PRIMARK, Waralaba Murah Meriah, Ramayana-nya Eropa? Hehehe

Primark ini berdiri dengan nama “Penneys” sebenernya. Asalnya dari KOta Dublin, Republik Irlandia. Jadi bukan dari UK yaaaaa, tersinggung nih mantan mukimin Ireland hahaha :p.

Penneys berdiri pertama kali tahun 1969. Saat akan melebarkan sayap ke UK di tahun 1973, Penneys kepentok dengan hak cipta nama “Penney” yang sudah dipegang oleh waralaba asal Amerika Serikat, “J.C Penney”.

Karena itulah di luar Ireland, namanya menjadi PRIMARK. Kalau di Irlandia tetap pakai nama dagang Penneys.

Jadi dulu tuh sempet wakwaw waktu temen nitip barang barang Primark, saya bilang gak ada toko Primark di Ireland. Temen saya ngotot masa gak ada, di hampir semua Eropa pasti ada, kok.

Ternyata PENNEYS itu ya PRIMARK 😅😅😝.

Primark melegenda karena harga produknya yang murah-murah. Tapi sebenernya sesuai kualitas juga lah ya. Cuma saja misalnya baju anak, motifnya itu sumpah lucu-lucu banget dan sangat kekinian.

Kalo dari segi kualitas bukan yang ‘wah’ banget. Tapi sebenernya ada juga barang kualitas bagus di Primark/Penneys, harganya ya mahal jugak hihihii.

Cuusss versi vlognya dah ada Gaeeesss :

Paling bener tuh ke Primark pas lagi diskon. Ya Allah itu baju-baju kaos anak dari 1-2 euro bisa terjun bebas jadi 50 sen! Iyah, 50 sen! Gila gak tuh hahahahaha.

Baju-baju anak bayi pernah dipangkas sampai 25 sen, cuuuss lihat di video. Bahannya lumayan banget untuk ukuran 25 sen. Karena harga aslinya sekitar 2-3 euro.

DI masanya, saya pernah terima jastipan Penneys juga kalo pas mau mudik ke Jakarta. SOalnya di Asia kan masih jarang ni Primark. ALasan temen saya biar baju-baju anaknya gak ada yang nyamain hahahahaha. Moms ruled mah pokoknya :p.

Misteri murahnya harga barang di Primark/Penneys pernah bikin heboh gegara konon ditemukan selembar kertas di salah satu busana yang dijual di gerai tersebut. Tulisannya, “Help”.

Jadilah merebak rumor kalau waralaba ini memeras pekerja-pekerjanya di Cina dengan gaji sangat murah makanya bisa jualan yang murmer-murmer. Padahal mah waralaba lain yang buka pabrik di Cina ya sama aja kan #eh hehehehe.

Secara hitungan bisnis ada penjelasannya sih. Warabala besar ini “bermain” dengan VOLUME. Mereka berani pasang marjin kecil karena belinya bulky. Saya tau soal ini gara-gara dulu kerja di consumer goods dan di area Distribusi.

Kira-kira prinsipnya mirip gak, ya. Karena saya tahu perusahaan menjual barang jauh lebih murah kepada distributor yang berani mengambil dalam jumlah raksasa. Ya kan sama aja. Harga murah tapi lakunya banyak. Bisa memangkas durasi barang ketahan di gudang sebagai stok.

Adapun soal pekerja di Cina yang dibayar murah ya memang konon katanya Cina ngejar jadi negara industri dengan cara begini. Menawarkan harga murah agar para investor berbondong-bondong buka pabrik di Cina.

Cina punya surplus penduduk. Jadi klop lah. Sisanya monggo disimak penjelasan dari rekan-rekan SJW. Apalah aku yang pernah nyari uang jajan dari bisnis-bisnis jastip dari waralaba murah meriah ini hahahahaha.

Kerjaan gue tuh, ngumpulin barang pas lagi diskon. Bisa ampe 2 koper sendiri hahahaha. Nanti jelang mudik, langsung foto-fotoin kirim ke calon-calon customer :p.

Belinya ya pas lagi iseng pulang sekolah nganter anak, mampir, beli satu kantong. Besoknya beli lagi satu kantong. Emang gilak sih kalo lagi diskon. Liat di video, headset Mickey Mouse dijual 1 euro. Jangan tanya gue jual berapa pas di Indonesia hahahaha, cuan, cuan, cuan :p.

Ada satu pembahasan terkait industri di Cina yang saya baca di sebuah novel. Tahu novel Love Story dong, ternyata ada lanjutannya. Di lanjutannya itu ada sedikit dibahas soal orang Eropa yang mengalihkan proses produksi ke Cina.

Katanya sih gini, versi novel ya, bisa jadi fiksi saja.

Cina penduduk sangat banyak, pemerintah kewalahan. Jadilah penduduk inisiatip sendiri cari kerja. Jadi misalnya ada satu orang yang bekerja jadi tukang jahit dengan gaji X per jam. Nah, si tukang jahit ini punya paman yang juga harus menghidupi keluarganya tapi jobless.

Si tukang tadi bilang ke bosnya, “Ayo dong rekrut pamanku juga.”

Kata bos, “Piye dong, gak ada lagi duitnya. Costnya mentok.”

Tukang jahit, “Ya udah gajinya ambil dari gajiku aja. Jadi bagi dua.”

Bos, “Loh gimana. Nanti kalian rugi dong.”

Tukang Jahit, “Gak papa yang penting pamanku kerja juga.”

Jadi gaji X dibagi 2. Masalahnya, karena ada 2 orang proses produksi cuan dong, ya. Nah, dari sini awalnya makanya bisa gampang dapat tenaga murah.

Curangnya perusahaan, harusnya setelah itu mereka kan sanggup meningkatkan produksi ya naikin dong gajinya. Idealnya gitu ya kalau memang kisah ini benar.

Tapi begitulah dunia yang fana ini. Pokoknya gimana biar cuan, cuan, cuan. Sementara ada orang-orang yang enggak punya pilihan lain. Hanya sanggup berlari di lintasan yang itu-itu saja no matter what they did.

Solusinya ya subsidi pemerintah. Dan katanya di Cina pemerintah memang memberikan subsidi seperti ini. Entah besarannya berapa. Biar investor tetep cuan dan karyawan tetep bisa hidup layak.

Tapi tentu beda cerita kalo investor mikirin cuan (ya namanya pengusaha sih ya hahahaha, masa mau rugi hadeeehhh), karyawan kerja rodi tapi pemerintahnya … sibuk korupsi!

Masi ga paham juga kenapa kita harus mati-matian melawan korupsi?

Karena sebenernya pemerintah itu punya kuasa yang besar sekali menjembatani hal-hal seperti ini. KALAU dan hanya KALAU mereka memang mengabdi untuk masyarakat. Bukan malah ikutan ngejar cuan, hadeeeehhhh 🧐🧐😓.

Nulis gak fokus hahahaha, maap :p.