X

Basel Swiss : Numpang Lewat di Kota Industri :D

Tidak terlalu ada niat mengunjungi Kota Basel Swiss sebenarnya. Pas dicek di jajaran kota-kota turis yang highly-recommended buat didatangi, kota Basel Swiss juga tidak ada. Basel memang lebih dikenal sebagai kota industri.

Tapi pas pengin ke Jenewa, kok rasanya sayang ya. Jaraknya agak jauh dari Bern, kota tinggal saya pas nyangkut di Swiss selama 2 bulan tempo hari :D. Saya penginnya dalam sehari itu bisa jalan-jalan ke beberapa  kota sekaligus. Minimal 2 kota lah. Kalau ke Jenewa, secara jarak kurang cucok. Sayang kan, tiket keretanya mahal hihihihi. Kita belinya tiket  harian. Jadi bisa dipakai sepuasnya selama 24 jam.

Jadilah di suatu akhir pekan itu, kami  memutuskan untuk pagi-pagi ke Basel Swiss, lalu lanjut ke Interlaken-LauterBrunnen-Murren. Di tulisan ini mau bahas Basel-nya dulu :D.

Kota Basel Swiss, foto oleh Dani Rosyadi

Dari Bahnhof (stasiun kereta), harus naik tram sekali menuju ke pusat kota (City Center). Tentu harus absen ke salah satu landmark kota Basel, The Basel Minster.

The Basel Minster, sebuah katedral kuno dengan dua menara yang hampir sekujur bangunannya berwarna merah bata. Unik, ya ^_^. Tadinya awal dibangun diperuntukkan sebagai gereja Katolik namun kini digunakan sebagai gereja Protestan. Sekitar tempat ini yang paling dirubung sama turis-turis.

Kita bisa masuk ke dalam buat lihat-lihat.

Suasana dalam katedral, Basel

Anak-anak saya sudah rusuh lari-larian. Enggak enak juga, sih. Soalnya kan tempat buat sembahyang gitu, ya. Mana lagi lumayan ramai. Jadi saya bujukin buat melipir ke pinggir-pinggir biar enggak mengganggu dan bikin bising.

Jendela-jendela berukuran tinggi nan lebar menghiasi pinggir-pinggir bangunan. Anak-anak sempat mau difoto di sini.

Foto dekat jendela Katedral

Keluar dari bangunan katedral, tembus ke halaman belakangnya. Ternyata, di belakang ada semacam taman gitu. Dari taman ada tembok-tembok yang berbatasan dengan Sungai Rhine yang mengalir melalui Kota Basel.

Dari atas tembok di taman belakang Katedral itu kelihatan aliran sungai yang kebetulan saat itu airnya berwarna keruh kecoklatan. Sepertinya karena habis turun hujan beberapa hari berturut-turut. Sungai di Bern juga begitu. Aslinya berwarna hijau kebiruan. Sehabis hujan berhari-hari, warnanya berubah jadi kecoklatan.

Karena waktunya lumayan mepet, sebentar saja foto-foto di katedral ini hihihi, anak-anak sudah rewel minta ke museum. Biasaaaaa, mau lihat dinosaurus hahaha. Enggak bosen-bosennya, ya, zzzzz -_-.

Natural History Museum letaknya memang dekat-dekat lokasi Katedral juga. Jalan sedikit dari katedral. Sempat mampir pengin pipis, eh, toilet depan katedral enggak bisa dibuka pintunya. Padahal sudah masukin koin.

Akhirnya numpang pipis di sebuah toko penjual cinderamata gitu yang ketemu di jalan menuju museum. Untung dibolehin sama yang punya toko :D.

Tiba di museum, sempat berdebat dulu sama suami. Soalnya museumnya kelihatannya cupu begitu tapi uang masuknya 8 frank per orang. Anak-anak gratis, sih. Kalau pakai Swiss Travel Pass juga gratis.

Suami ogah masuk ke sana. Tapi saya enggak tega lihat muka anak-anak. Sudah mupeng gitu pengin ketemu dinosaurus hahaha.

Akhirnya kita tetap masuk berempat :D. Iya sih, museumnya memang garing. Suka sakit hati ya mengingat dulu masuk Natural History Museum di London yang megah, besar, dan komplit itu … GRATIS! *gigitTiket* :p.

Museumnya terdiri dari beberapa lantai. Lumayan lah itu naik turun tangganya. Pengunjung juga tidak terlalu ramai saat weekend. Ini salah satu penampakan dalam museum.

Jauh banget lah interiornya dibanding Natural History Museum yang di London :D. Sudah diintip-intip juga belum link yang saya kasih di atas? :p.

Anak-anak sih tetap senang dan heboh kayak biasa. Tetap ribut sendiri. Sumpah deh, saya bosan banget, hoaheeemmm… tapi demi anak-anak, cengiran tetap maksimal saat difoto #eaaaaaa hahaha.

Setelah menjelajahi semua lantai, buru-burulah kita keluar. Garing banget gilak huhuhu. Bagian dari liburan ke Swiss yang paling wakwaw nih, tapi gimana, anak-anak seneng jadi ya sudahlah.

Anak-anak tuh ya kalau sudah keinginannya dipenuhi pasti rewel minta pulang ke rumah! Idih, perjalanan masih panjang kali, Guys :p *kekepinKarcisKereta*.

Dari museum, kita jalan ke arah jembatan yang menghubungkan sisi kota yang terpisah oleh aliran Sungai Rhine. Ini juga tempat turis banget. Ramai nian orang lalu lalang dan jepret-jepret di sepanjang jalan di atas jembatan. Termasuk kita lah pastinya hahaha.

Ya karena memang itinerary pas di Basel Swiss semata-mata berdasarkan asal icip-icip Basel saja ogah rugi sama harga tiket (hihihi), selesai mejeng di area jembatan di atas sungai, kita mulai hilang arah. Mau ngapain lagi, ya?

Lagian juga harus ngejar waktu kereta karena dari Basel Swiss kudu ke Interlaken lagi. Tapi seperti biasa, suami tetap ngotot kita harus all out.

Harusnya tinggal jalan dikit buat naik tram ke arah Bahnhof, tapi kita jalan agak jauh ke arah pasar. Aduh lupa itu pasar apaan ya namanya hehehe :p. Ngelewatin juga ruas-ruas jalan kecil yang dipenuhi toko ini itu. Enggak terlalu konsen lihat-lihatnya karena sambil ngangon anak :p.

Anak-anak  mah ngakunya bosan tapi tetap enerjik lari-larian -_-.

Lihat-lihat bentar suasana di pasar. Sambil nunggu tram ke arah stasiun kereta. Ramai juga karena weekend. Yang dijual  umumnya makanan-makanan ringan, suvenir ini itu, bahkan ada sayur mayur juga.

Sekitar 15 menit kemudian, tram-nya datang juga. Balik deh kita ke stasiun kereta, nunggu jadwal ke Interlaken ;).

Numpang lewat Basel-nya sekitar 4 jam-an gitu lah. Nyesal enggak sih mampir ke Basel Swiss? Ya enggak lah, kalau dikenang-kenang lagi sekarang ya tetap memorable juga.

Apalagi bangunan katedralnya tadi. Jarang-jarang melihat bangunan kuno berwujud kastil/katedral yang warnanya agak ‘beda’ … merah bata :). Biasanya warna-warna standar seperti abu-abu kehitaman atau kecoklatan. Dan minimal…bisa jadi satu postingan khusus di blog terkait tema liburan ke Swiss, kaaaaan? Hhihihi :p.

Last pic from Basel, nih :D.

Yuk, yuk, yuk, liburan ke Swiss … rame-rame liburan ke Swiss! ^_^.

davincka@gmail.com: