Glendalough Irlandia 2015: Padang rumput luas, danau ini itu, perbukitan hijau, pohon-pohon rimbun, sisa-sisa bangunan batu biara/kastil tua, semuanya ciri khas bentang alam di Republik Irlandia.
Ada satu tempat yang komplit isinya. Ya padang rumput, ya dedanau-an, bukitnya banyak, pohon di mana-mana, tidak ketinggalan reruntuhan bangunan kuno zaman dulu. Selamat datang di Glendalough Irlandia tepatnya di Glendalough National Park! ^_^
Sebelumnya, saya sekeluarga sudah pernah mengunjungi Killarney National Park di County Kerry, Republik Irlandia. Kalau Killarney ini posisinya di belahan selatan pulau Irlandia, maka Glendalough agak ke tengah posisinya.
Terletak di County Wicklow, berjarak kira-kira 53 km, butuh sekitar satu jam menyetir dari ibukota Dublin menuju Glendalough. Kalau dari kota tinggal saya, Athlone, letaknya agak jauh. Athlone – Glendalough memakan waktu 2 jam dengan menyetir mobil.
Sebelum memasuki bulan Ramadan di bulan Juni kemarin, saya dan keluarga jalan-jalan ke Glendalough ini. Bareng satu keluarga Indonesia lain yang juga bermukim di kota yang sama dengan kami.
Mumpung musim panas jadi lebih nyaman mendatangi tempat terbuka seperti Glendalough. Walau katanya sih kalau musim gugur, dedaunan di pepohonan cantik banget aneka warna. Tapi angin dan dinginnya? Brrrr…
Jalan-jalan ke national park ini sebenarnya satu paket dengan edisi muter-muter di Kildare Shopping Village yang sudah duluan ditulis tempo hari itu :D. Setelah membuat para suami cemas karena para istri (yang juga nenteng kartu ATM para suami) lama juga acara shopping window-nya (hahaha), kami segera menuju Glendalough.
Tiba di parkiran, sempat ribet mau nyari parkiran gratisan. Ternyata sudah ada lahan parkir khusus yang memang tidak bayar sama sekali. Kami menaruh mobil di area “Upper Lake Parking Lot”.
Sudah jam makan siang waktu baru tiba di sana. Jadi, kami makan di mobil masing-masing terlebih dahulu. Setengah jam kemudian, bocah-bocah nih yang agak ribet ngurusinnya hehe, baru berhamburan keluar dari mobil.
Ritual selanjutnya : numpang pipis! Hihihi.
Tidak jauh dari parkiran, bisa kelihatan bangunan Visitor Center-nya. Di belakang bangunan ini tersedia toilet buat pengunjung yang cukup bersih dan nyaman <3.
Tepat di samping Visitor Center membentang padang rumput luas yang dipakai untuk bersantai oleh pengunjung. Baru lihat kalau di sini ternyata ada beberapa kursi-meja dari kayu yang bisa dipakai duduk-duduk buat makan.
Ada anak-anak yang main-main bola juga. Ini nih yang membuat para bocah teralih perhatiannya dan ikut lari-larian di sana. Anak-anak kami kebetulan laki-laki semua.Anak laki kan gitu ya, lihat bola dikit langsung ganas hahahaha. Lumayan itu nangkepin mereka di rumput lapang seluas ini nih.
Setelah menyusuri jalan setapak di tengah lapangan tadi sampai ujung, ketemu jembatan kecil. Di bawahnya ada sungai. Tentu saja…mampir dulu foto-foto! Hahaha.
Tenang foto narsisnya diumpetin aja :p, ini nih penampakan dari atas jembatan.
Lihat lebih detail ke fotonya. Di bagian belakang, agak ke kanan ada bangunan tinggi kurus. Kelihatan, ndak? Nah, dari ujung jembatan inilah, ada jalan setapak yang tinggal kita ikuti saja terus. Tempat persinggahan pertamanya adalah lokasi dari bangunan tadi.
Bangunan bulat tinggi itu namanya Round Tower. Round Tower adalah salah satu dari beberapa sisa-sisa bangunan peninggalan biara dari masa (sekitar) 10 abad yang lalu. Tinggi bangunannya 33 meter. Bangunan tinggi model begini dulunya sering dimanfaatkan sebagai tempat persembunyian kala kompleks biara mengalami penyerangan. Sehari-harinya digunakan sebagai tempat lonceng yang dibunyikan saat kondisi khusus.
Model bangunan juga cocok dijadikan sebagai tempat pengintaian. Round Tower ini salah satu landmark utama di Glendalough National Park.
Kalau jalan sampai ke belakang, ada hotel cukup besar buat penginapan bagi para turis yang hendak menghabiskan waktu lebih lama di sana. Kalau mau mampir-mampir buat jajan juga bisa. Lengkap kok dengan kafetaria-nya.
Keluarga ngirit ya pastinya numpang lewat saja hahaha. Lanjut balik ke jalan setapak. Kita pengin jalan kaki terus sampai ke area Lower Lake nya.
Pilihan jalannya ada 2 : ada yang tetap lewat jalan setapak tadi. Satunya lagi melalui sebuah jembatan menuju ke sisi seberang. Kita memutuskan perginya lewat jembatan, pulangnya nanti baru lewat jalan setapak lagi.
Pas ketemu Lower-Lake, berfotolah kita beramai-ramai ^_^. Danau belakang orang-orang narsis itu tuh :p … yang merupakan bagian dari Lower Lake, Glendalough.
Lanjut jalan terus akhirnya tiba di parkiran satunya lagi. Nah, sebenarnya dari Upper Lake Parking, kalau malas jalan bisa nyetir sampai ke parkiran sini. Cuma ya, pesona utama Glendalough kan penampakan alamnya, ya. Mending jalan kaki sambil lihat-lihat.
Enggak usah saya ceritain banyak-banyak suasana di sana, foto-fotonya sudah cukup “bercerita” kan ya? ;).
Dekat parkiran yang barusan itu tadi, ternyata ada penjual es krim. Kami ngemil sebentar sebelum lanjut menuju lokasi danau satunya lagi, Upper Lake.
Lagi-lagi melewati sebuah padang rumput yang luas. Jalan terus melewati padang rumputnya, tadaaaaa … inilah dia Upper Lake yang dimaksud. Yuk yaaaa, mari futu-futu lagiiiiii, hahaha :p.
Kita mentok sampai Upper Lake saja. Anak-anak main-main sampai ke air. Sampai ada insiden sepatu dan kaos kaki pada basah semua. Termasuk si kecil anaknya Tante Maya tuh, senang banget cibang cibung di air :D.
Dari danau, sempat lari-larian lagi di padang rumput sebelum akhirnya balik ke parkiran mobil. Lumayan sih jalannya. Jalan kakinya saja sekitar 1 jam lebih, pulang pergi.
Glendalough ini termasuk bagian dari Wicklow National Park yang juga meliputi perbukitan di sepanjang County Wicklow. Wisata alam nomor wahid lah buat para turis. Kalau doyan hiking cucok banget ;). Cuma yang paling banyak dikunjungi konon memang yang area Glendalough-nya. Paling laris.
Glendalough sendiri bisa berarti “valley of 2 lakes”, Perbukitan diantara Dua Danau. Ini foto pamungkasnya. Cantik ya? ^_^. See you in Ireland <3.
Keindahan tempat wisata Glendalough Irlandia ini juga sudah saya bikinin vlog dari kumpulan fotonya di sini 😉 :