belajar logat makassar

OKKOTS

Ada yang nanya-nanya logat Makassar terkait postingan yang ini. Terus terang memang agak sulit menerangkan fungsi dan cara penggunaan klitik dalam bahasa Indonesia khas Sulsel : ki – ka – mi – pi – to – na – di’ – ji – gang – tong dst dst dst.

Yang khas lainnya tentang logat Makassar adalah penambahan “ng” pada kata-kata yang berakhiran konsonan N atau M, misalnya ikan jadi ikang, malam jadi malang hihihihi.

Di kami itu istilahnya OKKOTS hahahaha. read more

Toilet-Training untuk Jemaah Haji/Umrah Asal Indonesia

Transit di Abu Dhabi menuju Jakarta waktu mudik berdua doang dengan si bungsu bulan Maret 2018 kemarin. Lagi ribet-ribetnya ngurusin si adek yang mau ganti celana di kamar mandi, saya disamperin oleh embak-embak petugas kebersihan.

“Mama, Mama …” sapanya kepada saya.

Saya enggak kaget. Alumni Timur Tengah pasti sudah terbiasa dengan genggesnya orang-orang asing yang suka manggil-manggil “Bunda/Mama/Sayang” ke ibu-ibu yang mereka sangka asal Indonesia hahaha.

Sepertinya dia orang Filipina. read more

We Can’t Go On by Pretending

Sedikit curhat suka duka bekerja di luar negeri … boleh? :p

Baru-baru ini anak saya mengikuti kompetisi Spelling Bee di sekolahnya. Saya tunjukkan video-video acara final kompetisi yang sama di Amerika Serikat.

Dua belas tahun berturut-turut, juara English-Spelling-Bee competition adalah anak-anak warga negara keturunan India. Luar biasanya lagi, 10 finalis yang tahun berapa tuh ya, 7 orang warga negara US keturunan India, 3 -nya lagi warga negara US keturunan China.

Wooowww …

Mungkin begini, ras Kaukasian yang berkulit putih yang selama ini bisa dibilang menguasai peradaban dunia menganggap gimanaaaaa gitu kalau melihat ras-ras lain misalnya Asia.

Kalau yang ras Afrika itu special case, beda lagi pemicunya.

Di sekolahan pun kayaknya kemarin dari kelas 5 yang menang anak saya dan satu temannya dari India.

Sumpah demi Tuhan, gue ini bukan tipe yang tiger-tiger amat urusan belajar. Tapi masalahnya, orang bule tuh emang santai bangeeeeeeetttttttt. Kujuga tidak habis pikir dah. Padahal guru-guru di Ireland ini relatif disiplin dan nyinyir, loh.

Kurikulumnya gampang banget, suweeerrrr.

Tetap saja emak-emak bule itu santai bagai di pantai kalau anaknya kelas 1 SD belum bisa membaca. Gurunya pasti concern dan menegur. Cuma kan di sini tidak ada rengking-rengking an dan tidak ada istilah TINGGAL KELAS.

Jangan lupa walau anak-anak Asia yang lahir dan besar di Yurop, orangtuanya digembleng dengan cara Asia. Dan begitu seterusnya sampai ke generasi turun temurun.

Tahu sendiri, wilayah Eropa Barat ya kondisinya makmur-makmur. Jumlah penduduk tidak sesangar negara-negara Asia hahaha. Makanya dari kecil santaiiiiiiii, sekolah gratessssss, fasilitas kesehatan lumayan, enggak kuliah pun, bisa jaga-jaga toko dengan gaji fantastesssssss.

Ngapain dah capek-capek kuliah ye kaaaaaann? Mungkin begitu pemikiran sebagian mereka. Yang serius dan tekun dan sangar dalam urusan belajar ya juga ada.

Penduduk dikit, kadang lowongan buat 10 orang yang apply 8 orang. Beneran.

Bandingkan dengan Indonesia, India, lowongan 1000 orang yang apply 100 ribu orang! Hahahaha. Makanya jangan nyinyir dengan kompetisi di negara-negara berkembang.

Di salah satu tempat bekerja saya dulu, ada lowongan admin, syaratnya lulusan SMA sudah cukup. HR kaget, dari ratusan applicant (lowongan buat 2 orang doang karyawan gaji harian pulak), 90% lulusan S1, ada yang lulusan S2. Ngeri yes?

Ya monmaap lulusan SMA ada yang langsung ketendang. Itu curhat temen saya di HRD waktu saya mengkritik kok tega-teganya lulusan S1 IPK cum laude di-hire jadi admin gaji harian! 

Di Ireland nih, ranah IT dikuasai orang Asia. Bukan hanya sebagai pekerja ecek-ecek, SDM asal Asia justru mendominasi wilayah IT yang lagi booming-boomingnya.

Lah gimana, temen saya tadinya mau serius jadi vlogger, dia ambil kursus “Mengenal media sosial” di kampus lokal sini. Oalah, instrukturnya enggak familiar tentang VLOG .

Inilah sebenarnya masalahnya. kini sudah banyak ras Asia beranak pinak di Eropa, Kanada, USA, apalagi Australian.

Ras Asia yang dulunya dipandang “Halah cuma imigran pendidikan rendah, attitude kurang, bla bla bla” kini makin intens menunjukkan eksistensinya.

Sementara wong Kaukasian ini juga ya tetap rileks bagai di pantai. Dunia barat dulu ramai-ramai menghujat Amy Chua terkait buku “Battle Hymn of Tiger Mom.”

Tapi mungkin sekarang wilayah-wilayah Kaukasian mayoritas dilanda “ketakutan” atas para imigran ini. Dari rasa takut ini kan bisa muncul macam-macam kecurigaan, hasutan, kegelisahan yang berujung pada penderitaan.

Haloooo buat yang suka tebar narasi ketakutan terkait salah satu ras tertentu di Indonesia . Semoga kalian paham segini parahnya kerusakan yang bisa ditimbulkan akan ketakutan-ketakutan tidak jelas itu .

bekerja di luar negeri

Di Amerika Serikat yang dari dahulu menganut prinsip “LIBERAL” dalam hampir semua hal, bisa menghadapi dengan lebih baik.

Di US tuh, kaum liberal yang menjunjung tinggi HAM bener-bener garis keras dan berani bersuara. Mereka sudah lebih dari seratus tahun menghadapi gini-ginian. Sudah pengalaman.

Kejadian rasis ya pasti ada tapi sesungguhnya kalau mau jujur melihat dan merasakan lebih dalam, rasisme terhadap kulit berwarna itu lebih parah di Eropa dan Australia.

It’s silently happening . Sukar mau dilawan ya karena ngelesnya ya gitu. Itu sesuatu yang diamini oleh sebagian besar ras kulit putih di sana, sorry to say . Mereka sopan sih sopan. Tapi yah begitulah. HIngga mungkin akhirnya bermunculan orang-orang kayak Brenton (pelaku teroris di NZ) ini .

Ekspatriat high-skill bisa tembus ya lebih karena mereka kekurangan orang. Yang avalailable ya Cina-India-Cina-India. Indonesia segera nyusul, aamiin .

Gambar : misacor.org

Kasus di Selandia Baru, kemungkinan mengarah ke kecemburuan terhadap kaum imigran ini. Di mana kebetulan yang kasat mata mayoritas ya kaum muslim kalau di NZ-Australia.

Jangankan orang bule, dengan beberapa teman-teman Indonesia yang nikah dengan bule, banyak yang korslet jugak, “Mbak Jihan suaminya cuma Indo kan? Ya ampun cukup ya Mbak gajinya 3 anak? Kerja apa, sih, di sini?”

Duh, kusudah merasa tua untuk berurusan dengan makhluk-makhluk bigot seperti ini. Baru beberapa tahun di luar negeri cuma karena kebetulan nikah dengan bule sudah merasa superior. Alih-alih tersinggung, saya malah kasihan .

Saya juga tidak paham apa ya solusinya. Seperti apa kita harus mendidik anak-anak kita dalam gempuran globalisasi bersama segala macam dilemanya? 

Mungkin sebaiknya negara-negara maju di Eropa dan Australia, enggak usah sok-sok HAM-HOM-HAM, unless you can educate your own people as well .

We can’t go on pretending day-by-day. We can’t .

Gambar : pixabay.com

There comes a time
When we heed a certain call
When the world must come together as one
There are people dying
Oh, and it’s time to lend a hand to life
The greatest gift of all

We can’t go on
Pretending day-by-day
That someone, somewhere soon make a change
We’re all a part of God’s great big family
And the truth, you know, love is all we need
(Song “We are The World”, MJ & friends)

Pernikahan beda negara

Love Sees No Color

Paling suka lihat anak-anak hasil percampuran ras . Misalnya dari hasil pernikahan beda negara.

Ada cerita unik waktu teman saya, Scandy (yang juga campuran Manado – Ambon hehehe) hamil anak pertama hasil pernikahannya dengan laki-laki Irlandia tulen 100%.

Waktu Scandy mengabari ke keluarga di Indonesia bahwa jenis kelaminnya ternyata perempuan, saudara-saudara Ambon-nya bilang, “Huaaaaa, entar anak lo cantik banget. Matanya biru, rambutnya kuning, kulitnya putih.”

Terus Scandy juga ngomong ke keluarga suaminya. Mertua dan ipar-iparnya juga heboh, “Ya ampun, anakmu entar matanya coklat, rambutnya item, kulitnya keren kayak mamanya, she’s going to be very beautiful.”

Yang di sono pengin bayi cantik ala anak bule, yang di sini pengin bayi kece dengan deskripsi ala Asia ???.

Betapa kecantikan itu memang bukan standar tunggal. Sekali ini, standar ganda bahkan lebih malah sesuatu yang menyenangkan, yes? 

Di Texas tuh apalagi. Bisa dibilang ketemu bule di Dallas dan sekitar tuh paling 50% doang. Sisanya Latinos, Afrika, berbagai perawakan Asia mulai dari India-Asia Timur Jauh-Indonesia dan sekitar-Arab dan yang paling seru … ketemu anak-anak lucu-lucu pernikahan campur antar berbagai ras ini.

Anak perempuan montok yang matanya biru tapi rambutnya coklat tua dan matanya sipit. Ada yang rambutnya keriting abis matanya hitam kulitnya coklat muda. Atau yang hidungnya mancung matanya kecoklatan tapi kulitnya legam.

Pernikahan beda negara

Atau ponakan-ponakanku di Montreal, rambut kuning, kulit kuning langsat, hidungnya gak mancung tapi cantiknya minta ampun. Heeeyyyy sepupuku tersayang, gila ini Na, kita udah 10 tahun lebih enggak ketemu! ???

Sepupu paling dekat, seumuran pula. Mama saya dan mamanya Nana saudara kembar hehehe.

Lucu ini, Nana punya 3 anak perempuan semua hasil persilangan Bugis vs Kanada hihihi vs saya yang lanang kabeh ketiganya juga perpaduan Bugis vs Minang hahahaha.

Dan hari ini salah seorang perempuan unyu-unyu hasil persilangan Jepang dan Haiti bernama NAOMI OSAKA mencatat prestasi gemilang dengan menjuarai Final Tunggal Putri Australia Terbuka 2019.

Setelah 4 bulan sebelumnya menjuarai Final Tunggal Putri Amerika Terbuka 2018. Dua gelar grandslam berurutan.

Di Amerika Terbuka 2018, kemenangannya agak “dicibir” terkait kontroversi di final karena lawannya, Serena Williams, mengamuk ke penjaga garis kalau gak salah, ya.

Naomi membuktikannya di grandslam berikutnya.

Naomi melesat cepat setelah mencuri perhatian atas kemenangan pertamanya di WTA-series Indian Wells.

Kiyut banget anaknya. Ini acceptance speech -nya yang pertama kali di Indian Wells yang bikin orang senyum-senyum saking unyu-unyu nya. Dese cekikikan dan bingung sendiri mau bilang apa hahahaha.

At the end of the speech she did say, “This is probably gonna be like a worst acceptance speech at all time” terus masih sambil ngikik-ngikik juga ????.

Kelihatannya pribadi yang sangat menyenangkan, ya .

Semesta ini indah sekali kalau berkenan saling kenal mengenal untuk kemudian saling jatuh hati dan menaklukkan dunia bersama, yak #eaaaaaMulaiDrama. Sulit kalau sudah ada yang merasa superior paling benar sendiri .

“Love is blind despite the world’s attempt to give it eyes.” ―Matshona Dhliwayo

Because LOVE sees NO COLOR ???.

Ini salah satu buah cinta antara JEPANG vs HAITI yang mencatatkan sejarah nan keren di dunia tenis. HAITI, walau perawakan ras Afrika tapi letaknya di benua AMERIKA ya teman-teman. Maaf, hanya sekadar mengingatkan  … eh ??.

O ya, kepiluannya saat dinyinyirin di momen Amerika Terbuka 2018 dibayar lunas dengan gelar Australia Terbuka ini sekaligus menjadikannya salah satu pemain tenis perempuan termuda dan tercepat meraih posisi PERINGKAT SATU DUNIA (WTA RANKING SINGLE WOMAN)!

Waktu pidato kemenangan di Amerika Terbuka 2018, Naomi malah minta maaf karena sudah menang. Penontonnya ngeselin banget terus-terusan “booooo” ing untuk meledek Naomi.

Congratulation, Naomi Osaka! SUCCESS is the best revenge. You go, Girl!

Maap gak ngerti tenis but insist to spread this happy news jadi ngelindur ke mana-mana ????.

Intoleransi, Adaptasi, dan Inklusi

Saya punya teman yang sekarang bermukim di Finlandia, si Neng Aliva yang sebenarnya kalau menulis itu bagus-bagus banget dan sesuai keilmuannya di bidang sosiologi apa psikologi, ya.

Aliva baru-baru ini menulis soal INKLUSI. Jangan bayangin inklusi terkait khusus anak berkebutuhan khusus, ya. Sayang, tulisannya dibandrol “Friends Only”. Aliva bilang dia belum siap go public hahaha .  Ngeri ngadepin netizen kalau sudah beda pendapat menerjang-menerjang terjang hihihihi.

Comot dari Google :

Pengertian INKLUSI digunakan sebagai sebuah pendekatan untuk membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang semakin terbuka; mengajak masuk dan mengikutsertakan semua orang dengan berbagai perbedaan latar belakang, karakteristik, kemampuan, status, kondisi, etnik, budaya dan lainnya.

Yup, ternyata lingkungan sekolah di Finlandia sifatnya INKLUSI alih-alih ADAPTASI yang dianut kebanyakan wilayah.

Jadi, baik orang lokal dan pendatang diusahakan untuk saling ikut serta. Pendatang tidak lagi dipaksa untuk lebih banyak melebur ke budaya lokal.

Makanya, di sekolah Finlandia sudah ada mata pelajaran AGAMA ISLAM. Sekolah publik, lho .

Kerennya Eropa, yak? Entar duluuuuuuuuuu .

Kenalan sini sama Republik Irlandia negara tinggal saya sekarang.

Sama dengan mayoritas Eropa Barat lainnya, Republik Irlandia ini tergolong Secular-State. Negara sekuler. Agama mayoritasnya Katolik. Tapi Gereja Katolik TIDAK menjadi bagian dari konstitusi yang berlaku di Republik Irlandia.

Tapiiiiiii, hampir 100% sekolah publik di Irlandia adalah SEKOLAH KATOLIK-ROMA. Sekolah publik yang dapat subsidi 100% dari pemerintahannya yang katanya sekuler. Ck ck ck … intoleran sekali?

Tahan duluuuuuuu.

Nah, sama seperti kasus Purbayan – Kotagede di Yogyakarta, sejarah dan budaya Republik Irlandia terhadap tradisi Katolik itu MEMANG BEDA dengan negara-negara Eropa lainnya.

Walau kini sudah menjadi negara sekuler secara konstitusi, sejarah panjang Irlandia di masa lalu sangat pedih dalam penjajahan selama ratusan tahun.

Di puncak perlawanan Irlandia terhadap Kerajaan Inggris (yang waktu itu mayoritas Protestan), identitas Katolik mereka memegang peranan penting dalam upaya membebaskan Irlandia saat itu.

Bukan hanya dijajah secara wilayah, orang Irlandia yang saat itu mayoritas Katolik juga dipaksa untuk menyembunyikan ke-Katolik-an mereka . Bahasanya juga kudu Bahasa Inggris. Makanya Irish accent itu sangat khas karena pada dasarnya mereka bahasanya adalah Gaelic.

Ratusan tahun itu mereka hidup seperti itu. RATUSAN TAHUN.

Alhamdulillah happy ending. Sudah merdeka kini. Sudah menjadi salah satu negara maju di dunia dengan pendapatan perkapita yang lumayan gede di jajaran negara-negara Eropa maju lainnya . Sudah sekuler pulak hahahaha.

Tapi terbayang kan posisi identitas Katolik ini buat orang-orang di Republik Irlandia. Makanya, saya enggan menyematkan kata INTOLERANSI pada keputusan negara untuk meng-KATOLIK-kan sekolah publik di sini .

HIngga kini pun, di hampir semua kota, jejak-jejak peninggalan kastil atau reruntuhan biara-biara Katolik masih menjadi obyek-obyek wisata utama di Republik Irlandia.

Masalah apakah ini BENAR atau SALAH itu beda topik lagi ye kaaaaaannn .

Ya udin, masuk sekolah swasta aja, Mbak anak-anaknya. Ya kalau sekolahnya ada hahahaha. Apalagi kami di dusun kecil. Kalau ada pun, harganya muahaaaallll, karena non subsidi sama sekali.

Sekolah publik yo gratis-tis-tis dan ada di mana-mana .

Anaknya dibaptis dong Mbak? Ya kagaaaaaaaa hahahaha.

Ada kompromi lah. SEMUA ANAK YANG NON KATOLIK (Termasuk yang PROTESTAN lho ya) TIDAK WAJIB IKUT MISA misalnya. TIDAK PERLU IKUT PELAJARAN AGAMA juga.

Tapi mereka berdoa kencang-kencang pakai cara Katolik sebelum mulai belajar. Tapi anak-anak non Katolik tidak perlu mengikuti. Silakan berdoa sesuai kepercayaan masing-masing. Tetap saja intoleran, huh! .

Apa tidak ada yang mengkritik? Yo jelas adaaaaaa . Uniknya yang banyak ngomel justru Kaum Atheis hihihihi.

Di kota besar, seperti Dublin, sudah ada sekolah publik semacam sekolah Islam gitu loh. Mendapatkan subsidi dari pemerintah juga *jempolBuatIrlandia*.

Tapi yah, cuma ada satu atau 2 sekolah. Kota-kota lain belum ada. Mungkin disesuaikan dengan jumlah yang membutuhkan juga.

Saya mah biasa-biasa saja. Saya tahu soalnya pelajaran agama Katolik ini beda sama agama Islam . Mereka tidak kenal term “kafir” misalnya hehehe. Dan kisah nabi-nabinya juga mirip banget. Cuma pasti menukik tajam di bagian Nabi Isa/Yesus hehehe.

Nabi Muhammad tidak dibahas di agama Katolik. Datangnya kan belakangan hehehe.

Bisa dibilang proses belajar mengajar di sekolah publik di Irlandia masih menganut proses ADAPTASI. Pendatang yang “mengalah” walau makin ke sini saya salut, pihak sekolah makin matang dalam berkomunikasi kepada kami-kami yang minoritas ini.

Sempat ribut soal makanan halal juga di tahun pertama saya datang ke sini. Karena kelebihan dana, sekolah anak kami memutuskan untuk menyediakan makan siang gratis buat seluruh siswa di sekolah.

Tapi ya makanannya enggak jaminan halal. Bingunglah kami para ortu muslim. Kalau yang India kan vegetarian jadi gampang solusinya. Anak-anak juga susah kontrolnya kalau sudah lihat sosis ginuk-ginuk begitu ya bawaannya pengin lep aja kan hahahaha.

Kelebihan dana harusnya dikorupsi aja sih ya biar gak banyak masalah #ehGimana hahahahaa .

Tapi selesai dengan baik-baik alhamdulillah.

Akhirnya kami dibagikan surat pernyataan untuk menentukan makanan apa saja yang boleh diberikan kepada anak kami. Kepala sekolahnya keren bangeeeetttt .

Mereka mau lho repot-repot memberi tugas tambahan kepada bapak ibu guru terkait pembagian makanan ini. Masya Allah .

Jadi memang kita tidak diciptakan seragam. Saya tahu kalau kita selalu harus mengedepankan nilai-nilai universal semacam TOLERANSI itu salah satunya.

Tapi ya begitulah keragaman sosial-historis masing-masing wilayah. Kita tidak bisa ujug-ujug melepaskan diri. Saya percaya kok ini tidak akan berlangsung selamanya. Akan berubah sedikit demi sedikit.

Tapi ya tidak bisa maen hantam saja. Ada proses yang menyertai. Perlu waktu perlu banyak-banyak kesabaran dan tentunya…saling memahami yang lumayan intens. Macam judul lagu lawas itu lho, “Pelan-pelan saja ….”

Nyatanya kondisi bermasyarakat di Irlandia bagi Katolik dan non-Katolik adem ayem saja. Buat yang di luar mungkin sudah ada yang siap jihad di Ireland kali hahahaha. Ya jangan begitulah . Pahami kultur mereka dan kepedihan panjang mereka di masa lalu.

And once again, I have to put this quote as an ending :

“Peace cannot be kept by force; it can only be achieved by understanding.” -Albert Einstein-

Tentu ke depannya kita berharap metode INKLUSI inilah yang menjadi wajah yang mendominasi di berbagai belahan dunia. Aamiin. Tapi ya itu tadi. Jangan pakek ngamuk-ngamuk, selow saja. Diskusi baik-baik, tukar pikiran secara santai-santai.

Mungkin teman-teman antropolog atau yang bidang keilmuannya menyasar masalah ini bisa bercerita lebih banyak.

Saya mah apalah. Cuma ibu-ibu rumah tangga yang tetap cantik walau usia gak muda lagi yang suka menulis karena wawasannya keren gilak luasnya hahahahaha #apaLoApaLoApaLo :p.