X

Against a Little Voice Inside You

 

Salam olahraga!

Yes, hari ini, 6 Juli 2013, kota Athlone mengadakan perhelatan olahraga tingkat nasional, “Waterways Ireland triAthlone.”

Gambar : triathlone.com

Kemeriahannya sudah terasa sejak beberapa hari sebelumnya. Padahal, 2 minggu terakhir ini, cuaca sangat tidak bersahabat. Mendung di hampir sepanjang hari. Walaupun tidak selalu, hujan pun tidak segan-segan menyapu seluruh penjuru kota. Belum lagi, angin kencang kadang-kadang tidak mau ketinggalan.

Musim panas bukan, seeehhh? -_-

Untung liburan sekolah sudah menjelang sejak 10 hari yang lalu. Jadi eike tidak harus berlari menembus hujan mengantar jemput si sulung ke sekolah .

Jangan-jangan Eropa pun mengenal pawang hujan, ya? Hihihihi. Sejak kamis kemarin, sinar matahari mendadak berbaik hati. 3 hari terakhir, langit cerah dan suhu menetap di kisaran 17 – 20 derajat celcius.

Ah, sungguh luar biasa memang kemampuan beradaptasi tubuh manusia. Kalau dulu di suhu 20 derajat saya sudah menggigil, baru 4 bulan di Negeri Kulkas ini, saya sudah merasa suhu 20 derajat ini cetarrrrr membahana .

Nah, puncak acara tentu hari ini. Dari pagi, suasana kota sudah hiruk pikuk. Seperti biasa, tiap sabtu jam 9 pagi, saya mengantar si sulung les berenang ke Sheraton. Pulangnya, kami selalu keluar melewati gedung mal. Tadi mampir ke perpustakaan dulu nuker buku buat anak-anak.

Enak deh di sini, enggak perlu keluar duit buat beli-beli buku anak-anak yang harganya rata-rata maharani itu . Ada perpustakaan anak-anak di samping mal. Tempatnya luas, nyaman, dengan koleksi bukunya mencapai seribuan buuku mungkin dan…gratis, tis, tis! *nyengir100Centi*.

Tepat di luar gedung perpustakaan, suasana sudah gegap gempita. Ternyata, di tempat inilah pusat acara perlombaan triathlon nasional tadi. Kios-kios kecil penjaja baju-baju olahraga dan printilan peralatan olahraga sudah berdiri sejak sehari yang lalu. Orang-orang berbodi atletis mulai lalu lalang di sana. Hadeuuuhhh, sayang orang-orang sini jarang yang ganteng-ganteng kayak di Saudi hihihihihhihihi *husssss*.

Melihat keramaian yang tidak biasanya, naluri jurnalisme langsung keluar dong awww *tsaaaahhhhh* … Setelah jepret-jepret sebentar, sempat pula nanya-nanya ke orang-orang di sana, saya memutuskan untuk pulang dulu.

***

Rangkaian triAthlone dimulai dengan lomba berenang. Untuk menonton para peserta berenang, tidak perlu jauh-jauh. Yup! Lomba berenangnya di Sungai Shannon. Lintasannya persis di belakang gedung apartemen saya. Sambil nungguin ikan digoreng, sambel ditumis, sayur di-sop di dapur yang terhubung langsung dengan ruang keluarga dan pintu menuju teras belakang, saya bolak balik ikut bersorak dari balik pintu kaca teras belakang apartemen. Hehehe.

Jumlah pesertanya mungkin ribuan bahkan puluhan ribu orang (males google :P). Untuk berenang saja, dibagi menjadi sekitar belasan batch. Sampai tulisan ini mulai dibuat, batch berenang belum juga habis. Tiap batch terdiri dari sekitar 100-200 orang (yang ini eike itung sendiri dari jauh hehehehe).

Melihat peserta yang sekian banyak padahal pemenangnya paling cuma dipilih beberapa, saya tidak habis pikir, ngapain, sih, pada capek-capek, ya? Bayangkan saja, 750 m berenang + 20 km bersepeda + 5 km berlari! Apa yang dicari?

Di sesi perlombaan berenang, saya melihat beberapa peserta yang ketinggalan di batch masing-masing. Sebagian mereka nampak tidak bergerak dalam air, seluruh tubuh hanya mengapung dengan wajah menengadah ke atas. Tak berapa lama setelah tenaga kembali terserap, ayunan lengannya kembali berkecipak dalam air. Seolah tidak ingin menyerah menyusul teman-temannya yang lain.

Ada juga yang hanya berputar-putar di tempat, kepalanya saja yang menyembul. Setelah dirasa kekuatan telah terkumpul kembali, perenang ini pun kembali memainkan lengannya membawa sekujur badan kembali maju menyusuri lintasan yang tersisa.

Ada juga yang mencoba berganti gaya. Tadinya berenang dengan gaya bebas. Tahu-tahu kepalanya terangkat dan dia memandang ke depan seperti berpikir dan mengatur strategi. Hanya beberapa detik kemudian dia membalikkan badannya. Seakan sedang meminta kekuatan dari sang surya, kali ini dia memilih telentang dan kembali melanjutkan perlombaan dengan gaya dada.

Apa boleh menyudahi lomba dan keluar dari lintasan? Boleh banget. Belasan petugas lomba berperahu karet berjaga di sepanjang lintasan. Anytime they want to quit, these officers are ready to pick them out of the water. Sepanjang pengawasan saya, tidak ada peserta yang ‘menyerah’. Tapi siapa tahu pas saya tinggal-tinggal ke dapur ada yang keangkut .

***

These swimmers taught us something important . Mengingatkan saya pada salah satu running quote yang cukup tenar dari mendiang dr. George Sheehan, bahwa :

“It’s very hard in the beginning to understand that the whole idea is not
to beat the other runners. Eventually you learn that the competition is
against the little voice inside you that wants you to quit.”

Lintasan berenang, bersepeda maupun berlari, adalah contoh terbaik untuk menggambarkan jalan kehidupan yang harus kita tempuh.

Anggaplah kita sedang berenang. Boleh menurunkan kecepatan. Tak salah bila ayunan lengan terhenti. Tentu sah-sah saja untuk sekali-sekali berhenti mengatur strategi dan mengumpulkan nafas. Yang tidak boleh itu…memanggil petugas di perahu karet tadi, menepi di lintasan dan menunduk putus asa sambil berbisik : “I’m never gonna make it.”

Siapa yang tahu, ketika anda menyerah dan berbalik, justru garis finishnya tinggal beberapa meter lagi .

***

Buat umat muslim di seluruh penjuru dunia, sebentar lagi putaran waktu akan membawa kita memasuki lintasan tahunan yang mesti kita lewati sebulan penuh. Bulan Ramadan akan tiba dalam hitungan hari saja . Sebuah perlombaan yang mungkin bermakna sama dengan kompetisi nasional tahunan bangsa Irlandia ini. Sama-sama berupa triathlon.

Ya, ramadan tak ubahnya bagai lomba triathlon. Ada 3 hal yang harus kita lewati, berinteraksi dengan hawa nafsu pribadi, berinteraksi dengan sesama manusia dan berinteraksi dengan Sang Pencipta. Begitulah makna menahan lapar dan dahaga selama sebulan penuh bagi saya pribadi.

Tebak bagian mana yang tersulit? Sama dengan lomba mana pun . Eventually you learn that the competition is
against the little voice inside you that wants you to ‘quit’. Menyerah pada hawa nafsu sendiri (yang penting enggak makan enggak minum deh dari subuh sampai petang, sisanya bodo lah).

Menyerah pada egoisme kaum sendiri. Apa-apaan sih rumah makan tetap buka pas puasa? Tutup lo semua! Heloooooo, pernah memikirkan saudara-saudara muslim yang harus melewati bulan puasa di Negeri Minoritas Musllim? :D).

Apa pun itu, semoga Allah berkenan mempertemukan kita kembali kepada bulan suci penuh pengampunan di tahun ini. Marhaban ya, Ramadan, bagi saudara-saudara muslimku di Makassar, Depok, Jakarta, Jeddah, Athlone dan di seluruh penjuru dunia .

Teriring doa perdamaian pada saudara-saudara muslimku di Mesir, Suriah, Palestina, yang masih dan tengah mengalami konflik politik. Doa keselamatan bagi masyarakat Aceh yang untuk kesekian kalinya berduka akibat bencana alam.

Serta doa keteguhan hati bagi puluhan ribu saudara-saudara TKI ilegal yang masih mempertaruhkan statusnya di perpanjangan waktu masa amnesti di Kerajaan Saudi. Semoga Allah selalu melindungi kalian semua, memberikan anugerah kesabaran untuk selanjutnya membayar buah kesabaran tersebut dengan pengampunan dosa-dosa masa lampau dan rezeki berlimpah di masa mendatang. Amin, amin ya rabbal aalamiin .

Sekali lagi, izinkan kami semua kembali berjuang membersihkan diri di bulan penuh pengampunan di tahun ini ya, Rabbi. Marhaban ya, Ramadan.

Sungai Shannon, Maret 2013. Masih lagi dingin-dinginnya, nih :).

***

davincka@gmail.com: