Lom bisa review. Belom mood untuk nonton full hihihi.
Emily in Paris semacam Sex and The City versi yurop. Kalau SATC settingnya di New York, Emily bercerita seputar Kota Paris.
Dan percayalah, kedua film ini secara brutal mengambil sisi kota yang bagus-bagus doang hahahaha. Yang begini ini yang bikin kita wakwaw setelah mengunjungi langsung kota yang digambarkan ‘berat sebelah’ ini.
Pernah ke Paris? Dari kecil terbayang-bayang mau foto-foto seheboh mungkin di bawah menara yang selalu muncul dalam mimpi-mimpi obsesi eike tentang tinggal di liar negeri.
Nyatanya, nyampe sana sibuk nahan biar gak muntah saking pesingnya πππ. Saya sensitif banget sama bau-bau an. Joroookkk πππ.
Saya ngefans banget sama serial SATC. Versi filmnya pun kutergila-gila. Seneng sama persahabatan Carrie-Samantha-Miranda-Charlotte πππ.
Tapi tentu akal sehat dan logika tidak tertipu dengan gaya hidup Carrie yang begitu terekdungcesss padahal diceritakan hidup sebagai penulis lepas (doang) πππ.
Eh, daku tidak bermaksud meremehkan pekerjaan menulis. Tapi coba nonton SATC dulu deh βΊοΈπ.
Banyak loh yang tergila-gila pengin tinggal di New York karena nonton SATC doang π π π π. Duh, dikate nyewa apartemen di Manhattan berape, belum mikirin asuransi kesehatan di US. Tingkat kejahatan yang tinggi dst dst.
Waktu ke Las Vegas juga sama. Gue kira satu kota suasananya blink-blink ajep-ajep laknatullah gimana gitu, eeee ternyata yang gemerlap cuma satu ruas jalan D-Street doang ππ .
Sisanya ya kota biasa ajah. Kotanya kering dan gersang. Begitu ke luar dari kawasan hura-hura, areanya ya cupu begitu π . Banyak gerai makanan halal loohhh di Vegas π.
Apalagi Arab Saudi. Gemerlapnya Mekkah dan Madinah hanya sekian ratus meter dari Masjidil Haram dan Nabawi kok π.
Sisanya ya begitulah. Kotanya puanaaassss, tidak bersih, bangunannya kusam-kusam. Banyak TKI laki-laki dengan gegap gempita membawa anak istri ke sana. Berharap tinggal sampai mati di 2 kota suci.
Gak nyampe setahun, istri nangis-nangis minta pulang πππ – – > hasil kepo-kepo ke supir asal Indonesia pas masih tinggal di Jeddah.
Intinya, film itu anggap hiburan saja. Fokus ke hubungan antar karakter. Walau memang ada film-film semodel SATC dan EIP ini. Lebih banyak menjual mimpi dan gaya hidup. Secara sengaja menampilkan glamornya sisi-sisi kota tertentu.
SATC tapi lumayan dari segi isu-isu perempuan dengan skenario kasual tapi nendang.
Emily in Paris, anggap hiburan ringan soal setting dan gaya hidupnya. Simak bagian perbedaan budaya sosial di US vs Eropa aja ππ.
Walau sama-sama mayoritas ras kaukasian, sumpah bedaaaaa banget pembawaan bule Eropa vs Bule Amrik. Nah, film ini patut dijadikan sumber informasi terkait hal-hal tersebut.
Percaya deh, soal paling enak tinggal di mana… Rumput tetangga tidak selalu lebih hijau, the grass is greener where you water it ππππ.
Siapa bilang mengejar akhirat harus bernaung selama mungkin di bawah lindungan Ka’bah? Sebaik-baik manusia bukan yang shalatnya setiap hari di Masjidil Haram tapi mereka yang membawa banyak manfaat bagi sesama manusia di mana pun kita ngontrak eh tinggal π π.
Serial ringan ini tetap sangat recommended buat tontonan ringan πππ. Gak usah sampai kebawa mimpi π π π .
Selamat menonton ^_^