(tulisan jalan-jalan dimuat di Femina edisi Januari 2015)
Oleh : Jihan Davincka
***
Pemandangan hijau ternyata bukan satu-satunya pesona dari Sang Negeri Zamrud, julukan bagi negara Irlandia. Terletak di sebagian besar wilayah Pulau Irlandia, menjadikannya sarat dengan rupa-rupa pemandangan laut.
Republik Irlandia tidak terletak di daratan utama benua Eropa. Melainkan di Pulau Irlandia, di belahan barat daratan sang “Benua Putih.”
Wilayah Republik Irlandia tidak menguasai daratan pulau secara keseluruhan. Sebelah utara Pulau Irlandia termasuk dalam wilayah Kerajaan Inggris Raya. Jadi, Irlandia Utara itu tidak termasuk sebagai bagian dari Republik Irlandia.
Ibukota Republik Irlandia, Dublin, terletak di pesisir timur pulau. Berbatasan langsung dengan perairan yang dikenal sebagai Laut Irlandia. Saat berkesempatan jalan-jalan ke wilayah Irlandia, sungguh sayang bila melewatkan pesona pantainya.
Dun Leary, Kota Dermaga yang Indah
Kota kecil ini terletak sekitar 12 km dari jantung kota Dublin. Dekat sekali. Dari City Center – Dublin, bisa ditempuh dengan naik bis dalam kota saja. Kalau menyetir sendiri, hanya memakan waktu sekitar 15 menit.
Dun Leary adalah salah satu kota dermaga di pesisir timur Irlandia. Dua dermaga yang kerap dijadikan landmark kota adalah West Pier dan East Pier. Pelabuhan-pelabuhan yang ada di kedua dermaga masih aktif digunakan sampai sekarang.
Saya sendiri, saat ke sana, mampir ke wilayah West Pier terlebih dahulu. Saya, beserta suami dan anak-anak, bertandang ke Dun Leary di sebuah akhir pekan di musim panas tahun 2013 lalu. Sekitar bulan Agustus. Ternyata, saat musim panas, ada semacam taman bermain yang dilengkapi wahana bermain anak-anak yang dibuka setiap hari sabtu dan minggu.
Tempatnya terasa agak sesak saking banyaknya pengunjung di hari itu. Arena permainan yang disediakan beragam mulai dari bouncy castle, aneka macam komedi putar mulai mobil-mobilan sampai kereta api, rumah-rumah hantu. Di salah satu sudut lokasi ada wahana Bianglala yang berdiri tegak.
Anak-anak tentu langsung heboh minta main ke sana. Suami menemani anak-anak bermain di sana, saya jalan-jalan melihat-melihat wilayah West Pier.
Dermaganya terbentang membelah laut. Saya mencoba menyusuri dermaga dengan berjalan santai sekitar 15 menit. Sering berhenti untuk mengambil gambar. Wah, belum sampai ke ujung juga. Takut kelamaan, saya memutuskan berjalan balik. Lumayan panjang juga ternyata. Kalau dilihat di keterangan yang terdapat di tugu kecil di ujung dermaga yang merapat ke pantai, panjangnya sekitar 2-3 km.
Sekitar belasan perahu dan kapal kecil bersandar di bahu dermaga. Tidak sedikit orang yang lalu lalang di atas batu beton yang membentuk alas dermaga. Sepertinya, tidak cuma para pemilik kapal. Tempatnya juga dimanfaatkan orang-orang lain untuk jalan-jalan menikmati sambil menikmati laut lepas.
Warga setempat yang berkostum olahraga nampak berlari-lari kecil atau jogging ringan di sepanjang dermaga. Beberapa orang nampak menuntun anjing peliharaannya ikut menikmati hangatnya mentari. Maklum saja, sinar matahari tak terlalu sering menghampiri wilayah Irlandia.
Jarak East Pier dari West Pier cukup dekat. Terletak di sisi jalan yang sama. Tidak seperti wilayah West Pier yang ramai, East Pier tidak banyak dikunjungi orang. Dermaganya agak unik. Ada semacam danau kecil berbentuk kotak yang seakan-akan terpisah dari laut. Tempat ini digunakan menjadi tempat parkir untuk kapal-kapal.
Hari sudah lebih sore. Angin bertiup lebih kencang. Mungkin karena suasananya yang tidak sehiruk pikuk di West Pier, kami pun hanya keliling-keliling sebentar di East Pier.
Jangan hanya terpaku pada West Pier dan East Pier. Tak jauh dari kedua tempat ini, pesisir pantai yang berbatasan dengan jalan raya juga tak kalah cantiknya. Jalanan setapak dibangun cukup lebar. Warna jalan yang coklat sangat kontras dengan birunya laut di salah satu sisi pantai. Sisi jalan yang lain berhias warna hijau dari rerumputan yang dibiarkan tumbuh rapi serta bangunan-bangunan rumah penduduk yang didominasi warna putih. Awan yang berarak di langit biru menambah kesempurnaan lukisan alam kala kami menyusuri pantai Dun Leary di sore itu.
Bersantai Sejenak di Dalkey, Sang Kota Selebritis
Sebelum ke Dun Leary, kami diberitahu teman soal kota kecil yang tetanggaan langsung dengan Dun Leary. Namanya Dalkey. Konon, Dalkey ini termasuk kawasan elit wilayah Dublin dan sekitarnya. Di sini banyak bermukim selebritis asal Irlandia. Misalnya saja penyanyi terkenal asal grup musik U2, Bono.
Kami memutuskan ke Dalkey bukan untuk bertemu artisnya, sih. Tapi penasaran seperti apa kira-kira wilayahnya.
Kami langsung menuju ke ruas jalan utama di wilayah Dalkey, Castle Street. Namanya mungkin disesuaikan dengan hadirnya sebuah kastil tua yang ukurannya tidak terlalu besar di salah satu ujung jalan tersebut. Rasanya tidak ada yang terlalu istimewa sehingga kami memutuskan melihat kastil dari luar saja.
Baru lima menit berputar-putar di Dalkey, terasa betul betapa bersihnya kota ini. Jalan-jalan rayanya kecil saja. Hanya muat 2 mobil. Bangunan-bangunannya rapi dan dicat bersih. Tidak seperti kebanyakan bangunan di kota-kota kecil lain di Irlandia yang sudah tua, dibiarkan kusam dan catnya sudah banyak yang terkelupas.
Di Castle Street juga berjajar beberapa kafe yang menyediakan tempat duduk di luar ruangan. Tentu kami sekeluarga sempat mampir ke salah satu kafe yang terlihat paling ramai. Pada salah seorang pelayan saya iseng bertanya, “Are there any celebrities hanging around in this street?”
Entah becanda atau tidak, pelayannya menjawab setengah tertawa sambil mengedipkan matanya, “Yes, if you’re lucky, you can meet Bono here.”
Wah, tahu saja kalau kami sudah mendengar rumor tentang Bono yang katanya sering duduk-duduk santai di salah satu kafe di jalan ini.
Kafe ini menyediakan macam-macam penganan kecil berupa aneka muffin dan roti-roti beserta secangkir kopi / teh hangat. Tidak ada yang istimewa, sih. Kami memesan beberapa muffin saja ditemani beberapa cangkir teh hangat. Setiap potong muffin/roti bisa dibeli dengan kisaran harga 2-3 euro. Sedangkan secangkir teh harganya 1-3 euro.
Bray, Perpaduan Cantik Antara Pantai dan Perbukitan
Kota satu ini juga tak jauh dari pusat kota Dublin. Butuh waktu sekitar setengah jam untuk mencapai Bray yang berjarak kira-kira 28 km dari wilayah City Center-Dublin.
Pesona utama dari Bray adalah kegiatan menyusuri pesisir pantai dari sebuah pelabuhan kecil di dekat sebuah tempat yang bernama Martello Terrace hingga mencapai wilayah Bray Head. Martello Terrace adalah kediaman masa kecil James Joyce, pengarang puisi dan novelis terkenal asal Irlandia. Bray Head sendiri adalah sebuah bukit setinggi kira-kira 241 meter yang memisahkan kota Bray dan tetangganya, Greystones.
Jalan-jalan di sepanjang pantai diantara 2 wilayah tadi diistilahkan dengan “The Promenade.” Dari arah Martello Terrace, kita sudah bisa melihat hijaunya perbukitan di ujung sana. Berpadu sempurna dengan bukit hijau, sebelah kiri tempat kita berjalan adalah laut lepas berwarna biru terang.
Uniknya, pinggiran pantai tidak berhias pasir namun penuh dengan batu-batu kerikil besar. Antara jalan setapak dan wilayah berbatu yang langsung menuju laut lepas dibuatkan sebuah pagar pembatas.
Sebelah kanan jalan setapak adalah rerumputan hijau yang juga menyediakan tempat-tempat duduk dan arena bermain untuk anak-anak. Setelah rerumputan ada jalan raya. Di seberang jalan berjajar hotel-hotel dan penginapan-penginapan B&B baru turis yang ingin menikmati pesona pantai lebih lama.
Kami butuh satu jam untuk mencapai Bray Head. Ditempuh dengan berjalan santai sambil melihat-lihat pantai. Sesekali melintasi pagar pembatas membiarkan anak-anak seseruan sambil melempar-lempar batu ke arah air laut. Atau bergeser ke arena bermain di wilayah rerumputan yang berada sebelah kanan jalanan setapak.
Fasilitas saat ber-promenade cukup lengkap. Ada kafe atau kantin yang berukuran cukup besar dan terdiri dari 2 lantai. Menyediakan sajian-sajian utama seperti sandwich, kentang goreng dan nugget ayam/ikan/daging sapi, spaghetti dan pizza. Sajian ringan seperti muffin dan aneka roti juga mudah ditemukan. Minumannya bervariasi, jus atau air mineral ada, teh dan kopi juga disediakan.
Kamar mandi umum tak ketinggalan. Walau agak ragu melihat bangunan toilet yang sudah kelihatan tua. Namun, begitu masuk ternyata wangi dan bersih.
Kami hanya mampir ke toilet tapi tidak ikut masuk ke dalam kantin.. Kami membawa bekal sendiri dari rumah karena merasa lebih nyaman menikmati nasi dan lauk pauk lengkap khas tanah air.
Setelah mencapai Bray Head, kegiatan dilanjutkan dengan “The Cliff Walk”. Berjalan menyusuri area perbukitan yang menghubungkan kota Bray dan Greystones yang disebut di awal tadi. Butuh 2 jam untuk berjalan menyusuri perbukitan Bray Head hingga mencapai Greystones. Kami hanya setengah jam saja dan langsung berbalik arah kembali ke arah pantai Bray. Memang tidak berniat menuju Greystones.
Jalanannya tidak begitu menanjak, kok. Kita pun bisa melihat wilayah pantai lebih luas. Di sepanjang jalanan di perbukitan disediakan beberapa kursi dan meja untuk mampir dan duduk-duduk menikmati pemandangan pantai dan sekitarnya dari atas bukit.
Tips Jalan-jalan di Irlandia
- Cuaca di Irlandia terkenal sangat ‘moody’. Terik matahari dan hujan bisa bergantian dalam hitungan menit. Hujan pun tak memandang musim. Walau musim panas pun, hujan bisa mengguyur di sebagian besar wilayah tanpa pandang bulu. Sediakan jas hujan selalu.
- Angin sering bertiup cukup kencang sehingga penggunaan payung tidak disarankan. Lebih baik memakai mantel atau jas hujan yang bertopi.
- Di Dublin, tak perlu menginap di hotel-hotel besar. Banyak sekali penginapan-penginapan kecil yang cukup layak huni. Istilahnya, “Bed & Breakfast” (B&B) yang juga bisa dibooking dari jauh-jauh hari melalui situs-situs seperti booking.com.
Lihat juga tulisan jalan-jalan lain saya yang juga pernah dimuat di Femina ;).
pantai berbatunya mirip dengan beberapa pantai di sini…and that giant ferris wheel :)…Mau ketemu Bono dong mba, hehehe..mereka mau konser di Madison Square Garden niiih 🙂
Ngefans sama U2 ya Mak? Saya ngefansnya sama The Corrs hehehe :p.
Foto2nya keren :D. Irlandia cakep. Tp yg sering diberitakan ke Ind ttg IRA doang.
Kalau IRA itu di Irlandia Utara Mak, itu bagian dari UK hehehehe. Saya tinggalnya di Republik Irlandia yang sebelah selatan-nya. Di sini mah aman sentosa enggak ada kerusuhan sama sekali :D. Beda tempat itu hehehe.
Fotonya bikin mupeng gila. Aaaa… Pengin ke sana. XDDDD
Btw, Mbak Jihan, untuk Rubrik Oleh-Oleh ini, Femina butuh surat pertanyaan keaslian naskah juga, ya? Itu kita sendiri yang bikin, atau sudah ada form dari sana kalo udah akan dimuat?
Enggak ada kok. Hanya ngabarin kalau akan dimuat saja :D. Gak miinta surat pernyataan keaslian naskah :D. Soalnya cerita jalan-jalan sih kali ya. Beda ddengan fiksi :D.
Kalo untuk fiksi, form surat pernyataannya dari sana, ya? Atau bikin sendiri? Duh. Jadi tertarik nulis buat rubrik Oleh-Oleh. :))
Dari sana. Iya nulis aja. Honornya paling lumayan. 1.5 juta hehehe :D.
Woooah. Itu sih lumayan banget, Mbak. Lebih gede daripada honor fiksinya, ya. Mungkin karena buat jalan-jalan butuh ongkos gak sedikit, eh? 😛
Artikel jalan-jalan kan emang lebih laku :D. Enggak ada hubungannya dengan ongkosnya hehehe.
ini yang dibilang iri tanda tak mampu aku kak jihan.. jatuh hati aku dengan irlandia kerennn kak 😀
Masih mending Swiss kok hihihihi *belumMoveOn* 😀
yah kalo itu kak aku juga sependapat.. hihi 😀
somedaylaah semoga bisa berkunjung dan berkeliling eropa 🙂 aminn..
Aamiin
potografernya suami mak jihan ya? *salfok
Pokoknya bukan saya aja hihihi
Sudah jadi warga negara sana ya mba ?
Terus kalo dari Irlandia Selatan mau ke Irlandia utara harus apply visa dong ?
Saya masih paspor Indonesia kok :D. Kalau sudah jadi WN Irlandia ya enggak perlu lagi apply visa. Tapi karena masih pegang paspor INdonesia, yup, harus apply visa ke Irlandia Utara karena itungannya kan udah masuk UK :D.