It don’t run in our blood That kind of lux just ain’t for us
Begitu sebuah potongan lirik di reffrain lagunya Lorde, “Royal”.
And we need to stick to these rules whenever we’re bout to talk about THE ROYALS hehehe. Jangan dianggap keluarga kerajaan punya kehidupan biasa-biasa kek kita-kita. Ya ndak mashoooookkkk :p.
Of course, kuingin ngerumpi soal kerajaan sebelah :p. Hai, hai Pangeran Harry dan Meghan Markle.
So that you know I’m still livin’ in Ireland, kurang dari sejam naik pesawat ke London, tinggal naik tube ke Buckingham 😝😝😝.read more
Pengin foto di mana kalau ada kesempatan jalan-jalan ke London? Tempat menarik di London yang paling dimupeng-in? :p.
Kalau saya yang kepikiran pertama kali itu … kotak telepon merah menyala! Hahaha. Enggak penting banget ya :p.
Itu versi noraknya :p. Tentu yang landmark ‘beneran’ tidak jauh-jauh dari Istana Buckingham, Travalgar Square, London Eye, Big Ben, dsb. Nah, ini daftar 10 landmark Kota London tempat saya kepengin eksis. Semuanya landmark mainstream, sih. Kepengin juga menjajal landmark lainnya tapi waktunya cuma 4 hari. Mana cukuuup … jelajah London 4 hari huhuhu :(.
Yah, mengingat ongkos visanya yang super mahal, walau jaraknya selemparan batu dari Republik Irlandia, tapi ya … kapan lagi ada kesempatan ke London? Jadi mari mengincar eksistensi di landmark terjangkau sebisanya :D. Definisi terjangkau di sini tentunya termasuk … aksesnya yang gratis! *teuteuuup*.
Semoga ada keajaiban, pemukim Irlandia walau visa Indonesia bisa jalan-jalan haratisss ke UK. Aamiin *khusyuk*.
Btw, ini masih dari episode jalan-jalan ke London tahun 2014 kemarin. Belum kelar-kelar aja gitu nulisnya hahaha.
1 – Big Ben, The UK Parliament
Sepertinya, Big Ben adalah landmark paling umum digunakan untuk merujuk ke Kota London. Jam gadang ala Eropa ini sebenarnya bagian dari bangunan UK Parliament. Tepatnya di puncak Elizabeth Tower. Towernya sendiri selesai dibangun tahun 1859.
Awalnya, nama Big Ben ini ditujukan untuk lonceng besar yang berada di dalam bangunan jam-nya. Tapi lama kelamaan orang mengenal Big Ben sebagai nama jam-nya, sekaligus nama towernya.
2 – Istana Buckingham (Bunckingham Palace)
Bangunan yang tadinya bernama Buckingham House ini sudah ada sejak awal abad ke-18. Fungsi bangunan pernah dikhususkan dengan istilah “Queen’s House” untuk Ratu Charlotte istri Raja George III.
Di masa Ratu Victoria, ketika suaminya baru saja meninggal, sang ratu sangat sedih hingga pergi meninggalkan Istana Buckingham. Beliau memilih hidup di tempat lain. Probably she could not resist the grief she felt while living there without the ones she was used to have there.
Kini, kawasan Buckingham hampir tiap hari ramai oleh kerumunan turis untuk menyaksikan ritual harian “The Changing Guard” yang biasanya berlangsung mulai pukul 10 pagi.
Landmark satu ini terletak di sisi selatan Sungai Thames, London. Saat pertama kali diperkenalkan di tahun 1999, bianglala ini menjadi yang paling tinggi di dunia, dengan tinggi bangunan keseluruhan 135 m serta diameter 120 m. Tahun 2006, kota Nanchang membuat bianglala dengan ukuran lebih besar, Star of Nanchang.
Untuk naik dan nyobain langsung bianglala-nya sih enggak gratis. Harus bayar sekitar 20 pound per orang. Lumayan ya, Ceu! Hihihi *ngikikNgirit*. Tapi kekikiran jangan sampai menghalangi semangat eksis :D. Tinggal foto aja depannya, kan beres! Hahaha.
4 – Trafalgar Square
Public space yang satu ini juga letaknya di City of Westminster, dekat-dekat Buckingham juga. Lokasinya persis di depan bangunan National Gallery.
Umumnya sih orang-orang duduk-duduk di pinggiran air mancur dan foto-foto dekat patung-patung memorial yang bertebaran di taman Trafalgar.
Salah satu bangunan memorial paling terkenal di Trafalgar Square tentunya The Nelson’s Column, yang ada patung singa di dua sisinya. Ini dia fotonya :
5 – Bus Tingkat Warna Merah (hihihi)
Yoih, selain kotak telepon merah, bus tingkat warna merah juga kudu lah masuk koleksi foto-foto landmark Kota London :D. Saya sendiri pas ke sana enggak pernah malah naik bus ini hahaha.
6 – Piccadilly Circus
Tempat ini letaknya di perpotongan jalan. Bukan jalan biasa, sih. Karena areanya agak luas dan melingkar. Dari sinilah konteks nama Circus-nya. Circus, dalam bahasa Latin, artinya Cirle :D.
Letaknya di Regent Street dan Shaftesbury Avenue. Menghubungkan The Haymarket, Coventry Street, dan Glasshouse Street
7 – Tower Bridge
Jangan sampai tertukar dengan London Bridge, ya, hehe. London Bridge sebenarnya bukan area yang hits di London. Lokasinya bukan tujuan utama turis.
Yang menjadi landmark London itu adalah Tower Bridge yang seperti foto di bawah ini. Posisinya di samping Tower of London. Ke Tower of London-nya sih kudu bayar, tapi motret Tower Bridge-nya haratis dooooongggg *tepukTangan* ^_^.
8 – Bangunan British Museum
Kalau tidak salah, film “Night at The Museum”nya Ben Stiller juga mengambil lokasi di museum ini. Kenapa kudu ke sini? Itu lho, Kakaaaa, bangunan tinggi warna putih yang ditopang tiang-tiang panjang kan lumayan unik, yak :p.
Astaga, stasiun kereta bawah tanah pun jadi landmark? Hihihi. Ini kan landmark kota London ala-ala saya :p. The Tube, nama lain dari London Underground, kereta bawah tanahnya salah satu kota metropolitan dunia ini :D.
Struktur yang menghubungkan tempat-tempat di greater area London via The Tube ini dianggap sebagai sistem angkutan massal/cepat yang paling tua.
Iya juga, sih. Saking kunonya mungkin menjadi sulit bagi pemerintah kota untuk merenovasi fasilitas-fasilitas umum di stasiun. Misalnya masih jarang tersedia lift atau eskalator. Lumayan juga ngangkat stroller/buggy naik turun tangga stasiun huhuhu.
Tapi paling enak ke mana-mana memanfaatkan transportasi satu ini ^_^. Apalagi rute ke tempat-tempat turisnya paling komplit dan sudah terintegrasi.
10 – Westminster Abbey
Katedral ini lokasinya juga dekat sekali dari Buckingham Palace. Sayang nih, pas ke sini, lagi hujan lumayan gede huhuhu. Sudah berusaha menunggu hujan reda tapi gak selesai-selesai :(. Jadilah fotonya saya comotkan saja ya via Google Images hehe :p.
Westminster Abbey menjadi saksi dari banyak perhelatan yang berhubungan dengan anggota kerajaan Inggris. Ratu Victoria mengawali 62 pemerintahannya dengan dilantik di katedral ini. Putri Diana juga disemayamkan di tempat ini setelah mengalami kecelakaan yang merenggut nyawanya.
Peristiwa besar yang paling anyar yang bertempat di sini adalah pernikahan Pangeran William dan Kate Middleton di bulan April, tahun 2011 silam. Pada nonton kan, kan, kan? hehehe ;).
***
Yup, akhirnyaaaaaa … ketulis semua, sudah 10 yak *mijetJari* :D. Ya itulah 10 landmark kota London gratisan versi saya :D. Someday, kalau kalian ke sana juga, jangan lupa eksis di sana yah <3.
Museum lagi, museum lagi :D. Yang ini cerita tentang British Museum London.
Kalau jalan-jalan ke London memang salah satu atraksi menariknya ya museum-museum ini ;). Selain rata-rata tidak memungut biaya masuk (alias gratis! Hahaha), museum-nya memang bagus-bagus banget. Setidaknya dibandingkan dengan Dublin dan museum di kota-kota besar di Swiss.
Di Swiss tuh ya, udahlah bayar, museumnya juga cupu-cupu huhuhu.
Kalau London punya keren-keren, booooo ^_^. Masih ingat kan dengan Natural History Museum yang mungkin salah satu museum model ginian yang paling megah di dunia ;).
Yang satu ini tidak kalah serunya …
British Museum London
Kalau di Natural History Museum, dari pintu masuk, anak-anak sudah cranky mau lihat dinosaurus. Di sini, mereka ribut mau lihat mumi! Memang, itu iming-iming saya ke mereka biar pada semangat ke museum ini hihihi.
Kirain salah turun stasiun. Duh, muter-muter enggak jelas. Mana banyak pula orang-orang sekitar situ yang enggak tahu di mana lokasinya huhuhu. Kurang tenar lokasinya kali, ya. Letaknya memang enggak di jantung kota banget. Agak jauh dari tempat-tempat wisata utama London yang umumnya deket-deketan.
Dicek lagi, sudah benar turunnya di Holborn (via Central Line atau Piccadilly Line). Nah, dari sini harusnya tinggal jalan kaki sekitar setengah kilo. Cuma mungkin pas keluar dari tube station, arahnya sempat ngaco :p.
Oiya, berikut stasiun-stasiun yang bisa jadi alternatif by Tube, untuk menuju ke British Museum London :
Holborn, Central Line/Piccadilly Line, dari sini jarak museum kira-kira 500 m katanya.
Tottenham Court Road, Central Line, dari sini juga bisa jalan kaki ke museum 500 meter-an.
Russell Square, Piccadilly Line, dari sini agak jauh, hampir 1 kilo kalau jalan kaki.
Goodge Street, Northern Line, kira-kira hampir 1 kilo juga jarak museum dari stasiun ini.
Tempat wisata London ada macam-macam, sih. Btw, London terkenal sebagai kota mahal. Termasuk harga-harga suvenirnya. Mau beli tempelan kulkas saja bisa 4-5 pound per biji *ngelapKeringat*. Padahal saya naksir dengan hampir semua suvenir khas London! Huhuhu. Coba cek berapa kurs GBP terhadap IDR sekarang? *pingsan*. Tapi tetap ngotot mesti tahu tempat wisata London kan, kan, kan :p.
Misalnya payung ala Jack Union ini, lho. London banget gitu kesannya. Maklum nih, dimari banci London abis *siulSiul*.
Tapi apa pun yang berbau Jack Union saya sukaaaaa ^_^. Bantal-bantalan, mug, pensil, pulpen, notes, boneka-boneka, tempat pensil, dompet, apa saja deh yang nuansa merah-biru-putih ala-ala Jack Union-nya si UK :D.
Walau tidak wajib, menenteng buah tangan buat kerabat/teman/keluarga atau siapa kek menjadi semacam ritual jalan-jalan :D. Ya minimal sekalian buat cuci mata, sih. Perempuan pan paling seneng liat-liat. Padahal beli juga enggak hahaha *tunjukDiriSendiri* #eaaa.
Begitu mampir ke toko suvenir di salah satu sudut Chinatown di London dan ngecek harga-harganya, rasanya pengin langsung tepuk tangan! Hahaha. Harganya lumayan miring.
Misalnya nih, ya, harga-harga barang di luaran yang berkisar 4-5 pound, di Chinatown bisa didapatkan seharga 2.5 pound saja. Saya cek juga kualitas barangnya sama ^_^.
Gerai-gerai penjual suvenir banyak juga di Chinatown London ini. Label “murah meriah” memang kerap disematkan ke area-area yang berbau Chinatown, ya. Bukan hanya di London kan? Di kota-kota besar lain di dunia juga gitu. Singapura saja punya daerah ‘chinatown’ :D.
Jadi, monggo yang pengin borong oleh-oleh, sebaiknya jangan sampai dilewatkan ini kegiatan berburu suvenir di Chinatown London.
Penuh dan sesak, kesan pertama saat berada di sana. Saat ke sana, lagi hujan. Jadi jalanannya basah dan agak becek. Walau begitu, orang-orang tetap wara wiri dengan semangat.
Sebenarnya wilayah ini dikenal karena resto-resto Asianya yang banyak. Salah satu tempat untuk berwisata kuliner di London. Kami khusus ke sana awalnya memang buat cari makan. Perut Asia enggak kena nasi 3 hari penuh, lama-lama enggak kuat juga hihihi.
Selama di London, sarapan di hotel paling buah-buahan, roti, telur, selai, keju, brownies segala macam. Enggak ada tanda-tanda halal, vegetarian menu jadi pilihan kami selalu. Kalau saya sih, sarapan buah pun biasanya sudah cukup ^_^.
Kalau makan siang di jalan, sebenarnya ada banyak resto halal di berbagai tempat di London. Cuma kadang enggak sinkron sama itinerary perjalanan. Daripada ribet nyari-nyari tempatnya lagi, ya mending mampir ke Pizza Hut atau sebangsanya. Pesan menu andalan : menu vegetarian! :D.
Untungnya sih di hampir semua gerai fast food, menu vegetarian selalu tersedia ;). Menunya ya paling cheese pizza, vegetarian pizza, vegetarian sandwich, mana ada menu nasi-nasian :p.
Tapi di hari ke-4, bosan juga kalau perut enggak pernah diisi nasi. Jadilah kita kepengin jalan-jalan sekalian CARI NASI di Chinatown! :p.
Restoran di sana tuh banyak banget. Rupa-rupa makanan Asia. Yang Timur Tengah memang agak jarang. Dominasinya itu resto khas China, Thailand, Jepang, Vietnam, Korea, Malaysia juga ada, kalau enggak salah. Lagi laper sih jadi enggak konsen hahaha.
Ngelap iler di depan salah satu resto yang menyajikan masakan khas China. Banyak menu nasi-nasinya soalnya :D. Umumnya di depan resto ada pelayan pegang menu sambil mengundang orang-orang untuk masuk ke restonya. Semacam di Indonesia gitu, ya, ada embak-embak yang rajin menyapa pengunjung, “Mari Kakaaaaa…dicoba yuk Kakaaaa…” hihihi :p.
Kami hampiri dan bertanya ada vegetarian menu, gak? Walah, si embak nampaknya enggak terlalu bisa bahasa Inggris. Walau kelihatan bingung dia ngangguk-ngangguk saja sambil nunjukin menu-menu yang menurutnya ‘vegetarian’.
Kaget saya, menu pertama tuh “Pork Pak Choy” … hahaha! Saya bisik-bisik ke suami, “Dia kayaknya nangkepnya kita nyari menu vegetables.”
Tapi jangan khawatir, di menu biasanya ada tanda khusus untuk menu-menu vegetarian. Berupa kode [v] di akhir nama menunya ^_^. Kalau V for Vendetta maka [v] for vegetarian 😀 😀 :D.
Saya udah enggak ingat nama restonya. Setelah melihat banyak juga nama menu berakhiran [v], kami pun masuk ke resto. Enggak ada meja kosong. Penuh soalnya. Karena sudah lapar, kami akhirnya nyari resto lain. Ketemu satu lagi. Kali ini, alhamdulillah, ada meja kosong! Mari makaaaannn ^_^.
Kami pesan mi goreng veggie + nasi hihihi. Jadi, makan nasi dengan lauk mi! Indonesia banget gak sih hahaha. Terus ngiler ngeliat menu aubergine. Aubergine ini nama lain dari…terong! Kalau dari gambarnya semacam tumis terong gitu. Pelayannya juga sangat merekomendasikan menu vegetarian satu ini. Kami pesan sepiring.
Isinya dikit banget. Cuma cukup dimakan berdua. Itu juga rebutan sama suami. Harganya dong, 7.5 pound! Tumis terong termahal yang pernah saya makan! Hahaha. Untung rasanya lumayan *elusElusPerut*.
Pada dasarnya saya ini enggak pinter deh bikin review-review kuliner. Lebih sering bawa bekal kalau jalan-jalan ke mana-mana selama di Eropa sini hihihi *ngikikNgirit*. Tapi rasa makanan ala-ala Asia Pasifik Timur Jauh macam China dan Korea itu lumayan lah ya di lidah Indonesia kita.
Di lidah saya juga seringnya hanya ada 2 rasa makanan : enak atau enak banget! :D.
Tapi pilihan resto di sana tuh banyak banget. Aneka dimsum juga lumayan menggoda sebenarnya. Berhubung perut menjerit-jerit minta nasi, kami fokusnya ke menu-menu berNASI.
Yang lucu, sempat kaget melihat ada bangunan dengan plang ini, nih. Lihat gambar ini, bangunan di pojok yang jadi fokus foto. Hayooo siapa yang mau masuk ke sini? :p
Lumayan deh ya, sehabis makan, muter-muter sebelum benar-benar gelap. Chinatown London menjadi semacam hiburan tersendiri, “Oh, ternyata di London ada juga yang murah-murah” :p.
Ada yang niat ke London? Jangan lupa wisata kuliner dan berburu suvenir ke Chinatown London.
Untuk ke sana via Tube Station :
1. Turun di Leicester Square Station, Piccadilly Line. Dari sini jalan kaki kira-kira 5 menit. Kalau bingung tanya-tanya saja.
2. Turun di Piccadilly Circus Station, ini juga Piccadilly Line. Jalan kakinya juga sekitar 5 menit-an.
3. Turun di Covent Garden Station, Piccadilly Line. Dari sini agak jauh, jalan kaki bisa 10 menit. Tapi ini tempatnya cakep lho. Kami juga sempat muter-muter di Covent Garden. Di postingan lain aja, ya, rumpiin si Covent Garden ini :D.
Tiga-tiganya termasuk Piccadilly Line, sih. Stasiunnya juga nyambung semua ini, Leicester yang di tengah-tengah. Jadi, kalau misalnya nyampe Piccadilly Circus lupa turun, ya tinggal lanjut ke stasiun berikutnya yaitu Leicester Square. Masih lupa juga, lanjut terus ke Covent Garden. Gitu deh kira-kira :D.
Via Charing Cross Railway juga bisa. Turun di The Strand, London, Covent Garden. Jalan kakinya lebih dari 10 menit. Agak jauh.
Via Euston Railway, turun di Euston Road. Setengah jam dari Chinatown.
Via City Thameslink, turun di Ludgate Hill, setengah jam juga dari Chinatown kalau jalan kaki.
Gitu kira-kira petunjuk arahnya. Selamat seru-seruan di Chinatown London yaaaaaa. Sambil makan sambil borong oleh-oleh ^_^.
Tempat wisata di London itu macam-macam banget selain mejeng di samping box telepon warna merah macam embak-embak norak ini … (hahaha)
…belum sah ritual jalan-jalan di London kalau belum melihat upacara pergantian pengawal di Istana Buckingham :D. Changing Guard Ceremony, yang dilaksanakan tiap hari sekitar jam 11 an tiap pagi. Umumnya sih pasti ada tiap hari. Apalagi musim panas. Kalau hujannya lumayan biasanya dibatalkan.
Pembatalan mendadak karena cuaca buruk kami alami pas ke London tahun lalu. Iya sih sudah masuk Spring, tapi cuaca UK kan mirip-mirip Irlandia. Hujannya enggak pandang musim. Padahal sudah lari-lari lho itu keluar dari stasiun tube menuju Buckingham.
Memang agak telat. Begitu nyampe, sudah ramai banget. Dapat tempatnya juga sudah enggak jelas. Eh, tahu-tahu diumumkan kalau hari itu upacara changing guard Buckingham dibatalkan. Huhuhu.
Ada hikmahnya juga. Berarti besok harus berangkat lebih awal biar bisa dapat spot yang bagus buat eksis dan foto-foto hihihi :p. Nah, setelah kepo-kepo di Google katanya ada 3 tempat berdiri yang ‘oke’ jika ingin optimal menyaksikan iring-iringan pasukan berseragam khas merah ini saat datang :
1. Di area Victoria Monument
2. Di rel pembatas depan bangunan Buckingham Palace
3. Di Spur Road, tempat rombongan serdadu baju merah topi hitam tinggi berbulu ini datang menuju istana.
Besoknya, cuaca cerah. Memang, moody banget deh cuaca di UK/Irlandia itu :D. Kami datang lebih awal. Dan sukses mengamankan posisi di area Victoria Monument, tepat depan Istana Buckingham ^_^.
Walau diadakan tiap hari, terlihat betul hegemoni London sebagai salah satu kota turis utama di dunia. Tempat wisata di London kan rupa-rupa, ya. Upacara Changing Guard di Buckingham ini selaluuu saja dirubung turis. Sejak jam 9 an pagi, orang-orang sudah ngumpul di depan Buckingham.
Kami lumayan awal datangnya. Jadi bisa foto-foto dulu hihihi. Penginnya sih jangan terlalu pecicilan biar tempatnya enggak diambil orang. Tapi dasar anak-anak yaaaa, zzzzz -_-. Pelataran Victoria Monument kan lumayan luas, tuh. Tentu saja mereka lari-larian ke sana kemari.
Sempat ketemu dengan keluarga Asia gitu. Pakai jilbab juga emaknya. Saya sih sudah feeling banget ini pasti orang Malaysia :D. Emang iya hehe. Awalnya sering geer kalau ketemu mamak-mamak pakai jilbab dengan tampang Melayu. Disangka turis Indonesia. Tapi suami yang sering ngingetin, “Itu orang Malaysia kaleeeeee…”
Ya enggak apa-apa dong, ya. Anggap saja doa :D. Semoga beneran nanti turis Indonesia bisa mengimbangi turis asal Malaysia ^_^. Aamiin.
Malaysia, selain kekuatan ekonominya secara umum memang jauh di atas Indonesia, juga diuntungkan dengan aturan bebas visa untuk masuk Inggris dan seluruh wilayah Schengen. Republik Irlandia juga. Tidak semata-mata karena mereka masuk dalam negara persemakmuran. Soalnya India juga termasuk persemakmuran, nasib paspornya 11-12 tuh sama Indonesia hihihi :p.
Aish, malah ceramah si embak hahaha. Yuk ah, balik ke upacara Changing Guard Buckingham lagi.
Walau lokasi-lokasi strategis sudah diserbu pengunjung sejak pagi, acaranya mulai sekitar jam 11 an. Sebelumnya, ada beberapa polisi penjaga yang datang pakai kuda. Ada aja gitu yang tepuk tangan hahaha. Disangka mereka bagian dari prosesi upacara Changing Guardnya :p. Padahal cuma polisi biasa sih kayaknya.
Enggak lama, jalanan ‘dibersihkan’, suasana mulai hening. Padahal rasanya enggak ada aba-aba apa-apa. Sibuk foto-foto kali ya eike jadi enggak ngeh hahahaha :p.
Tak lama, suara musik marching band kedengeran. Huaaaaa … mantan anak marching band langsung sok-sok-an nostalgia :D. Laki-laki berbaris rapi dari kejauhan, berjalan teratur diiringi dentuman lagu-lagu mars. Baju merah, celana hitam, topi hitam berbulu, pertanda bahwa benar … pasukan tersebut berasal dari Inggris!
Seragam merah-hitam ini kan trademark-nya Inggris banget ^_^. Yayyyy, sudah sah jalan-jalan Londonnya hahahaha *tepukTangan*.
Suara marching band benar-benar mengingatkan saya pada perhelatan Parade Senja di Istana Negara setiap bulan tanggal 17 dulu. Sekarang masih ada enggak, ya? Parade Senja juga rutin diadakan di level Kantor Gubernur.
Rundown Upacara Changing Guard di Buckingham jauh lebih sederhana daripada Parade Senja di istana. Satu regu pasukan datang dengan iringan marching band. Lalu pintu gerbang istana dibuka. Mereka masuk. Di dalam ada seremoni kecil-kecilan semacam serah terima tugas. Satu regu yang bertugas sebelumnya pun berbaris keluar. Sudah gitu doang :D.
Tapi packagingnya kali ya yang menarik. Dan juga nama besar “LONDON” dan UK sebagai tempat wisata bergengsi di dunia :D. Semacam kalau sudah di London tuh pengin teriak, “Maaaakkk, aku di London! Aku di London!” sambil sujud syukur –> lo doang kaleeeeee hahahaha.
Marketing dan packaging. Sementara Indonesia masalahnya masih berendeng sebelum memikirkan lebih jauh soal marketing pariwisata. Terus berbenah ya, Nusantara tercinta :).
Ah, dulu enggak foto-foto nih waktu ikut Parade Senja :D. Kan lumayan buat bahan nostalgia. Dulu aja udah segitu noraknya bisa masuk Istana Negara. Saya ikut Parade Senja via tim Gema Patra Makassar Marching Band, besutan Pertamina di kota saya :D. Kami tampil di halaman istana di sore hari tanggal 17 Februari 1994 silam. What a memory :).
Sebelum mellow enggak jelas, lanjut lagi info soal upacara Changing Guard di Buckingham ini.
Kalau mau ke sana, transportasinya bisa melalui berbagai jalur. Kami sendiri sih pastinya via tube stations, kereta bawah tanah di London.
1. Turun di Stasiun Victoria, bisa dijangkau melalui District Line, Circle Line atau Victoria Line. Dari sini jalan kaki 10-15 menit.
2. Turun di stasiun Green Park, melalui Piccadilly Line, Victoria Line atau Jubilee Line. Jalan kakinya lebih dekat ini. Kurang dari 10 menit juga bisa.
3. Turun di Stasiun St James’s Park, melalui District Line atau Circle Line. Nah, kami lewat sini nih kemarin. Kayaknya juga jalan kaki normal tuh 10 menit. Cuma biasa yaaaaa, mata suka jelalatan lihat-lihat sana sini hihihihi.
Terus bisa juga lewati Stasiun Kereta. Beda lho ya antara tube sama definisi kereta di sini. Tube itu ukurannya lebih kecil dan jalurnya beda. Walau nama stasiun kadang sama dan lokasi deketan.
Via stasiun kereta, turun di London Victoria, jalan kaki sekitar 15-20 menit dari sini.
Melalui bus, bisa menaiki nomor-nomor berikut : 11 , 211 , 239 , C1 , C10. Berhentinya di halte Buckingham Palace Road.
Melalui mobil pribadi sangat tidak disarankan. Parkiran jelas susah dan pastinya…mahal! :D.
Yang memorable dari acara jalan-jalan yang ini … sepatu anak saya yang nomor 2 … ilang melulu sebelahnya, zzzzz -_-. Beberapa hari sebelum ke Buckingham, sudah jatuh sebelah sepatunya di stasiun kereta di Harlow. Kita buru-buru mau naik, eh sebelah sepatu lepas sebelum dia naik.
Ribet kan, enggak ada sepatu. Sementara kadang juga dia harus jalan kaki di saat-saat tertentu. Untung ada Primark, idola mamak-mamak penggemar barang murah. Sungguh keajaiban memang kehadiran Primark di London yang termasuk kota mihil ini :p. Dibelikanlah sepatu baru, 2.5 pound saja sepasang *kibasDompet*.
Pas pulang dari Buckingham, kita menyusuri St.James’s Park buat ke Westminster Abbey, dia capek dan ketiduran di stroller. Enggak lama dicek, sepatunya ilang lagi sebelah. Onde mandeeeeee huhuhu. Jadi deh, hari itu juga, sehabis dari Westminster Abbey, kita ngibrit ke Primark lagi.
Cukup 2x saja ya Nak :D.
Lumayan mengganggu rute jalan-jalan kalau harus nyari-nyari toko Primark. Walaupun gerai Primark enggak terlalu susah ditemukan.
Oh well, namanya juga anak-anak. Untung bisa beli sepatu murmer hehe. Baiklah. Demikian liputan acara jalan-jalan di London edisi Buckingham kali ini :D.
Sebenarnya bisa juga lho masuk ke dalam istana pakai tur khusus gitu. Ongkosnya tapi malesin banget. Sekitar 150 pound per orang. Ngeri kan? Hahaha :p. Itu juga ada waktu-waktu khusus. Di musim panas doang deh kayaknya.
Enggak apa-apalah. Kita mah nyarinya memang yang gratis-gratis saja hihihihi :p. Walau enggak sempat sungkem sama Ibunda Ratu dan para sepupu di Buckingham, bolehlah numpang mengambil gambar diri di depan bangunan istana. Until we meet again, Buckingham ^_^. Numpang narsis di satu foto ini ya Kakaaaaaaa :p.