Sebelum membahas Tips Mudah Bersalin ala persalinan normal ini, so that you know ini tidak berarti melahirkan via SC lebih buruk ya. Entah juga kenapa namanya persalinan normal kalau Vaginal-Birth ini hehehe. Kesannya kalau lahiran SC tidak normal? Nope, tidak begitu ya :).
Karena sudah melewati masa persalinan normal 3x dari 3 kehamilan saya, makanya saya lumayan pede bagi tips-tips sikit nih Gaeeesss hehehe.
Versi vlognya ada di sini ya :
Yok kita lanjutin lagi versi blognya hehe.
Soal apakah persalinan spontan (Vaginal Birth) vs persalinan via SC yang lebih baik, silakan berdiskusi dengan dokter kandungan/bidang masing-masing ^_^.read more
Banyak yang bertanya-tanya soal ciri-ciri telat datang bulan yang menandakan kalau kita lagi hamil. Apalagi kalau lagi program hamil atau lagi ngebet-ngebetnya pengin hamil, hari-hari menjelang datang bulan pasti galau hihihi.
Saya pun saban lagi program mau punya anak lagi, duuuhhh, penantiannya drama gitu lah :p. Mau anak ke berapa pun :D.
Monmaap kesempatan untuk pajangin foto-foto hamil yang segambreng itu ye kan hahahaha. Tiap hamil memang selalu berusaha bikin dokumentasi si perut buncit :p.
Sudah ada versi vlognya loh topik tentang ciri-ciri telat datang bulan (hamil) ini, cuuuussss :read more
Terkait ciri2 akan melahirkan tuh tidak sedikit yang penasaran terhadap perbedaan antara kontraksi palsu dan kontraksi asli menjelang kelahiran terutama saat kehamilan pertama. Kan, kan, kan? Hehehe. Dari 3x hamil, pas hamil pertama memang yang paling jungkir balik. Ya namanya juga kehamilan pertama, ya :D.
Topik ini sebenarnya sudah pernah dibahas di tulisan lama, “Kontraksi Palsu di Kehamilan Trimester Ketiga”. Tapi gara-gara postingan itu, jadi banyak ditanya-tanya secara japri soal ini. Duile, kayak saya yang udah beranak ratusan kali aja :p. Berasa dokter kandungan ya, Ceu? hahaha.
Kontraksi palsu vs kontraksi asli perbedaannya ada di frekuensi, durasi, dan tingkat rasa sakitnya. Tapi wajar dong kalau hamil pertama masih bingung. Kan belum pernah merasakan kontraksi asli maupun palsu. Jadi pasti deh bawaannya googling mulu :p. Baca juga : Depresi Pasca Melahirkan, Apa dan Bagaimana? Mengatasi Baby Blues Pasca Melahirkan Tanda Kontraksi Palsu Hamil Tua
It’s oke ya ^_^. Masa googling aja kena judge sih? ;). Enggak apa-apa kan belajar dari pengalaman ibu-ibu yang lain. Karena kadang, teori tuh suka beda dengan praktik di lapangan. Sering juga membaca pengalaman lain bikin kita lebih siap. Walau harus diakui, ada juga pengalaman ibu-ibu lain yang justru bikin kita keder.
Btw, kenapa sih harus ada kontraksi-kontraksi palsu endebre-endebre begini? Duh hare geneee ya masih bahas KW-KW an. Jangan salah lho, kontraksi palsu justru ada for our own good ;).
Kontraksi palsu saat jelang proses kelahiran bisa dianggap sebagai “latihan” untuk menghadapi kontraksi beneran nanti. Kontraksi asli pada dasarnya memang sakit. Sakitnya bisa dijabarkan secara ilmiah kok. Dan bukan berarti kita tidak bisa menahannya. Karena rata-rata tidak kuat sakit itu katanya lebih banyak ke beban psikologis. Komplikasi beda cerita lagi lho ya ;).
Untuk menghadapi kontraksi asli sendiri sudah banyak pilihan yang ditawarkan secara medis. Bisa pakai epidural, ILA, dsb. Tapi ingat, pastikan untuk menanyakan secara komplit kepada bidan/dokter/perawat mengenai resiko penggunaan masing-masing alat bantu ini.
Enggak usah gengsi minta epidural atau ILA kalau enggak kuat mah hehehe. Saya sendiri, 3x melahirkan, memilih cara normal spontan tanpa bantuan, karena memang sikonnya cocok dan dokter/bidan mengizinkan :).
Kalau kita mendadak kontraksi tanpa ada “peringatan” apa-apa sebelumnya kan bisa panik gitu ya hahaha. Tidak ada persiapan. Tidak kebayang rasanya kayak apa. Nah, kontraksi palsu yang mulai rutin menghampiri saat jelang kelahiran membantu kita untuk “membiasakan diri”, syukur-syukur melatih mental.
Uniknya, walau sudah merasakan di kehamilan pertama, pas hamil kedua pun saya tetap deg-degan sih hehehe. Tapi karena sudah ada pengalaman, tidak se’puzzling’ hamil pertama. Jadi, begitu kontraksi beneran datang, saya sudah tahu. Senang malah karena waktunya melahirkan sudah datang ^_^.
Hamil ketiga juga mirip. Tetap dag-dig-dug serrrrr. Tapi begitu kontraksi asli, lebih optimis jadinya.
Seperti disebut awal, perbedaan utama kontraksi palsu vs kontraksi asli ada di 3 hal utama :
1- Frekuensi. Kontraksi palsu datangnya sesekali. Tidak tentu frekuensinya. Sementara kalau kontraksi asli lebih “berurutan”. Misalnya 5 menit sekali dan seterusnya. Jadi kalau berasa perut kenceng dan mulas sakit, mulailah berhitung dalam hati ;).
2- Durasi. Kontraksi palsu biasanya tidak lama. Sudah gitu, kadang tidak berkelanjutan. Lanjut pun waktunya tidak tetap seperti yang dijelaskan di poin 1 di atas. Sementara kontraksi asli lebih teratur. Jadi seperti mulas selama 30 detik. Nanti berhenti kok. Santai saja. Kontraksi itu bukan proses sakit terus menerus. Ada jedanya ;).
Nah, kalau yang kontraksi asli ini, durasi 30 detik per 5 menit misalnya.
Btw, ini ada versi vlognya soal kontraksi saat hamil tua ;), monggo dilihat ^_^
3- Tingkat rasa sakitnya. Duh, apa ya istilah pasnya hahaha. Maksudnya kalau kontraksi palsu itu biasanya menghilang atau mereda kalau kita berganti posisi. Kadang sakitnya sama ngerinya hahaha, tapi kalau kontraksi asli kita mau muter-muter kayak apa juga sakitnya tidak berkurang.
Tapi tidak berarti rasa sakti ini tidak bisa ditanggulangi ya ;). Bisa kok. Bisa! ^_^
[Intermezzo dulu nih, vlog terbaru seputar kehamilan dan proses melahirkan, tips mengatasi baby blues] :
Buah anggur untuk ibu hamil muda : Hamil ketiga kemarin memang mengundang banyak curhatan dah hahaha. Termasuk kekonyolan soal konsumsi buah anggur saat hamil muda aman apa enggak ini -_-.
Saya bilang konyol karena waktu curcol ke suster di sini mereka malah bengong, “Masa sih? Buah anggur pemicu keguguran? Baru dengar tuh. Kamu ini kebanyakan internetan deh, ah.” Hahaha.
Jadi begini, di postingan tentang keluar darah saat hamil muda (yang juga terjadi di kehamilan ketiga), saya cerita soal trimester pertama yang rada-rada drama. Padahal sudah hamil ketiga pun :p.
Kalau hamil muda kan sebaiknya memang perut jangan kosong. Perut kosong memicu mual-mual. Tapi susah banget kan mau ngisi perut huhu. Salah satu solusi ya makan sedikit demi sedikit.
[Updated : 2019 –> saya udah bikin vlognya untuk tulisan yang ini, monggo kalau mau nonton versi vlog]
Keluar darah saat hamil muda, trimester pertama, sering membuat deg-degan. Apalagi kalau kehamilan pertama.
Saya sendiri mengalaminya justru pas hamil kedua dan ketiga hehe. Hamil pertama malah enggak ada yang aneh-aneh. Padahal pas hamil pertama itu, mual-mualnya dahsyat banget -_-.
Untuk mual dan muntah beserta tipsnya, ini sudah ada versi vlognya loh ;).
Hamil kedua pun sempat kena mual-mual lumayan parah, tapi tidak secetar pas hamil pertama. Nah, kalau tidak salah, pas hamil anak ke-2, di kehamilan 8-10 minggu, pas pipis ada noda darah di celana dalam.
Waktu itu tidak panik, sih. Soalnya cuma noda kecil. Diameter kira-kira 3 cm dan tidak banyak. Sekali itu saja. Tetap sih googling sana-sini hihihi. Dari hasil googling masuklah ikutan curhat di forum-forum curhat mamak-mamak hamil :D. Baca juga :
Mitos Buah Anggur Untuk Ibu Hamil Muda
5 Tips Atasi Mual dan Muntah Saat Hamil Muda
Persalinan Normal Tanpa Rasa Sakit dengan Hypnobirthing
Terus dapat respons, katanya kalau noda darah tergolong sedikit dan cuma sesekali dan tidak disertai rasa mulas, kemungkinan besar TIDAK ADA APA-APA. Takutnya kan keguguran apa gimana-gimana, ya :(.
Noda darahnya juga cuma 2-3x dan jumlahnya benar-benar sedikit. Kayaknya keluar darah dalam rentang 1-2 minggu. Tidak disertai rasa mulas sama sekali. Tetap saja sih, pas kontrol ke rumah sakit saya ceritakan kepada dokter kandungan yang menangani.
Hamil anak ke-3 baru deh beda ceritanya.
Versi vlog :
Kali ini, rasa mulas yang duluan datang. Mulas di trimester awal memang rada tricky. Ada yang bilang wajar ada juga yang mengatakan bahwa bisa jadi ini tanda-tanda keguguran. Apalagi rasa mulasnya agak lumayan.
Iklan lewat dulu. Another vlog tentang serba serbi hamil muda hehehe.
Nah, kita lanjut lagi tentang topik keluar darah saat hamil muda ….
Mulai panik pas beberapa hari setelah mulas-mulas yang lumayan, ealah, ada noda darah pula yang kelihatan di celana dalam dan muncul di tisu pas habis buang air kecil. Keluar darah saat hamil muda ceritanya, duh, cemas pastinya :(.
Apalagi hamil anak ke-3 ini di Irlandia yang jadwal kontrolnya benar-benar “ketat”. Enggak bisa ujug-ujug curhat ke dokter kapan pun kita mau hihihi. Boleh ketemu dokter kandungan kalau dapat semacam surat panggilan.
Jadilah suami sibuk nelponin bidan dan kita dirujuk ke Primary Care di kota tinggal kami. Jadi, rumah sakit tempat melahirkan dan kontrol pun letaknya di kota lain huhuhu. Baca juga :
Proses Melahirkan Normal Anak Pertama
Tanda Kontraksi Palsu di Kehamilan Trimester Ketiga
5 Tips Mengatasi Baby Blues Pasca Melahirkan
Pas ketemu bidan di Primary Care plus curhat-curhatan via telepon, saya diminta tenang dan menunggu sampai seminggu. Ternyata, setelah ditunggu seminggu, masih keluar darah saat hamil muda dan masih disertai rasa mulas.
Saat itu kehamilan memasuki 7-8 minggu. Kita pun disarankan ke rumah sakit. Karena tanpa appointment, jadi dianggap emergency, mendaftar ke bagian ANE (Accident and Emergency) di rumah sakit.
Pertama ditangani bidan tapi habis itu ada dokter kandungan yang lagi jaga. Dokternya masih muda. Mungkin resident kali, ya.
Standar lah, diperiksa tekanan darah dan berat badan. Lalu cek darah. Tapi tidak diUSG sama sekali. Mungkin karena masih hamil muda banget. Atau bisa juga karena … pelit! Hahaha. Maklumlah di sini pakai public insurance dari pemerintah. Serba terbatas. Ala-ala BPJS gitu lah hehehe.
Berangkat ke dokternya saja sudah jam 5 sore. Ngantrinya lumayan. Terus nungguin hasil periksa darah juga lebih dari sejam. Akhirnya selesai jam 11 malam, sudah mengantuk banget dah si bumil :p.
Alhamdulillah, dari tes darah tidak ditemukan keanehan dan status masih dianggap hamil tapi tetap disuruh waspada. Mungkin juga ada pengaruh terhadap rasa percaya diri ya setelah diperiksa dokter makanya jadi enggak terlalu kepikiran lagi soal keluar darah saat hamil muda ini.
Setelah lewat 12 minggu barulah benar-benar lega, fffiiuuuhh.
Sebenarnya sih, tiap orang bisa punya ciri beda-beda. Pengalaman bisa beda-beda. Kadang pun kejadiannya sama-sama misalnya keluar darah saat hamil muda tapi ada yang keguguran ada yang tidak.
Walau begitu tetap ada panduan dasar yang menurut saya bisa dijadikan patokan, ini berdasar pengalaman pribadi ya :
Begitu ada noda darah saat masih di trimester pertama, jangan langsung panik. Apalagi kalau cuma noda sedikit dan cuma 1-3 x kejadian. Kalau tanpa mulas sama sekali, 80% aman lah ya. Tapi tetap laporkan ke dokter saat kontrol ;).
Bila keluarnya darah disertai rasa mulas, harusnya lebih waspada. Mending langsung ke dokter deh apalagi kalau mulasnya agak lama dan sering.
Tapi bila terjadi kejadian no.2 pun hasilnya bisa berbeda. Belum tentu pasti keguguran lho. Konon, rasa mulas penanda keguguran itu rasa sakitnya sampai ke bahu dan tulang punggung bagian belakang. Masalahnya tuh, kita seringnya panik duluan dan takut salah mengenali rasa sakit ini. Jadi sebaiknya mah emang dicek langsung ke dokter :D.
Rasa mulas yang berlebihan dan sering, walau tanpa noda darah, juga sebaiknya diwaspadai. Kontrol ke dokter atau bidan kalau perasaan sudah tidak nyaman.