X

Athlone, Jantung Hati Sang Negeri Zamrud

(dimuat di Leisure Jalan-jalan Republika, edisi Februari 2015)

Oleh : Jihan Davincka

***

Tepian sungai yang di beberapa sudutnya dihiasi dermaga-dermaga kayu dengan beberapa perahu kecil yang sedang bersandar adalah salah satu pemandangan khas di  Sungai Shannon. Shannon, sungai terpanjang yang mengalir dari belahan utara ke belahan selatan Republik Irlandia. Melewati banyak kota-kota di sepanjang alirannya, termasuk Athlone, kota terbesar di wilayah midland, Republik Irlandia.

Athlone, foto : Dani Rosyadi

Athlone, kota yang juga dijuluki sebagai jantung hati negara Irlandia. Karena letaknya tepat di tengah-tengah daratan sang Negeri Leprechaun ini. Kota Athlone kerap menjadi tempat transit karena keunggulan posisinya.

Tidak hanya keberuntungan letak strategisnya, Athlone juga punya banyak tempat jalan-jalan yang khas dan menyenangkan.

Peninggalan Masa Lalu Irlandia di Derryglad Folk Museum

Sebuah perkakas kayu bundar setinggi kira-kira satu meter yang ditopang oleh 4 batang kayu, dengan tulisan “Washing Machine” yang menempel di depannya, langsung menarik perhatian saya begitu memasuki museum Derryglad Folk. Wah, rupanya mesin cuci ini berasal dari abad ke-19. Berbeda sekali dengan mesin cuci elektronik yang kita kenal sekarang. Kira-kira bagaimana, ya, cara kerjanya?

Mesin Cuci Antik, foto : Jihan Davincka

Museum ini memang khusus untuk menyimpan benda-benda antik dari kehidupan  masa lalu masyarakat Irlandia dari abad ke-18 hingga abad ke-20. Benda-benda kunonya ada juga yang membuat saya, yang tidak lahir dan besar di Irlandia, ikut bernostalgia ke masa lalu. Misalnya sebuah mesin jahit manual yang saya ingat dulu sering digunakan nenek di rumah dulu.

Tak hanya mesin cuci antik, ada juga kamera-kamera tempo dulu, alat-alat pertukangan dan pertanian, keramik-keramik peralatan dapur hingga miniatur tempat-tempat umum Irlandia di masa lalu.

Perkakas dapur antik

Museum ini sebenarnya berada di Kota Curraghboy. Namun, bisa ditempuh  hanya dalam waktu 15 menit saja dari Kota Athlone. Derryglad Folk Museum disebut-sebut sebagai tempat wisata utama di wilayah midland, Republik Irlandia.

Memasuki pintu gerbang, kita akan disambut oleh sebuah traktor besar di tengah-tengah rerumputan hijau yang mendominasi halaman museum.

Bangunan utamanya terbagi 2.

Bangunan pertama sebelah kiri tidak terlalu luas. Nama aslinya, “MacCormacs Photography Room.” Berisi peralatan-peralatan sebuah studio foto dari tahun 1948. Sebelum era digital, kamera-kamera pengambil gambar terus berinovasi dari zaman ke zaman. Tak hanya dihiasi kamera-kamera zaman dulu yang memiliki lampu  besar dengan lensa yang juga berukuran tidak kecil. Di dinding ruangan ada foto-foto klasik yang didominasi oleh tokoh-tokoh dunia yang diabadikan sangat mengunjungi Irlandia. Sebuah lemari kaca di sudut ruangan juga berisi koran-koran terbitan tahun 1950-1990.

Bangunan kedua lebih besar. Meja-meja besar berjajar di tengah-tengah ruangan. Semuanya dijejali barang. Di sela-sela meja yang beberapa diantaranya dipasangi rak, diberi jarak agar kita bisa leluasa melangkah dan melihat-lihat barang pajangan dari jarak dekat.

2 Bangunan Museum, foto : Dani Rosyadi

Dinding-dinding ruangan juga sarat dengan benda-benda kuno. Ada yang digantung, ada juga yang ditaruh di atas rak-rak yang menempel di tembok ruangan.

Tembok dekat pintu dipenuhi keramik-keramik peralatan makan dan minum. Mulai dari teko-teko antik, gelas-gelas kaca yang berukir atau bergambar, gelas-gelas besi sampai piring-piring serta mangkok makan model klasik. Beberapa peralatan dapur seperti panci, wajan, peralatan membuat kue dsb, juga ikut berbagi tempat di sana.

Dari bangunan ke-2, ada pintu masuk ke bagian belakang museum. Nah, di sini ada ruangan lagi. Ada miniatur ruangan dan bangunan masyarakat Irlandia di abad-abad lalu. Misalnya miniatur sebuah ruangan kelas, lengkap dengan papan tulis kayu dan kursi-kursi kayu yang umum digunakan dahulu. Tak ketinggalan sebuah patung anak laki-laki kecil bertopi dan seorang ibu guru yang duduk di depan kelas. Para turis boleh ikut duduk di sana dan berfoto seolah-olah menjadi murid di kelas. Seru, juga, ya.

Di sampingnya ada miniatur apotik tempo dulu. Sekumpulan sepeda antik dan kereta bayi disekat dalam areal yang berbeda, masih dalam ruangan yang sama.

Dengan membayar 5 euro per 1 orang dewasa (gratis untuk anak-anak), kita bisa menghabiskan sekitar satu jam mengitari seluruh bangunan dan ruangan museum. Termasuk jalan-jalan di halaman museum yang juga sarat dengan benda-benda antik yang tidak kalah menariknya.

Kastil  di Kota Tua

Sungai Shannon membelah Kota Athlone menjadi 2 bagian. Keduanya dihubungkan oleh sebuah jembatan beton. Wilayah sebelah barat dikenal sebagai “Kawasan Kota Tua”, The Old Town. Inilah wajah asli kota Athlone di awal masanya dulu. Karena perkembangannya yang cukup pesat, kota kecil ini terus diperluas dan pusat kota berpindah ke wilayah yang sudah didominasi oleh bangunan-bangunan baru.

Kawasan Kota Tua tidak memiliki bangunan pertokoan besar. Seperti misalnya Golden Island Mal dan Athlone Town Center yang keduanya berada di pusat kota. Tapi kawasan ini punya pesonanya tersendiri.

Di Pesisir Sungai Shannon

Persis di ujung jembatan yang menjadi pintu masuk menuju Kota Tua, ada 2 bangunan besar yang masih bediri tegak dengan arsitektur kuno yang melekat kuat. Sebelah kiri ada kastil. Sebelah kanan jembatan ada sebuah gereja tua.

 

Kastilnya tidak terlalu besar. Bangunannya direnovasi dari peninggalan kastil yang dibangun di abad ke-13. Dulunya kastil-kastil banyak dibangun sebagai tempat perlindungan dari banyaknya penyerangan antar wilayah saat itu.

Kastil di Athlone, foto : Dani Rosyadi

Di dalam kastil ada museum. Akses ke museumnya harus membayar 8 euro per orang. Kami tidak sempat masuk ke sana. Untuk berkeliling-keliling di luar area museum tidak perlu mengeluarkan biaya apa pun.

Ada satu ruangan yang berkesan untuk saya. Letaknya di bagian belakang. Tempatnya gelap dan dipasangi jeruji besi. Di dalamnya ada miniatur-miniatur orang-orang yang nampak murung, tertunduk dan ada yang terkapar di tanah. Hal ini menggambarkan masa-masa pahit di Irlandia saat kegagalan panen besar-besaran di seluruh negeri di pertengahan abad ke-19 menyebabkan Irlandia dilanda musibah kelaparan di mana-mana. Tidak sedikit korban jiwa yang melayang.

Kastil di Athlone, bagian dalam, foto : Dani Rosyadi

Kalau bangunan gerejanya hanya bisa dilihat dari luar saja. Gereja ditutup kecuali untuk misa rutin hari minggu dan hari-hari besar lainnya atau sudah dibooking untuk acara-acara khusus seperti acara perkawinan dll.

Sebagian besar bangunan gereja di Irlandia memiliki 2 menara selayaknya gereja Katolik pada umumnya. Mayoritas agama yang dipeluk oleh penduduk di sana adalah Katolik.

Jangan lupa juga mengitari sudut-sudut lain di kawasan Kota Tua. Perumahan dan toko-toko yang ada di sana umumnya memiliki bangunan yang berwarna-warni. Rumah bercat hijau muda beratap oranye bersebelahan dengan toko yang dindingnya berwarna merah muda misalnya.

Kawasan Kota Tua, foto : Dani Rosyadi

Biara Kuno di atas Padang Rumput Clonmacnoise

Situs ini adalah situs monastik khas umat Katolik. Letaknya juga di tepian Sungai Shannon. Tempatnya bisa ditempuh dengan menyetir mobil selama sekitar setengah jam dari pusat kota Athlone.

Tempat ini juga yang paling sering disambangi oleh para turis asing. Di awal kedatangan, silakan memasuki bangunan Visitor’s Center terlebih dahulu.  Di sini ada museum yang isinya menjelaskan mengenai kehidupan di Clonmacnoise saat biara-biara di sana baru dibangun dan sedang berkembang. Selain museum, di gedung yang ini juga ada fasilitas umum seperti kafetaria dan kamar kecil.

Museumnya menarik, lho. Tidak hanya berisi keterangan dalam bentuk tulisan. Juga ada miniatur-miniaturnya. Jadi, anak-anak lumayan menikmati suasana dalam museum.

Museum di Clonmacnoise, Irlandia. Foto : Dani Rosyadi

Pesona utama dari Clonmacnoise adalah reruntuhan kastil-kastil yang pernah berdiri megah di tempat ini. Dulunya, Clonmacnoise menjadi salah satu pusat penyebaran agama Katolik utama di kawasan Irlandia.

Di sekitar abad ke-10, ada kompleks biara Katolik yang dibangun di sini. Yang tersisa sekarang hanya tinggal puing-puingnya saja. Ada reruntuhan katedral yang berukuran paling besar diantara sisa-sisa bangunan kuil lainnya.

Diantara sisa-sisa bangunan biara, ada areal pemakaman dari masa lampau. Makam orang-orang penting dari masa itu seperti raja-raja yang pernah memerintah atau para kepala biara. Nisannya tidak berbentuk tiang tapi melekat di tanah. Cukup repot menjaga anak-anak agar tidak sampai berlari-lari melintasi jajaran nisan tersebut.

Kuburan di Clonmacnoise, Irlandia, foto : Dani Rosyadi

Menariknya, situs ini berada di atas sebuah padang rumput hijau yang luas. Jadi, kita bisa sekaligus menikmati pemandangan alam khas Irlandia yang memang terkenal dengan wisata alam bebasnya.  Di sekitar reruntuhan bangunan bekas kuil ini, terlihat banyak hewan ternak yang dibiarkan merumput bebas. Hijaunya rumput beradu dengan birunya air Sungai Shannon, warna alami alam yang cantik.

Bersenang-senang di Peternakan Glendeer Pet Farm

Peternakan tidak hanya bisa dinikmati oleh anak-anak saja. Saya dan suami juga ikut senang saat melihat dan bersentuhan langsung dengan kawanan hewan ternak saat mengunjungi Gleender Pet Farm yang berjarak hanya sekitar 10 km dari pusat kota Athlone.

Kita bisa memasuki peternakan setelah terlebih dahulu membayar uang masuk sebesar 8 euro per orang. Petugasnya juga memberikan 2 kantong kertas yang berisi makanan hewan yang bisa kita berikan langsung di dalam nanti.

Glendeer Pet Farm, Foto : Dani Rosyadi

Kawanan burung yang berada di kandang-kandang yang disusun di sisi kiri dan kanan jalan adalah hal pertama yang akan kita jumpai. Burung Unta yang langsung menarik perhatian karena suaranya yang khas dan keras serta ukurannya yang besar. Anak-anak tidak berani mendekat. Jadi, suami saya yang memberi makan si Burung Unta yang sudah terlanjur ribut menyambut kedatangan kami, seolah mengharap mendapat sedikit kudapan.

Setelahnya, ada kandang domba dan kambing. Seekor anak kambing kecil sempat melepaskan diri dari kandang dan berlari mengikuti dari belakang saat kami sudah beranjak pergi. Tampaknya dia lapar dan kalah  bersaing dengan para domba dan kambing besar saat merebutkan makanan yang kami taburkan ke dalam kandang tadi.

Area selanjutnya  berupa padang rumput luas. Sekelompok Llama berkeliaran bebas di sana. Ada yang duduk santai, ada yang jalan-jalan.  Tapi anak-anak sudah terlanjur melihat playground di kejauhan. Cuma sebentar kami menyapa para Llama dan beberapa ekor sapi yang sedang merumput.

Lihat anak anjing di kandang,

Sebelum mencapai playground, ada sebuah kandang besar beratap dalam ruangan tertutup yang luas. Di dalamnya ada sekat-sekat. Di tiap sekat ada beberapa anak anjing yang masih sangat kecil, anak-anak babi yang benar-benar baru lahir, anak-anak sapi yang baru belajar berjalan dan anak-anak ayam yang ditutupi dalam ruang kaca. Pantas saja mereka ditaruh dalam kandang tertutup. Mungkin masih dianggap terlalu kecil untuk dilepas bebas di peternakan.

Setelah puas bermain di playground yang juga diisi dengan kawanan Llama dan domba yang sibuk lalu lalang, kami beranjak ke area selanjutnya. Kali ini, ada kandang bebek dan kandang ayam yang dibatasi pagar-pagar setinggi pinggang orang dewasa. Begitu kami melempar makanan ke dalam, para bebek dan ayam langsung ribut berkotek dan merubung ke arah pagar seolah berkata, “Lagi, lagi, lagi”.

Di sana juga ada kawanan kuda yang sayangnya lagi ogah-ogahan dan duduk-duduk saja di atas rumput saat kami hampiri. Beberapa ekor kerbau berukuran besar bisa dilihat dari luar kandang. Ukurannya memang jauh lebih besar daripada ukuran kerbau pada umumnya di tanah air.

***

Acara jalan-jalan di Irlandia dikenal dengan didominasi oleh pemandangan alam bebasnya yang masih belum banyak terjamah manusia. Tak heran, Negeri Irlandia juga dijuluki Sang Negeri Zamrud. Tertarik ikut menjelajahi alam di Negeri Zamrud yang ini?

Naik Apa dan Habis Berapa ke Irlandia

  1. Selain penerbangan via maskapai Eropa, menuju Irlandia juga bisa melalui maskapai Timur Tengah. Harga tiketnya berkisar 6-7 juta rupiah per orang.
  2. Penginapan di Athlone bisa memilih hotel-hotel berbintang seperti misalnya Radisson Hotel yang terletak persis di tepian Sungai Shannon. Di samping jembatan penghubung kawasan kota baru dan kawasan kota tua. Selain hotel, ada banyak penginapan kecil atau motel. Istilahnya B&B (Bed & Breakfast). Rate per malam tergantung musim. Musim panas biasanya menawarkan harga yang lebih tinggi karena saat yang paling tepat mengunjungi wilayah-wilayah Eropa jatuhnya di musim ini.
  3. Booking hotel atau B&B bisa dilakukan via internet secara online.

 

 

 

 

davincka@gmail.com: