Namanya juga negara pulau, ya, Irlandia dikeliling perairan. Kalau di Dublin – Bray – Dun Leary – Dalkey itu ada di pesisir timur, maka di pesisir barat Irlandia ada Galway.
Waktu ke Galway, kami cuma muter-muter di Salt Hill sama COnnemara. Jauh juga sih tempatnya, ya. Harusnya menginap, nih. Tapi kami tetap pulang pergi. Jadinya terbatas foto-fotonya eh jalan-jalannya hihihi…
Kalau pesisir timur Pulau Irlandia berbatasan dengan Laut Irlandia, menghadap langsung ke Kepulauan Inggris Raya (wilayah Wales terutama, kalau gak salah :P), maka di sebelah barat terbentang Laut Atlantik.
Konon, kalau nekat bisa menyeberang ke Inggris via Dun Leary. Kadang, visanya enggak dicek. Entah juga sekarang masih bisa atau tidak.
Ngomong-ngomong kita bisa belajar banyak lho dari hubungan Inggris dan Irlandia. Duduk manis baca dongeng dari Mbak Poni, ya, anak-anak hihihi.
Irlandia, walau kini berpredikat sebagai salah satu negara maju di belahan Eropa, punya masa lalu yang cukup pedih … sayup mengalun … *soundtrackGubukDeritaAlaMeggyZ* .
Selama 800 tahun, Irlandia berada di bawah penjajahan Inggris. Tak cuma dijajah secara fisik, secara spiritual pun mereka tersakiti. Kepercayaan masyarakat di wilayah Irlandia yang mayoritas Katolik ‘ditekan’ oleh pemerintahan Protestan ala Kerajaan Inggris.
Rakyat Irlandia bahkan dipaksa berbahasa Inggris. Pemilikan tanah oleh rakyat pribumi benar-benar tidak adil. Sebidang tanah yang sama milik seorang rakyat lokal harus dibagi-bagikan kepada anak cucunya.
Bayangkan sepetak tanah itu kalau yang punya anaknya 5. Dibagi 5. Lahan tanah yang sama akan dibagi-bagi lagi kepada para cucu jika anaknya sudah besar dan beranak lagi. Makin lama, makin kecil luas tanah bagi tiap keluarga .
Sampai beberapa kali peristiwa kelaparan menimpa wilayah Irlandia. Pernah yang terbesar di pertengahan abad ke-19, akibat kegagalan panen kentang, kelaparan merajalela.
Saking parahnya, banyak penduduk Irlandia yang melarikan diri ke benua Amerika.
Tak sedikit yang meninggal dunia.
Nah, di kota Boston itu konon banyak banget imigran asal Irlandia yang beranak pinak hingga kini. No wonder, Saint Patrick’s Day, hari kebangsaan khas Irlandia juga dirayakan besar-besaran di Kota Boston dan beberapa wilayah lain di Amerika Serikat.
Karena ‘dipaksa’, konon karena itulah aksen Inggris masyarakat Irlandia tergolong agak unik. Dulu, sebelum tinggal di sana, saya pernah punya bos orang Irlandia. Aduh Mak, saban meeting, eike kagak ngerti dia ngomong apaan padahal katanya itu bahasa Inggris, hihihihi.
Uniknya … kini, Irlandia dan Inggris bagaikan kakak adik. Pertentangan Protestan dan Katolik juga mulai terbenam, ya. Tidak setajam dulu lagi. Kalau rajin membaca sejarah, di awal munculnya Protestan di benua Eropa, beuuuhhh… Katolik juga tidak main-main berusaha membasminya.
Kalau jalan-jalan ke O’Connell Street di City Centre Dublin, hampir sepanjang jalan bertabur monumen pejuang kemerdekaan Republik Irlandia. Termasuk si Daniel O’Connell tentunya. Yang patungnya paling gede, yang menandai ujung jalan menuju O’Connell Street dari sisi Sungai Liffey.
Waktu ngekos, dari seorang teman yang berpaham Protestan, saya baru tahu. Perbedaan Protestan dan Katolik ini sudah menyentuh ranah teologis. Jadi, buat teman saya itu, dia merasa Katolik itu sebagai ‘umat dengan iman yang berbeda’. Kagak paham juga saya. Mohon maaf kalau salah ya bagi teman-teman kristiani .
Balik ke Inggris dan Irlandia . Saya sempat kesal, mengapa, ya, Irlandia menolak masuk sebagai anggota Schengen? Padahal Irlandia masuk Uni Eropa. Dan tidak seperti Inggris, yang ogah pakai mata uang Euro, Irlandia bersedia menggunakan Euro.
Ternyata, penolakan Irlandia sebagai bentuk ‘kesetiakawanan’ kepada Inggris Raya. Alamak, apa kabar itu penjajahan 800 tahun? hehehe.
Mengapa? Soalnya wilayah Inggris Raya menolak masuk Schengen. Isshhh, mentang-mentang negaranya paling kece di Eropa .
Sebenarnya warga negara yang memegang paspor Irlandia bebas bolak balik masuk Inggris. Karena itulah katanya, Irlandia enggak enak mau masuk Schengen. Schengen akan memungkinkan orang-orang dari daratan mainland lalu lalang sesukanya masuk Irlandia.
Sementara Inggris akan merasa kerepotan menghalau orang-orang ini, secara wilayah Irlandia itu dekat banget dengan Inggris Raya. Bahkan Irlandia Utara berbagi daratan yang sama dengan Republik Irlandia.
Pemegang GNIB Irlandia (termasuk pendatang macam saya sekeluarga) sendiri boleh sih masuk ke Irlandia Utara melalui jalan darat. Katanya enggak bakal diperiksa dan dianggap sah. Tapi ke wilayah yang lain kudu apply visa yang harganya tidak murah dan mengurusnya tentu akan penuh drama bagi pemegang paspor hijau tua yang (mungkin) menempati salah satu ‘kasta’ terendah dalam urusan imigrasi hihihihi.
Singkat cerita, Irlandia ingin melindungi kepentingan Inggris Raya. Awww…so sweet .
Tapi pahit bagi pendatang seperti saya yang dari dulu mimpi-mimpi bisa melihat London. Sudah lama enggak sungkem kepada om dan tante di Buckingham nih –> pengakuan tipikal royalFamily-wannabe. Ponakan yang kemarin lahir pun belum sempat dijenguk oleh Tante Poni-nya. Sabar, ya, Nak hihihihi.
London jaraknya mungkin tidak sampai satu jam penerbangan dari Dublin. Tapi melewati proses pengurusan visanya? Kekepin dompet + pertebal rasa sabar di hadapan petugas kedutaan hahahaha.
Awas yaaaa, kalau Indonesia sudah menjadi negara maju, mari kita melet-melet lidah kepada benua yang masih terlilit resesi ini hihihihi. Kapan, ya, jadi negara maju? Ya selama masih bermanis-manis kepada para koruptor, simpan saja angan-angan itu dalam mimpi .
***
Dijajah 800 tahun. Dan kita, Indonesia, selalu merasa sudah paling menderita akibat penjajahan 350 tahun hehehe. Eh, habis dijajah kompeni, sekarang dijajah sama pemerintahan sendiri *asahGolokRamaiRamai*.
Hubungan bilateral Irlandia dan Inggris kini makin mantap. Seperti yang saya bilang, mesra seperti kakak-adik .
Mungkin kata orang-orang Irlandia, “Yang lalu biarlah berlalu” .
Siapa yang bisa melupakan masa lalu? It takes a life time to forget something or someone. Tapi memaafkan itu yang paling utama .
Irlandia saja bisa move on setelah penjajahan 800 tahun. Jadi, sakit hati apa sih yang tidak bisa kita maafkan?
Kini, dengan pendapatan perkapita yang mumpuni, Irlandia menjadi salah satu negara maju di dunia. Tak menyangka penduduk yang ramah ini punya nenek moyang yang hidup menderita dalam 8 abad penjajahan. Jangan-jangan karena pemaaf itu yang membuat mereka menjelma menjadi Negeri yang Makmur 🙂.
The weak can never forgive. Forgiveness is the attribute of the strong.
-Mahatma Gandhi-
Musim dingin yang sepertinya sudah merambah di seluruh daratan Eropa. Cuacanya dingin tapi hati tetap hangat ^_^. Salam akhir pekan dari Kota Athlone 😉.
kalau denger2 berita Irlandia Utara itu kan dulu sering rusuh pengen merdeka, itu nggak ada imbasnya ke wilayah Rep Irlandia?
btw Connemara, namanya familiar, kayaknya disebut2 di Gone With The Wind
kak, si Scarlett o Hara kan half Irish dari bapaknya ya hahaha *fans berat*
iya bener Ndang, bapaknya atau ibunya yg half Irish ya..
sequelnya juga ngambil setting di kota ini, tapi pengarangnya orang lain.., nggak seru…
baru tau kalo inggris dan irlandia kayak adek kakak, kayak Australia dan New Zealand
Seperti biasa, takjub dengan foto-fotonya (y)
Awan di foto nomer 2, oh my!!!! Macem gula-gula kapas…
Wow, aku nggak tau soal hubungan mereka manis sekarang. Bagus ih kau menganalogikannya hahaha, siapa tau karena mereka pemaaf jadi bisa maju. Kadang kalo cuma mau nyalahin keadaan jadinya merasa paling malang sedunia ya, hihi tapi jangan-jangan karena udah 800 tahun jadi berasa kakak adik *abaikan*
Jadi… apakah Indonesia masih kurang lama dijajah? Err… kurang 450 tahun lagi, gitu? *komen kurang ajar* 😆
Mbak poni, titip salam ya buat adek2ku kalo nanti kau jadi ke buckingham. Bilang, mungkin baru tahun depan kakakknya yg di bandung ini bisa nengokin si ponakan baru itu. Lagi nunggu… pohon duit yg bisa dicangkok! 😆