Ada film netflix yang bagus nih. Serial baru, Netflix original. Baru tayang Januari ini. Season pertama, 8 episode doang. Judulnya cetar-cetar gimana gitu. Filmnya apalagiiiiiii hihihi.
Trailernya monggo dilihat di sini :
Aksen (hampir) semua pemainnya British abis tapi lifestyle yang digambarkan kok Amerika banget, ya ?. Tapi istilah Secondary School memang dikenal di UK dan Irlandia. USA kan pakainya junior high school atau Middle School. Penasaran jadinya.
Apa memang UK beda kultur ya dengan Ireland?
Ireland mah di desa-desa model begini, anak-anak umur 10 tahun juga nontonnya masih Peppa Pig cobak ???.
Sampai pernah ngobrol sama suami sambil ngikik-ngikik, anak-anak di Texas kelas 2 SD udah petantang petenteng bawa iPad segala macam, anak-anak di Athlone kelas 6 SD masih main kejar-kejaran di sekolahan, boro-boro bawa handphone mah ???.
Agak kaget dengan episode pertamanya karena super “nganu”. Risih banget karena ceritanya kan tentang remaja usia 16. Tapi sadar karena memang ini 18+ dan ada pesan “sex strong appearance”.
Tapi secara keseluruhan, ceritanya bagus banget sih .
Yang bikin agak ilfeel, pemerannya tua-tua banget. Dandanan juga gak nolong. Untung pemeran utamanya imut-imut, tokoh Otis Milburn yang diperankan oleh Asa Butterfield.
Pemeran utama yang siswi perempuan, Maeve, ampun deh. Jadi mahasiswi juga rasanya udah agak tua -_-.
Si Maeve ini malah terlihat jauuuuh lebih tua daripada pemeran tokoh Eric yang di kehidupan nyata berusia 27 tahun! Woowww. As they said, “Black don’t crack”. Gak rasis lho ini. Malah pujian ;).
Soundtracknya bagus-baguuuusss. Jadi sibuk searching lagu-lagunya jugak hehehe.
Banyak pesan-pesan eksplisit dalam film ini kontroversinya tajam banget untuk ukuran budaya Indonesia. Jadi kalau perspektif agak kaku pasti kurang cucmey sama serial ini hehehe. Tapi fokus ceritanya macam-macam dan banyak masalah parentingnya.
Gaya hidup yang digambarkan sih cocok buat ukuran US. Tapi rasanya di Ireland secara umum masih jaaaauuuuhhhh dari yang model-model begituan. Di Dublin aja, pas main ke park ada yang ciuman kasual gitu-gitu doang, masih banyak bule yang ngomel-ngomel dan berani negur.
Sukaaaaaa sama skenarionya. Urusan skenario, film-film “barat” memang jauh di depan ya. Karena itu kali masih susah move on dari Hollywood, British dan sekitar hihihihi.
Percakapannya mengalir bangeeeetttt. Spontan tapi dalem dan enggak cheesy.
Ada gak ya caranya bikin film tentang “Sex Education” literally yang pop dan asyik tapi ya jangan gini-gini amat hahahaha. Terlalu vulgar ini. Selain adegan-adegan “itu”nya, ada beberapa pesan-pesan “ya gitu deh” yang disajikan terlalu terbuka.
Me myself, I don’t bother, I’m not against them . Tapi buat diterima di Indonesia, selain adegan nganunya, soal-soal lainnya juga pasti masih ganggu banget ya.
Sudah lama enggak ngikutin serial-serial di televisi. Terakhir kan pas masih di Texas, re-run Grey’s Anatomy dan tergila-gila dengan serial Bones. Makanya, ini semacam haus darah nonton serial keren. Kelar 8 episode dalam 3 hari sajah hehehe.
Season 2 nya katanya mau keluar awal tahun depan atau akhir tahun ini. Jiaaaaahhh…masih lama, yak. Urusan konten, Netflix memang masih terdepan untuk ukuran-ukuran channel sejenis (y).
Kemarin ngobrol di WA bareng emak-emak di sini saling merekomendasikan film Netflix yang bagus, terutama yang serial deh ya biar panjang napasnya. Mau coba nonton serial “Perfume”.
Kalau film lepas, seminggu lalu udah nonton “Bird Box” yang box office versi Netflix. Kurang suka sih hehehe. Terlalu tegang dari awal sampai akhir. Pengin yang agak manja-manja gitu dah biar gak terlalu spaneng nontonnya hahahaha :p.
Oh ya, cekidot juga ini ada serial Netflix yang gak manja tapi sangat wajib tonton ;).
Buat ditonton sekalian relax dikit dari acara nyapu-ngepel-masak-ngurus anak gituh :D.