offline waktu itu. Tapi gak mungkin ninggalin balita di rumah jadi terpaksa dibawa. Nah, lucky me, si #boy3 malah molor pas udah dalam toko hihihi.

Deket-deket kasir, obrolan makin seru. Ibu di belakang saya ikutan nimbrung. Ibu yang lagi di kasir juga nampak ngobrol seru dengan kasir. Mereka ngobrolin soal wisata pantai. Ngerumpinya heboh sampai-sampai 3-4 ibu di belakang (termasuk saya) ikut dengerin dan sesekali menimpali.

Pas giliran saya, kasirnya juga tetep ramah dan bertanya apakah saya sudah pernah jalan-jalan ke California. 

Ini nih salah satu hal yang lebih menyenangkan di US dibandingkan dengan Eropa. Walau sama-sama bule (Kaukasian), di US lebih baweeeeellll hehehe.

Budaya basa basi orang Asia

Enam tahun di Ireland sudah putus asa dah ngajak-ngajak orang sono ngobrol karena mereka ya pasti maunya ngobrolin cuaca doang. Bayangin udah ngobrol setengah jam lama-lama kan mati gaya jugak. Pernah sampai segala jenis awan dibahas hahahaha.

Di Texas, segala dirumpiin, apalagi kalau ngobrolnya sama the latinas. Segala umur, ukuran celana, ditanyain dengan casual. Kalok nanya umur ukuran bule Eropa itu bisa dibilang cari mati, yes? Hahahaha.

Akoh emang anaknya berjiwa rumpi di atas rata-rata. Jadi soal pergaulan dan urusan chitty-chitty chat lebih seneng di Texas ^_^.

Suatu pagi waktu lagi menginap di salah satu hotel daerah Van Burren, Arkansas, seperti biasa kami akan sarapan di restoran hotel. Wah, ternyata agak sepi. Waktu itu memang bukan musim liburan sih. Short getaway aja, dadakan.

Begitu masuk, pegawai-pegawai di sana menyambut dengan ramah. Dikirain cuma mau menyapa basa basi gitu-gitu. Eh malah ampe panjang ceritanya :p.

Mereka semangat banget nanya-nanya kami dari negara bagian mana. Nampaknya di US sudah sangat terbiasa melihat orang-orang dari berbagai ras. Mereka nanyain negara bagian di US loh bukan negara asal based on our look.

“Beautiful hair, wonderful eyes.” Kata salah seorang ibu yang berjaga di area pantry. Dia senyum-senyum melihat anak-anak saya.

“Eh, saya ini juga punya darah lebanon loh. Tapi anak-anak saya pirang semua. Gak ada yang rambutnya sebagus anak-anak ini. MInimal saya penginnya mereka brunette lah…,” dese mengoceh panjang dengan senyum lebar.

Budaya basa basi orang Asia

Kami akhirnya cerita kalau kami sementara saja tinggal di Texas. Aslinya tinggal di Irlandia. Tapi kami berdarah asli Indonesia. Tentunya dilanjut dengan menerangkan di manakah gerangan Indonesia itu hahahaha.

Seruuuu. Jadi sarapan sambil mengobrol macam-macam dengan mereka.

Kalau sama tetangga-tetangga latin di gedung apartemen, sampai tuker-tukeran nomor celana jeans hahaha. Jadi itu saya takjub ama emak-emak yang bodinya aww-aww sekali. Anaknya 2 tapi selisihnya jauh sekali.

Tau-tau saja dia bercerita soal negara asalnya di Ekuador sana. Suaminya ada 2. Makanya anaknya yang sulung sudah 18 tahun, yang bungsu masih 5 tahun. Kami sering bertemu saat mengantar jemput anak-anak di halte bus sekolah depan gedung apartemen.

Mustahil lah yaooww ngobrol kek gini kalok sama emak-emak di Irlandia.

Pernah juga cuma jumpa sambil nungguin lift dan naik 3 lantai, kenalan sama bapak-bapak bule yang selantai tapi beda wing. Weleh, dalam tempo 5 menitan saja, dia sudah cerita kalau dia berasal dari Michigan, pernah lama di Kota Chicago tapi sekarang mencoba peruntungan di Texas.

Tak lupa dia bertanya kami aslinya dari mana, apakah permanen di Texas bla bla blu blu. Personal questions banget kan untuk ukuran Eropa :p.

Tapi tentu tak boleh buru-buru mengambil kesimpulan soal apakah The American lebih ramah daripada The European?

Ntar duluuuuuuu ….

Mungkin untuk small talk, keinginan untuk memulai percakapan, tak sungkan untuk berbasa basi, nolongin bagi-bagi info kecil buat para turis misalnya, kemampuan memahami aksen bahasa Inggris dari berbagai logat, curiosity kepada beda ras (special case untuk The African, ini agak beda), orang Amerika lebih ‘unggul’.

Ketolong sama kehidupan sosial di US yang memang heterogennya jauuuhhh lebih terasa ketimbang Eropa yang rada homogen? Could be.

Tapi katanya sih belum tentu loh orang Amerika ini mau menjalin hubungan yang lebih dalam dan pertemanan jangka panjang. Ya gak papa juga lah. Kita kan juga pengin ngobrol haha hihi doang yak :p.

Katanya juga tergantung sama negara bagiannya. Beberapa negara bagian juga ada yang ‘dingin’ terhadap ras minoritas (mana pun). Apalagi yang agak-agak terpencil wilayahnya dan jarang melihat yang ‘beda kulit’.

Pengalaman teman Indonesia yang pernah melancong sekeluarga ala-ala road trip gitu. Terus mereka nyasar isi bensin di area yang sepiiiiii dan agak isolated gitu, mereka diliatin oleh orang-orang lokal yang 100% bule-kaukasian. Ngeliatinnya bukan yang ramah bersahabat gitu hehehe.

Memang enggak boleh gegabah mengambil kesimpulan apalagi kalau cuma numpang hidup setahun di negeri orang. Apalagi kalok cuma liburan dua tiga hari ye kaaannnn ;).

The best way to travel abroad is to live with the locals. – Unknown

But well, I do love Ireland kok. I still do, walaupun setelah tinggal di Texas menyadari betapa ‘dingin’nya orang-orang lokal di Irlandia compared to Texas :p.

Tapi sekarang lagi enjoy banget back in Indonesia. Sama tetangga guyub, ngobrol sana sini dengan ceria, yah kangen juga suasana kayak gini setelah sekian lama ‘terasing’ di negeri orang yak hahahahaha.

Memang, lain lubuk lain belalang, dinikmati sajaaaahhh ^_^.

When you move from one country to another you have to accept that there are some things that are better and some things that are worse, and there is nothing you can do about it. – Bill Bryson

2 comments
  1. Bahagia tuh klo di negara asing kita disapa sama warga lokal ya mba, apalagi klo sampe mereka kasih tau tempat-tempat mana aja yang bagus untuk dikunjungi, beuuh berasa punya sodara jauh 😍
    Dan bener banget, warga US lebih ramah dibanding Europe, tp tetep ga kapok kok klo diajak suami ke Eropa lagiih iihiiy

    Selamat liburan sambil menikmati hujan mba Ji

    1. iyaaaahhh, seneng kalo ditemenin ngobrol ya apalagi kalok disapa duluan ^_^

Comments are closed.