Sejarah Turki mungkin dimulai dari Kesultanan Ottoman yang berabad-abad menjadi salah satu kesultanan yang cukup disegani dunia. Wilayahnya membentang dari Afrika Utara hingga Asia Barat.
Ya sesuai motto standar aja ya, hidup seperti roda pedati, kadang perkasa kadang ciut hehe.
Konon, keterlambatan modernisasi di berbagai sektor termasuk angkatan perangnya membuat posisi mereka jadi oleng. Hingga sempat mendapat julukan Sick Man of Europe.
Pecahnya perang Dunia 1 memperburuk kondisi Ottoman. Nah ini ada teori konspirasinya juga sih.
Kelihaian Churchill melihat potensi melemahkan “Poros Sentral Eropa” (Jerman dkk) membuatnya menerapkan strategi adu-domba.
Salah satu tokoh yang terkenal sukses membuat orang-orang Arab melepaskan diri dari Ottoman adalah Lawrence of Arabia. Tapi ada yang bilang dia ini tokoh fiktif saja.
Pada dasarnya perpecahan dalam Kesultanan Ottoman sudah tidak terelakkan lagi pasca kekalahan geng mereka dalam Perang Dunia 1.
Yoih, Ottoman yang punya perjanjian khusus dengan Jerman akhirnya ikut digempur oleh pihak sekutu. Walau sebenarnya Ottoman sudah bilang emoh ikutan perang.
Ottoman sempat mampu membentengi diri dari pihak sekutu tapi pemberontakan golongan-golongan Arab yang ingin membebaskan diri membuat Ottoman akhirnya menyerah pada sekutu.
Rontoknya poros Jerman dalam PD 1 membuat pemerintahan Ottoman makin terpukul hingga terpaksa manut saat pihak Sekutu ingin menguasai wilayah-wilayahnya.
Jadi dibagi-bagilah wilayah Ottoman untuk negara-negara Sekutu yang menang perang.
Perjanjian Sevres-Swiss tahun 1922 Sebagian besar wilayah Afrika Utara jatuh ke tangan Inggris beserta wilayah Jordan dan jazirah Arab di pesisir selatan. Perancis kebagian wilayah Syam. Yunani juga kecipratan.
Nah, dari sini cukup penting kalian pelajari lanjutannya. Karena dari sinilah akhirnya negara-negara Arab memerdekakan diri dari “tuan baru”nya masing-masing.
Proses inilah yang punya peran penting dalam masalah Palestina – Israel serta terlunta-luntanya suku Kurdi hingga kini yang pada saat itu tidak kebagian negara khusus.
Perjanjian Swiss tadi juga mengizinkan sekutu untuk membawa pasukannya di wilayah Turki.
Di sinilah kaum nasionalis Turki jadi bete berat dan merasa harga diri mereka terhempas (kok kayak Incess ya hahaha). Tapi mereka terhempasnya enggak pakai manja-manja kayak Incess. Sebel beneran boooo.
Sudahlah sebagian besar wilayah Ottoman digadaikan. Bangsa Turki pun harus dikuasai oleh pihak asing.
Jadilah kaum nasionalis menggalang persatuan untuk membebaskan Turki dari kekuasaan Sekutu (Inggris dkk).
Cara damai dianggap enggak mempan karena Kesultanan Ottoman seperti tidak punya daya dan upaya lagi, maka kaum nasionalis memilih untuk angkat senjata.
Dipimpin oleh Mustafa Kemal, perlawanan kaum nasionalis terhadap tentara Sekutu berakhir dengan terjadinya perjanjian damai “Traktat Lausanne” di bulan Juli 1923.
Sekitar 3 bulan setelahnya, akhir Oktober 1923, Republik Turki resmi dideklarasikan. Bahasa nasional ditetapkan Bahasa Turki.
Setahun sebelumnya Kesultanan Ottoman dibubarkan dan membuat Sultan Mehmed VI meninggalkan tanah Turki dan tidak kembali lagi hingga akhir hayatnya.
Mustafa Kemal mendapat gelar “Ataturk” yang kira-kira artinya “Bapak Bangsa”.
Tidak semua kalangan dari bangsa Turki menyetujui sepak terjang Mustafa Kemal. Perlawanan terberat datang dari kaum konservatif.
Entah mengapa Mustafa Kemal mengubah haluan Turki menjadi negara sekuler. Mungkin trauma dengan perpecahan dalam tubuh Ottoman kali ya.
Salah satu kebijakannya yang juga mengundang kontroversi karena dese kayak sebel bener sama yang berbau kearab-araban. Sampai azan pun diubah ke Bahasa Turki.
Kalau menilik sejarah ya mungkin karena sebel itu tadi. Rongrongan bangsa Arab yang ingin memerdekakann diri di masa Ottoman-Turki lagi ribet melawan sekutu membuat Ottoman makin kewalahan hingga akhirnya kalah.
Mungkin lho yaaaaa. Lah gimana orangnya udah enggak ada hehehe.
Jadi, membicarakan Mustafa Kemal memang seperti 2 sisi mata uang. Di mata kaum sekuler/nasionalis Turki, beliau tentu pahlawan besar karena memerdekakan Turki dari cengkraman Sekutu juga bukan perjuangan kecil.
Tapi di mata kaum konservatif muslim ya beliau dianggap pembangkang dan berendeng julukan ngeri-ngeri lainnya yang enggak elok mau ditulis di sini hehehe.
Mirip seperti Arung Palakka dari tanah Bugis, Sulawesi Selatan. Buat orang-orang Bugis terutama Kerajaan Bone, beliau jelas adalah pahlawan yang memperjuangkan pembebasan bagi suku Bugis atas perbudakan oleh suku Makassar.
Tapi di buku-buku sejarah dulu-dulu dibilangnya pengkhianat bangsa hehehe.
Anw, antara Bugis-Makassar kini everything is over lah 🙂. Kami sudah hidup damai dan tidak sampai terbentuk kelompok lover-hater untuk tokoh Arung Palakka sih hahahaha.
Adapun Turki kini, setidaknya yang sempat saya lihat langsung di Istanbul tempo hari, makin memantapkan diri sebagai negara mapan baik di wilayah Eropa maupun Asia 🙂.
Perdana Menteri Erdogan bisa dianggap sukses meletakkan dasar-dasar perbaikan ekonomi yang signifikan bagi kemajuan negara Turki.
Kehidupan sehari-hari dan fasiitas publik di sana sudah cukup layak bersanding dengan negara-negara Eropa lho 😉.
Saya berharap Negara Turki bisa menjadi salah satu pelopor negara mayoritas muslim yang sukses mempersandingkan modernitas dan nilai agama yang katanya sudah mulai tidak cocok disandingkan dengan kehidupan di era terkini :). Mudah-mudahan ya. Aamiin.
Indonesia juga dong, dong, dong <3.
Doanya ya teman-teman.
Tuh, enggak disuruh mikir-mikir susah-suah kok ya cuma disuruh berdoa aja hehehe.
Lagian weekend kok mikir, mending piknik ke mana kek. Nah, kalau yang weekend ini kebagian piknik di dunia maya saja (hahaha), lihat-lihat foto-foto Istanbul aja yuk hihihihi :p.
All pics here taken by my husband, NOT ME! –> Dani Rosyadi.
Saya kebagian nambahin deskripsinya aja biar kelihatan pinter gituuuu hahahahaha :p.
Enjoy the pics and have a nice weekend ^_^.
Favorit banget kalo Kak Jihan bahas sejarah-politik gini..kayak waktu bahas Karl Marx 🙂