mendidik anak milenial

Tantangan Ortu Mendidik Anak Milenial

Mendidik anak milenial buat ortu yang lahir dan besar di era yang berbeda pasti enggak mudah. Mau tinggal di mana juga.

Tapi tinggal di negara-negara maju buat diaspora asal Indonesia, secara garis besar memang menyenangkan kok. Senengnya di atas 50%. Tapi ya harus diakui kalau nyangkutnya di dusun kecil yang orang Indonesianya cuma seupil ini lebih berat tantangannya.

Sudah otomatis kesulitan soal bumbu dapur, beli tempe aja harus online atau harus mencari ke kota-kota besar.

Berusaha mingle dengan ras lain juga kegiatan yang menyenangkan walau harus tabah menghadapi rasa BAPER yang terus melanda hahaahha. read more

Sekolah Dasar di Luar Negeri : Pre School & Primary School di Irlandia

Note : Ini khusus sekolah dasar di luar negeri khusus wilayah Republik Irlandia, ya. Irlandia Utara itu termasuk dalam wilayah UK. Mungkin sedikit beda. CMIIW.

Wajib belajar di Republik Irlandia dimulai dari jenjang pendidikan PRIMARY SCHOOL – Junior Infant (kira-kira setingkat TK A) di usia minimal 4 tahun. Maksimal usia 6 tahun sudah HARUS masuk sekolah.

Setelah Primary School ada Secondary School. Sampai level ini, ada fasilitas sekolah publik GRATIS. Tapi Secondary School nanti aja dibahasnya. Agak ribet dan harus ngumpulin info dulu .

Primary School selama 8 tahun dari Junior Infant, Senior Infant (TK B gitu kali ya), 1st class – 8th class.

sekolah dasar di luar negeri
My kiddos ^_^

 

Pemerintah Irlandia juga menyediakan pendidikan gratis untuk usia pra-sekolah. Namanya The Early Childhood Care and Education (ECCE). Masuk ECCE minimal usia 2 tahun 8 bulan.

Di ECCE bisa maksimal 2 tahun. Jadi masuk Primary Schoolnya kira-kira 5 tahun. Tapi kalau anak-anak saya mah di ECCE satu tahun aja jadi masuk Primary School (Junior Infant) usia 4 tahun .

ECCE tidak wajib. Mau langsung Primary School juga boleh. Cuma kata suami, “Enak ajeeee, dah bayar pajak semahal itu masa gak dinikmatin!” ???

sekolah dasar di luar negeri (Irlandia)
Anak bontot yang di Pre School

 

Di ECCE, masuk sekolah dari senin – jumat, pukul 09.30 – 12.30.

Untuk Primary School, juga enak deh jam sekolahnya. Masuk pukul 09.20, pulangnya pukul 14.00 (untuk Junior & Senior Infant). Untuk 1st class – 6th class : dari pukul 09.20 – 15.00.

Bandingkan dengan Texas dulu yang masuknya pukul 07.45 pulang pukul 15.00 (untuk level yang sama) –> ini bisa ngopi-ngopi di kafe + jumpalitan di rumah anak-anak belum pulang juga hahahhaha.

Bedanya? Di Texas, enggak ada PEER. Ada sih, tapi optional. Boleh dikerjain kalau mau dan tidak akan masuk penilaian.

Ini vlognya ya, siapa tau mau versi video saja 😉

Nah, di Irlandia TIAP HARI ADA PEER. Dari level Junior Infant sudah ada PEER : dasar-dasar menulis dan membaca + simple Math. Usia 4 tahun sudah diajarkan membaca dan menulis.

Pekerjaan Rumah untuk 1st class – 6th class ya begitu-begitu juga cuma levelnya saja yang meningkat.

Mata pelajaran enggak banyak. Fokusnya itu ke Matematika – Membaca (Reading Comprehension) – Menulis (Writing). Sama kok di Texas juga begitu.

Tapi pelajaran lain-lain juga ada –> Sains, Art & Music, PE (Physical Education, pelajaran olahraga, ada renang segala), Geografi dan Sejarah, Bahasa Irlandia (Gaeilge, baca : Guelga).

Terus satu lagi… pelajaran AGAMA KATOLIK. Karena bisa dibilang hampir 100% sekolah publik di Republik Irlandia adalah sekolah Katolik. Tapi murid yang beragama NON KATOLIK tidak perlu ikut pelajaran agama.

Beda dengan Texas. Di USA secara umum, SEMUA SEKOLAH PUBLIK tidak boleh melibatkan diri dalam perayaan apa pun yang berhubungan dengan agama TERMASUK NATAL. Tapi menggunakan atribut-atribut keagamaan di sekolah itu BOLEH dan punya HAK PENUH –> sedang bikin vlog/tulisan tentang SEKULARISME, so we’ll go deeper ’bout this later .

Jadi pakai jilbab ke sekolah boleh. Di Irlandia juga boleh sih, tergantung kesepakatan dengan sekolah. Di sekolah anak saya, BOLEH . Tapi semua anak saya, saya larang mati-matian pakai jilbab, ya buyuang sadonyo alias orane maneng, lanang kabeh ???.

Kegiatan di luar sekolah ya standar lah ya, mereka ikut pelajaran mengaji dan agama Islam di tempat terpisah. Bersama teman-teman muslim di kota sini (kebetulan banyak muslim Pakistan-India & beberapa negara Arab), kami bikin “sekolah” sendiri hehehe.

Sewa ruangan + guru khusus selama 3x seminggu, 1 jam untuk tiap pertemuan. Biayanya urunan. Untuk hal ini enakan di Texas lah ya. Banyak masjid gede-gede yang membuka sekolah mengaji dan pelajaran agama Islam lainnya. Kita tinggal daftar. Negara kafir yang sangat syar’i ?.

Juga ikut les berenang sesuai sunnah rasul *benerinKudung*. Cuma naik kuda dan memanah belum dulu ?.

Terus yang nomor 2 ikut sepakbola. Dan di rumah diajarin main gitar sama Papa-nya. Mau kursus kok ya mahal , jadi kita optimalkan skill ortu masing-masing aja hahahahaha.

Oiya di rumah juga dilatih BOXING sama Papanya. Yang ini sih saya enggak sepakat sebenarnya, ngapain dah anak-anak diajarin gini-ginian ???.

Tiap weekend saya wajibkan nulis blog hihihihi.

Tadinya mau diajarin bikin vlog cuma ya Allah gue kapan masaknya kapan beresin rumahnya ye kaaaannn ???.

Kalau di Texas dulu tidak ada seragam baju bebas tiap hari, maka di Irlandia HARUS pakai seragam setiap hari.

Saya #timSeragam sih. Anak lakik juga ada yang ribet soal penampilan. Waktu masih baju bebas di Texas, anak saya yang nomor 2 walau kelihatannya paling preman dan paling lakik, ya ampun tiap hari berantemin saya soal outfit ke sekolah.

Entah celananya gak matching sama bajunya lah. Kaos kaki gak matching ama celana lah, pengin lengan panjang padahal musim panas lah dst dst dst. Makanya enakan seragam .

Baju bebas juga bikin mereka ngiler-ngileran dengan teman-temannya . Seragam itu meminimalkan iri-iri an dst #hidupSeragamSekolah ???.

Pre school sih enggak ada seragam. Tapi anak bontot saya pengin pakai jumper kayak abang-abangnya jadi deh dibeliin jumper jugak tapi beda warna.

Kalau American-English bilangnya ‘Sweater’, di UK dan sekitar bilangnya ‘Jumper’ ? .

Oiya ketinggalan. Untuk Primary School, tidak ada sistem zonasi. Jadi dari kota A boleh sekolah di kota B dst. Soalnya di country-side kadang harus ke kota sebelah buat sekolah . Tapi ini negara mungil yak, tentu kompleksitasnya beda antara negara penduduk 5 juta vs 260 juta ??.

Inside Out : How a Child Deals With The Emotion(s)

Ini anak bungsu saya, he turned 3 this year.

review film inside out

Itu kenapa ngambek? Karena kami memintanya untuk berfoto tanpa nyengir untuk keperluan pasfoto.

He was my-selfie-buddy since he was born . Kalau difoto, oleh emaknya dia sudah terbiasa diajarin ekspresif dengan cengiran super gantengnya itu lhoooooo hihihihi.

Makanya dia sangat kesal mengapa dia tidak boleh tersenyum sedikit saja.

Sebagai balasannya, dia pasang tampang manyun begitu hahaha.

Ya tapi anak-anak sih gitu, dipeluk sedikit, dibecandai sebentar, dia sudah lupa dan langsung ceria lagi.

Sudah terpikir mau menulis soal ini waktu seorang teman posting soal buku cerita anak-anak yang menurutnya enggak apa-apa ada cerita sedihnya. Anak-anak juga perlu merasa sedih.

Yang langsung saya ingat adalah film INSIDE OUT, salah satu film animasi terbaik menurut saya.

Film Inside Out tidak asal bikin. Film ini berdasarkan teori dan pengamatan oleh pakar psikologi yang menjadi bagian dari tim produksi.

[Spoiler alert !!!]

review film inside out
Gambar : imdb.com

 

Sebenarnya, ada 6 emosi yang dikenali secara universal pada tiap manusia : Happiness, Sadness, Anger, Fear, Disgust, dan Surprise. Tapi Suprise tidak muncul di film INSIDE OUT.

Film ini bercerita tentang Riley, anak perempuan usia 11 tahun yang “struggle” saat harus berpindah tempat tinggal. Meninggalkan teman-teman dan segala macam di tempat yang lama, buat yang gede-gede kayak kita saja bisa baper yes? Apalagi anak-anak.

Yang suaminya suka gatel pindah kerja sana sini mana suaranyaaaaaaa .

Tapi fokus film justru bukan pada Riley. Fokusnya ke Joy (Happiness), Sadness, Anger, Fear, dan Disgust. Kelima tokoh emosi yang ada pada diri Riley.

Joy yang menjadi narator di sepanjang film. Hanya ada Joy yang menemani di hari kelahiran Riley. Sebagai penggambaran bahwa Happiness (Joy), emosi pertama yang dimiliki manusia dan satu-satunya emosi yang ada hingga usia tertentu.

Lalu mulailah Joy memperkenalkan kita kepada Anger, Fear, Disgust, dan tugas mereka masing-masing. Joy cukup lincah menjelaskan peranan ketiga emosi ini, tapi gagal mengenali peran Sadness.

Mereka berlima selalu berkumpul dalam semacam ruang kontrol untuk mengawasi Riley. Sebuah meja yang berisi banyak tombol ada di tengah ruangan yang DIKENDALIKAN SEPENUHNYA oleh Joy.

Secara khusus terlihat Joy ekstra hati-hati terhadap Sadness. Sadness nyenggol bola-bola memori sedikiiiiittt saja, Joy langsung panik.

Kita bisa lihat SADNESS ini memang spesial. Hanya Sadness yang bisa mengubah warna dari bola-bola memori tadi.

Yang unik, bola-bola memori Riley selama ini memiliki satu warna saja yang mewakili satu emosi yang dirasakannya.

Di usia-usia peralihan seperti Riley, digambarkan bagaimana Joy mati-matian berusaha mengendalikan Sadness yang makin hari makin kelihatan pengin tampil.

Anak-anak memang lebih banyak dikuasai kebahagiaan. Itulah mungkin mengapa ada jargon, “Ingin rasanya kembali ke masa kecil.”

Seolah hanya ada kebahagiaan demi kebahagiaan di masa kanak-kanak dulu no matter where we are . Padahal secara emosi ya memang begitulah adanya hehehe.

Makanya, saya termasuk tim yang menolak cerita sedih-sedih buat anak-anak di bawah 10 tahun. Bukan waktunya .

Kenyataan bahwa ada banyak kesedihan yang terjadi di sekitar mereka itu MEMANG BENAR. But emotionally, mereka belum bisa benar-benar terhubung secara “baik dan benar” dengan si SADNESS ini.

Santai saja. Pada masanya nanti, pertarungan emosi PASTI akan terjadi. Di kasus Riley mungkin karena pindah tempat tinggal. Tapi secara umum, masa-masa pra abege ini adalah periode perkembangan emosi yang lumayan pesat yang akan terjadi pada tiap anak.

Klimaks filmnya ya di sini. Hebohnya emosi-emosi dalam diri Riley saat banyak guncangan terjadi pada kenangan masa kecil yang digambarkan dengan core memory bola-bola emas yang terhubung ke pulau-pulau memori utama.

Bagaimana Joy memimpin perjuangan jatuh bangun mempertahankannya.

Akhirnya, satu persatu pulau-pulau kenangan itu MEMANG HARUS RUNTUH. Berganti dengan core memory lain yang lebih berwarna.

Sejak Joy akhirnya bisa melihat dan menerima bahwa SADNESS punya peranan penting agar Riley bisa melewati saat-saat terberatnya, Riley mulai memproduksi bola-bola memori yang multiwarna .

Joy, dalam situasi bagaimana pun, pada waktunya, harus berbagi tombol kendali dengan emosi-emosi yang lainnya.

Kelihatan kan bedanya ruang kontrol emosi antara orang dewasa dan anak-anak via INSIDE OUT. Tombol papan di Riley dikuasai oleh JOY. Sementara di orang dewasa, TIAP EMOSI PUNYA PAPAN PANEL MASING-MASING.

Kalian harus nonton deh film ini .

Katanya sih ada sekuelnya di tahun 2019 nanti. Can’t wait, can’t wait .

Tapi Dear Aimar, kalau bikin pasfoto memang mukanya sebisa mungkin lempeng enggak boleh ada happy-happynya sama sekali ya, Sayaaaaanggggg hihihihi.

Naaaahhh ini baru beneeeerrrrr :D.

Sekolah di Amerika

Sekolah di Amerika Serikat (Texas) Juga Mengenal Sekolah Negeri dan Sekolah Swasta

Tahun ajaran baru sudah dimulai ya di tanah air. Terus gimana dengan tahun ajaran baru  sekolah di Amerika? Belum sih. Ini masih pada libur hehehe. Sekolah anak saya masuknya setelah minggu ke-3 di bulan Agustus.

Libur musim panasnya hampir 3 bulan.  Irlandia cuma 2 bulan. Tapi di Ireland ada liburan paskah ada libur jelang Halloween, banyak liburan printilan lah. Sementara di Texas liburannya ngirit bener. Cuti orang kantoran juga dikit banget di Texas. Pokoknya kerja, kerja, kerja :p. Lah ini mau bahas sekolah di Amerika apa Jokowi neh? Hahahaha #dasarCebong :p.

Sekolah umum “gratis” di Texas dimulai dari usia 5 tahun (kindergarten/TK). Tapi TK nya cuma setahun. Habis itu langsung lanjut ke 1st-Grade. Sama seperti di Ireland, SD kelas 1 dimulai dari umur 6 tahun. Tapi Ireland sekolah gratisnya dimulai dari usia 3 tahun :D.

Tempat-tempat les macam Kumon dkk itu menjamur di banyak tempat, kirain di Asia doang les beginian hits hihihihi. Sekolah-sekolah swasta juga jadi incaran walau sebenarnya public school enggak jelek-jelek amat. Kenapa begitu?

Ya balik ke rumus awal lah. Amerika Serikat sama kayak Indonesia, negara yang penduduknya segabruk-gabruk. Tingkat kompetisi yang tinggi sungguh sukar dihindari :). Tunggu penjelasannya di bawah yaaaa :D.

Sekolah di Amerika
Gambar : pixabay.com

Yang di Eropa jangan nyengir dulu, nanti di tulisan lain saya ceritakan sisi positif dari kehidupan ala kompetisi tinggi “model begini” ;). Rumus kehidupan di berbagai tempat sama kok teman-teman, plus minus, baik buruk, positif negatif, selalu bergandengan satu sama lain :).

Beban hidup orang tua ya enggak jauh-jauh dari urusan uang sekolah anak, cicilan rumah dan cicilan mobil. Karena di Texas angkutan umum tiris banget, punya 2 mobil salah satu solusi untuk kegiatan sehari-hari dalam tiap rumah tangga. Mahal yaow naik taksi mulu. Makanya masuk dalam komponen penting cicilan standar di tiap keluarga :).

Sekolah umum di Texas mengenal sistem rayonisasi yang ketat. Sekolah-sekolah publik hanya menerima anak-anak yang tinggal di sekitaran situ. Sementara sekolah publik di Texas juga ada rengking-rengkingnya. Dan rengking-rengking ini ditentukan oleh kualitas sekolah. Nilainya 1-10, berbanding lurus, makin tinggi makin bagus reputasinya.

Kualitas sekolah bergantung pada pembiayaannya. Di mana pembiayaan ini berdasarkan pajak lokal masing-masing wilayah. Lokasi yang “mahal” pajaknya juga tinggi, semacam Pajak Bumi dan Bangunan gitu. Jadi sekolah yang modalnya besar ya bisa mempekerjakan guru-guru kualitas bagus dan menyediakan fasilitas dan gedung yang kece :D.

Makanya, sekolah publik yang kualitas bagus biasanya ada di lokasi-lokasi pemukiman yang keren. Jadi, orang tua kudu kuat beli rumah atau menyewa apartemen di lokasi keren yang tentu harga beli dan harga sewanya lebih tinggi. Intinya tetap harus kuat nyicil demi dapat sekolah umum berkualitas.

Soal mobil karena di Texas memang transportasi umum tidak begitu dikembangkan. Tapi ini tidak selalu menjadi hal negatif. Duh harus 1 tulisan lain juga untuk menerangkan mengapa pembangunan sarana transportasi model begini ada hal positifnya juga ;). Kapan kelarnya ini gue nulis soal Amerika? Hahaha.

Sebenarnya ada bus sekolah gratis pulang pergi. Ide bus sekolah ini memang untuk mengurangi kemacetan tapi kayaknya tidak terlalu berhasil. Antrian panjang mobil-mobil ortu antar jemput anak di sekolah masih panjang bukan kepalang.

Belum macet-macet amat sih jadi masih belum beralih ke bus sekolah. Ada isu bullying juga katanya. Alhamdulillah so far anak-anak saya masih nyaman naik bus sekolah. Ya gimana jugak emaknya kagak bisa nyetir, yes? Hahaha.

Cara belajar anak-anak sini hi-tech banget menurut saya. Soalnya dibandingin sama sekolah di Irlandia, di mana saya dulu tinggalnya memang di kota mungil banget. Penduduk cuma 20 rebu hahaha. Sekolah anak saya di Athlone tergolong sederhana kalau dibandingkan dengan sekolah mereka di Texas sini. Gedungnya keren gilak, fasilitas komplit, padahal ini sekolah rengking 9, gimana yang rengking 10 cobak?

Komunikasi dengan Bu Guru serba pakai gadget hehe. Jarang komunikasi langsung. Sebenarnya saya lebih suka yang ngomong langsung tapi ya sudahlah jadi enggak pake acara baper-baper. Ada beragam aplikasi yang kudu kita instal di hape untuk memantau perkembangan anak-anak di sekolah.

Ide bagus. Teknologi harusnya memang dimanfaatkan sebaik mungkin sisi positifnya :).

Tapi anak-anak di sini masih SD saja sudah bebas bawa gadget ke sekolah. Itu teman anak saya sesama kelas 3 SD bawa ipad ke sekolah. Ternyata banyak yang kayak gitu di sekolahan. Waduh! :(.

Pendidikannya so far sangat condong ke kemampuan kognitif. Kalau di Ireland harus diakui, pendidikan sopan santun itu juga tergolong penting, maklum sekolah katolik  ya hehehe. Baca tulisannya di sini.

Peer hanya sekali seminggu itu juga buat latihan di rumah. Tapi jam sekolahnya sangat panjang, dari pukul 7.50 hingga 15.00. Termasuk yang KINDERGARTEN. Ah ya, elementary school itu dari Kindergarten sampai kelas 5. Kelas 6-8 itu masuk Junior High School / Middle School. elas 9-11 masuk High School.

Tapi ini tergantung kebijakan tiap ISD ya (Independent School District) yang umumnya mengacu ke kota bersangkutan masing-masing.

Sejak kelas 3 SD, ada semacam final test level negara bagian. Kalau di Texas namanya  STAAR Test (State of Texas Assessments of Academic Readiness). Sama kayak EBTANAS gitu kali ya tapi ini ujiannya tiap tahun. Ujiannya 3 jam booo, ngalah-ngalahin UMPTN dah hahahaha.

Sekolah di Amerika

Don’t worry mata pelajarannya paling cuma Math, Reading dan Writing. Kelas 3 cuma ada Math dan Reading. Gak susah-susah amat sih. Kalau anak Indonesia mah pasti pada bisa deh ;).

Mata pelajaran yang muncul di rapor juga dikiiiit hanya ada 5 yang tercetak di rapor : Art-Science-Math-Reading-Writing. Nilainya pakai angka gitu 0-100.  Beda dengan Ireland yang rapornya pakai range angka dan tulisan panjang lebar instead of nilai kasat mata model begini. Texas lebih mirip sama Indonesia, yes? ;).

Btw, sekolah dengan kurikulum agama juga bertaburan lho di Texas, termasuk buat agama Islam. Ada sekolah-sekolah dasar semacam Madrasah Ibitidayyah-Tsanawiyah-Aliyah gitu-gitu lah. Biasanya diadakan oleh Islamic Center yang jumlahnya tidak sedikit di seantero Texas ;). Tapi tentunya tidak gratis ;). Buat orang tua yang ingin anaknya mendapatkan pendidikan formal Islam yang lebih intensif, silakan masuk ke sekolah-sekolah ini.

Sekolah sore untuk belajar mengaji juga ada. Summer Camp, sekolah khusus liburan musim panas juga diadakan oleh Islamic Center di banyak tempat ^_^. Anak-anak saya juga saya ikutkan di Summer Camp di Islamic Center dekat sini :D. Sekolah beginian yang tentunya tidak gratis. Misalnya summer camp buat sebulan, 4x seminggu, 2 jam per kedatangan, dibandrol 150 dolar per anak.

Kalau les-les yang lain saya tidak ikutkan. Padahal jelang libur musim panas, itu brosur-brosur tempat les ini itu berjejalan dalam folder anak-anak saban pulang sekolah. Les inilah les itulah …. :D.

Pendidikan memang salah satu lini bisnis yang cukup tokcer di US ;).  Demandnya tinggi makanya supplier juga lincah membaca kesempatan :D.

Kurikulumnya jauh lebih modern dan sifatnya sangat interaktif kalau di Texas sini. Anak-anak dilatih banget biar jadi banci tampil. Sebagai persiapan awal untuk menghadapi ketatnya perguruan tinggi dan dunia kerja mungkin? (y).

Pendidikan dasar gratis tapi jangan ditanya mahalnya biaya kuliah di US. Konon, yang paling mihil di dunia *ngelapKeringat*. Kalau dari artikel sini, rata-rata biaya kuliah per tahun di US sekitar 33 RIBU DOLAR. Ingat ya, PER TAHUN! Mari kita ngelap keringat bersama-sama hahaha. Itu belum mikirin uang kos segala macam.

Sudahlah mahal, persaingan masuk uni-uni top di US juga ketat banget.

Sekolah di amerika

Bagaimana dengan jalur beasiswa untuk anak kuliahan? Ya ada juga. Tapi kalian tidak lupa kan kalau jumlah penduduk Amerika Serikat itu ada 320 juta (data tahun 2015). Terbayang persaingannya kayak apa? Belum lagi daya juang pendatang asal India dan Cina ini benar-benar luar biasa urusan sekolah anak.  Mereka juga jumlahnya tidak sedikit.

Enggak di Eropa, enggak di Amerika, mamak-mamak Cina dan India bener-bener deh ya kalau urusan pendidikan anak :p.

Makanya mungkin jarang yang lanjut S2 karena sudah tepar duluan bayar cicilan untuk S1. Itu student loan termasuk cicilan favorit di US. Jangan heran iklan di tivi isinya gak jauh-jauh dari iklan asuransi dan iklan terkait urusan cicil mencicil hihihi. Plus iklan makanan kaleng, obat-obatan mulai dari obat diet sampai obat tidur, iklan mainan, dan iklan lain yang bikin dompet selalu bergetar hahaha.

Tidak sedikit pendatang yang mencoba peruntungan dengan sekolah S2 di US untuk cari kerja. Lumayan saingan tidak terlalu banyak. Kita juga sudah lulus S1 di negara asal yang ongkosnya lebih masuk akal. Orang India teman kerja suami saya banyak yang menempuh cara ini :D.

Karena itulaaaaaah, sekolah-sekolah berbayar / private schools / sekolah swasta menjadi salah satu upaya para orang tua untuk meningkatkan daya saing anak-anak mereka agar kelak bisa menembus persaingan di level universitas. Juga dengan bantuan tempat-tempat les ini itu seperti Kumon dkk, anak-anak banyak yang ikut les ini itu sama kayak di Indonesia pada umumnya.

Private school ini bayarannya tidak murah. Rata-rata biaya sekolah swasta di Texas untuk elementary school itu 7 ribu dolar per tahun. Belum lagi biaya printilannya, ya. Banyak ekskul soalnya.

Jalur ke universitas kan juga bisa menggunakan jalur non-akademis seperti olahraga dan kemampuan bermusik. Makanya anak-anak yang punya potensi juga digembleng kemampuan non akademisnya melalui ekskul-ekskul di sekolahan, umumnya yang private school yang punya kegiatan ekskul yang mumpuni.

Kok enggak kuliahin anak ke luar negeri saja? Ke Eropa gitu? Pan udah gue bilangin, kalau sudah tinggal di Amerika mah, kagak ada cerita lagi mau pindah-pindah ke negara lain hahaha.

Ini baru gue ngeliat ada negara yang penduduknya semangat bener pasang bendera segede-gede gaban hampir di mana-mana. Depan rumah, depan toko (toko imut-imut sekali pun), di pinggir jalan …. Iya deh, iyaaaaa, kita tahu kok situ orang Amerika! Bungkus, bungkuuuuss hahahaha :p.

Saya dan suami memang agak-agak gimana gitu dengan sistem pendidikan di Ireland yang menurut kita terlalu santai hehehe. Tapi ya enggak pengin se-sadis di Jakarta jugak. Jadi maunya appaaaahhhh? Hahaha. Di Texas ini ya lumayanlah agak di tengah-tengah ini juga karena masih SD ya. Kayaknya makin naik tingkatannya makin mirip kondisi di Jakarta. Ya sama-sama negara raksasa sih ya :D.

Btw, saya lagi ngumpulin referensi soal kurikulum terbaik di dunia. Wah hasilnya ternyata aneka rupa ya. Dari sekolahan yang selow nan santai macam di Skandinavia sampai yang berat-berat macam di Cina dan Korsel, semuanya masuk 20 besar kurikulum terbaik :D. Nanti yah di tulisan yang lain. Kalian pasti sudah kesel banget, “Najis tulisannya panjang banget!” Hahahaha.

Semangat ya Buibu mengantar para ananda belari di lintasan pendidikan masing-masing. Santai sajaaaa, syukuri kondisi yang ada dan pahamilah tidak selamanya rumput tetangga selalu hijau. Tiap wilayah, tiap negara, tiap keluarga, tiap jalan kehidupan, bahkan tiap individu punya rahasianya masing-masing ;).

Tetap semangat! ^_^

Kata kata Untuk Ibu dari The Millennial Generation ;)

Yang cukup ramai dari kasus remaja seperti Afi dan Awkarin adalah respons para orang tua. Termasuk kita semua yaaaaaa (yang nulis jugak hahaha *usapUsapKerutanMata*). Penting nih, sekadar membagi kata kata untuk ibu juga orang tua pada umumnya.

Salah satu imbasnya adalah pihak-pihak yang mulai membanding-bandingkan. Mendadak posting-posting misalnya, anak kedokteran yang lulus umur belasan misalnya. Atau ada juga yang memamerkan putra dari daerahnya yang penemu apalah gitu. Dalam bidang eksakta.

Nah, ini dia, nih. Kita, sebagai orang tua, kerap menjerit betapa tidak adilnya dunia pendidikan yang sering fokus kepada tipe-tipe kecerdasan tertentu. Umumnya, anak-anak yang cerdas dalam ilmu-ilmu pasti/eksakta lebih mendapat tempat.

Kata kata untuk ibu
Gambar : pixabay.com

Tapi tanpa sadar, kita, sebagai orang tua, sendiri, yang mempertegas “kasta” ini . Misalnya di kasus Afi. Anak ini terkenal dalam bidang literasi. Keluar deh komentar-komentar semacam, “Halah cuma nulis gitu-gitu doang. Itu tetanggaku umur 7 tahun sudah kuliah Teknik lho. Lulus cum laude!” –> contoh yaaaaaaa hihihi.

“Iya pada norak. Itu ponakanku ikut lomba bikin robot umur 3 tahun. Menang lho di Jepang. Tapi enggak seheboh ini.” –> contoh lagi yaaaaaaa :p.

Ajegila, 3 tahun bikin robot . Itu #baby3 megang sendok sendiri saja belom bisa hahaha.

Coba pikir-pikir berapa banyak dari generasi kita yang sebenarnya mengikuti jenjang pendidikan akademis yang tidak sesuai passion. Soalnya dulu memang kesempatan lebih terbatas, ya. Pilihan tidak sebanyak sekarang.

Ya intinya seperti ingin meremehkan kemampuan anak-anak yang berprestasi di bidang lain seperti dunia literasi ini. “Halah cuma nulis gitu-gitu doang.” Makanya dibandingin sama dokter lah, anak teknik lah dan seterusnya.

Kalau orang tua zaman dahulu yang berpikiran begini ya wajar mungkin. Sementara di era terkini dunia digital berkembang semakin pesat dan membuka lahan baru bagi generasi sekarang untuk menorehkan prestasi di bidang lain yang dulu belum terpikir.

Anak-anak sekarang cita-citanya mau jadi youtuber booooo hahaha. Saya dulu dari kecil senang menulis, aktif menulis fiksi ala anak-anak waktu SD kelas 2 sampai kelas 5 hihihi. Tapi Mama saya malah bingung dan mengimbau saya untuk fokus belajar saja.

Sekarang? Ada blog ada medsos, banyak media untuk menulis tanpa perlu repot-repot naik angkot ke kantor pos dan kirim naskah untuk nerbitin tulisan biar bisa dibaca orang lain hahaha :p.

Sebagai orang tua kekinian, kita yang seharusnya lebih berpikir terbuka dan mengarahkan anak-anak kita. KIta ini adalah nahkoda dari generasi millennial :D. Jangan malah ikut-ikutan kayak anak kecil. Berkompetisi tidak jelas . Malah ikut menegaskan hal-hal yang sebenarnya ingin kita minimalkan untuk masa depan generasi mendatang.

Mengkritik sewajarnya. Kalau dari saya sih jelas, di kasus Afi, penjiplakannya yang saya tidak suka! Harga mati itu hehehe. Mungkin terbawa pengalaman pribadi . Maklum sama-sama berkecimpung di dunia literasi walau secara akademis saya sebenarnya “jurusan anak robot” hahaha. Saya lulusan Ilmu Komputer .

Tapi saya tidak menyesal sih masuk Fasilkom ;). One of the best decisions I’ve ever made in my life, until now :D.

Balik lagi, Afi jelas anak yang cerdas. Anak yang kuliah kedokteran sejak usia 13 tahun juga cerdas. Anak yang hobinya bikin kue sejak usia 9 tahun dan lebih senang main-main dengan perabotan dapur ya jelas juga cerdas. Sini Nak, bikin vlog resep sama Tante Jihan hahahaha.

Anak-anak yang dari kecil suka otak atik penampilan dan gaya berbusana orang lain walau matematika dan bahasa Inggrisnya sering dapat merah di rapor itu (hahaha) juga cerdas. Sini, saya kenalin sama salah satu kakak kandung saya, yang kini menjadi seorang desainer dengan labelnya sendiri, the one and only, Kakak Dada yang super heits .

Selebgram macam Awkarin dkk itu juga sebenarnya jangan diremehkan, lho . Untung dulu zaman saya masih SMP-SMA belum ada Instagram! Bisa habis waktu buat selfie tuh *ciyumHenpon*. Saya waktu SMP cita-citanya sempat pengin jadi foto model hahaha. But who doesn’t? :p.

“Everybody is a genius. But if you judge a fish by its ability to climb a tree, it will live its whole life believing that it is stupid.” ― Albert Einstein

Fokus di persoalan sebenarnya. Mendidik generasi muda kita untuk tetap mempertahankan perilaku terpuji di tengah gencarnya perubahan zaman yang terus berlari. Diantara banyak kemudahan yang mereka terima kini, kita harus tetap berada di depan untuk mengingatkan. Bukan membully, yes? ;).

Gambar : pixabay.com