Kenai memandang penuh ke arah dinding gue di hadapannya. Alisnya mengerut, matanya bersinar menyala. Kenai marah.
Sebuah gambar terukir di sana, Gambar close up di layar menunjukkan Kenai fokus ke gambar si beruang yang mengangkat kedua tangan dengan wajah menyeringai tajam seperti hendak menerjang seorang manusia di hadapannya yang juga berdiri bersiaga dengan sebilah tombak di tangan.
Koda datang dan menyusup bersembunyi di balik punggung Kenai. Dia mengintip sambil berujar, “Those monsters are really scary … especially with their sticks.”
Kenai tertegun. Raut wajahnya sontak berubah. Pandangan matanya langsung beralih.
Kenai dan Koda. Penggemar Brother Bear mana suaranyaaaaaaaa? :D.
I love, love, love Disney :D. Plus Pixar jugalah beberapa. Apalagi cerita-cerita klasik seperti Brother Bear ini. Brother Bear sendiri saya nonton sampai 3x. Pertama kali nonton sendiri di DVD. Kedua dan ketiga nonton bareng anak-anak dan suami di rumah :).
Buat yang belum nonton dan kepengin nonton, saya peringatkan saja kalau saya bakal spoiler banget ini hahaha. Lagian film jadul ah, masa iya belum nonton sih? ;).
Adegan tadi yang paling nyessssss buat saya. Adegan sederhana tapi bikin terbawa suasana banget.
Kenai, anak suku Indian yang hidup bersama 2 kakak laki-lakinya. Sesuai adat Indian, tiap anak di usia tertentu akan ditentukan totemnya.
Konon, totem yang berwujud salah satu hewan ini dipercaya sebagai identitas/spirit lain dari seorang manusia selama hidup di dunia. Totem ini juga berfungsi sebagai penunjuk/guide bagi seorang individu/keluarga/suku tertentu.
Kenai sangat berharap mendapat totem binatang yang keren. Oh ya, Kenai juga tidak suka kepada beruang yang dianggapnya pengganggu yang suka mencuri ikan hasil tangkapan mereka.
Sebaliknya, saat upacara penentuan totem, Kenai mendapat Totem Beruang.
Masih diliputi rasa kecewa, Kenai juga dipersalahkan oleh kakaknya karena ikan tangkapan mereka menghilang dibawa oleh seekor beruang. Kenai lalai mengencangkan ikatan keranjang di sebatang pohon.
Karena marahnya, Kenai berlari mengejar si pencuri ikan. Saat terdesak oleh beruang, kedua kakaknya datang menolong. Singkat cerita, untuk menolong kedua adiknya, kakak sulung (Sitka) menusuk kuat-kuat potongan es tempatnya berdiri. Lapisan es di sekitar ikut roboh. Sitka jatuh ke jurang bersama si beruang.
Kenai makin marah. Bercampur dengan penyesalan karena rasa bersalahnya yang membuat kakak sulungnya kehilangan nyawa.
Suatu hari, ada kesempatan kembali memburu si beruang. Kali ini, Kenai berhasil membunuhnya dengan tombak. Tapi sebuah keajaiban terjadi, Kenai berubah wujud menjadi seekor beruang.
Dalam perjalanannya untuk mencari cara untuk kembali menjadi manusia, Kenai bertemu Koda, si beruang kecil.
Walau awalnya enggan, Kenai akhirnya berjanji menemani Koda kembali ke komunitasnya di Salmon Run. Dalam perjalanan inilah kisah demi kisah terajut. Hingga akhirnya Koda bercerita tentang bagaimana dia terpisah dari ibunya. Dari sinilah Kenai akhirnya sadar siapa si ibu beruang yang dimaksud. Guess who?
Ya kira-kira aja nih seingat saya, Koda bilang, “Ibu menyuruhku sembunyi karena dia mencium bahaya. Tiba-tiba dari balik semak muncul manusia bertombak yang langsung menyerang Ibu. Ibu melawan karena mengkhawatirkanku. Teman-temannya datang membantu. Hingga akhirnya ibu dan salah satu dari mereka jatuh ke sungai bersama-sama. Ibu selamat tapi di situlah kami terpisah.”
Brother Bear seperti menunjukkan kepada kita bagaimana egoisnya manusia memperlakukan alam. Kita selalu mengira binatang-binatang di sekitar kita selalu punya niat jahat kepada manusia. Bahwa binatang ini mencari-cari cara untuk mengganggu manusia.
They’re monsters, keluh Kenai. Sebaliknya, Koda kecil juga menggunakan istilah monster buat manusia bertombak yang tahu-tahu datang berusaha menyergap ibunya.
Lebih jauh lagi, manusia selalu menganggap makhluk hidup lain di dunia ini diciptakan untuk memenuhi hidup manusia semata. Jadi wajar dong kalau kita manfaatin mereka semua untuk kelancaran hidup kita. Memang mereka diciptakan buat kita kok.
Sadar tidak sih, di alam bebas, naturally makhluk hidup lain mungkin tidak butuh bantuan manusia dalam hal apa pun. Manusia yang sebaliknya.
Mentang-mentang katanya khilafah di muka bumi. Alih-alih berusaha menjaga ekosistem alam, lihatlah kita! Lihat kelakuan kita!
Biar manusia bisa makan daging ayam sebanyak yang mereka mau, orang pun berlomba-lomba mencari “cepat” beternak ayam potong. Biar cepat besar dan dagingnya banyak, ayam-ayam ini dikumpulkan di sebuah ruangan sempit, gelap, tanpa cahaya dan diberi makan sebanyak-banyaknya.
Pernah lihat peternakan ayam potong dan bagaimana mereka mengelolanya? Biar bisa memenuhi kerakusan perut manusia yang kayaknya sehari enggak makan protein hewani bisa sakaw.
Sapi juga begitu. Dagingnya diincar plus… susunya!
Makin ke sini, dari lahir sampai kakek-nenek pun dihasut biar minum susu hewan tiap hari. Dulu sih biasa saja orang tidak minum susu sapi. Paling sesekali. Lah sekarang? Mau tulang kuat, minum susu hewan. Mau kalsium, banyak-banyak minum susu, mau sehat, minum susu. Hamil pun harus banget minum susu hewan. Malah saya pernah syok lihat ada susu pencegah penyakit kanker hahaha :p.
Pernah terbayang, bagaimana mendapatkan susu sebanyak itu buat bermilyar-milyar manusia di dunia ini yang konon katanya kudu minum susu hewan minimal 2 gelas sehari?
Pepohonan kita tebang buat bermacam kebutuhan. Alih-alih menanam banyak tanaman buat penyeimbang pasokan oksigen bagi manusia yang sudah bertambah banyak, kita malah menjauh dari mereka. Hayo ngaku, siapa yang sanggup melewatkan hari tanpa makan sayur dan buah sama sekali? Banyaaaaaaaak :p.
Enggak makan sayur mah biasa ya. Tapi crankynya minta ampun kalau sehari enggak makan hewan :p. Minimal telurnya lah ;). Plus susunya -_-.
“Gue jarang minum susu!” –> tapi minum yoghurt, makan keju bisa tiap hari ya :p.
Seenaknya buang sampah sembarangan. Kalau banjir tinggal salahin gubernur atau presidennya ya? #eh :p.
Tahu tidak sih, sebuah LSM pencinta lingkungan di tanah air sudah bertahun-tahun berjuang tentang pengurangan limbah plastik di Indonesia. Limbah plastik ini sangat sukar diurai oleh alam. Memang ada beberapa hal di mana kita masih sukar melepaskan ketergantungan kepada plastik.
Tapi terus diupayakan cara pengurangannya diantaranya berusaha mengurangi limbah plastik via kantong belanja. Karena memang memungkinkan banget kan menaruh belanjaan di wadah lain YANG BUKAN PLASTIK.
Karena itulah sekarang lagi diujicoba dengan menerapkan pembayaran sekitar 200 perak per kantong plastik. Ini memang hanya upaya kecil. Baru langkah awal. Enggak ada apa-apanyalah ketimbang pengrusakan yang sudah KITA lakukan selama ini kepada alam :(.
Segini pun masih ada aja yang nyinyir dan gagal paham. Manusia oh manusia :(.
Makna diciptakan sebagai khalifah di muka bumi ini ya karena kita yang didesain untuk mampu menjaga keseimbangan alam. Ukuran otak manusia itu paling besar lho secara persentase dibandingkan dengan ukuran tubuh. Jauh lebih kompleks pula daripada hewan mana pun.
But look at us :'(.
Koda, “This year, I watched my Mom in a life and death struggle against all odds, battling possibly the most fiercest creature on the face of the earth.”
Have a nice weekend, “brainy” creature!
***