Pak Anies Baswedan bisa dikategorikan sebagai salah satu pahlawan perubahan saya di tahun 2014 kemarin ^_^.
Terpesona dengan usaha keras beliau menebarkan semangat untuk berubah, salah satunya dengan program “Indonesia Mengajar”, membuat saya tidak ragu-ragu ikut dalam barisan relawan, “Ayo Turun Tangan!”
Salah satu jargon beliau memang, “Ayo turun tangan, jangan hanya bisa urun angan.”
Aren’t we all like that? :D.
Angan-angan setinggi langit. Bermimpi jadi negara maju lah, mau punya perekonomian yang bisa mempengaruhi dunia lah, pengin disegani oleh asing lah, hendak ini lah menuntut itu lah, tapi hanya sebatas mimpi-mau-pengin-hendak-menuntut saja.
Kita sering sulit menempatkan diri sebagai bagian dari solusi. Parahnya lagi, enggan menjadi mata rantai solusi tapi paling getol nunjuk sana sini. Pokoknya yang salah dia, dia, dia dan mereka!
Kalau terus-terusan menganggap masalahnya di luar sana, lantas kita bisa apa coba? Memang menyenangkan sih, menyalahkan orang lain atau sesuatu di luar sana, di luar diri kita, membuat kita terlepas dari tanggung jawab apa pun. Ya iya dong, namanya juga cuma korban. Apalah daya dan upaya kita.
Sebagai umat muslim pun saya merasa tidak sedikit pihak muslim yang terlalu sering mengarahkan telunjuk ke luar. Selalu merasa menjadi korban. Untuk menyelesaikan masalah, yang “sana” yang harus berubah. Segala konspirasi ini lah, itu lah, media yang jahat lah, atau apa lah.
Selalu menghina media yang menyesatkan, padahal tidak pernah berkaca. Kalau urusan berita hoax yang dirasa menguntungkan pihak yang dibela, beuuuhhhh … ringan sekali jari jemarinya beraksi -_-.
Bila pelaku dari kalangannya, dibilangnya oknum. Kalau pelaku dari luar kelompoknya dianggap mewakili kelompok tersebut secara keseluruhan. Seolah keadilan hanya berlaku sepihak -_-.
Melihat ke dalam memang resikonya besar. Manakala kita berusaha memandang “diri sendiri”, dengan sendirinya kita mengambil alih pertanggungjawaban.
Bertanggung jawab pastilah berat dan menyulitkan. Tapi itu berarti kita mengambil alih kontrol ;). Bahwa ada sesuatu yang bisa kita lakukan. Bahwa sebenarnya kita bisa memercikkan api harapan tanpa perlu memusingkan hal-hal yang di luar kendali kita.
Respons orang lain, rencana orang lain, hasil di masa depan, memangnya bisa kita kontrol? :D.
Ini berlaku untuk masalah apa saja, kok. Dalam setiap hal-hal yang tidak terwujud, hal pertama yang harus kita lakukan adalah … ngaca! Berdiri di depan pantulan cermin dan nyanyi aja, “I’m starting with the man in the mirror…”
Sering-sering ngaca kadang bisa bikin kita narsis tapi ya hihihihi. Hasil berkacanya ya digunakan untuk mengukur diri bukan untuk dipamer-pamerkan ke orang lain ;).
“That’s how winning is done! Now if you know what you’re worth then go out and get what you’re worth. But ya gotta be willing to take the hits, and not pointing fingers saying you ain’t where you wanna be because of him, or her, or anybody! Cowards do that and that ain’t you! You’re better than that!” -Rocky Balboa-
Cowards do that and that ain’t us! ;).
“SESUNGGUHNYA ALLAH TIDAK AKAN MENGUBAH NASIB SUATU KAUM KECUALI KAUM ITU SENDIRI YANG MENGUBAH APA APA YANG PADA DIRI MEREKA ” QS 13:11
Mari ikut mengambil bagian dari perubahan dan turun tangan menjadi mata rantai sebuah solusi dalam hal apa pun menuju perbaikan yang lebih positif. Jadikan sebagai semangat tahun baru kita semua.
Make that change … YOU!
Selamat tahun baru 2015 :).
***