Nah, definisi yang ‘damai-damai saja’ ini seperti apa, ya? Hihihi. Karena kalau sudah menyangkut ‘ranah opini’, percayalah, istilah ‘damai-damai saja’ ini bisa dibilang nyaris tidak ada. Jadi, mungkin maksud mereka, lebih suka menghindari berbagi opini hehehe.
Kan bisa menulis tentang perkembangan anak sendiri misalnya, kerajinan-kerajinan tangan (lucu kan, kalau kita posting tentang craft ada yang nyinyir? Sirik iya hihihihi), tentang biografi orang tertentu, intinya yang sifatnya deskriptif tentang hal tertentu. Bukan opini yang pasti . Menulis resep-resep masakan juga bisa dibilang damai atau berbagi tulisan jalan-jalan yang HANYA membahas tentang tempatnya saja.
Dulu, saat menulis tulisan “Every Mom Has Her Own Battle” itu saya merasa damai. Kan tujuannya mendamaikan sekte-sekte para ibu yang makin gencar saja nyinyir menyinyirnya . Ternyata, komentar-komentar yang tidak damai juga banyak hahahaha. Namanya opini, tidak harus seragam tidak mesti semua setuju 😉.
Bahkan yang menyangkut prinsip-prinsip universal seperti keikhlasan, kerja keras dan empati misalnya. Biasanya berbenturan dengan agama hal-hal yang seperti ini . Masih ada semacam sikap, “Dahulukan yang seiman.” Apalagi di negara-negara macam Indonesia yang mayoritasnya masih menganut paham tertentu. Dijamin bakal ‘ramai’ kalau berani mengupas masalah muamalah antar agama. Minimal agak sulit melepaskan diri dari cap ‘liberal’ atau ‘JIL’ yang kayaknya jidat eike sudah penuh dengan cap-cap semacam ini hahahahaha.
Tulisan yang saya maksud adalah tulisan “Jika Surga dan Neraka Tak Pernah Ada.” Lumayan capek menghapus komentar-komentar yang ngajak berantem hehehe. Tuh kan, saya ini sebenarnya senang yang damai-damai, kok *pasangSeringaiSerigala* hahhaha.
Ini tulisan ke-2 yang membahas hal yang agak mirip itu, Jika surga dan neraka tak pernah ada versi 2 lah :D.
Btw, saya pernah menulis semacam sekuel dari “Every Mom Has Her Own Battle” hihihi. Umm..harusnya sih damai, dong, ya . Karena saya ini tergolong stay at home Mom, kok. Tapi saya tak suka membayangkan bila semua perempuan punya pikiran sama seperti saya.
Aduh, bayangkan kalau tidak ada dokter perempuan! Dokter kandungan lah minimal. Dua kali melahirkan, di Jeddah dan Jakarta, saya selalu sreg-nya dengan dokter perempuan hehehe. Perawat juga. Agak risih saja kalau membayangkan seluruh perawat di rumah sakit seluruh dunia adalah laki-laki!
Terus, tidak rela juga kalau dosen-dosen di universitas didominasi oleh laki-laki hehe. Atau customer service di bank-bank laki-laki semua. Iiihhh, kita kan juga pengin curhat panjang lebar tanpa khawatir bakal disangka genit. Eh, saya pernah menolak dilayani CS laki-laki dii sebuah bank swasta karena lebih nyaman ngobrol-ngobrol sama embak-embaknya aja. Keluhannya banyak iniiiiiiii hahahahaha –> emak-emak bawel bermulut silet :P.
Itulah mungkin kelebihan utamanya Pelangi 🙂. Yang digambarkan dengan sangat relevan oleh teman saya tadi. Kita suka lupa, yang membuat sesuatu terlihat indah itu adalah keberagamannya. Aduh, garing banget kalau dunia ini hanya dipenuhi satu pikiran doang . Kalau semua orang pendiam misalnya. Laaah, kan sunyi, yak –> alibi dari perempuan bawel hahahaha.
“Don’t let your luggage define your travels, each life unravels differently.”
― Shane Koyczan
Saya termasuk yang suka “damai-damai saja’ Tapi rugi juga kalau hanya “damai-damai saja” sulit jadi “trending topics”. hehehehehe. tul nggak mbak jihan? 🙂
Errr…ga pernah mikirin trending topics sih hehehe. Saya kan nulisnya sesuai kemampuan ajah. Kebetulan memang suka sejarah, parenting (secara ibuk-ibuk :P) dan merasa bahwa semua warga negara harus peduli pada politik ^_^. TErutama jelang Pemilu tahun ini hehehe. Trending topics? Out of my league lah 😉
Setujuuuu. Kalo tulisanmu sih absolut suka gegara pas udah baca aku dapet pengetahuan dan pencerahan sekaligus. Udahlah nulis selalu pake data, komplit pake testimoni sendiri, trus pake quotes segala. Mana ide nulismu original banget. Dan bow, nulismu itu benang merahnya tegas. Aku nulis benang merahnya ada tapi serabutan. Mau (lagi-lagi) nyalahin otak anak IPS aja deh akuh ihihi masa’ ya Jihan pas aku sidang kmrn, kalau orang disuruh revisi kan nambahin ini itu, aku revisinya disuruh write off some parts uhuk, macam penggosip di thesis
Jiaaaahh… kalau revisi kan memang suka gitu. Sama kok, waktu S1 dulu, eike pangkas-pangkasnya juga banyak hiihihi :P. Pake quote itu biar kesannya bijaksana gituuuuu, padahal mah … hahahaha *nyengirSerigala* :D.
Sudah thesis aja nih, huaaaaaa, giliranku kapaaaaaannnnn huhuhu
Mending ke pengalaman2 pribadi aja… jangan ke opini…. awalnya ane mengenal blog ini sejak persiapan ane ke saudi.. trim’s atas info-nya….jujur aja ane lebih menyukai yang ada referensi pengalaman2 sepele apa ajalah di negeri orang…. contoh: (edited by blog’w owner) yah selain informasi yg didapat, isinya juga menghibur pembaca…
Terima kasih masukannya :D. Oiya, link-link blog yang disebutkan saya moderasi ya hehe. Pengalaman pribadi di luar negeri rasanya sudah banyak sekali ya dituliskan di blog saya yang lain (mamasejagat dot wordpress dot com). Mungkin blog itu yang Anda maksud hehehe. Karena blog yang ini isinya lebih ‘gado-gado’. Cerita-cerita traveling Saudi adanya di blog Mamasejagat, yang di sini pun saya ambil dari sana sana juga hehehe. Saya pindahkan sedikit-sedikit :).
Monggo bila kurang suka dengan opini :). Sayangnya, saya ini menulis lebih ke kesenangan pribadi. Tidak terlalu menghiraukan pendapat orang lain. Mohon maaf jika kurang berkenan :).
Klo mo nulis yg damai2 aja seh awalnya gampang ya. Tp lama2 kok susyeh ya berasa nampil baik2 pdhl hati uda kebelet pgn nulis opini ono ini. Jd ujung2nya pembaca yg menilai aja. Suka ya baca. Ga suka ya bye2. Gt lah kira2