Saban tim sepakbola MU bertanding, siapa pun lawannya, berasa ada pertandingan juga di linimasa 😀. Apalagi kalau berhadapan dengan tim-tim yang juga punya fans kelas kakap macam Liverpool.
Nah, kalau tim andalan kalah, otomatis para fans harus ikut menanggung malu hahahahaha. Ngefans kok ama tim, ama orangnya dooooonggg. Cari yang ganteng, nanti di mana pun tim yang dia bela, kita siap mati untuk beliau! Â Becanda yaow :p.
Yang saya bingung, misalnya MU kalah, fansnya sibuk bener cari pembenaran. Kalau diledek, biasanya galakan dia hihihi. Ya berlaku untuk fanboy-fanboy tim lain. Termasuk fangirl Jokowi yang satu ini nihhhh –> tunjuk diri sendiri 😀.
The thing is … kita tidak pernah harus bertanggung jawab atas kesalahan orang lain. Walaupun orang tersebut adalah idola kita atau siapa kita misalnya. Macam banyak orang sering menyangka kalau ada anak durhaka, nanti orang tuanya juga masuk neraka. Aturan dari maneeeeee :p.
Another thing is … semua manusia itu pasti punya salah. Suatu kali akan berbuat sesuatu yang tidak benar atau kurang tepat.
Apa suka ya kalau misalnya entar Jokowi ada apa-apa kita pula yang disuruh ikut tanggung jawab? Macam kalau saya ngefans sama penulis tertentu, terus tahu-tahu dia bikin buku yang isinya dikritik orang terus saya harus ikut merasa bersalah dan klarifikasi?  Believe me, ini pernah kejadian! 😀
Nah, begitu pula dengan sebaliknya. Dulu kan bete, ya, kalau pilih Ahok terus dibilang kafir? Vice versa dong, teman-teman. Utamanya bagi yang sekarang lagi gondok sama UU Pilkada via DPRD yang baru saja disahkan, ehhhh malah meributkan orang-orang yang dulu memilih partai/presiden dari koalisi yang pro UU Pilkada via DPRD ini.
Pakai nyuruh-nyuruh mereka menyesal segala? Hahhaahaha. Padahal sendirinya bete dulu ada lagu “Salam Gigit Jari” sebagai ledekan bagi fans Pakde yang juga dituntut harus menyesal. Menyesal-nya cepet amat, dilantik aja belon cobak :p.
Kalau kata Karen Armstrong, salah satu keutamaan Nabi Muhammad yang sangat digarisbawahinya adalah sifat COMPASSION. Tidak melakukan hal-hal kepada orang lain dimana kita tidak suka jika diperlakukan sama.
Gampang, ya. Gampang dibaca, penerapannya luar biasa ribet hihihi. Iya, saya juga sering merasa ribet. Ingatnya pas jadi korban, tapi begitu ada kesempatan membalas, langsung deh buyaaarrrrr hahaha.
But now, I remember 🙂. Saya sebal kalau Jokowi atau Ahok (katanya) melakukan blunder, eh kita-kita pula dipaksa mengaku menyesal. Therefore, when we have a chance to do the same…then DONT! 😉
Kalau kalian sama seperti saya, patah hati tiada terkira saat akhirnya UU Pilkada via DPRD benar-benar disahkan, jangan ngamuk dan memaki-maki tak tentu arah. Dear, kurang banyak itu dosa??? :p
Kecewa mah pasti, ya. Kesel apalagi. Tapi kan ternyata masih ada jalannya. Konon, Kang Emil dkk sudah berniat maju ke MK untuk peninjauan ulang terhadap undang-undang ini. Yang lebih penting kita lakukan adalah menyuarakan dukungan kita. Yang disuarakan dukungan kita kepada penolakan undang-undang tersebut. Bukan makian kita kepada yang ikut menyetujui apalagi lebih gak nyambung lagi, memaki-maki teman kita yang dulu memilih-milih partai ini.
Santai dong, ah, PDIP dan partai-partai lain yang mendukung‪#‎pilkadaLangsung‬ apakah suci tanpa dosa? Kebeneran aja sekarang mereka yang jadi ‘jagoan’nya di versi yang kita dukung.
Iya sih, kecewa juga dengan sikap SBY. Tapi tak berarti serta merta dia menjadi orang paling jahat seIndonesia kan, ya . Yes, he did a terribble thing according to that drama he created yesterday. Tapi kalau saban ada yang begini, disembur-sembur melulu, ya nanti kalau kita yang ada di posisinya piye dong? Siap ndak? Yang wajar-wajar sajalah. Secukupnya biar enggak over dosis.
Capek, ah, kalau balas-balasan memaki. Again…masih kurang banyakk itu dosa? hahaha
Mending ikutan saran yang ini nih ^_^
Saya kutip lagi petuah Dumbledore yang paling saya suka, “Apa pun yang terjadi pasti akan terjadi. Kita hanya harus menghadapinya.”
Tapi dihadapi dengan cara terhormat. Tunjukkan dong, kualitas terbaik kita di masa-masa penuh dengki macam sekarang. Orang macam apa kita dalam menghadapi hal-hal seperti ini. Tujuannya kan biar didengar dan pesannya sampai, toh, ya. Atau memang ada yang tujuannya melampiaskan benci doang?
Konon kata orang bijak, kebencian itu seperti api. Yang sanggup membakar habis segalanya 🙂.
Saya juga kurang tahu sih harus ngapain selain kepikiran untuk ikutan pakai twibbon macam di profile pic di berbagai media sosial barusan. Hihihihi. Nampak kali banci twibbonnya 😀.
And i Know beberapa teman saya bosan banget saban diminta ikut tanda tangan petisi ini itu. Habis saya enggak tahu harus bagaimana menyatukan suara kita agar bisa lebih tepat sasaran .
“Ah, petisi gituan mana ngaruh.”
Memang mungkin tidak berpengaruh. But remember … again and again, God never requires us to succeed. He only requires that we try” .
So, let’s give it a try, jika berkenan, dukung #pilkadaLangsung via petisi ini . Tanda tangani dan sebarkan –>https://www.change.org/p/mahkamah-konstitusi-ri-membatalkan-uu-pilkada-oleh-dprd
Jangan marah-marah jangan ngamuk-ngamuk. Sumpah deh, gak guna . Yang dimaki kemungkinan besar tidak peduli dan kok ya kita jadi kelihatan gimanaaaa gitu . Live with honour, teman-teman. Always live with honour.
Apa pun hasilnya kan kita sudah berusaha optimal, ya. Kalau nanti pun tidak kejadian, ya mau gimana … just keep praying .
The best thing one can do when it’s raining is to let it rain.
-Henry Wadsworth Longfellow-
Tapi kalau masih mendung-mendung dan nampaknya masih ada kemungkinan enggak hujan sesuai lirik lagu “mendung tak berarti hujan”, tak ada salahnya berdoa biar hujannya enggak jadi aja kan? . Berdoa … bukan memaki 🙂.
Penyesalan emang selalu datang belakangan, kalo sekarang nyeselnya mah, bukan terlambat tapi sangat kecepetan ya hehehe
Alhamdulillah saya belum bosan tanda tangan petisi ini itu, termasuk nanda tangani petisi yang ini. 🙂