Kembali ke Indonesia

Setelah 11 tahun merantau terus dan pulang pas mudik doang hihihi, akhirnyaaaaa…kami sekeluarga kembali ke Indonesia.

Ini rencana lama. Sudah sejak akhir tahun 2019 kemarin sudah ketok palu, tok! Sepakat untuk kembali ke Indonesia setelah suami mendapat offer dari perusahaan di Jakarta.

Siapa yang menyangka proses kepulangan harus terjadi di tengah pandemi. Tapi rencana udah gak mungkin mundur lagi. Suami juga udah pulang ke Jakarta sebenarnya dari Februari. Pas April suami balik lagi ke Ireland buat jemput saya dan anak-anak.

Ini vlog proses kepulangan ke tanah air di masa pandemi 2020 yang prosesnya lumayan riweuh hehehehe.

Tulisan lengkap soal prosedur kepulangan dari luar negeri di Bandara Soetta terkait surat PCR Covid 19 segala macam bisa dilihat di postingan ini yaaaa 😊🙏 .

Yang tadi ini vlog pribadi aja. Sekadar kenang-kenangan betapa serunya proses repatriasi kami yang kemaren itu 😅😅😅.

Pagi-pagi udah bangun dan rapiin apartemen untuk terakhir kalinya. Sedih sih tapi no more drama karena masih panjang ini perjalanaaaan 🙄🤭😅.

Jam 7 cusss ke Dublin. Antara pengin nangis sama masih ngantuk bangun dari jam 4. Mungkin terakhir kalinya melintasi jalan-jalan di Pulau Zamrud ini 😘.

Duh, belum apa-apa udah nostalgia aja bayangin jalan-jalan yang dulu-dulu pas masih di Ireland.

Yak, balik ke topik.

Penerbangan ke Amsterdam dari Dublin ternyata penuh! Gimana social distancingnya dah 😜😅. Mendarat di Schiphol baru terasa sepiiiiii. Sedih lagi euy. Mana harus transit 23 jam 😭😭😭. Kami gak punya visa Schengen jadi stuck di International area selama itu huhuhu.

Hotel cuma ada 2. Hotel Mercure tutup, hotel satu lagi (Yotel Air) fully booked! 😰😰😰 Jadilah ngemper di kursi. Mana sepi. Takut juga mau tidur. Saya cuma tidur 3 jam. Terus gak bisa tidur lagi. Jadi jagain anak-anak aja yang lagi bobok.

Sempet jalan jalan ngerekam sudut-sudut bandara yang bener-bener senyap. Banyakan petugas yang lalu lalang daripada penumpang pesawat 😅. Lihat di vlog di link paling pertama di atas yak.

Kalau yang ini foto-foto narsis aja sekeluarga hihihihi :

Tulisan merah menyala “CANCELED” mendominasi papan pengumuman jadwal penerbangan 😢😢😢. Penerbangan ke Jakarta juga hanya terisi 30-40% dari total kapasitas pesawat.

Di beberapa gerai penjual oleh-oleh di Schiphol, kue wafel banting harga jadi 1 euro gitu. Daripada expired gitu kali ya, mending dijual murah. Itu juga entah bakal habis atau enggak. Secara penumpang sepiiiiiii :(,

Enak sih jadinya. Bisa social distancing dan toilet gak pernah ngantri hehehe. Bisa tidur di 3 kursi sekaligus per orang 😜🤭.

Lumayan lama nungguin buat boarding. Agak delay terbangnya. Penerbangan dari Amsterdam ini salah satu yang jadi tumpuan harapan bagi diaspora yang harus balik di masa pandemi. Penerbangan Timur Tengah masih banyak yang ‘libur’.

Sibuk dah pastinya foto-foto pas nunggu boarding :p.

Selanjutnya tiba di Jakarta dan proses ba bi Bu nya bisa kalian cek di link pertama tadi tuh yang saya kasih di paragraf awal tulisan ini.

And here we are, sudah hampir 2 minggu berada di tanah air. Agak ngumpet karena lagi karantina mandiri hehehe. Tapi kemaren sempet keluar karena ada kepentingan mendesak.