Sebisa mungkin ya jangan sampai golput dalam Pemilu lah ya. Kecuali memang sudah darurat banget. Bener-bener calonnya bapuk abis lah hehehe.
Dear all, di situs ini ada profil tiap calon anggota dewan sesuai partai dan sesuai daerah pemilihan masing-masing. Tinggal diklik-klik saja. Tadi saya sudah mencoba beberapa kali. Tapi lupa, saya kan berdomisili di wilayah di mana internetnya memang woosh-woosh hihihi. Sungkem dulu sama teman-teman di tanah air. Sungkem. Bukan ngeledek 😛.
Jadi, kalau ada yang bertanya, “Internet cepat gunanya untuk apa?” Salah satunya adalah untuk mereview profil-profil calon anggota legislatif 2014 – 2019 dengan rileks secara online! .
Karena percayalah, integritas seorang manusia bisa diukur dari kesabarannya saat menghadapi koneksi internet yang lelet! Hahahahaha. Elus-elus notebook yang saban pulang ke Jakarta selalu menjadi sasaran kemarahan si empunya hihihihi 😛.
***
Saya percaya, bukan tanpa maksud, Najwa Shihab mengundang calon anggota dewan semacam AL (yang akhir-akhir ini sering sekali berpenampilan serba hijau dan berkerudung :P) untuk diwawancarai di acara “Mata Najwa.”
Najwa (mungkin) ingin mengundang kewaspadaan para pemirsanya. Kalau kita ‘lengah’ orang-orang seperti AL dkk ini sangat mungkin untuk meraih kesempatan untuk mendapat kursi.
Jangan dikira partai itu segitu ‘bodoh’ dan ‘putus asa’nya sampai berani ‘meminang’ para selebritis bahkan yang ‘sekelas’ si ALÂ . Partai-partai itu punya hitung-hitungannya sendiri.
Mereka mungkin sudah memperkirakan, “Halah, yang pinter-pinter paling pada golput. Mending kita berkonsentrasi ‘menggarap’ pemilih-pemilih kalangan bawah. Yuk, kita sodorin artis. Mereka kan juga yang penting ngeliat yang bening-bening. Suka muncul di TV apalagi.”
Kalau mau jujur, rakyat Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan (kemiskinan ya bukan kecukupan) masih mayoritas. Berapa, sih, ‘dana’ yang diperlukan oleh partai-partai untuk membeli suara mereka? Kalian kira partai perlu mempersiapkan sampai 100-200 ribu per suara? Tidak, teman-teman. Sejumlah 10-20 ribu rupiah per orang pun kadang sudah lebih dari cukup .
Patutkah kita menodongkan telunjuk kepada mereka dan menghujat, “Tolol-tolol amat sih lo pada? Coblosannya dibeli murah banget.”
‘Sistem’ membuat mereka tak leluasa membuat pilihan. Boro-boro internetan. Mungkin cerita ini kedengarannya lebay. Tapi embak saya yang pernah bekerja di rumah saat saya masih tinggal di Jakarta pernah cerita, “Kerja di sawah orang dapatnya paling gede 12 ribu rupiah per hari.” Kerja full dari pagi sampai sore. Menantang matahari di tengah ladang.
“Kerja di pabrik teh bisa juga. Dapatnya bisa 17 ribu sehari.” Jam kerja sama. Tapi setidaknya bisa dapat makan sekali sehari dan tidak perlu berpanas-panas di bawah terik matahari.
12 – 17 ribu per hari, dari pagi hingga petang. Kira-kira siapa yang tidak kelojotan kalau diberikan imbalan 20 ribu rupiah untuk hal kecil yang mereka bisa lakukan di TPS dalam tempo 5 menit saja? Anggaplah 30 menit plus proses mengantre.
Bookmark situsnya. Luangkan sedikit waktu. Dalam hidup, tidak semua pilihan akan menghadapkan kita pada pilihan, “Pilih bangkai ikan atau nasi uduk?” Hehehe. Kadang-kadang, pilihannya adalah, “Bangkai tikus atau bangkai kucing?” Hihihihi. Becanda yo . Pilihan kita tak selalu benar dan tepat. Namanya manusia, tak luput dari salah dan khilaf. Tapi tetaplah memilih!
If you are honest and frank, people may cheat you;
Be honest and frank anyway.
Give the world the best you have, and it may never be enough;
Give the world the best you’ve got anyway.
You see, in the final analysis, it is between you and your God;
It was never between you and them anyway.
-Bunda Theresa-Â
“Janganlah kamu berputus asa. Bila pun berputus asa, berusahalah dalam keputusasaan itu.”
Do our best, let God takes care the rest . Say no to golput 😉.
Sekali lagi, monggo dibookmark linknya :).
***
udah mulai dicek mba linknya, semoga nanti kita gak salah milih ya hee
maksiih mb jihaan, jadi bukabuka deh 😀
Makasih mba atas linknya. Beberapa waktu lalu sempet wondering tanpa tindakan mempertanyakan “ada gak sih web untuk liat profile calon legeslatif?”
Ooooo ternyata ada toh.. Makasih mba infonya..
pemilu kan 2x tuh, gmn kalo saya hadir pas pilpresnya aja, pilegnya absen 🙂
Tapi pilpres tahun ini berdasarkan hasil pileg :). Calon-calon yang dimajukan pasti berasal dari partai-partai yang menang atau berkoalisi yang tergantung hasil suara pileg :D.
Cocok banget jadi humas KPU …hehehe
buka web dan buka profil caleg di dapilku dan langsung sedih T_T gimana ini koq ky “gitu” smua haha
aduuuhhh internet di cileungsi…hidup segan, mati tak mau…lemoottt bgt buka file pdf-nya…ini kayaknya modus jg ya tentang sinyalemen “internet cepat buat apa”. yang pasti kagak bisa ngebuka link-link model gini :)..
Foto itu mengacaukan fokusku deh xixixiiii… Thks sudah berbagi wacana Jeng. Aku sebenarnya pengin ikutan ‘sekte golput’, n setelah membaca tulisanmu ini, hmmm.. eeehhh… sebaiknya bagaimana ya. Jadi nggak enak sama Bunda Teresa *plaaakkk