X

People We Haven’t Met Yet (10)

Tentang orang Irlandia, umumnya orang Indonesia itu tahunya sebatas The Corrs, Westlife atau Boyzone, yes? :p. Makanya saya mau cerita-cerita tentang pengalaman saya tinggal di Irlandia selama 4 tahun :D.

Sebelum datang ke Negeri Leprechaun, Irlandia, saya sudah tahu kalau mereka punya aksen bahasa Inggris yang cukup ajaib hahahaha. Waktu masih kerja, saya pernah punya bos Irlandia. Saban meeting, awal-awal masuk kerja, saya selalu mau nangis rasanya saking saya enggak ngertinya dese ngomong apaan :p.

Apalagi kalau teman-teman lain godain saya, “Jee, elo yang bikin meeting notesnya ya?” APPAAAA??? Halamaaak*nangisBeneran*. Tapi dari situ jadi tahu kalau teman-teman lain juga enggak gitu paham si Pak Bos ngomong apaan. Siyal, gue dikerjain! Hahaha.

Ring of Kerry, Irlandia, pic by : Dani Rosyadi

 

Dan begitulah, beberapa tahun kemudian, saya beneran datang dan bermukim di Irlandia. Tapi sebelumnya saya sudah terbiasa dengan aneka rupa aksen bahasa Inggris di Jeddah hahaha. Pernah mau beli donat di Serafi Mall kalau enggak salah, saya bengong denger penjualnya ngomong.

Saya colek suami, “Bang, tolongin dong. Penjualnya kagak bisa bahasa Inggris. Bahasa Arab gih!”

Suami saya malah ngakak, “Lo kenapa bingung? Itu dia bahasa Inggris tauk!”

Yoih, penjualnya kalau enggak salah dari Bangladesh gitu. Gilak, saya sama sekali enggak nangkep dia ngomong apaan hahaha.

 

Jadi waktu di Irlandia, saya sudah lebih “siap”. Belum setahun di Ireland, saya santai saja dengerin orang-orang Irlandia ngobrol soal pertandingan bola di televisi. Akhirnya yaaaaa *sujudSyukur*. Apalagi anak-anak saya akhirnya juga ketularan Irish accent ini. Walau banyak pendatang, teman sekolah mereka masih mayoritas orang-orang Irlandia juga :D.

Tapi entar dulu, ternyata aksen Inggris-Irlandia tuh beragam banget. Begini … sebelum ke Texas kan sempat ketemu dokter anak buat cek si bungsu sekalian pamitan ke rumah sakit dan ngasih info kalau kita mau pergi agak lamaan.

Enaknya di Irlandia ya, kesehatan anak serba gratis boooo hehehe, di Ameriki dikit-dikit bayar, bayarnya kagak dikit-dikit tapi banyaaaaaak hahahaha. Ketemu dokter yang aksennya sempat bikin saya bengong. Ternyata itu aksen orang utara, misalnya dari daerah Donegal hehehe.

Oalah, kirain udah canggih aksen Irlandianya, masih pening saya dengerin ibu dokter ngomong hihihi. Suami saya pengalamannya lebih caem . Sering pindah lokasi kerja ketemu orang berbagai bangsa. Dia lebih gampang beradaptasi dengan aksen bahasa Inggris dari mana-mana :D. Lancar saja dia berdiskusi dengan ibu dokter hehehe.

Nah, tinggal di Texas bikin saya lebih lega urusan bahasa Inggris. Aksennya jauh lebih familiar, karena kita kan emang hasil didikan film-film Hollywood, yes? Hahahaha.

Banyak yang mengira aksen Irlandia ini sama kayak British. Totally wrong! :D. Tapi kalau dibilang mirip Scottish (Skotlandia), nah ini mungkin ada benarnya. Ngomong-ngomong kayak apa sih aksen Irish-English? Di film Brooklyn yang dibintangi Saoirse Ronan yang memang native speaker sih ya, bertaburan tuh aksen Inggris-Irlandia ;). Tonton cobak hehehe.

Orang Irlandia, Irish People, sering disebut-sebut sebagai bangsa Eropa yang paling ramah. Saya sih kerasa banget kalau orang-orang Irlandia ini memang lebih suka nyengir kalau papasan dan suka basa basi juga. Tapi enggak berani bilang kalau mereka paling ramah di Eropa hihihi. Mainnya masih kurang jauh nih :D.

Liburan ke Glendeer Pet Farm, Irlandia 😀 (2013)

Kalau dibandingkan dengan Swiss sih iya banget. Di Swiss lebih cuek. Tapi kata suami saya, di Jerman lebih kaku dan dingin. Soalnya di Swiss, mereka lumayan helpful sama turis. Saban kita nanya-nanya mayoritas selalu menjawab baik-baik dan lumayan mau direpotin dengan tanya jawab panjang lebar.

Entah kita lagi hoki apa gimana sih ya.

Sapaan khas orang Irlandia itu ya, “Hawaya?” Hawaya = How are you :p. Ada “hawaya” ada “hawayi”. Hawayi ini kalau menyapa lebih dari satu orang, jadi semacam sapaan jamak gitu hihihi. Ini bukan bahasa baku, sapaan sehari-hari saja :).

 

Tapi seceriwis-ceriwisnya orang Irlandia, ya tetap saja obrolan sama orang Eropa mah segitu-gitu doang. Mostly tentang cuaca. Ngobrolin cuaca emang seru ya di Ireland karena cuaca sehari-hari sangat labil bisa beda gitu dari pagi sampai malam.

Segala suhu, hujan kapan, prakiraan cuaca akhir pekan sampai bentuk awan, diobrolin semua cobak kalau sama mereka hahahaha.

Dun Leary – Irlandia

 

Kalau kita orang Indonesia, well orang Asia pada umumnya ya, dalam tempo 15 menit saja, dua ibuk-ibuk ketemu di ruang tunggu dokter itu bisa dapat beragam informasi pribadi macam nama, umur, anak berapa, tinggal di mana, aslinya dari mana (pertanyaan umum kalau di Jakarta :p),  suami kerja di mana kalau perlu hahahahaha :p.

Sebenarnya mereka punya bahasa sendiri sih. Namanya Bahasa Gaelic. Semua petunjuk arah, formulir-formulir, nama tempat-kota-jalan, selalu dalam 2 bahasa : Inggris dan Gaelic. Tapi dalam sehari-hari, bahasa Gaelic tidak digunakan sama sekali.

Jangan heran, banyak orang dewasa yang tidak bisa berbahasa Gaelic, paling cuma mengerti 1-2 kata saja. Jagoan anak saya bahasa Gaelicnya soalnya jadi mata pelajaran wajib di sekolah hehehe. Begitu pada lulus, karena enggak kepake, ya jadi hilang ya lama-lama.

Republik Irlandia memang bukan negara tenar di belahan Eropa. Entah sudah berapa orang yang setiap saya ceritain suka bengong soal Irlandia. Terutama LOKASI. Atau banyak juga yang keserimpet antara Irlandia Utara vs Republik Irlandia sehingga menganggap Irlandia = UK (Kerajaan Inggris Raya).

 

Irlandia Utara memang BAGIAN dari Kerajaan Inggris Raya. Tapi wilayah selatan Pulau Irlandia dikuasai oleh Republik Irlandia yang berdiri sebagai negara sendiri :). Ibukotanya Dublin. Kalau Belfast itu ibukotanya Irlandia Utara hehehe.

Republik Irlandia, walau termasuk anggota UNi Eropa, tapi TiDAK TERMASUK dalam wilayah Schengen. Makanya, apply visanya khusus. Don’t worry, visa Irlandia buat WN Indonesia itu gratis kok ;). Tapi tetap saja repot ya. Manalagi wilayahnya agak terpencil di ujung barat, beda pulau pula hihihihi.

Mending ke UK kalau kata turis mah :p.

Tapi jangan salah, walau memang infrastrukturnya masih tergolong cupu dibanding negara-negara Eropa barat lainnya, Republik Irlandia ini tergolong NEGARA MAJU lho ^_^.  Kalau tidak salah termasuk dalam 10 negara di Uni Eropa yang memiliki PENDAPATAN PERKAPITA TERTINGGI :).

Dublin Bus (gambar : independent.ie)

 

Makanya Republik Irlandia juga menjadi incaran bagi pendatang-pendatang dari sesama Eropa. Umumnya dari Eropa Timur yang memang sebagian besar wilayahnya masih tergolong negara berkembang dan masih banyak konflik internal.

Republik Irlandia juga lumayan favorit buat pendatang non Eropa selain UK lho. Kenapa? Salah satu faktor utamanya ya pastilah bahasa. Hanya DUA negara di Eropa yang menggunakan bahasa Inggris sebagai BAHASA RESMI/ bahasa nasional, ya UK sama Republik Irlandia doang hihihi.

Makanya orang-orang India-Pakistan-Bangladesh banyak juga yang beredar di Irlandia :D.

Ah ya, kalian tahu tidak Presiden Kennedy itu berasal dari keluarga imigran asal Irlandia. Nama Kennedy dan Fitzgerald itu khas Irlandia bangeeeeet :D. Irish names juga tergolong sulit pengucapannya. Nah cobak kalian kira-kira sendiri bagaimana cara mengucapkan nama-nama ini : Tadhg, Cairbre, Aodh, Niamh, Caoimhe. Hayoooo gimana, gimanaaaaa :p.

Tulisan saya tentang Dublin yang dimuat di Republika 😀

 

Bentuk fisik orang-orang Irlandia juga tidak segede-gede orang-orang dari Ras Kaukasian pada umumnya.  Orang-orang Irlandia tinggi badannya hampir sama dengan rata-rata orang Indonesia :D.

Saya saja dengan tinggi badan hanya 158 cm sering ketemu dengan mamak-mamak Irlandia yang lebih pendek daripada saya. Jadi lumayan pede wara wiri diantara mereka hahaha.

Soalnya waktu di Swiss, kerasa banget bantetnya boooo hahahaha. Duh mamak-mamak di Swiss itu lho, sudahlah tinggi-tinggi, langsing-langsing pula. Stres banget lihat mereka naik sepeda bawa 2-3 anak di jalanan yang mendaki gitu.

Gilak deh, eike sudahlah pendek, enggak langsing-langsing amat dibanding mereka, tidak bisa naik sepeda pula! Ck ck ck, hina sekali rasanya hahahaha.

Suami saya, yang memang menjulang sampai 180 cm, tergolong tinggi dari orang-orang Irlandia pada umumnya :D. Umumnya, kalau ketemu yang agak menjulang, mereka asalnya dari Eropa Timur. Orang Polandia yang paling banyak saya temui selama di Irlandia. Mereka lebih langsing dan lebih tinggi-tinggi :).

Orang Irlandia agak-agak “boncel” juga. Badan tidak begitu tinggi, tapi melar-melar ke samping gituh hihihi. Mungkin kebanyakan minum susu hahaha. Becanda, ya :p. Soalnya Irlandia ini peliharaan sapi dan domba itu banyaaaaaak :D.

Republik Irlandia baru saja mengalami masa sulit namun akhirnya keluar dari krisis di tahun 2013. Sejak saat itulah, pendatang mulai merubung. Jadi belum lama Negeri Leprechaun ini kebanjiran orang-orang asing. Pendatang juga belum banyak-banyak amat.

Selama di Irlandia, dominasi ras Kaukasian masih sangat terasa di mana-mana. Beda sama Texas sini yang ketemu sama “bule”nya itu jarang-jarang banget :p. Di Ireland sih terasa banget tinggal di luar negerinya ya, dikelilingi bule di mana-mana hahahaha *norak*.

O’Connell Street, Dublin

 

So far sikap orang Irlandia kepada pendatang (terutama yang beda ras) juga tergolong ramah dan terbuka. Mereka lebih ceplas ceplos sampai banyak yang mengaku dari kecil itu jarang banget ketemu orang asing. Tapi mereka ngomongnya dengan nada excited lho bukan menghina atau merendahkan :).

Makanya jangan heran kalau ketemu tuh, misalnya dekat-dekat hari Natal, anak-anak saya disapa oleh kakek-kakek asal Irlandia, “Merry Christmas. Are you waiting for Santa?” Padahal jelas-jelas saya pakai jilbab hihihihi.

Jangankan kepada saya, teman dari India cerita, ada ibu-ibu Irlandia nanya ke teman India saya ini kok anaknya tidak ikut Holy Communion (acara khusus buat anak-anak Katolik di usia tertentu). Teman India saya menjawab, “I’m not Christian.”

Si ibu-ibu Irlandia bingung, “Lah kamu jadi agamanya apa dong?”

“Hindi”, jawab teman saya. Ibu-ibu Irlandia -nya bengong terus nanya Hindi itu apaan. Mungkin pertama kali dalam hidupnya ketemu orang Hindu hihihihi. Ya begitulah orang Irlandia pada umumnya. Polos dan bersahabat ^_^.

Saya juga pernah disangka orang Gipsi. Dikasih uang lho dan ditanya-tanya sama bapak-bapak yang sudah tua apakah suami saya bekerja apakah anak-anak saya cukup makan hahahahaha. Orang Gipsi banyak yang jadi pengemis di beberapa negara Eropa, termasuk Irlandia.

Saya jawab sopan-sopan saja bahwa saya bukan orang Gipsi dan suami saya bekerja sebagai seorang engineer.

Sayang si Bapak ngasihnya cuma 1 euro (itu juga dalam bentuk koin), mbok ya 20 euro atau 50 euro gitu ya hahahaha :p.

Nasib gue lah, di Jeddah sering disangka embak TKW (anak saya pernah dikasih uang sama jemaah umrah asal Indonesia pula hahahaha), di Ireland disangka pengemis. Jangan-jangan di Texas disangka pengungsi dari Timur Tengah #eaaaaaa :p.

Walau tentu pasti ada juga yang sensi sama pendatang. Saya pernah diteriakin “Go Home” oleh seorang bapak-bapak di salah satu persimpangan jalan. Untunglah orang-orang lain tidak menghiraukan si bapak-bapak itu. Orang lain malah menggeleng-geleng dan memberikan isyarat kepada saya untuk tidak memperdulikannya :).

Negara Irlandia juga masih memiliki kultur agama yang cukup kuat. Jelang referendum pelegalan pernikahan LGBT itu heboh juga lho suasana pro dan kontra di sana walau akhirnya yang pro yang menang :). Sekolah publik di sana juga rata-rata menerapkan aturan layaknya Sekolah Katolik.

Republik Irlandia juga masih tergolong konservatif dalam urusan tertentu. Bahkan di kota-kota besar pun, pernah tuh pas perayaan Saint Patrick’s Day kami ke Dublin. Eh, ada yang cium-ciuman di taman. Kelihatan banget orang-orang tidak nyaman, ngeliatin gitu sambil bisik-bisik, padahal bule-bule juga hehehe.

Selama 4 tahun kemarin, I do love living in Ireland :). Kehidupannya lebih rileks. Orang-orang lebih rapat hubungannya kebetulan juga karena nyangkutnya di kota kecil, ya.

Tahun 2014, hasil penelitian “How Islamic are Islamic Countries” menempatkan Republik Irlandia sebagai peringkat PERTAMA ^_^.

Buat saya sendiri, di mana pun kelak akan bermukim, negeri ini akan selalu menjadi kenangan tersendiri karena salah satu anak saya lahirnya ya di Irlandia ini :D. Tanah tumpah darah si bungsu ya di Negeri Hijau yang satu ini ;).

Sebagai penutup, quote ini mungkin cukup menarik untuk menggambarkan posisi orang-orang Irlandia dalam pergaulan internasional? Iya tidak ya? Hm…

““I think being a woman is like being Irish… Everyone says you’re important and nice, but you take second place all the time.”  -Iris Murdoch-

Fore Abbey, Ireland (2014)
davincka@gmail.com:

View Comments (2)

  • Mba, kok hebat belum setahun uda bs mengikuti percakapan orang nonton bola? Aku udah setahun di new zealand, masih suka ga nangkap aja kalau orang kiwi asli ngomong huhuhu. New zealander juga punya aksen sendiri dan mirip2 scottish, bicaranya seperti kumur2, pelit buka mulut dan ga jelas pronounce setiap suku kata. Supervisorku surname nya Kennedy, jangan2 orang Irlandia ya aslinya, pantasan kok suka ga nyambung doi ngomong apa, *caritemen.
    Kapan hijrah ke selatan mba, sapa tahu kita berjodoh, hahaha

    • Abisnya di Ireland itu jaraaaaang banget ketemu orang Indonesia. Jadi mau gak mau gaul deh sama orang-orang lain, jadi bahasa Inggris terus di sana hihihi. Cepet lancarnya :D.