Tulisan Kita dicopas Orang Lain?

3 hari terakhir ini di-mention ampe puluhan kali, Euy. Kayak dicolek-colek gitu *geliGeliSeneng*. Udah geer notifikasi banyak ternyata temanya itu-itu juga hihihihi. Di Facebook ya maksudnya :D. Saya mah generasi jadul. Hare geneeeeee…beredarnya masih banyakan di Facebook ajeeee, hahaha.

Eh iya jangan salah sangka yaaaaa. Saya enggak marah lho sama yang nyolek. Seneng malah ^_^. Merasa dibelain *ihiiyyy*. Cium dulu sini satu-satu *cup,cup,cup* <3.

Gambar : pixabay.com
Gambar : pixabay.com

Ini soal tulisan “This Best Feeling in The World” yang ternyata ada yang copas. Enggak satu orang sih. Ada beberapa. Masalahnya ada yang tidak mencantumkan sumber dan mungkin karena gaya nulis genggesnya jadi banyak teman saya yang sudah hafal gaya tulisan sok-sok antara mau centil sama mau bijak ala-ala Mama Poni hahahaha.

Makanya, banyak teman saya yang langsung nyadar kalau itu tulisan saya :D.

Si embak padahal sudah mengaku copas kok ya. Gak apa-apa :D. Senang kok ya tulisan copasannya saja share-nya bisa 4 ribu ^_^. Belum yang copas-copas yang lain-lain yang juga sharingnya oke-oke. Jadi geer hahaha.

Sebenarnya ini bukan pengalaman pertama. Yang lebih heboh dulu “Every Mom Has Her Own Battle”. Ini juga lucu, karena saya banyak mendapat tulisan ini dari grup-grup atau dikirim private oleh teman saya dengan caption, “Jee, baca deh. Tulisannya bagus.” Ya iya dong, yang nulis gue gitu lho hahahahaha.

Teman saya tidak tahu karena tulisannya tahu-tahu tulisannya sampai ke dia begitu saja, nama penulisnya sudah beda-beda hahaha. Taulah ya kalau topik standar emak-emak gampang go viral :D.

Waktu itu marah? Bangeeeettttt -_-.

Gambar : pixabay.com
Gambar : pixabay.com

Tapi terus bagaimana? Ngambek? Ngaruh gitu? :p.

Hal-hal begini, menurut saya, berada DI LUAR pengaruh kita. Sebagai penggemar Mas Sean Covey dan bapaknya, 7 habit-er nih kiteeee :p, ada yang namanya LINGKARAN PENGARUH vs LINGKARAN KEPEDULIAN.

Lingkaran pengaruh termasuk hal-hal yang bisa kita kendalikan sendiri. Lingkaran kepedulian sebaliknya. Kita peduli tapi kita enggak bisa ngapa-ngapain. Useless. Dipikirin sampai bongkok juga kita enggak bakal bisa mengubah/mengendalikan.

Terlalu fokus ke lingkaran kepedulian malah bikin kita gila sendiri nanti hahaha. Termasuk urusan copas-copas tulisan ini :D. Bagaimana coba caranya mencegah tulisan tidak dicopas di era digital begini? ;).

Mending fokus ke lingkaran pengaruh. Hal-hal yang berada dalam jangkauan “kekuasaan” kita ^_^. Ngurusin aib sendiri misalnya. Banyak bener kan itu? Hahaha. Atau fokus terus menghasilkan karya-karya dalam bentuk apa pun ^_^.

Gambar : pixabay.com
Gambar : pixabay.com

Jadi, walau keki juga lah dikiiiiiiitttt :p, I’m so over it ;). Udahlah, ambil positifnya saja, tulisannya banyak yang share berarti mudah-mudahan isinya positif dan semoga saja ada yang kali-kali hidupnya jadi lebih baik karena tulisan tersebut. Aamiin <3. Mudah-mudahan bisa menjadi penghapus dosa-dosa yang sudah menumpuk ini, aamiin *gelarSajadah*.

Saya pribadi, senang menulis (walau bukan penulis), karena dulu saya merasa terbantu sama hobi membaca buku/majalah/koran/artikel apa pun.

Iya lah, ada beberapa masa yang dulu-dulu dimana saya gampang sedih hehehe. Terus saya melarikan diri ke kegiatan membaca. Baca biografi orang-orang penting yang dulunya jauh lebih nyelekit hidupnya tapi kemudian bisa bangkit bikin saya semangat. Padahal tahunya hanya dari barisan kata-kata ^_^.

Membaca pengalaman penulis yang kemudian menuangkannya dalam tulisan juga bisa membangkitkan inspirasi. Waktu kuliah, saya suka gratak-gratakin koleksi buku ibu-ibu kos, ah senaaaaaanngggg, dapat banyak bacaan bagus :D.

Termasuk buku “Berpikir dan Berjiwa Besar” itu tuh. Wah, serius lho, baca buku itu di semester 2 kuliah saat rasanya berat banget karena kiriman mulai gak lancar dan harus muka tembok mulai ngutang-ngutang (hihihi *tutupMuka*), semester 3 saya langsung sikat 24 sks! Hal yang tadinya tidak pernah terpikir.

Begitu terus hingga akhirnya saya bisa kelar 7 semester saja (walau gagal wisudanya hahaha) dan meraih IPK impian 3.3 hahaha. Kenapa gitu? Soalnya saya rajin baca koran lowongan kerja, perusahaan swasta mentoknya minta segitu. Saya catet-catetin pada minta syarat IPK berapa hihih. Alhamdulillah enggak ada yang minta 3.5 hihihi. Paling tinggi 3.3, biar aman saya set 3.33 dan alhamdulillah…berhasil!!! *nariPisang*.

Tujuannya, lulus langsung lamar kerja di perusahaan swasta dapat gaji jut-jut. Tuhan menjawab doa. Kelar sidang, 2 minggu kemudian dah keterima kerja ^_^. Alhamdulillah, gaji pertama licin tandas buat bayar utang doang hahahaha.

Gambar : pixabay.com
Gambar : pixabay.com

Yang paling saya takutkan kalau sampai kandas S1 enggak kelar tuh, disuruh kawin! Hahahaha. Cuma lulusan SMA mau kerja apa, pasti eike dipaksa-paksa kawin dah! -_-.

Sebegitu besar efek “membaca” tulisan orang lain bagi saya :).

Makanya mungkin karena itu, walau memang sudah ada passion dari kecil, makin ke sini di era media sosial, makin tergila-gila menulis hahaha.

Menurut saya, begitu salah satu cara kita berterima kasih kepada orang-orang/kejadian-kejadian yang dikirimkan Tuhan untuk membuat kita bersemangat kembali. Kembali berlari di lintasan yang tadinya sudah ingin ditinggalkan saja.

Untuk setiap kebaikan yang diterima, sekuntum keberuntungan yang kita petik, kalau tak bisa dikembalikan kepada yang memberi… teruskan benihnya kepada orang lain. Pay it forward , pay it forward .

Menulis, salah satu cara untuk menebarkan semangat kepada banyak orang tanpa perlu kita datangi satu persatu. Thanks to internet, thanks to social media. Hey, FB dan twitter tidak hanya untuk pasang-pasang foto narsis saja, lho. Tulisan juga bisa jadi ajang narsis ;). Resep-resep juga. Daku juga cinta banget deh sama orang-orang yang suka share resep dan tips dapur <3.

Satu menjadi seratus. Seratus menjadi sejuta. Sejuta menjadi trilyunan. Pay it forward , pay it forward , pay it forward ^_^.

But another lesson, ttentu saja, enggak suka tulisan kita dicopas? Jangan suka copas juga ya Kakaaaaaa ^_^. Maafkan mereka, lalu lupakan. Tapi jangan lupakan pesan/pelajaran yang bisa dipetik. Sakitnya hati ini kalau bikin tulisan capek-capek malah dicopas seenaknya? Then don’t do that to others, yes? ^_^. Jangan lakukan hal yang kita tidak ingin orang lain lakukan pada kita.

People with bad behavior only exist to remind us to NOT to do the same ^_^ –> btw, ini quote juga copas. Dulu baca ini di wall FBnya Neng Rika Mariani bertahun-tahun yang lalu :D. Tetap ingat karena pesannya menancap kuat di hati *tsaaaaaah*.

***

3 comments
  1. mba jihan, saya one of your fans. Suka baca tulisan2 mbak…alhamdulilah gak pernah copas. Cuma share, kalo ada yg menurut saya bagus banget, saya share tulisan mba di FB saya.
    Ih kita samaan ya, hare gene maenannya masih FB, orang mah udah kemana tau socmednya ya mbak, hehe.
    Main-main ke blog saya ya mbak, terutama kalo pengen masak 🙂

    1. Wah blog resep-resep yak :D. Insya Allah main ke sana. Di-bookmark dulu nih hihihi.

  2. Saya juga pernah menemui tulisan saya yang dicopas orang mentah-mentah. Padahal sebagai blogger kita pasti ngeh kalau itu tulisan kita. Karena masing-masing blogger itu punya ke-khasan masing-masing. Saya hanya meninggalkan pesan di kolom komentar. Tapi dibalas juga tidak, mungkin blog nya sekarang juga sudah tidak pernah diurusin sama yang punya. 😥

    Ya sudahlah saya ikhlasin saja. Tapi sekarang, saya sudah memasang “pengaman” di blog saya. Mungkin terkesan pelit, tapi itu salah satu cara melindungi Hak Kekayaan Intelektual saya. Kalau share sih silahkan, mau copas juga silahkan asal menyertakan sumbernya. 😉 Alhamdulillah ke sininya saya sudah tidak pernah copas lagi, kalau dulu, duuuluuuu sekali pas awal-awal belajar nge-blog pernah juga sih. Itu juga waktu masih belajar ngeblog di Friendster, makhluk apaan tuh? hehehe…
    Salam.

Comments are closed.