Sullivan dan Mike berjalan gontai bersama hampir semua karyawan perusahaan lain. Setelah melewatkan beberapa malam yang mencekam akibat suatu ‘kejadian luar biasa’ di gedung kantor tempat mereka bekerja.
Mike bilang ke Sullivan, : “Hey, you all right? Come on, we did it. We got Boo home. Sure, we put the company in the toilet, and, gee, hundreds of people will be out of work now, not to mention the angry mob that’ll come after us when there’s no more power… but hey, at least we had a few laughs, right?”
Yup, kali ini mau bincang-bincang ringan soal film “Monster Inc.” Hihihihi, doyannya nonton film anak-anak yang enggak ribet-ribet . Kelihatan deh otaknya cetek hahahahaha 😀.
Film ini memiliki twisted ending yang sangat keren (versi yang suka *benerinPoni* :P). Buat saya, apa yang tiba-tiba terlintas dalam benak Sullivan setelah Mike mengatakan kalimat tadilah yang menjadi inti pesan moralnya.
Kita flasback sedikit jalan ceritanya.
Monster Inc, adalah perusahaan terkemuka yang tugasnya menyediakan energi buat negeri tempat para monster tinggal. Entah gimana caranya, mereka mendapatkan energi ini dari jeritan anak-anak manusia yang rutin didatangi oleh para Scarer tiap malam melalui pintu lemari di kamar anak-anak tersebut. Nama pun kartun ya, yang tidak mungkin bisa jadi mungkin hihihi.
Para Scarer ini karyawan yang memang kerjanya buat nakut-nakutin anak-anak. Mereka inilah para karyawan intinya. Termasuk si Sullivan yang berpasangan dengan Mike.
Sullivan yang badannya memang gede, perawakan super seram dengan suara menggelegar, is one of the best Scarer ever.
Peraturan perusahaan sangat ketat. Para Scarer tak boleh menyentuh barang-barang yang ada dalam kamar anak-anak yang mereka satroni. Apa pun yang berkaitan dengan anak-anak ini termasuk barang-barang milik mereka adalah hal yang sangat terlarang untuk para Scarer.
Kalau ada barang anak kecil yang nyangkut atau terbawa oleh para Scarer, mereka akan langsung dianggap terkontaminasi dan alarm tanda bahaya akan menyala-menyala dengan hebohnya. Si Scarer yang bersangkutan bakal diperlakukan sebagai virus mematikan. Dicukur habis bulunya dan diisolasi.
Di suatu malam, secara tak sengaja, Sullivan bertemu seorang anak kecil (manusia) yang melewati pintu “ajaib” yang dipakai Randall (salah satu scarer yang paling nafsu menyaingi Sullivan) dan masuk ke gedung Monster Inc.
Sullivan benar-benar panik. Berdua Mike, mereka mati-matian menyembunyikan “aib besar” ini. Bayangkan, barang anak-anak manusia saja adalah haram, gimana kalau yang datang adalah anaknya langsung coba? Skandal besar!!!
Anak kecil ini akhirnya dinamai Boo.
Di sinilah petualangan-petualangan seru dimulai. Menjalani pekerjaan sebagai Scarer membuat Sullivan sangat kaku terhadap Boo yang ternyata malah nge-fans abis sama Sullivan. Maklum ya, buat para Scarer, anak kecil ini harus dianggap “musuh besar.”
Lama-lama Sullivan malah kepincut juga kepada Boo. Yang tadinya berusaha keras menjaga jarak dan mencari-cari cara agar bisa menyelundupkan Boo kembali ke kamarnya, Sullivan malah makin sayang kepada Boo.
Kedatangan Boo ternyata bukan suatu kebetulan semata. Dari situlah terkuak “rencana busuk” Waternoose (direktur Monster Inc) yang bekerja sama dengan Randall. Waternoose dan Randall mengembangkan sebuah mesin untuk menyedot energi dari anak-anak kecil dengan cara yang lebih ‘kejam’.
Sullivan benar-benar tidak mengira. Rasa kasihannya kepada Boo membuat Sullivan berusaha menggagalkan rencana jahat ini. Walau akhirnya, Sullivan sangat berat untuk melepas Boo. “Pintu” Boo pun mau tak mau harus dihancurkan setelah Boo berhasil dikembalikan ke kamarnya.
Waternoose terpaksa mengambil langkah pahit ini karena perusahaan tengah dilanda krisis energi. Terbongkarnya niat Waternoose malah membuat perusahaan makin terancam bangkrut. Seperti kata Waternoose pada Sullivan, “I hope you’re happy, Sullivan. You destroyed this company. Monsters Incorporated is dead! Where will everyone get their scream now? The energy crisis will only get worse, because of you!”
Betulkah Monster Incorporated benar-benar tumbang karena Sullivan? Ini nih pesan moral super keren yang saya maksud .
Justru Sullivan yang mengambil alih tampuk kekuasaan dari Waternoose yang harus berurusan dengan semacam badan FBI si Negeri Monster tadi. Di tangan Sullivan, Monster Inc malah berkembang lebih besar dan mengubah paradigma “Scare Floor” menjadi “Happy Floor.”
Yup, instead of, menakut-nakuti anak-anak kecil tiap malam dan memanfaatkan jeritan mereka sebagai sumber energi, Sullivan punya cara lain untuk mendapatkan energi yang 10 x lipat lebih besar. Para monster tetap memasuki pintu anak-anak secara rutin, tapi yang diincar kini bukan teriakan ketakutan mereka lagi. Tapi tawa mereka.
Jadi, tugas para monster sekarang bukan lagi memasang tampang seseram mungkin. Mereka malah sibuk mencari cara agar si anak malah tertawa sekeras-kerasnya setelah mendengar “stand up comedy” para monster atau kegiatan-kegiatan lucu lainnya .
Hubungan monster dengan anak-anak malah harmonis. “Scare Floor” yang tadinya selalu bernuansa tegang dan ‘dingin’ kini hiruk pikuk penuh balon-balon dan tawa ceria para monster.
Mike menggantikan posisi Sullivan.
Sulley: Nice job, Mikey. You filled your quota on the first kid of the day.
Mike: You know, only someone with great comedic timing could produce this much energy in one shot.
Sulley: Uh-huh, and the fact that laughter has ten times the energy of scream had nothing to do with it.
Sullivan menemukan rahasia tawa anak kecil ini sebenarnya tidak sengaja. Saat menyembunyikan Boo di apartemen Sullivan, Boo pernah beberapa kali tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Mike. Tawa Boo membuat satu gedung ikut berguncang dan aliran energi listrik mengalir kuat.
Sama seperti kita, ya. Kadang-kadang mau tak mau harus berhadapan dengan pengalaman yang tak diinginkan. Eh, ternyata dari pengalaman tersebut kita tiba-tiba seperti mendapat wangsit yang tidak kira-kira luar biasanya . Seperti Sullivan yang tahu-tahu menemukan sumber energi berkali-kali lipat oleh tawa seorang anak kecil.
Jeritan anak-anak itu identik dengan ketakutan, kebencian dan banyak hal negatif lainnya. Sementara tawa anak-anak selalu diasosiakan dengan kegembiraan, keceriaan dan banyak hal positif lainnya.
Sullivan mengajarkan kepada kita, “Kegembiraan itu efeknya 10 kali lipat lebih dahsyat daripada kebencian.”
Mencintai itu pasti kekuatannya lebih besar daripada membenci. Sounds cheesy, but it’s simply the truth 😉.
Cara Sullivan menemukan rahasia kecil ini juga ternyata diawali dengan persahabatannya dengan Boo, makhluk yang seharusnya dibenci dan dijauhinya. Aroma kebencian memang harus dijaga ketat dalam hubungan Para Scarer dan “mangsa”nya. Iya kan? Logikanya, kalau para Scarer ini malah gemas kepada anak-anak atau salah-salah malah jatuh hati pada imut dan lucunya si anak, gimana mau nakut-nakutin mereka coba? Hehehehe.
Saya menulis ini bukan tanpa tujuan khusus. Lagi-lagi ini tentang Jokowi :D.
Karena terus terang, saya pernah bilang gitu ke teman saya dalam rangka kampanye pilpres ini. Saya ingat bilang begini, “Eh, gue gak gitu semangat kampanye-in Jokowi yang sekarang ini, soalnya gue enggak ada rasa sebel ke Prabowo. Biasa-biasa aja. Sementara pas Pilkada DKI, empet banget lihat Foke makanya gencar promosiin Jokowi pas tahun 2012.” Hahahhaha.
Saya memang tidak memutuskan untuk “benci” kepada Prabowo. Ya ngapain juga hehehe. Saya toh sudah setahun lebih jadi simpatisan Partai Gerindra. Banyak hal-hal baik dari Gerindra dan Prabowo yang sudah saya ketahui sebelum Pileg dan Pilpres 🙂.
Dan salah jika saya mengira tanpa rasa benci, semangat kampanye saya bisa memudar. Justru saat menggali terus hal-hal positif tentang Jokowi, mengabaikan berita-berita negatif tentang Jokowi maupun Prabowo, energi positif saya makin menyala-nyala . Widih, lebay kali Mbak? Hahaha. Kalau enggak lebay berarti bukan Mbak Poni yak 😛.
Etapi serius, lho. Kalau sudah tahu manusia itu pasti ada salahnya, apa untungnya kita korek-korek terus? Tanpa dikorek juga pasti ketemu kok . So guys, fokus kepada rasa cinta sajaaaaaa . Lihat ke mana hati lebih condong dan kerahkan semua energi untuk melihat hal-hal baik yang ada pada si pilihan hati tadi.
Rasa benci memang bisa memberikan kekuatan juga. Saya juga percaya itu. Tapi saya lebih yakin kalau rasa yang positif kekuatannya lebih besar. That laughter has ten times the energy of scream!
Apa iya saya tak pernah berusaha mencari tahu sisi-sisi negatif Prabowo dan Jokowi? Ya pasti dong. Tapi itu ranah personal. Cukup untuk saya sendiri, tak perlu dishare wall atau di timeline. Persepsi kita pasti beda. Lemahnya Jokowi di kubu lawan bisa jadi kekuatan Jokowi bagi para lovernya. Demikian juga untuk Prabowo.
Teringat salah satu komentar bagus yang pernah saya baca saat lagi blusukan di news feed (hihihihi) : “Membenci itu hak tiap orang. Manusiawi. Tapi menebar kebencian itu adalah hal yang berbeda.”
Jadi teman-temanku yang baik hatinya, kita sudah memasuki bulan puasa. Malah yang di tanah air sudah pada berbuka puasa nih, ya. Sebagian malah sudah memasuki hari ke-2.
Mari manfaatkan momentum Ramadan kali ini untuk memompa semangat positif dalam menebar kebaikan. Termasuk semangat positif tentang Jokowi bagi pendukungnya. Saya percaya kedua capres yang tengah bertarung ini adalah orang-orang luar biasa. Tergantung kalian saja mau pilih yang mana.
Percaya sepenuhnya pada kebaikan dan mari sama-sama kita buang yang buruk-buruk.
Seems like too good to be true, yak hehehehe. But I’m a believer! Aren’t you? 😉
Selamat menjalankan ibadah puasa kepada semua teman-teman yang menjalankan 🙂.
Salam 2 jari dari Irlandia ^_^
***
salam dua jari dari Semarang juga yaaaaaaaaaaaaaaaaa…
aku bikin tulisan juga lho tentang yang kita lakukan di Semarang…
dibaca ya… 😀
http://catatanie.wordpress.com/2014/06/30/entah-ada-apa-dengan-jokowi/
Met puasa juga ya? lama ga ada postingan tentang food combining
Kan mau pilpres hahahhahaha. Lagi ikhtiar kampanye positif untuk Pakde nih :D.
ciee…yg megang huruf N……selamat ya, kaka masuk tipi 🙂