It don’t run in our blood
That kind of lux just ain’t for us
Begitu sebuah potongan lirik di reffrain lagunya Lorde, “Royal”.
And we need to stick to these rules whenever we’re bout to talk about THE ROYALS hehehe. Jangan dianggap keluarga kerajaan punya kehidupan biasa-biasa kek kita-kita. Ya ndak mashoooookkkk :p.
Of course, kuingin ngerumpi soal kerajaan sebelah :p. Hai, hai Pangeran Harry dan Meghan Markle.
So that you know I’m still livin’ in Ireland, kurang dari sejam naik pesawat ke London, tinggal naik tube ke Buckingham 😝😝😝.
Earlier this month, Pangeran Harry dan Meghan Markle (The Duke and Duchess of Sussex) bikin pengumuman yang menggemparkan. Mereka ingin mengundurkan diri dari anggota senior kerajaan.
Mungkin banyak dari kita yang merasa tidak ada masalah. Tapi ikutan ribet kenapa orang-orang di UK kok nyinyir. Yaiya dong Gaeeessss, anggota kerajaan itu hidupnya diongkosi salah satunya ya dari pajak warga UK atuhlah. Situ gak bayar pajak ya emang harusnya gak ikutan pusing 😅😅😅🙈.
The thing is … ada indikasi The Sussex ini ingin “bermain di 2 kaki”. Mereka semacam ingin melepaskan diri dari tugas-tugas sebagai anggota senior kerajaan (will talk about this deeper later) TAPI tidak ingin melepaskan TITEL dan beberapa privilege yang diterima sebagai anggota kerajaan.
Sebelum ngomongin PRIVILEGE bla bla bla, we need to be in their shoes.
It’s not easy to be HARRY. Kejepit diantara posisi pewaris tahta. Sejak lama hidup dalam bayang-bayang kakaknya dan sedikit banyak persoalan emosional terkait apa yang terjadi kepada ibunya.
We did know, tekanan media kepada Putri Diana, turut memperparah beban masalah yang tanpa media pun sudah ada secara internal dalam keluarga kerajaan.
Dalam silsilah kerajaan kini, apalagi setelah Pangeran William sudah punya anak lakik (2 pula! 😅), posisi Harry turun drastis.
Jadi, Kerajaan Inggris silsilahnya pakai turunan langsung. Beda sama Arab Saudi yang dulunya pakai generasi, habisin satu generasi dulu baru turun ke pewaris tahta di generasi setelahnya.
Sebuah foto yang menampilkan Ibunda Ratu, Pangeran Charles, Pangeran William, dan Pangeran George diduga memicu bapernya Harry. Nampaknya juga secara internal, Harry sudah ada gelagat menjauh.
Diperparah saat Ratu tampil dalam seremoni ucapan tertentu di mana di meja Ratu hanya ada foto keluarga Pangeran Charles dan Pangeran William.
Bisa dipahami lah, sejak Mama Diana meninggal, tiga lakik ini selalu SATU PAKET. Sungguh bisa dipahami kalau Harry merasa “ditinggalkan”.
Jadi ini tidak selalu ada hubungannya dengan Meghan. Lagian Harry itu umurnya berapa dah. He’s not a young boy anymore. Semua keputusannya ya harus dipertanggungjawabkan sendiri. Gak bisa semua-mua dituduh kalau pengaruh Meghan bla bli blu.
Sebelum ketemu Meghan, Harry sudah terkenal ‘rebel’.
Soal Meghan sendiri, tekanan media ke Meghan memang ada. Harus diakui, dong! Meghan ini memang ‘spesial’. Apalagi compared to Kate Middleton (Duchess of Cambridge, istrinya Pangeran William).
Coba lihat : Meghan janda, Meghan warga US (yup! dalam banyak hal US vs UK emang suka saling snob-snob an hahahaha), dan … Meghan mewarisi ras negroid. Siapa bilang sih wong yurop kagak rasis. Apalagi ke ras Afrika.
Sangat-sangat-sangat rawan memancing kontroversi.
Jangankan orang bule, orang-orang Asia aja banyak loh yang gimanaaa gitu ke orang-orang ras Afrika :(.
Lagian Eropa itu jauuuuhhh lebih homogen daripada US. Wajar jika lebih butuh waktu untuk menerima perbedaan :).
Sementara di US, sejak awal mereka sudah biasa hidup dengan berbagai benturan budaya, ya liat aja sejarah kemerdekaannya. Beda banget cuuuyyy sama Eropa yang dulu hobinya menjajah dan menjajah 😝🙈😅.
Di US rasisnya tajam ke ras Afrika saja, tapi ke ras Asia pada umumnya santai saja tuh. Nah, di yurop yang “agak berat”. Tapi sekali lagi, proses asimilasi itu memang tidak bisa dipaksakan. Pelan-pelan sajaaaaa <3.
But in details, Mbak Meghan ini sejak awal memang beberapa kali sudah bikin heboh. Soal tiara pas pernikahan yang ngotot pengin pakai tiara legendaris gak mau pakai tiara yang dipilihin sama Ratu, soal gimana Meghan dianggap terlalu ikut campur dalam urusan protokoler pernikahan.
Ya gimana dah, namanya dibesarin dalam budaya US yang cenderung “bebas” ya hihihihi.
Terus bikin heboh dengan renovasi istana buat The Sussex yang memakan biaya milyaran.
Tapi secara gebrakan misalnya dalam kegiatan-kegiatan sosial, Duchess of Sussex memang lebih “nendang” daripada Duchess of Cambridge. Secara dese kan emang tokoh FEMINIST dan datang dari dunia selebriti pula. Sudah “terlatih” :D.
Ya gimana lagi, karena kerajaan memang sebagiannya DIBIAYAI DARI PAJAK NEGARA (literally), ANGGOTA KELUARGA KERAJAAN ya punya KEWAJIBAN-KEWAJIBAN kepada publik.
Ini sudah zaman modern. Gak bisa lagi bilang anggota kerajaan pokoknya kerjanya makan tidur doang hidup hura-hura hahahahaha. No way! Harus kerja, kerja, kerja hihihi.
Termasuk HARUS BERSEDIA kalau beberapa ranah pribadinya DIEKSPOS ke PUBLIK. Sebagian dari tanggung jawab moral karena udah makan uang rakyat gitu kali ya hehehe.
Nah, soal ranah pribadi vs ranah publik ini yang sangat debatable, sih. Karena Meghan pernah ngamuk saat difoto-foto oleh “rakyat jelata” waktu lagi nonton apa gitu di ruang publik.
Ya dulu harusnya sebelum menikah dengan anggota kerajaan harus dipahami semua konsekuensi yang harus dijalani. Tapi kita pun jangan-jangan kayak Meghan. Sebelum nikah kok kayaknya asoy bakal jadi putri, eh begitu masuk dalam kerajaan, kok ya stres 😅😅😅.
Segala kenyamanan dan privilege yang didapatkan sebagai anggota kerajaan ya diimbangi dengan HARGA YANG HARUS DIBAYAR ye kaaaaaan :D.
Masa mau tunjangannya, mau tetap pakai nama royal, tapi ndak mau ngerjain kewajibannya.
Ndak boleh gitu yaaaaaaaaa :p.
You just can’t have it all :).
Makanya, mungkin yang kontra kepenginnya agar mereka ya udah jangan setengah-setengah. Ingin mandiri? LETAKKAN TAHTA, LEPASKAN GELAR, dan semua privilege yang menyertainya :).
Jadi kira-kira begitu.
Gimana? Enak jadi orang biasa ye kaaaaaan hihihi.
Kuingat dulu Kate abis lahiran udah rapi resik, langsing, terus dadah-dadah ke publik dinyinyirin, “Halah dia kan simboknya banyak makanya bisa tetap cetar walau baru lahiran. Manjah!”
Giliran Meghan abis partus perutnya masih buncit dan perawakannya berubah drastis dinyinyirin jugak, “Ish, katanya rajin yoga, bla bla bla, kok gendut abis lahiran? Omdo!”
Gusti Allah, netijen emang selalu mahabenar 😂😂😂.
Akoh mah bukan tim siapa-siapa. Saya suka Kate, juga kagum pada Meghan <3. Kate itu chic tapi tomboy. Sporty abis. Gak jaim tapi tetap acceptable sebagai “PUTRI” :).
Meghan juga luar biasa. Kepedulian sosialnya sudah terasah dari dulu. Saat dia berani tampil dengan make up alami yang memperlihatkan frecklesnya dengan jelas, I knew she’s going to be ‘something big’.
Semoga semuanya bahagia. Aamiin.
Demikianlah sekilas gosip dari kerajaan sebelah. CMIIW. Sampai jumpa di update berikutnya 😅😅🙏
Soal royal-royal an, I got a perfect quote for this :
“In the past, people were born royal. Nowadays, royalty comes from what you do.” -Gianni Versace
Jadi ndak usah iri-iri lagi sama putri-putri atau kerajaan-kerajaan. Toh sekarang kalau mau bikin kerajaan tinggal bikin seragamnya aja #eh, tiara-tiara gitu-gitu mah bikin sendiri juga bisa #benerinMahkota 🤣🤣🤣🤣.