Andai ada cara lain untuk “menyembuhkan” bumi, tentu tidak mau kita terjebak dalam karantina-universal seperti sekarang?
Dengan tidak bermaksud menyepelekan lebih dari 22 ribu nyawa dari berbagai penjuru dunia yang sudah melayang karena wabah ini, tapi memang ada efek lain dari Coronavirus yang tampak nyata depan mata.
Negeri Tirai Bambu secara impresif melaju menjadi ekonomi terbesar nomor 2 di dunia dalam tempo yang seperti berlari. Namun, sekaligus menjadi penyumbang emisi karbon terbesar di dunia.
Negara-negara maju lainnya seperti USA dan Uni Eropa serta Rusia ikut serta mempersembahkan peningkatan polusi udara di dunia :(. Belum lagi fenomena global warming secara umum.
Menumpuknya sampah plastik merupakan salah satu akibat mobilitas manusia yang makin cepat dan tambah cepat. Pengin serba instan nan praktis.
Bertahun-tahun, berbagai cara diperjuangkan oleh aktivis lingkungan untuk meredam laju emisi karbon dan perusakan lingkungan secara umum oleh umat manusia.
Siapa sangka, Coronavirus dengan cara tidak terduga berhasil mengikis emisi karbon secara gemilang dalam kurun waktu singkat. Pengurangannya sangat signifikan.
Pernah nonton Brother Bear, gak?
Lovely movie yang menunjukkan kepada kita bagaimana egoisnya manusia memperlakukan alam. Kita selalu mengira binatang-binatang di sekitar kita selalu punya niat jahat kepada manusia. Bahwa binatang ini mencari-cari cara untuk mengganggu manusia.
They’re monsters, keluh Kenai, si pemeran utama di film ini. Sebaliknya, si beruang kecil, Koda, juga menggunakan istilah monster buat manusia bertombak yang datang tiba-tiba menghadang ibunya.
Manusia pun kerap merasa makhluk hidup lain di dunia ini hadir demi memenuhi kebutuhan manusia semata. Wajar gitu kalau kita eksploitasi segalanya untuk kelancaran hidup kita. Kan mereka diciptakan buat kita, kok.
Sadar tidak sih, di alam bebas, naturally makhluk hidup lain mungkin tidak butuh bantuan manusia dalam hal apa pun. Manusia yang sebaliknya.
Biar manusia mampu konsumsi daging ayam seenaknya yang mereka mau, orang pun berlomba-lomba mencari “cepat” beternak ayam potong. Agar cepat besar dan dagingnya banyak, ayam-ayam ini dikumpulkan di sebuah ruangan sempit, gelap, tanpa cahaya dan diberi makan sebanyak-banyaknya.
Pernah lihat peternakan ayam potong dan bagaimana mereka mengelolanya? Biar bisa memenuhi kerakusan perut manusia yang kayaknya sehari enggak makan protein hewani bisa sakaw.
Sapi juga begitu. Dagingnya diincar plus… susunya!
Makin ke sini, bayi baru lahir hingga eyang-eyang pun dihasut minum susu hewan setiap hari. Padahal dulu mah orang tidak seriweuh ini minum susu sapi. Paling sesekali. Lah sekarang? Mau tulang kuat, minum susu hewan.
Mau kalsium, banyak-banyak minum susu, mau sehat, minum susu. Hamil pun harus banget minum susu hewan. Malah saya pernah syok lihat ada susu pencegah penyakit kanker hahaha :p.
Brokoli sebenarnya juga sumber kalsium yang bagus. Susu pun dari varian tumbuh-tumbuhan juga ada dan sangat bisa dikembangkan. Susu kedelai, susu almond, dan susu dari kelapa misalnya.
Pernah terbayang, bagaimana mendapatkan susu sebanyak itu buat bermilyar-milyar manusia di dunia ini yang konon katanya kudu minum susu hewan minimal 2 gelas sehari?
Pepohonan habis untuk bermacam kebutuhan. Alih-alih menanam lebih banyak untuk penyeimbang pasokan oksigen bagi manusia yang sudah bertambah banyak, kita malah menjauh dari “mereka” :(.
Hayo ngaku, siapa yang sanggup melewatkan hari tanpa makan sayur dan buah sama sekali? Banyaaaaaaaak :p.
Enggak makan sayur mah biasa ya. Tapi crankynya minta ampun kalau sehari enggak makan hewan :p. Minimal telurnya lah ;). Plus susunya -_-.
Seenaknya buang sampah sembarangan. Kalau banjir tinggal salahin gubernur atau presidennya ya? #eh :p.
Makna diciptakan sebagai khalifah di muka bumi ini ya karena kita yang didesain untuk mampu menjaga keseimbangan alam. Ukuran otak manusia itu paling besar lho secara persentase dibandingkan dengan ukuran tubuh. Jauh lebih kompleks pula daripada hewan mana pun.
But look at us :'(.
Koda, “This year, I watched my Mom in a life and death struggle against all odds, battling possibly the most fiercest creature on the face of the earth.”
The most fiercest creature on the face of the earth 😰😰😰.
Semoga coronavirus ini segera berlalu dan menjadi pelajaran berharga banget terhadap cara pandang manusia terhadap bumi dan makhluk lain yang ada di dalamnya.
“One of the first conditions of happiness is that the link between Man and Nature shall not be broken.” ― Leo Tolstoy
Jangan ngemil ajaaaa, banyak makan sayur dan buah, jelas penting untuk menjaga daya tahan tubuh sekaligus mengoptimalkan tumbuh-tumbuhan sebagai penyedia oksigen di muka bumi <3.
Tetap semangat #diRumahAja bagi yang tidak berkepentingan di luar rumah 💪💪💪. Kita bantu tenaga kesehatan agar lebih ringan kerjanya dan kita biarkan bumi “bernapas” dengan lebih baik <3.
Heal the world
Make it a better place
🙏🙏🙏