BINDING US TOGETHER

Video ini dari salah satu vlogger soal makanan favorit keluarga saya hehehe. Food Ranger, pasti sudah banyak yang tahu.

Yang satu ini tentang salah satu pemukiman muslim di wilayah Cina. Hidupnya normal-normal aja kok. Ini di luar wilayah Xinjiang yang memang area konflik –>

Salah satu negara favorit suami dalam urusan perut saat assignment ya Cina ini hehehe. Sampai kusempat khawatir pas dia Wuxi (China), jangan-jangan dese gak mau pulang πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ™ˆ.

Lucunya, di tim suami kan mayoritas engineer dari India (di kantor Ireland sini). Sebut saja ABC, engineer India yang dikirim ke Cina sebelum suami, eeeehhh orangnya stres minta pulang karena gak bisa makan! πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

Makanya digantiin sama suami saya. Terus temen lain di tim pada heran, “Si ABC mah dikirim ke Cina mau mati minta pulang, si Dani ke Cina dah kek ketemu surga makanan” πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜Ž.

Masakan Cina memang lebih lekat ke lidah kita ya. Walau kami sekeluarga juga doyan makanan India-Pakistan-Arab.

Gambar : pixabay.com

Tapi sebaliknya, orang India merasa aneh dengan nasi putih polos ala orang Indonesia. Apa rasanya, tanya teman saya pas saya undang ke rumah hidangin nasi putih + soto ayam.

Mereka sehari-hari makannya nasi biryani. Sepolos-polosnya nasi India tetap ada beberapa rempah dan garam, jadi tetap ada rasanya.

Orang Cina sebaliknya. Mirip dengan orang Indonesia. Malah Cina ini mayoritas noodle dan sup yang lebih ke arah gurih bening. Kontras dengan kari-karian ala India-Pakistan-Ara yang kental dan kaya rempah, manis-asem-pedas menyatu semua.

Belum lagi jenis nasinya. Di area Asia Selatan dan Timur Tengah mereka mengenal nasi basmati. Asia Timur dan Tenggara lebih familiar dengan long grain, jenis beras khas Indonesia kayak kita.

Itu beda banget. Kalau basmati lebih kering dan tidak lengket.

Keluarga kami suka dua-duanya. Saya simpel aja, pas di Jeddah, karena long grain lebih murah kami makan long grain tiap hari. Pindah ke Ireland, basmati lebih murah, ya kami makan basmati. Di Texas, tergantung yang mana yang diskon, hidup jangan dibikin susah πŸ€‘πŸ€‘πŸ€‘πŸ€£πŸ€£πŸ€£.

Seorang teman India pernah iseng beli beras long grain dan nanya ke saya, “Gimana ya cara masak beras gituan biar gak lengket?” Lah gimana, ya emang kudu lengket kaaaaannnn 🀣🀣🀣. Kita malah makin pulen makin doyan.

Nasi pulen, yummy ^_^ (gambar : ichibansushi.co.id)

Orang India gak suka makan segala jenis noodle/mi hihihi. Tapi ada dulu tetangga di gedung lama dari Pakistan yang tergila-gila sama mi goreng karena dia pernah kuliah di Brunei. Sedihnya, dia tahu Thailand, Malaysia, bahkan Australia tapi dia gak tahu kalo ada negara yang namanya Indonesia πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜…πŸ™ˆ.

Ini hal yang umum banget, kok. Gak usah baper. Indonesia memang tidak terkenal buat orang India :p. Sementara kalian suka ngerumpiin India miskin bla bla bla, orang India kenal Indonesia aja kagak hahahaha.

Tetangga Pakistan ini juga suka sate dan kecap manis tapi jarang bikin masakan Indonesia karena suami dan anak-anaknya gak suka. Waktu saya hamil muda dan mau pingsan kalau lihat dapur (hahaha), dia rajin mengirimkan nasi biryani dan sup-sup (dia buat yang bening loh) buat kami.

Baik Cina maupun India, keduanya sangat ketat dengan selera lidah. Di mana pun mereka merantau, sangat menjaga selera tradisional.

Mungkin karena itu ke mana pun merantau atau traveling, yang namanya restoran India atau restoran Cina itu adaaaaaa aja ^_^.

Saya suka masakan India maupun Cina. Enak semuaaaaaaaa. Sejak tinggal di Ireland, jadi rajin bikin biryani dengan panduan teman-teman India di sini. Kalau yang mi goreng atau dumpling-dumpling-an mah, gak osah diajarin, memang bukan menu aneh ya buat lidah Indonesia kita.

Olahan noodle, masakan khas Cina yang juga umum di Indonesia ^_^

Justru saya paling enggak doyan Eropa-eropaan, kecuali lagi diet ketat hahahaha. Nah masakan yurop yang cuma panggang ama tabur-tabur secukupnya + sayur mentah sebanyak mungkin ini sangat pas kalo lagi kepepet nurunin berat badanΒ πŸ˜…πŸ˜…πŸ˜….

Makan dikit aja udah kenyang soalnya gak selera kali ya hahahahahaha.

Kalau tidak salah, selera Eropa dikenal dengan istilah kontinental, sementara masakan Asia lekat dengan sebutan Oriental.

Tidak sedikit loh orang-orang Eropa yang tergila-gila dengan selera nusantara. Salah satu suami teman Indonesia di sini yang asli Irlandia sukaaaa banget sama ayam woku dan apa pun yang pedas-pedas hehehe.

Ah ya, masakan Meksiko juga nampaknya cocok buat lidah Asia. Selain mereka juga terbiasa makan nasi, bumbunya juga lebih variatif.

Salah satu cara paling asyik dan mudah untuk berkenalan dengan budaya masyarakat lain ya MELALUI MAKANAN.

Suka merasa sedih kalo ada yang sebar-sebar kebencian bahkan kepada kelompok yang sebenarnya LEBIH BANYAK PERSAMAANNYA dengan kita ketimbang perbedaannya :(.

Mungkin yang begini-begini enaknya diajak makan semeja dan menggragas bersama πŸ€£πŸ€£πŸ€£.

Kelian jangan lupa ya, Indonesia pun walau satu negara tapi kulinernya ampuuuunnnn, sumpah variatif abis. Terasa banget di keluarga kami karena suami asli Minang yang lahir dan besar di Jawa VS saya yang dari lahir sampai SMA tinggalnya di Sulawesi.

Suami terheran-heran dengan tambahan kacang tanah yang udah digiling halus ke dalam Coto Makassar atau Sop Saudara. Tapi enak kan Baaaaannnggg. Dese doyan πŸ˜‹πŸ˜Ž.

Sebaliknya saya dulu juga gak kebayang masak pakai kembang lawang itu kek mana, karena ini salah satu bumbu khas masakan Sumatera. Ternyata enaaaakkk πŸ˜πŸ˜πŸ˜.

Anak-anak kami tetap dicekokin masakan nusantara tiap hari. Gak papah, lidahnya udah susah beraksen Indoensia asli yang penting perutnya tetap fasih dengan cita rasa Soto Padang atau Sop Saudara, dua masakan khas daerah masing-masing kesayangan Papa-Mama nya πŸ˜‹πŸ˜‹.

Anw, got this somewhere di belantara Google –> FOOD is the ingredient that binds us together <3.

So true.

Jadi … masak apa kita hari iniiiiiiiiii πŸ₯°πŸ₯°πŸ₯°.