Islam di Eropa : Tahun 1992, Hamdan Bin Rashid Al Maktoum, seorang menteri keuangan dari Dubai-Uni Emirat Arab mendanai sebuah bangunan yang kelak akan menjadi bagian dari “Islamic Cultural Central of Ireland”.
Bangunan ini berdiri dengan megah di sebuah kawasan yang cukup elit di Dublin, ibukota Republik Irlandia. Tepatnya di wilayah Clonskeagh.
Masjidnya keren punya, Cyin! ^_^. Di sebelahnya berdiri pula beberapa bangunan yang menjadi sekolah dan aula yang bisa digunakan untuk berbagai macam kegiatan.
Di bagian bawah, ada sebuah kantin yang dilengkapi meja dan kursi makan yang bisa memuat lebih dari 60 orang untuk makan langsung di sana. Di depan kantin, ada sebuah toko kelontong yang menjual aneka pangan yang tentunya berlabel… halal ;).
Sayang, sih, menu-menu di kantin rasanya kurang enak. Menurut saya lho yaaaaa, sungkem dulu sama Pak Koki hehehe.
Menu yang dihidangkan umumnya khas India-Arab seperti Nasi Biryani dkk. Harganya juga tidak begitu murah. Tiap menu utama umumnya dihargai sekitar 7-9 euro per porsi.
Biasanya saban kami sekeluarga ke Dublin, selalu menyempatkan diri mampir ke Masjid di Clonskeagh ini. Kadang numpang salat atau buat makan siang dan sebagainya.
Kantinnya bersih jadi nyaman buat makan di sini bareng anak-anak apalagi si anak bayi nih hehehe.
Tempat parkirannya hampir selalu penuh. Apa karena gratis gitu, ya? Jadi pada numpang parkir hehehe.
Maklum sih, dimari mau parkir saja ongkosnya lumayan, tuh. Secara infrastruktur transportasi, Dublin dan Republik Irlandia secara umum belum sebagus di Eropa daratan :(. Masih perlu banget punya mobil pribadi di sini :(.
Terus, apa kabar kakaknya yang enggak bisa nyetir? Hahaha. Kabar baik kok yaaaaaa :p.
Kawasan Islamic Center yang di Clonskeagh-Dublin ini juga menempati areal yang cukup luas. Dari luar saja sudah kelihatan bangunan masjid yang berdiri megah dengan pekarangan yang lapang.
Tepat di depan kawasan ini terdapat sebuah perumahan elit. Kami pernah tidak sengaja mampir sampai ke pintu gerbangnya buat numpang muter balik hihihi. Keasyikan mengobrol, pintu masuk ke Islamic Centernya kelewatan :p.
Btw, namanya kawasan elit, umumnya letaknya agak jauh dari City Center. Termasuk kawasan Islamic Center yang di Clonskeagh ini.
Tapi tenang aja, di kawasan City Center Dublin juga ada masjid, lho ;). Tempatnya juga lumayan luas, cuma lokasinya agak nyempil dan model bertingkat.
Letak masjidnya di Earl Street North. Di O’Connell Street kan ada monumen Spire yang terkenal itu. Dari arah Sungai Liffey, Earl Street North terletak di sebelah kiri Menara Spire :).
Di ruas jalan yang sama juga ada beberapa kedai/rumah makan yang menyajikan menu-menu halal. Misalnya Kebab Iskandarsyah yang menjual menu-menu khas Turki. Nah, kalau yang ini endeeessss :D.
Dulu, sebelum punya mobil sendiri, kalau ke Dublin kami naik bus sekeluarga. Nanti kan tinggal jalan dikit dari stasiun Bus Busaras ke City Center. Sering deh mampir makan ke kedai Turki yang itu.
Nah, masjidnya terletak beberapa bangunan sebelum rumah makan Turki itu. Pintunya kecil saja, enggak kelihatan kalau dalamnya masjid.
Nanti begitu masuk pintu kita naik tangga agak tinggi ke atas. Di situ deh ada area buat laki-laki sekalian tempat wudhunya. Naik satu tangga lagi, ada tempat buat perempuan plus tempat mengambil wudhu yang juga terpisah.
Tempatnya luas cuma ya itu, bertangga-tangga aja. Hati-hati kalau bawa bocah. Pening dah hahahaha :p.
Ah ya, tahu tidak sih di Dublin juga ada museum alquran yang lumayan lengkap, lho. Lokasinya juga di sekitaran City Center.
Tepatnya di area Dublin Castle. Sayang sekali, saya tidak tahu soal keberadaan manuskrip alquran di Cheaster Beatty Library ini :(. Waktu ke Dublin Castle, kita malah muter-muter enggak jelas.
Jarang nih ada kesempatan ke Dublin. Karena lumayan jauh kan nyetirnya, hampir 2 jam kalau dari arah kota tinggal saya. Terus kalau ke City Center yang susah itu … cari parkirannya -_-.
Pernah sih ngajak suami naik bus bareng-bareng lagi kayak dulu, cuma ya dese enggak betah jalan-jalan kayak gitu bawa 3 bocah hahaahha. Ruweeet. Belum lagi kalau hujan dll.
Nanti kalau sudah pada gede, Mama bisa “melarikan diri sendiri” kali ya ke Dublin backpacker-an. Terus diledekin suami, “Terus kalau nyasar tinggal nangis ya minta dijemput!” Hahahaha :p.
Senjata andalan perempuan: menangis! ?????