Tempat wisata London ada macam-macam, sih. Btw, London terkenal sebagai kota mahal. Termasuk harga-harga suvenirnya. Mau beli tempelan kulkas saja bisa 4-5 pound per biji *ngelapKeringat*. Padahal saya naksir dengan hampir semua suvenir khas London! Huhuhu. Coba cek berapa kurs GBP terhadap IDR sekarang? *pingsan*. Tapi tetap ngotot mesti tahu tempat wisata London kan, kan, kan :p.
Misalnya payung ala Jack Union ini, lho. London banget gitu kesannya. Maklum nih, dimari banci London abis *siulSiul*.
Tapi apa pun yang berbau Jack Union saya sukaaaaa ^_^. Bantal-bantalan, mug, pensil, pulpen, notes, boneka-boneka, tempat pensil, dompet, apa saja deh yang nuansa merah-biru-putih ala-ala Jack Union-nya si UK :D.
Walau tidak wajib, menenteng buah tangan buat kerabat/teman/keluarga atau siapa kek menjadi semacam ritual jalan-jalan :D. Ya minimal sekalian buat cuci mata, sih. Perempuan pan paling seneng liat-liat. Padahal beli juga enggak hahaha *tunjukDiriSendiri* #eaaa.
Begitu mampir ke toko suvenir di salah satu sudut Chinatown di London dan ngecek harga-harganya, rasanya pengin langsung tepuk tangan! Hahaha. Harganya lumayan miring.
Misalnya nih, ya, harga-harga barang di luaran yang berkisar 4-5 pound, di Chinatown bisa didapatkan seharga 2.5 pound saja. Saya cek juga kualitas barangnya sama ^_^.
Gerai-gerai penjual suvenir banyak juga di Chinatown London ini. Label “murah meriah” memang kerap disematkan ke area-area yang berbau Chinatown, ya. Bukan hanya di London kan? Di kota-kota besar lain di dunia juga gitu. Singapura saja punya daerah ‘chinatown’ :D.
Jadi, monggo yang pengin borong oleh-oleh, sebaiknya jangan sampai dilewatkan ini kegiatan berburu suvenir di Chinatown London.
Penuh dan sesak, kesan pertama saat berada di sana. Saat ke sana, lagi hujan. Jadi jalanannya basah dan agak becek. Walau begitu, orang-orang tetap wara wiri dengan semangat.
Sebenarnya wilayah ini dikenal karena resto-resto Asianya yang banyak. Salah satu tempat untuk berwisata kuliner di London. Kami khusus ke sana awalnya memang buat cari makan. Perut Asia enggak kena nasi 3 hari penuh, lama-lama enggak kuat juga hihihi.
Selama di London, sarapan di hotel paling buah-buahan, roti, telur, selai, keju, brownies segala macam. Enggak ada tanda-tanda halal, vegetarian menu jadi pilihan kami selalu. Kalau saya sih, sarapan buah pun biasanya sudah cukup ^_^.
Kalau makan siang di jalan, sebenarnya ada banyak resto halal di berbagai tempat di London. Cuma kadang enggak sinkron sama itinerary perjalanan. Daripada ribet nyari-nyari tempatnya lagi, ya mending mampir ke Pizza Hut atau sebangsanya. Pesan menu andalan : menu vegetarian! :D.
Untungnya sih di hampir semua gerai fast food, menu vegetarian selalu tersedia ;). Menunya ya paling cheese pizza, vegetarian pizza, vegetarian sandwich, mana ada menu nasi-nasian :p.
Tapi di hari ke-4, bosan juga kalau perut enggak pernah diisi nasi. Jadilah kita kepengin jalan-jalan sekalian CARI NASI di Chinatown! :p.
Restoran di sana tuh banyak banget. Rupa-rupa makanan Asia. Yang Timur Tengah memang agak jarang. Dominasinya itu resto khas China, Thailand, Jepang, Vietnam, Korea, Malaysia juga ada, kalau enggak salah. Lagi laper sih jadi enggak konsen hahaha.
Ngelap iler di depan salah satu resto yang menyajikan masakan khas China. Banyak menu nasi-nasinya soalnya :D. Umumnya di depan resto ada pelayan pegang menu sambil mengundang orang-orang untuk masuk ke restonya. Semacam di Indonesia gitu, ya, ada embak-embak yang rajin menyapa pengunjung, “Mari Kakaaaaa…dicoba yuk Kakaaaa…” hihihi :p.
Kami hampiri dan bertanya ada vegetarian menu, gak? Walah, si embak nampaknya enggak terlalu bisa bahasa Inggris. Walau kelihatan bingung dia ngangguk-ngangguk saja sambil nunjukin menu-menu yang menurutnya ‘vegetarian’.
Kaget saya, menu pertama tuh “Pork Pak Choy” … hahaha! Saya bisik-bisik ke suami, “Dia kayaknya nangkepnya kita nyari menu vegetables.”
Tapi jangan khawatir, di menu biasanya ada tanda khusus untuk menu-menu vegetarian. Berupa kode [v] di akhir nama menunya ^_^. Kalau V for Vendetta maka [v] for vegetarian 😀 😀 :D.
Saya udah enggak ingat nama restonya. Setelah melihat banyak juga nama menu berakhiran [v], kami pun masuk ke resto. Enggak ada meja kosong. Penuh soalnya. Karena sudah lapar, kami akhirnya nyari resto lain. Ketemu satu lagi. Kali ini, alhamdulillah, ada meja kosong! Mari makaaaannn ^_^.
Kami pesan mi goreng veggie + nasi hihihi. Jadi, makan nasi dengan lauk mi! Indonesia banget gak sih hahaha. Terus ngiler ngeliat menu aubergine. Aubergine ini nama lain dari…terong! Kalau dari gambarnya semacam tumis terong gitu. Pelayannya juga sangat merekomendasikan menu vegetarian satu ini. Kami pesan sepiring.
Isinya dikit banget. Cuma cukup dimakan berdua. Itu juga rebutan sama suami. Harganya dong, 7.5 pound! Tumis terong termahal yang pernah saya makan! Hahaha. Untung rasanya lumayan *elusElusPerut*.
Pada dasarnya saya ini enggak pinter deh bikin review-review kuliner. Lebih sering bawa bekal kalau jalan-jalan ke mana-mana selama di Eropa sini hihihi *ngikikNgirit*. Tapi rasa makanan ala-ala Asia Pasifik Timur Jauh macam China dan Korea itu lumayan lah ya di lidah Indonesia kita.
Di lidah saya juga seringnya hanya ada 2 rasa makanan : enak atau enak banget! :D.
Tapi pilihan resto di sana tuh banyak banget. Aneka dimsum juga lumayan menggoda sebenarnya. Berhubung perut menjerit-jerit minta nasi, kami fokusnya ke menu-menu berNASI.
Yang lucu, sempat kaget melihat ada bangunan dengan plang ini, nih. Lihat gambar ini, bangunan di pojok yang jadi fokus foto. Hayooo siapa yang mau masuk ke sini? :p
Lumayan deh ya, sehabis makan, muter-muter sebelum benar-benar gelap. Chinatown London menjadi semacam hiburan tersendiri, “Oh, ternyata di London ada juga yang murah-murah” :p.
Ada yang niat ke London? Jangan lupa wisata kuliner dan berburu suvenir ke Chinatown London.
Untuk ke sana via Tube Station :
1. Turun di Leicester Square Station, Piccadilly Line. Dari sini jalan kaki kira-kira 5 menit. Kalau bingung tanya-tanya saja.
2. Turun di Piccadilly Circus Station, ini juga Piccadilly Line. Jalan kakinya juga sekitar 5 menit-an.
3. Turun di Covent Garden Station, Piccadilly Line. Dari sini agak jauh, jalan kaki bisa 10 menit. Tapi ini tempatnya cakep lho. Kami juga sempat muter-muter di Covent Garden. Di postingan lain aja, ya, rumpiin si Covent Garden ini :D.
Tiga-tiganya termasuk Piccadilly Line, sih. Stasiunnya juga nyambung semua ini, Leicester yang di tengah-tengah. Jadi, kalau misalnya nyampe Piccadilly Circus lupa turun, ya tinggal lanjut ke stasiun berikutnya yaitu Leicester Square. Masih lupa juga, lanjut terus ke Covent Garden. Gitu deh kira-kira :D.
View Comments (3)
Ngikik teringat bar ituh. Tapi di seberangnya ada resto jepun enak bet deh. Yuuu kakaaa dicoba...
Gak suka makanan Jepang dari dulu :D
Perut Indonesia, lidah kampung tepatnya hahahaha.