Tempat wisata di Istanbul : Akhirnya tulisan perdana #istanbulSummer2016 sukses ditulis juga hihihi. Ini mau bahas Bagdad Street Istanbul dulu :D.
Istanbul, kota yang memang pada dasarnya keren dan diperteguh ke-ciamik-annya dengan fakta bahwa daratannya terbagi di 2 benua : Sisi Eropa dan Sisi Asia. Jarang-jarang ya ada tempat yang bisa seberuntung kota ini :).
Like I’ve said, sebenarnya kalau jalan-jalan ke kota atau negara lain, lebih ingin merasakan dan berbaur dengan keseharian masyarakat di sana. Kalau cuma mengunjungi tempat wisatanya, foto-fotonya dah banyak euy di internet hahahaha :p.
Khusus Istanbul, lucky me ;). Lebih dari 3 tahun yang lalu, suami saya pernah assignment ke Istanbul sebulanan. Jadi dia sudah cukup ‘menguasai’ keseharian kota ini. Walau cuma transit 4 hari di penghujung Ramadan tahun ini, lumayan bisa intip-intip Istanbul versi “sehari-hari”.
Menurut suami, kalau di Sultanahmet dan sekitar ya pastinya ketemu turis doang dan tempat-tempat wisata standar. Kalau mau icip-icip Istanbul ala non-turis, yuk, jalan-jalan ke sisi Asianya ;).
Terutama ke Bagdad Street ini, nih. Dulu, suami saya menginap di salah satu hotel yang terletak di jalan raya yang katanya macam Orchard Road di Singapura ini.
Kawasan Sultanahmet dan sekitarnya miriplah dengan area sarat turis pada umumnya. Hotel mungil-mungil, pemukiman padat dan disesaki oleh penjual oleh-oleh dan tempat-tempat makan. Yang lalu lalang pun kebanyakan turis, jelas bukan orang lokal.
Sebaliknya, sisi Asia nyaris tidak terlihat kerumunan turis. Jalan-jalan di sini pun kami menggunakan angkutan umum seperti tram-bus dsb, seperti orang lokal pada umumnya. Soalnya suami udah hafal sih area sini plus angkutannya hehehe. Jadi relatif mudah kalau mau mampir sana sini :D.
Sebelum ke Bagdad Street, suami membawa kami ke salah satu taman yang lumayan hits untuk pemukim lokal. Semacam playground juga. Jadi anak-anak bisa puas juga main-main.
Tamannya gedeeeeeeee. Fasilitasnya bagus-bagus. Bersih dan rapi. Jakarta bentar lagi deh punya yang kayak gini. Aamiin #colekKohAhok hehehe.
Foto di atas tuh foto taman di musim semi tahun 2013. Suami saya nemplok di sana pas Spring. Nah di 2016 ini kami ke sananya pas musim panas. Jadi kostum pengunjung taman lebih “syuuuuurrrr” hehehe.
Turki mengenal 4 musim. Di mana musim dinginnya juga bersalju. Tapi musim panasnya lumayan cetaaarrrr. Duh, gelagapan euy sama panasnya. Secara di Irlandia kalau musim panas kan mataharinya masih malu-malu. Begitu ketemu suhu 30 an di Istanbul, jedeeeerrrrrr, bawaannya pengin oles deodoran melulu hahaha.
Dari tampang-tampangnya, terlihat jelas pengunjung taman ini mayoritas orang lokal :). Rata-rata bawa hewan peliharaan (anjing umumnya) atau bawa stroller isi adek-adek bayi hehehe. Seru nih, #baby3 banyak temennya.
Yang bawa batita dan balita juga banyak lah ya secara taman ini memang pas banget buat mereka buang-buang keringat :D.
Banyak disediakan kursi-kursi kayu buat duduk-duduk imut. Walau hari sudah sore, sekitar pukul 4-5 sore, taman relatif sepi. Kemungkinannya ada 2 : cuaca masih panas bingiiiiiitttt (puncak summer boooo) atau pas lagi bulan puasa jadi pada malas keluar secara buka puasanya masih lama. Di musim panas, biasanya magrib jatuh pada pukul 9 – 10 malam.
Sepi pun, 2 pengunjung cilik kita ini tetap heboh mainnya hihihi.
Lebih dari sejam kami nyangkut di taman. Padahal tujuan utamanya mau catwalk di Bagdad Street, apa daya nyeret bocah keluar tuh lumayan ribet -_-. Sudah keringatan enggak jelas tetap saja heboh nyobain permainan sana sini.
Rada-rada saltum nih. Masih kebawa suasana summer-tapi-menggigil ala Irlandia hihihihi, jadi yang keangkut di koper buat transit malah banyakan celana panjang. Gerah bener ngeliatnya pakai celana panjang + sepatu komplit di cuaca lebih dari 30 derajat gitu :p.
Di salah satu sudut taman, ada air mancur gitu yang biasanya dinyalain sekitar pukul 6 sore. Kita sekalian nungguin soalnya sudah ramai di pojokan sana anak-anak lokal yang cuma pakai celana renang siap-siap mau main air.
Tapi kami tidak terlalu dekat. Lihat dari kejauhan saja. Soalnya malas ya booo kalau bocah-bocah juga pada pengin. Enggak bawa baju ganti :p.
Enggak lama, airnya pun muncrat deh dari bawah hehe. Gak enak mau fotoin dari dekat. Nah, ini foto yang diambil oleh suami saya tahun 2013 silam. Waktu itu kan musim semi jadi jam 6 sorenya sudah rada gelap. Orang juga hanya menonton dari pinggir karena masih dingiiiiiiin :D. Ya kali mau main air sambil menggigil.
Nah, di salah satu ujung taman itulah letak si Bagdad Street-nya. Pintu keluarnya langsung menuju jalan raya.
Bagdad Street memang dirancang untuk jalan-jalan cantik sambil mampir-mampir kalau mau belanja. Terbukti dari trotoarnya yang lebar abeessss :D. Salah satu sisi trotoar lebarnya sekitar 10 meter. Ada juga tempat duduk disediakan beberapa buat yang jalan cantiknya gak kuat lama-lama hehehe.
Ternyata … jalannya panjaaaaaaaaaaang. Mayan deh jadi olahraga sore-sore *pijetBetis*.
Yang bikin capek tuh ngejar-ngejarin 2 bocah yang bener-bener gak bisa tenang kalau lihat tempat luas dikit huhuhu.
Sisi kiri kanan Bagdad Street didominasi toko dan butik dari gerai ternama. Tidak ketinggalan kafe-kafe atau restoran-restoran yang tetap ramai pengunjung walau azan Magrib masih 2-3 jam lagi. Mungkin di kota-kota besar suasana bulan puasanya tidak se’disiplin’ di kota-kota lainnya.
Di sini nih yang lalu lalang mayoritas orang lokal. Nyaris enggak ada turis.
Kalau emak-emak sih matanya pasti jelalatan lihat tulisan “Indirim” di etalase kaca toko. Hayooo, Indirim kira-kira artinya apa hahahaha :p. Maklumlah kalau summer begini banyak penawaran di mana-mana.
Fashion summer kalangan perempuan Istanbul mirip-mirip dengan perempuan Eropa pada umumnya. Apalagi di puncak musim panas, banyak yang berpakaian ‘seadanya’ hehehe. Yang pakai jilbab juga ada. Namun tidak banyak. Bisa dihitung jari perempuan berjilbab yang lalu lalang di Bagdad Street.
Secara fisik juga orang Turki beda lagi ya dengan orang Arab atau orang Persia. Ada miripnya tapi ya itu…beda :D.
Kalau melihat ‘gaya hidup’ orang lokal yang lalu lalang di Bagdad Street sih, rasanya wajar jika Turki ngebet menjadi bagian dari Uni Eropa ;).
Jalanannya juga lumayan macet. Mungkin barengan dengan jam pulang kantor karena waktu itu bukan weekend.
Banyak bus dan angkutan umum dari aneka jurusan yang lewat sana.
Oiya, ada ‘taksi mustaqim’ juga hihihi. Jadi ingat di Teheran juga ada. Ada mobil yang ukurannya lebih kecil dari bus yang dimanfaatkan sebagai angkutan umum semacam taksi. Pakai rute khusus gitu. Tapi penumpangnya bebas naik turun di halte yang dilewati taksi ini. Kayak omprengan gitu apa ya.
Ya, intinya seneng lah bisa ikutan icip-icip kehidupan lokal ala Istanbul walau cuma numpang menyusuri jalanan sepanjang Bagdad Street doang hehe :p.
Pulangnya mampir sebentar di Migros (salah satu supermarket waralaba di sana yang juga banyak dijumpai di Eropa daratan) beli-beli makanan adek bayi. Terus pulang deh naik bus. Nyeberang pakai kapal ke sisi Eropa Istanbul. Kami menginapnya di sekitaran Sultanahmet soalnya.
Masih banyak banget yang bisa diceritain soal Istanbul. Tapi entah kapan mood dan waktunya cucok. Halah, malas aja kauuuuuuu hahahaha :p.
Ngebayangin itu trotoar sampe 10 meter sendiri. Hihihi… Tamannya juga kelihatan asik banget Mbak Jihan buat maen anak-anak emang ya. Makasih sudha dibagi cerita jalan-jalan yang gak ala turisnya Mbak. 😀
Iyah, trotoarnya memang super banget deh hehehe.
Setelah punya anak lihat taman dan tempat bermain selalu bikin mupeng.. Tulis lago doong cerita lanjutannya 🙂
Soon! 😀
Indirim=sale? Diskon?…..
Betoooollll hahahahaha :p