Coba lihat contoh cerpen di bawah ini :
Jam 12
Sepuluh menit lagi. Tanganku berkeringat terlalu banyak. Sampai-sampai aku takut sebilah benda di tanganku akan terlepas. Seluruh rasa percaya diri yang setengah mati kukumpulkan beberapa bulan terakhir ini entah kemana perginya. Kini, tak cuma jantung yang berdetak terlalu cepat, lutut pun bergetar begitu rupa.
***
Apaan sih ini?
Ada yang nanya, kalau bikin cerpen, pembukanya enaknya gimana? Judulnya apa? Contoh paragraf pertamanya gimana? Semacam nanya soal tips menulis cerpen gitu, ya. Duh, paling enggak ahli deh bikin tips-tips hihihi. Apalagi tips menulis cerpen.
Saya terus terang tidak pernah mengerti teorinya. Selama ini ya langsung ditulis aja. Jadi, langsung dikasih contoh saja, ya . Gimana? Judulnya bikin penasaran gak? Pembukanya ‘nendang’ gak?
Setiap penulis itu (baik yang beneran maupun yang sok merasa dirinya penulis kayak gue :P), punya ‘taktik’ masing-masing dalam membuat tulisan fiksi. Nah, saya ini tipe yang MESTI TAHU AKHIRNYA apa dan PESAN MORALnya apa. Sok keren, ya? Iya dong, biar pun fiksi, kudu ada pesan yang mudah-mudahan mengarah ke kebaikan. Iya, gak? ;).
Plot dan alur kepikiran dari mana? Kalau saya pribadi, tidak perlu momen khusus. Misalnya lagi ngerebus daging saja, suka kepikiran bikin cerpen tentang istri yang mau meracuni suaminya karena suaminya mau kawin lagi. Hati-hati para suami. Konon… para istri rela dimadu asalkan suami rela diracun. Ahahahahahahha. Becandaaaaa :P.
Intinya, cari ide jangan dibikin stres. Tidak harus mendaki seribu gunung, menyeberang seribu pulau, kok . Kalau lagi mengerjakan pekerjaan yang tidak butuh konsentrasi tinggi (seperti menyetrika, beres-beres rumah, cuci piring / iya nih eike gaptek enggak bisa pakai dish washer ahahahaha), manfaatkan untuk menghayal .
Apa sih gue? Jadi situ udah jagoan bikin fiksi, neh? Ya kan namanya juga ada yang nanya, Kakaaaaaaa :D.
Inti nomor duanya, jadi orang ya pede aja. Gimana cara cerpen dimuat di majalah? Ya bikin cerpen terus kirim! Gampang kan? .
Kalau yang narsis kayak saya, ya memang tahapnya gitu doang. Ketik cerpennya, rapiin di word, attach di email, ketik alamat redaksi, pencet tombol send. Simpel. Beres . Suka malas cari-cari tahu tipe-cerpen di berbagai majalah dll. Pokoknya majalah wanita dewasa ya usia tokohnya dibuat dewasa. Ya selama ini cuma ngirim ke majalah wanita dewasa. Yang remaja belum pernah. Masa remaja kurang bahagia? Kayaknya sih begitu :P.
Nih, redaksi femina : kontak@femina.co.id (panjang naskah sekitar 12 ribu karakter). Font gak usah dipikirin. Pokoknya kalau gak TNR ya arial. Spasi 1.5 lah ya.
Redaksi kartini : redaksi_kartini@yahoo.com (panjang naskah sekitar 13,5 ribu karakter). Font sama. Spasi sama.
Redaksi lain? Belum pernah tembus, euy hihihihi.
Jadi … tips menulis cerpen? Write and send! As simple as that ;).
Selamat mencoba ^_^.
View Comments (32)
Sepertinya kalo lagi fokus, ide-ide cerita itu akan bermunculan. Apa saja bisa menjadi inspirasi.
Terimakasih simple tutorialnya, mbak Jihan. Saya hanya penikmat cerpen saja, belum pernah mencoba menulis. Biasanya membaca cerpen-cerpen di Majalah Intisari dan Koran Tempo. Luar biasa imajinasi mereka itu. Sepertinya saya juga harus memburu majalah Femina nih untuk baca cerpen-nya mbak Jihan :)
Kalau cuma mau baca cerpen, browsing ke blog ini saja, Pak hehehe. Semuanya terdokumentasikan dalam blog :D
Ooo.. saya kira kalo dimuat di media cetak, tidak boleh dipublikasikan di internet.
Baiklah, weekend nanti saya mau baca-baca cerpennya.
Jihaaan hahahaha ngakak pol pagi pagi baca tutorial no jaim. Betul, kalo ditolak ya redaksi kamu yg rugi gak nerima tulisan bagus *ngakak lagi* setuju banget, fiksi pun kalo dibikin harus ada pesan moral.
Aku ngerasa setelah punya anak idenya berkisar di itu itu doang *domestic life* dan akhirnya bermuara di blog atau malah jadi opini. Kok kau jadi malah makin berwarna yaaaa. *Mau dong brainstorming *padahal mau curi ide*
Aku pun rasanya kalau menulis cerpen ya tentang 'domestic life' doang ah Mbak. Tentang perempuan seumuranku, entah dengan bapaknya, dengan tetangganya atau dengan teman-temannya :D. Dulu aku pernah baca di blog seorang penulis (lupa nama orang dan alamat blognya huhuhu) katanya sih, cara bertutur lebih penting daripada ide cerita. Tidak perlu punya ide 'megah', yang penting, pemaparannya yang kudu cakep. Nah, soal ini eike pun harus banyak belajar. Belajar bareng yuuuukkkk hehehehehe.
Saya ngefans ama tulisan2 mbak Jihan, lho :D
Tulisannya doang nih? Kalau orangnya gimana? :P *benerinPoni*
Istri rela dimadu, asal suami reka diracun... hahaha.. *ups, ditimpuk pelaku poligami* :D
Mbak, 12 ribu karakter dgn spasi 1,5 spasi itu, kira2 brp halaman, ya? Uuhh, gayanyaaaaa.... kayak yg mau nulis cerpen ajaaaa.... yeah, namapun usaha. Yes? :D
Setelah mengecek naskah di file wordnya, sekitar 8-11 halaman, Mbak. Tergantung paragraf juga, nih. Kalau banyak percakapan (tiap percakapan kan harus pindah paragraf, tuh), biasanya halamannya akan lebih panjang. Ukuran A4, ya.
baca penggalannya bikin deg deg an, ada apa sebenarnya di cerpen itu..
thanks for sharing yaa
Terima kasih sudah mampir ke sini juga ^_^
Redaksi FEMINA itu baik loh, Mbak Jihan. Saya selalu dapet email penolakan. Eh iya, cerpen saya sejauh ini emang ditolak semuaaaaaaaaah~! T_____T
Tapi maksud eykeh, kalo ada email pemberitahuan begitu kan kita bisa ngebenerin cerpennya (kalo lagi ada yang mau dibenerin) trus kirim ke redaksi lain. Redaksi yang laen kadang kagak ngasih kabar sik. Jadinya kudu nunggu ampe dua bulan. *nandain kalender* :D
Nice share, Mbak'e.... :D
Iya, baik bangeeettt. Selalu mengabari baik diterima atau tidak. Honornya pun, selain secara nominal memang lebih berkilau :P, SELALU tepat waktu hihihihihi. 3x pengalaman di Femina semuanya happy ending urusan honor :P.
Aduh aku belum pernah tembus femina...eh tapi belum pernah kirim...kirim ahhh ga mau kalah sama mak Jihan yg nun jauh di sana
Mariiiiii ^_^
wah, jadi smangat memberanikan diri ngirim nuh mbak..
thanks ya...
mbak jihan aku mau nanya dong, klo kirim tulisan jalan jalan ke Republika, ada yang bilang, honorariumnya (*maaf) susah dan penulis harus menagih-nagih terus. Bagaimana pengalaman mb Jihan setelah tulisannya di muat? Apakah honorariumnya on time? atau telat juga?
Iya, harus ditagih. Tapi ditagih sekali langsung dikirim kok hehehe.
ga Boseeeen baca tulisan mbk jihaan............
kalau abis ngirim ke femina. apakah ada pmbritahuan naskah akan dimuat??? bgaimana dengan cara pengambilan honor?
Ada pemberitahuan. Honor ditransfer via bank kok ;)