Tulisan “Jalan jalan ke Hongkong” ini tulisan kenang-kenangan dari blog Mamasejagat hehe. Jadi ingat perjuangannya dulu mengumpulkan sekeping demi sekeping tulisan untuk menghidupkan blog komunitas itu. Komunitas tapi penulis aktifnya selama setahun pertama yang satu orang doang :D.
Kontributor tulisan ini, Hesya Harahap. Enggak sengaja kenal dari laman FB ^_^. Setelah bincang-bincang di inbox dan dirayu dengan paksa :p , akhirnya dese mau menjawab pertanyaan-pertanyaan saya via inbox di FB. Thanks, ya, Dear. Padahal kenalnya ya pas di-inbox itu hihihi. Hesya saat itu bermukim di Hongkong bareng suami dan anak-anaknya. Jadi cocok deh menjadi kontributor jalan jalan ke Hongkong.
Sempat ingin juga jalan jalan ke Hongkong. Apalagi kemaren suami assignment ke China. Tapi ternyata kotanya jauh dari Hongkong. Batal deh rencana mau ikut bikin rusuh meramaikan work tripnya suami :D.
Jalan Jalan ke Hongkong itu ke mana aja ?
Buat para emak seperti kita, kalo denger Hongkong ingetnya pasti … SHOPPING! Hehe. Bikin suami deg-degan saja :p.
Yang paling sering direferensikan sebagai tempat belanja di negara ini adalah “Mongkok”. Setelah menyontek dari wikipedia, Mong Kok itu ternyata nama sebuah daerah di distrik Yau Tsim Mong, Kowloon – Hongkong. Sebelum Hongkong disatukan dengan Republik China (sekarang sudah jadi Tiongkok apa ya namanya) di tahun 1994, Mongkok adalah distrik yang berdiri sendiri. Di Mongkok inilah banyak ditemukan street market, restoran (termasuk fast food resto), dan tempat-tempat hiburan tentunya 😉.
Penampakan Street market bukan berupa bangunan tertentu, tapi jalanan yang dipenuhi berbagai macam kios-kios penjual kayak pasar. Ada 2 street market yang lumayan tenar di Mongkok, yaitu : Fa Yuen Street dan Tung Choi Street.
Menurut Hesya, banyak turis yang tidak terlalu familiar dengan Fa Yuen Street. Di sini banyak menjual baju-baju ala korea versi murah, baju-baju bayi/anak kecil, sepatu, aksesoris (segala macam jepit rambut, etc). Cara menuju ke Fa Yuen Street –> Mongkok MTR Station exit B3, disambung dengan sedikit jalan kaki. Pake bus juga bisa banget, tergantung dari arah mana kita datangnya.
Tapi harga di sini jauh lebih mahal daripada pusat nya di Shenzhen (daerah di luar Hong Kong, sudah harus apply visa terpisah kalau mau ke sini). Sementara, di Shenzhen lebih mahal daripada di Guangdong. Kalau di Ladies market ini harus menawar gila-gilaan. Umumnya saat ditawar, pedagangnya akan belagu. Sok marah-marah gitu. Kita tetap ngotot saja. Urusan tawar menawar itu skill wajib ya sodari-sodari 😀 *benerinUratLeher*.
Nah, satunya lagi, si Tung Choi Street ini yang lebih hits di kalangan turis. Nama lainnya adalah Ladies Market. Isinya lebih lengkap dan macam-macam : ada sepatu, baju, souvenir dll.
Kalau ingin mendapatkan barang palsu yang berkualitas bagus (KW super gitu kali maksud si Hesya), tinggal bisik-bisik ke si pedagangnya. Nanti kita dikasih semacam katalog yang bisa kita pilih-pilih dan tawar menawar harga. Setelah itu, sang pedagang akan menunjukkan barangnya. Kenapa gitu, pake bisik-bisik? Karena enggak boleh dipajang secara bebas. Bisa kena razia! :D.
Akses menuju Ladies Market ini bias via MTR MongKok exit D3. Nanti tinggal belok kanan dan jalan sedikit. Nyampe deh di ujung pasar. Bus juga komplit dari berbagai arah/jurusan.
Di Mongkok enggak ada makanan halal kecuali yang dijajakan oleh penjual india muslim atau kebab yang dijual di kios para penjual yang umumnya berasal dari Timur Tengah. Kalau mau jajan silakan ke Langham Place mall. Mal ini berlokasi dekat dari Ladies Market. Tempatnya gede dan isinya lumayan lengkap.
Selain 2 di atas, jangan lupa juga ke Woman Street, Jardine Crescent, Causeway Bay, Hong Kong Island yang terkenal banget di daerah Causeway Bay. Mayoritas barang yang diperjualbelikan di sini adalah rupa-rupa baju-baju. Akses ke CausewayBay bisa via :MTR Causeway Bay exit F.
Pusatnya oleh-oleh/cenderamata ada di Stanley Market, Hongkong Island. Kebanyakan turis memilih ke sini sekalian untuk menjajal tepian pantainya. Banyak kafe ala western gitu. Rasa makanan yang dijual so-so, tapi harganya mahalll. Not worth a try lah. Jadi, kalau sedang di sini, lebih ‘aman’ memilih jajan di Deli France saja.
Selanjutnya, mari membahas Temple Street, Kowloon. Akses ke sini MTR Jordan tapi lupa exitnya. Penampakannya mirip dengan Ladies Market. Tapi lebih beragam dan banyak barang-barang khusus orang dewasa. Misalnya sex toys yang dijual bebas dan terbuka. Plus banyak toko-toko dvd untuk film-film dewasa. Sebaiknya sih ya jangan nenteng anak-anak di bawah umur pas pengin ke sini ;).
Komplit bener deh jalan jalan ke Hongkong ini. Mulai dari yang halal-halal sampai yang *tet toootttt* hihihihi :p.
Ada juga yang mirip Street Market tapi sebenarnya bukan. Yaitu Yau Ma Tei, Shang Hai Street, Kowloon. Mirip dengan street market karena sepanjang jalan ini berjajar toko-toko lengkap yang menjual peralatan dapur (termasuk baking tools). Aksesnya menggunakan MTR Yau Ma Tei. Kalau tidak salah bisa exit di B.
Yang mirip sama Mangga Dua juga eksis di sini. Coba tengok ke Lai Chi Kok, Kowloon. Tidak bisa dibilang street market juga sih sebenarnya. Di sini pusat grosir penjualan baju-baju. Umumnya diperbolehkan membeli minimal 3 pieces. Akses ke sini menggunakan MTR Lai Chi Kok.
Moral of the story : kalau benar-benar pengin shopping yang super murah, ya harus ke Shenzhen. Karena semua barang-barang yang beredar di berbagai street market tadi asalnya dari daratan Cina ;). Tapi ya kepenginnya jalan jalan ke Hongkong dong yaaaaaa hehe :p.
Nah, itu dia hasil wawancara tempo hari dengan si Hesya. Thanks (again), ya, Dear ^_^.
Mari shopping! Hoo hah! ^_^
***
Biasanya kalo sudah nulis hasil interview gini, pertanda sudah punya affirmasi kuat, sebentar lagi terlaksana ke Hongkong nih 🙂
Maaf, mbak Jihan, saya komen OOT ya.
Tadi pas lihat TL, ada link menuju ke sini.
Wah, pantesan, tulisan2 barunya mbak Jihan gak nongol di Reader saya, rupanya ganti domain dot com. Baiklah, sepertinya harus saya follow kembali agar muncul di Reader. Bismillah!