SIMPEDES di Irlandia

Kegiatan para sosialita pedesaan di Ireland nih hahahahaha. SIMPEDES (Si mamak-mamak pedesaan) di Irlandia ini tergolong sangat sibuk loh ???.

Mau langsung cuss ke vlognya juga boleeeeeehhhh :D.

Tantangannya tinggal di desa-desa Irlandia buat para istri asal Indonesia ya gitu, sepiiiiiiiiii. Pasti beda banget kan dengan suasana gemerlap kota-kota besar di Indonesia.

Udahlah sepi butek pasti ngerjain tugas-tugas rumah tangga karena ketiadaan Gojek dll. Kalau yang introvert kayak saya ya mungkin gak terlalu masalah.

Dulu masalah adaptasi lebih ke cuaca. Anak pantai gak tahan dingin. Apalagi baru datang dari area gurun hahaha.

Orang Eropa ini jauuuh lebih dingin daripada di Texas. Di Texas mah, cuma naik lift bareng dari lantai 1 ke lantai 3, orang bulenya udah sibuk cerita di mana dia lahir dan besar dan kenapa pindah ke Texas hahaha. Hidup lebih berwarna di Texas kalau urusan chitty-chitty chat.

Walau tipis-tipis, buat saya yang berkerudung juga terasa kok kalau mereka lebih menjaga jarak.Enggak sampai kena diskriminasi gimana-gimana.

Walau untuk sahabatan dekat ya nyaris tidak mungkin . Mereka tetap sopan cuma ya gitu, ngobrolin cuaca aja maunya. Bosaaaaaannnn hahahaha.

Mungkin takut diajak hijrah #eh. Di negeri sendiri dianggap liberal, di tengah orang bule, dianggap jihadis kali ya hahahaha, ya nasib ya nasib.

Kalau sama orang India sebenernya seru. Hanya saja jumlah mereka banyak banget. Begitu ngobrol berdua pasti mau bahasa Inggris, begitu temennya datang, langsung ngomong bahasa lokal mereka zzz .

Orang-orang Eropa Timur lebih kaku lagi. Selain mereka bahasa Inggrisnya kadang tidak terlalu lancar, kayaknya lebih galak mereka daripada orang Irlandia-nya. Memandang orang Asia gimanaaaa gitu.

Padahal kita juga ke sini enggak ngemis, critical skill worker looohhh #eaaaaa .

Kupernah dekat dengan mamanya sahabat anak di sekolah, orang Lithuania. Udah ngajak-ngajakin ngopi bareng, dia sukaaaa banget kalau saya tanya-tanyain soal negara-negara Eropa Timur, soal komunisme, segala macam (situ wartawan, Kak? Hahahaha) tapi pas saat kami malah bentar lagi mau ke Texas setahun.

Balik ke Athlone, dia baru saja melahirkan dan punya bayi. Ketemu di jalan pun, dia udah cepat-cepat gitu. Nampaknya juga sudah ada teman sesamanya dari Lithuania. Yah, dicampakkan lagi gue hahahaha.

Dulu punya sahabat orang Arab Saudi. Dese sayang banget padaku. Sempat saya kira waktu diundang ke rumahnya gue disuruh beberes rumah hahaha, tapi ternyata saya dimasakin, diajak ngobrol, dibikinin kue, diajak menari-nari dan dicurhatin hihihi.

Mungkin karena dia tahu saya pernah di Jeddah jadi dia lebih lega mau curhat sepuasnya. I feel you, Dear .

SIMPEDES cabang Irlandia hehehe

 

Tahun 2014 dia balik ke Saudi. Tahun 2015 setelah saya melahirkan dia liburan ke Athlone dan nengokin saya bawa oleh-oleh. Sungguh kuterharuuuuu . Lupa dulu rasa pedih karena sering dianggap pembokat pas di Jeddah hahahaha.

Emang paling enak ya berteman dekat dengan saudara sebangsa setanah air. Sama ras lain juga saya enggak anti loh. Cuma memang kenyataan tidak seindah harapan. Inginnya ku punya geng internasional tapi bertepuk sebelah tangan cintaku hihihi.

Kupaham semua perlu waktu di dunia yang rawan hoaks dan hate speech ini.

Tetap semangat! Jangan terjebak rasa sakit hati yang tidak perlu .

Anyway, punya teman sekadar buat ngopi bareng + curhat itu kayaknya nolong banget. Salah satu emak-emak di video ini saya ingat banget pertama ngopi bareng saya di mal, halamaaaakkk, nampak putus asa kali pun tinggal di Athlone hahahaha.

tinggal di luar negeri

Wajar, dese wanita karier di Jakarta bertahun-tahun. Tiba-tiba terdampar di dusun dingin ini hahahaha.

Tapi seiring berjalannya waktu sekarang mah, sudah jadi sosialita andalan di Athlone, yes? ?. Dese sekarang sudah siap menjadi duta wisata Athlone .

Merantau ini senengnya gitu. Jadi kenalan dengan macam-macam orang dari level lingkungan budaya beda-beda karena dulu di kantor di Jakarta kan ya rata-rata dari standar lingkungan yang mirip-mirip.

Kusuka banget walau sesama Indonesia, kami berlima ini BEDA-BEDA sukunya loh . Ada yang Batak, Minang, Sunda, saya sendiri Bugis dan si Scandy yang blasteran Ambon-Manado. Bahan kepo-kepo banyaaaaaakkkk .

Baru 2 tahun terakhir ini saya sadar kalau saya itu introvert. Dulu sering merasa saya ekstrovert karena cerewetnya warbyasak hahahaha.

Ternyata, introvert pun bisa cerewet. Setelah memahami karakter, jauhhhh lebih mudah me-manage pertemanan. Karena daku ini, selain introvert, juga agak out spoken dan alih-alih bergunjing di belakang, kalau kesel langsung gue semprot ke depan orangnya hahahaha. Anak japri-japri club akutu . Rawan berantem kata suami karena mulutnya silet abis.

Tapi sekarang sudah lebih lihai lah dalam merawat pertemanan di dunia nyata. Kalau dunia maya memang masih banyak peer-nya hahahaha.

1 comment
  1. Tertarik dg kalimat “d dalem dianggap liberal, di luar dianggep jihadis” xixixi
    Mba
    Yg di Indonesia aj kadang ngerasa gitu. Di lingkungan hijabers bgt dianggap terlalu gimana, tp d lingkungan umum dianggep anu. Yg intiny bertolak belakang. Jd curhat wkk
    Ntr lg in syaa Allah mau tinggal d ln mba, jd deg2an krn ni baru prtama kai. Bakal sring kepoin blogny mb jihan yaaa heheh
    Sukses selaluuhhh

Comments are closed.