Food Combining? Apaan, tuh? Teori dasar tentang Food Combining cek di sini dulu :). Pengantarnya mungkin sedikit gengges di sana tapi ya sudahlah yaaaa hihihihi :D. Nama pun Ratu Drama disindang :P. Sekarang kita bahas cara membuat semur tahu kacang merahnya, deh.
Nah, kalau sudah dari link di atas pasti familiar dengan istilah “Kombinasi Makanan Serasi.” Inilah salah satu ciri khas pola makan ala “Food Combining” . Dengan memperhatikan sistem pencernaan dan enzim-enzim yang membantu prosesnya, FC meyakini bahwa sebaiknya karbohidrat dan protein hewani tidak disantap di waktu yang bersamaan.
Kalau pun belum sanggup seideal itu, minimal jumlahnya JANGAN sama atau hampir sama banyaknya. Misalnya, mulailah dengan sepiring nasi dan sayuran melimpah plus SETENGAH POTONG ayam goreng. Ingat, setengah saja, jangan malah ditambah menjadi 3 potong! hihihihi *ngikikRakus*. Sambelnya saja yang ditambah :P.
Kondisi ideal Food Ccombining, menu karbo ya menu karbo dan menu protein hewani dipisah dari karbohidrat. Dan kedua jenis menu tentu tetap harus berpasangan dengan sayur-sayuran yang sebisa mungkin segar. Kalau pun masih makan yang tumis-tumis dan rebus-rebus ya masih terbilang dimaafkan ;). Kayak judul lagu, “Pelan-pelan sajaaaa…”
Protein nabati bagaimana? Kalau yang ini boleh dijodohkan dengan karbo maupun protein hewani. Jadi, kalau orang Indonesia mah enggak usah heboh, ya. Tinggal ganti ayam goreng dkk dengan menu-menu dari tahu atau pun tempe ;). Alternatif protein nabati lainnya adalah…jamur :). Tetap sedap dong, ya ;). Resep food combining kali ini akan membahas tahu-tempe :D.
Tahu-tempe enggak ada matinya. Mau digoreng enak, dikukus nyam-nyam, ditumis boleh, dibalado hayuk, apalagi disemur ^_^. Ini dia cara membuat semur tahu yang ternyata enggak susah sama sekali ;). Resepnya saya lihat dari sini, dari situs Kecap Bango :D.
Karena bahan-bahan di Athlone ini cukup terbatas, jadi cara membuat semur tahu ini saya sesuaikan saja. Rasanya tetap enak walau tanpa daun salam dan bunga kecombrang (ini apaan sih ngomong-ngomong? Hihihi).
Nah, ini si Semur Tahu Kacang Merah versi Mama Jihan yang kemampuan memasaknya memang sangat tergantung pada Google hahahaha … *Google Masterchef :P* :
Terus ya, biar si kecil mau makan, cabe hijaunya saya pisahkan. Tidak saya tumis bareng. Soalnya anak saya yang nomor 2 ini enggak tahan dengan yang pedas-pedas. Kalau abangnya mah sudah jagoan dia hahaha :D.
Kalau menu dengan rasa cukup ‘tajam’ seperti ini usahakan untuk disantap dengan sayuran segar :). Saya biasanya dengan potongan tomat dan timun segar :D.
Ingat, ayam – telur – bebek – daging sapi / kambing – dan aneka protein hewani lainnya sebisa mungkin diumpetin dulu hihihi. Enak koook si semur ini tanpa kehadiran mereka.
Cukup disantap bersama sepiring nasi plus sambal dan potongan sayur segar tadi. Tempo hari karena ada seledri, saya tambahin deh potongan seledri segar. Nyam-nyam-nyam :D.
Eh tapi, si semur yang ini juga cocok dijadikan menu protein hewani. Nasinya digeser diganti dengan telur rebus juga boleh. Kan enak juga, tuh :D.
Untuk menghindari mulut yang enggak bisa setop saat ngunyah yang anget-anget pedas manis plus sambel ini hihihi *tunjukDiriSendiri*, mengunyahnya harus pelan-pelan dan lama ;). Yap, dengan mengunyah seperti ini selain akan cepat terasa kenyang, juga akan memudahkan tugas si sistem cerna kita :). Mari dicoba ya resep food combining yang ini :D.
Selamat makaaaannn ^_^.
Jangan lupa intip resep food combining lainnya intip juga :D.
heummm..maknyussssss pemirsah hehhe
Langsung ke dapur, yuk 😀
saya dan suami pernah mencoba FC ini. tapi ya gitu, gagal total. mungkin kurang kuat dengan konsekuensinya. dulunya makan apa saja, kenal FC harus diatur polanya.
Santaisaja, Mbak. Pelan-pelan aja 😉
mbak, sejak SMP aku emang berhenti makan daging sapi, dan dari kecil emang nggak doyan kambing, trus ayam juga nggak terlalu favorit. Err.. kecuali kulit ayam ka ep ci itu, huahaha… jadi HARUSNyA sih FC ini bukan jd masalah besar,ya. tapi oh tapi… aku nggak suka sayur, dan… pecinta telor, huhu.. gimana, dong?
Eh, kita agak mirip. Pencinta telor dan enggak doyan sayur :P. Tapi Fit, gue suka migrain dan gampang masuk angin huhuhu. Repot bo’ kalau sudah tinggal di luar, kagak ada embak hihihihi. Jadilah memaksakan diri makan sayur ^_^.
FC juga mba? :D…I’ve been following Erikar Lebang for handy tips on FC…walaupun masih suka bandeeel hehehe…enak tuuuh dingin-dingin mak resepnyaaaa “D…
Erikar Lebang sih versi garis kerasnya ya *ngelapkeringat*. Samaaaa, daku pun masih seringan bandelnya 😛
Mo coba resepnya aaah 😀
Mariiiiii 🙂
Hmm.. boleh juga nih resepnya bunda jihan, kapan-kapan buat aaaah hehehe.
buku yg baru udh keluar ya bun ?
Belum, Mbak. Yang The Davincka Code, kan? 😀
bukan maksudku yang “Memoar Of Jeddah ” , aku baru ada bukunya mba jihan yang ” Bunda Of Arabia ” hehehe yang The Davincka Code kapan mba ?
“Memoar of Jeddah” sudah ada di toko-toko buku Gramedia, kok hehehe. The Davincka Code belum nih, jangan2 tahun depan, ya. Baru liat covernya doang 😀
Yuuhuu, mari kita ke bukukita.com, belanja buku lagi 😀 di tunggu yang The Davincka Code” nya ^_^
ngiler pemirsaa…
🙂
Bikin yuk :P.
Hidup FC :D…how long have you been in it mba? ikuti celotehannya ma @erikarlebang ngg? aku masih bandel, tapi at least dalam sehari, ada FC yang benar hihi, just like you…paling tidak, protein hewani sudah dikurangi lah..hidup buaah dan sayuuur segar..yeaaah…
Sejak januari tahun ini. Tapi begitu ke Irlandia, suka banyak bandelnya hehe. Apalagi pas musim dingin. Lapeeerrrr 😀 😀 😀
Kalau saya, reaksinya malah panik … makan teruuus, minum air yg banyak, penasaran saking enaknya, trus lanjut makan, minum air, dst-nya. Sepertinya bakal gagal kalo harus menyunyah pelan-pelan 🙂
Eh, kurang tepat deng, Pak. Harusnya kunyahnya yang lama. Cepat-cepat juga enggak apa-apa, asal jangan buru-buru ditelan hehe
Secara normal sih memang ngga buru-buru ditelan, gak baik untuk pencernaan. Makanya saya sering menghindari masakan pedas, namun seringkali tergoda kalo melihat orang begitu lahap makan masakan pedas, terutama istri saya yang suka sekali masakan pedas.
photonya dulu dilihat….*keren euyyyyy….akhirnya terus penasaran rasanya hehehe…
FC..haduh blom ngerti…masih nguawur..pola makan dan masaknya…
Santai, Mak ;). Pelan-pelan sajaaaaaa 😀
Hari ini bawa chicken mozarella, pake tepung pulak… aduh kok isi bukunya Andang Gunawan menguap gini…hehehe
Enggak apa-apa itu masih bisa ditolerir asal enggak pakai nasi dan pakai sayur segudang ;). Santaiiiiii 😀
bunga kecombrang itu nama laiinya rias atau kincung mbak, klo bhs londohnya torch ginger
warnanya pink n rasanya asem2 seger, di asian groceries kmungkinan ada……
Terima kasih infonya :). Oh, torch ginger sering liat padahal hihihihi 😀
mengunyahnya harus pelan-pelan dan lama ;). Yap, dengan mengunyah seperti ini selain akan cepat terasa kenyang, juga akan memudahkan tugas si sistem cerna kita 🙂
Ini kaya balita ngemut makanan mbak? Hehe
Halo mba salam kenal ya..saya lagi mencoba melakukan FC..sarbu uda lumayan lancar, maksi makmal uda hampir bisa memilah si karbo dan protein, yg susya itu berhenti ngemil..hiks..suka banget sama kue2 soalnya..ada saran mungkin mba? Btw, ko saya tidak menemukan si resep yah mba? Makasih =)
kalau ibu hamil amankah mengkonsumsi raw food
Pengalaman saya pribadi ya aman-aman saja sih Mbak :). Tapi sebaiknya ditanyakan ke dokter/bidan yang menangani ya. Kalau di sini (Eropa) memang tidak masalah karena sehari-harinya orang sudah biasa mengkonsumsi aneka salad (sayur-sayuran yang bentuknya mentah) :D. Asalkan dicuci bersih, seharusnya aman saja, ya ^_^.