X

Memandang Alam dari Atas Bukit Gurten

Memandang alam dari atas Bukit Bern :D, fotografer Dani Rosyadi

“No more adventure …” Begitu keluhan anak kedua saya begitu kami menempuh jalan setapak yang memang agak menanjak dari stasiun tram “GurtenBahn”, menuju stasiun funicular benaran-nya si “GurtenBahn”. Hihihi, dese ngambek soalnya sekarang sudah enggak boleh stroller-an ke mana-mana. Biar latihan. Entar kalau insya Allah dedek sudah lahir, yang pake buggy cuma si bebi aja hehe.

Gurten Bern, fotografer Dani Rosyadi

Nah, kami menghiburnya dengan iming-iming, “We’re going to have a great adventure!”

Tapi kalau ketemu jalan menanjak, ya gitu, si nomor dua ini langsung ribet sendiri hahaha.

Kali ini mau cerita soal satu tempat multi fungsi di kota Bern yang sempat kami datangi 2x. Soalnya dekat banget dari lokasi apartemen kami. Lagian Kota Bern juga enggak gede-gede amat, sih. Dari  mana saja juga itugannya enggak jauh ini. Itu alasan nomor dua. Alasan nomor satu ya tentu saja karena … GRATIS! Hahaha.

Dari apartemen kami yang waktu itu dekat-dekat wilayah Sulgenau, kami naik tram nomor 9 dari stasiun Wander. Hanya melewati 2-3 stasiun kalau enggak salah. Dekat, kurang dari 10 menit kali udah nyampe di GurtenBahn.

Nama tempatnya Gurten. Terletak di atas perbukitan. Bisa dibilang area bukit Gurten Swiss ini termasuk salah satu dataran paling tinggi di Kota Bern. Bern termasuk kota di Swiss yang konturnya turun naik alias berbukit-bukit parah. Walau kecuramannya tidak seheboh di Kota Lausanne :D.

The boys ^_^

Karena posisinya menjulangnya ini, patut banget kita nyanyiin :

Memandang alam dari atas bukit,
Sejauh pandang kulepaskan
Sungai nampak berliku
Bagai permadani di kaki langit
Gunung menjulang,
berpayung awan,
Oh.. indah pemandangan

(Skip satu biar benar-benar pas, hayoooo yang mana :p).

Cantiknya Bern dari atas Bukit Gurten Swiss

Yoi banget, dari Gurten, kita leluasa memandang ke hampir semua penjuru dari atas :). Sungai Aare terlihat seperti segaris berwarna coklat kehijauan. Awal kita datang, masih dingin banget walau sudah masuk musim semi. Pohon-pohon masih botak dan dominasi warna coklat dari dahan dan batang yang kelihatan. Tetap kelihatan cantik.

Saat datang kedua kali, cuaca sudah lebih terik dan pepohonan sudah mulai rimbun kehijauan. Kecenya beda lagi. Kalau awan jangan ditanya. Curah hujan cukup tinggi di Swiss walau tidak selabil di Irlandia. Di Irlandia, hujannya lebih sulit diprediksi karena akrab menyapa di semua musim. Awan menggumpal-gumpal mulai dari corak putih bersih sampai keabu-abuan di hamparan langit biru yang bersih.

Sering hujan membuat awan sering berarak di langit. Makanya waktu di Saudi dulu, sulit menangkap momen awan, soalnya langitnya bersih karena hujan sekali setahun saja belum tentu. Saudi ya keren juga. Tapi kelebihannya beda lagi ;).

Dari atas Bukit Gurten Swiss, fotografer Dani Rosyadi

Karena letaknya di atas, menuju lokasi harus naik funicular, kereta listrik yang biasanya dibangun di sisi perbukitan buat moda transportasi turun naik. Biayanya sekitar 10 frank bolak balik. Ongkos “ngangkot” di Swiss mah jangan ditanya deh mihilnya hihihi :p.

Kalau pakai libero, semacam tiket terusan untuk naik semua moda transportasi di Canton Bern, naik funicular via GurtenBahn SUDAH termasuk. Canton ini semacam provinsi gitu.

Menuju ke atas, paling sekitar 5 menit. Dekat, kok. Kami biasanya naik paling depan biar gampang kalau mau pecicilan sambil foto-foto lihat pemandangan dari dalam funicular.

Eksis dalam funicular hihihi, kedatangan pertama nih, masih pakai jaket bulu-bulu plus kaos tangan :p

Bisa ngapain saja di area bukit Gutern Swiss ini? Buanyaaaakkkkk :D.

Dari bawah saja sudah banyak orang-orang nenteng sepeda. Mereka mau sepedaan di atas. Kalau nanjak mungkin lumayan juga gowesnya. Jadi umumnya, pas naik, para biker ini numpang funicular, beli tiket one way saja. Nanti turunnya kan tinggal meluncur pakai sepeda hehe.

Area hiking  memang terbentang luas di Gurten. Kami saja 2x ke sana, enggak sanggup mengelilingi semua areanya. Selalu nempel di area playground saja hihihi. Kedatangan pertama memang saya tidak berkutik. Dingin, boooo, huhuhu. Anginnya itu lho soalnya di atas bukit. Pas kedua kali walau terik tetap jaketan, walau sudah ganti dengan yang lebih tipis, karena anginnya tetap rempong.

Stasiun GurtenBahn yang di atas bukit Gurten Swiss

Kedatangan ke-2 inilah yang dilewatkan dengan lebih banyak hiking di area-area semacam hutan dan tebing-tebingnya. Tebingnya sih landai banget. Terus banyak pepohonan juga.

Anak-anak biasanya pas datang langsung menyerbu ke playground. Playgroundnya gede. Sayang nih enggak punya foto-foto di playground. Sama-sama sibuk ngangon anak kalau di sini. Soalnya sempat lho, anak no.2 hilang dari pandangan. Duh, udah mau nangis. Tempatnya kan luas gitu.

Ini karena kita lagi makan siang di kursi taman sambil lihat pemandangan. Anak-anak udah kelar duluan dan langsung ke playground. Karena ada si abangnya, ya saya biarkan saja. Eh, abangnya tahu-tahu mau ke kamar kecil dan ninggalin adiknya. Saya sudah nangis lho hahahaha. Takut dimarahin suami juga. Eh, ujug-ujug anaknya datang sendiri sambil lari-lari. Cukup sekali itu, deh, ya. Pelajaran banget buat saya ini *tutupMuka*.

Hikingnya sendiri rutenya ya turun naik. Biar anak-anak enggak rewel, ya ajakin main. Mereka lagi demen Star Wars. Terus suka pura-pura mungut ranting pohon pura-puranya jadi lightsaber gitu hihi. Mereka ala-ala Star Wars, saya malah ngangkat-ngangkat rantingnya sambil berseru, “Wingardium Leviosa!” Beda zaman, beda selera :p. Yang bareng ya wisata ke swiss nya ini hihihi.

“Wingardium Leviosa!” 😀

Kalau mau santai-santai juga bisa. Padang rumput di mana-mana. Tinggal gelar tikar kalau mau. Ish, ‘serem’ juga kalau menjelang summer, ya. Tahu-tahu pas nyeberang padang rumput yang ditengah-tengahnya ada satu-dua orang-orang goler-goleran, ada pemandangan ‘syur’ hihihihi. Cipok-cipokan plus peluk-pelukan sudah setengah tindih-tindihan dengan kostum “seadanya”. Uhuuuyyyyy :p *tutupMataAnakAnak*.

Sori yeee, enggak ada pic-nya la yaooowww hahaha.

Di Swiss memang lebih ‘bebas’ nampaknya, ya. Di Irlandia jauh lebh ‘sopan’. Apa karena di Irlandia saya tinggalnya di kota kecil ya? :D.

Wisata ke Swiss saat ke Gurten ini nawarin banyak alternatif : yang mau sepedaan lahan segede gaban, yang tikeran banyak tempat nyaman, yang mau ke playground monggo saja, kalau mau pipis? Ke kafe saja! Hihihihi. Iya lho, saya sering numpang pipis di kafe-nya :D. Mungkin ada toilet umum tapi malas nyarinya :p.

Di sini orang doyan nge-teh atau ngopi sambil ngemil-ngemil gitu. Jadinya kafe lumayan rame. Tapi kalau di Indonesia mungkin sudah buka beberapa lapak sekaligus, ya. Nah, di bukit Gurten segede itu, kafenya cuma ada satu! Tapi tempatnya 2 lantai dan luar-dalam. Jadi enggak pernah sampai ngantri-ngantri banget.

Nih bangunan kafenya aja caem begini ^_^. Kamar mandinya jangan ditanyalah. Bersih dan wangi ;).

Kafe di Gurten Swiss. Lumayan buat jajan plus… pipis! Hihihi

Sempat ngemil buah di sana pas sore-sore. Suami beli cappucino segelas tapi diminum rame-rame. Sadis nih ongkos jajan di Swiss soalnya hahahaha :p. Ingat, ngirit itu pilihan! #eaaaaaa. Dalam kafenya juga ada indoor playground. Pas lagi dingin-dinginnya, lumayan ngadem di kafe sampai sejam lebih. Ngobrol sama suami, anak-anak hepi-hepi di playground-nya :D.

Tapi pas lagi terik, counter es krim-nya dibuka. Lokasinya lebih dekat ke playground. Ikutan deh, ngantri beli es krim aneka rasa. 3.5 frank per biji, itu juga single scoop dan conenya paling kecil :p. Iya sih kalau lagi di yurop jangan terlalu sering convert ke rupiah :p.

Es krimnya beli 2 aja buat anak-anak. Emaknya nunggu hoki aja kali ada yang makannya nyisa hahaha.

Ngemil es krim pas lagi cuaca anget ^-^

Ya begitulah seputar hura-hura murah meriah yang bisa dilakukan saat piknik ke bukit Gutern Swiss. Mungkin yang tinggal di Bern sudah berapa kali nih bolak balik ke sini. Kayaknya enggak bakal bosan, ya ^_^. Apalagi tempatnya memang cocok buat semua anggota keluarga.

Papahnya bisa motret-motret. Secara pemandangan alamnya benar-benar unbelievable. Mau sepedaan dengan medan-medan yang panjang dan menantang juga bisa banget :D. Anak-anak bisa guling-gulingan sepuas hati. Emaknya ya tinggal ngikut aja kan? hihihi.

Bareng anak pertama 😀

Arena yang ‘ramah’ keluarga macam gini yang kita idam-idamkan bersama, ya :D. Cuma mungkin agak challenging untuk di tanah air. Pengaruh cuaca misalnya. Di mayoritas daratan Eropa, rata-rata negara 4 musim dengan kelembaban udara yang rendah. Enggak gampang keringetan, Cyin, walau matahari seganas apa juga.

Lah, kalau di Indonesia, hujan saja kita tetap kegerahan, ya, hehehe. Jadi, jangan buru-buru menyalahkan ini itu lho yaaaa. Bentang alam juga beda. Miara rumput di tanah air lebih susah. Karena tumbuhnya bisa sampai panjang-panjang gitu. Di Eropa kan begitu musim dingin, mampet sendiri pertumbuhannya hehehe.

Biaya pemeliharaan dan pengawasan fasilitas umum juga penting. Di tanah air, sebagian masyarakat mau makan saja masih susah :(. Sementara kebutuhan seperti ini termasuk kebutuhan tersier alias nomor kesekian.

Bareng anak ke-2 ^_^

Saya tulis begini akhir-akhirnya, karena biasanya ada saja yang langsung  mengutuk negeri sendiri kenapa tidak bisa sebagus negara lain? Hehehe. Long way to go tapi kan harapan tidak pernah pupus. Makanya, doakan selalu dong untuk perbaikan ke arah yang lebih baik untuk negeri kita tercinta ;).

Kelebihan negara kita dibanding Swiss juga ada. Tapi mungkin tidak cucok dibahas di postingan ini :p.

Pokoknya banyak jalan-jalan ke tempat lain enggak boleh bikin songong yeeeee. Apalagi sampai mematahkan asa untuk tanah kelahiran ^_^. Mari belajar yang positif tapi cintanya tetap untuk ibu pertiwi.

“When we love, we always strive to become better than we are. When we strive to become better than we are, everything around us becomes better too.”  -Paulo Coelho-

Busyet, berasa salah arah gini postingannya hahahahaha. Baiklah, sebelum mamak Poni ceramah lebih enggak penting lagi, kita akhiri sampai di sini. Siapa mau ngikut ke Gurten? Yuk, yuk ^_^.

Follow me! 😀

 

 

davincka@gmail.com:

View Comments (5)

  • kakjeee pemandangannyaaaaaaaa keren!
    hijauhijau seger mata liatnya dari foto gimana yg langsung depan mata ya.. huhuhuh, salam buat duo jagoannya kakjee :)
    aku sih yes sama Wingardium Leviosa-nya! hoho eits jgn lupa ngangkat rantingnya sambil berseru Lumos.. :D

    • Lah, ceritanya kan lagi terang benderang begini :D. Enggak begitu perlu lumos-lumos an :p.

      • ganti mantra Accio aja deh.. yakali kakjee diaminin langsung kesana juga akunya liat yang hijauhijau itu :) hehe..

  • Waaah keren banget, biruuu, hijaaau. Memang bener, Indonesia juga masih banyak yg indah, seenggaknya yg aku lihat di Sumatra. Kalau di Jawa, maaf belum nemu heheee

    • Di Jawa Timur kan ada Bromo Maaak :D, Kalau lihat foto-fotonya kayaknya keren banget deh <3. Pengin ke sana hehehe.