X

Arti Sebuah Mimpi

Sebelas tahun yang lalu, saya ingat dia panik menelepon saya, “Jiiii, editkan dulu CV ku Dek.”

“Yaela, gue di kantor nih. Sini mako.”

Dia beneran dateng ke kantor saya di Gatsu dan menyerahkan selembar kertas ditulis tangan. Kakak gue ini gaptek abis dah emang hahaha.

Saya pun merangkai CV nya. Saya bener-benerin kalimat yang salah sambil dirapi-rapiin dikit. Voila! CV selesai. Dia pun lolos masuk menjadi salah satu staf divisi wardrobe di salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta.

Kami bertujuh plus Mama memang akhirnya memutuskan merantau semua ke ibukota. Kayaknya sejak habis semua harta dijual untuk menutupi kebangkrutan usaha yang ditinggalkan oleh almarhum Bapak, memang tidak banyak pilihan ya buat kami.

Foto keluarga tahun 2005. Sayangnya, minus si sulung :(.

Di SUlawesi Selatan lowongan pekerjaan sedikit sekali. Saya juga tidak paham kami kok ya tidak ada yang mewarisi bakat berdagangnya Bapak. Tapi Mama memang sudah sering bilang, “Berdagang itu berat, Nak.”

Mungkin trauma dengan pengalamannya bersama Bapak, ya.

Ini kakak saya yang ke-4, persis di atas saya. Waktu kecil dia memang sudah tergila-gila dengan fashion. Di teras lantai atas rumah yang penuh cucian dan jemuran, saya dan adik saya yang perempuan menjadi korban fashion shownya hahahaha.

Selembar sajadah menjadi selendang kami. Sarung dilipat-lipat menjadi bawahan. Rok menjadi wig di kepala. Jepitan cucian yang warna warni menjadi anting-anting hahahaha.

Saya dan adik berlenggak lenggok seperti peragawati. Kakak mengarahkan, “Sekke’nya muka’mu, Jihan. Calleda’-calleda’ tongko sedikit. Aci, jangan terlalu lebar ketawamu. Biasa-biasa mo. Jangan keliatan semua gigimu. Sepertiko nene’ sihir.”

–dadagaya– by Anwar Sadat ;)–

KIta pun kecapekan dan ngambek. Tapi besoknya ya mau lagi disuruh-suruh begitu hahaha.

Kakak saya ini paling lemah di pelajaran matematika. Beberapa kali angka merah menghiasi rapornya. Tapi Mama saya selalu menanggapi dengan santai, “Yang penting naik kelas.”

Untung belum era medsos ya Ma, bisa dibantai dah emak gue sama kelian-kelian hahaha .

Kakak saya mudah bergaul punya banyak teman. Waktu SMP sempat pergi disko sembunyi-sembunyi hahaha. Uang jajannya dihemat-hemat buat langganan Majalah Mode . Tapi prestasi akademisnya caur banget dari SD sampai SMA .

Mama cuek saja.

Dua hari setelah saya Ebtanas SD, Bapak meninggal tiba-tiba kena serangann jantung. Sementara Kakak saya ini baru tiga hari kemudian ikut Ebtanas kelulusan SMP.

Kakak lulus SMP. Saya lulus SD dengan NEM terbaik di sekolah.

SMA dia masuk swasta karena NEMnya terlalu kecil untuk masuk SMA negeri. Saya berhasil masuk salah satu SMP negeri terbaik di kota kami .

Jelang UMPTN, belajarnya ogah-ogahan. Paling diomelin sama Mama, “Kalo tida’ lulusko Nak, iko mato tu masessa.” (Kalau kamu tidak lulus Nak, kamu sendiri yang susah).

Jangan haraplah bisa masuk swasta. Saat itu rumah bentar lagi mau dijual hahahaha. Mama sudah bilang tak banyak biaya lagi untuk biaya sekolah kami.

Bareng no.4 dan no.6 😀 (Idul Fitri) 2014

Dua hari menjelang UMPTN, Kakak mendadak minta dibelikan buku UMPTN. Kurang telat Bro belajarnya hahahaha.

Dia kelas 3 SMA. Saya kelas 3 SMP. Saya lulus SMP dengan NEM terbaik ke-3 di sekolah . Secara mengejutkan, kakak saya lulus UMPTN di FISIP Unhas, jurusan Komunikasi. Jurusan favorit lho hahahaha. Hokinya ajib banget .

Kita serumah sampai bengong. Dengan teganya, kakak saya yang lain sempat bilang, “Lihatko benar-benar. Siapa tau bukan nomormu.”

Kodong hahahaha .

Saat rumah dijual, saya dan kakak dititipkan di rumah Tante di Makassar. Mama pindah membawa adik-adik saya ke Jakarta. Ya kali kita berdelapan mau menyerbu satu rumah kerabat bareng-bareng hahaha. Harus dibagi-bagi.

Sedih sekali waktu itu. Tapi sudahlah, life goes on .

Untunglah ada kerabat bersedia menampung. Beberapa om dan tante yang membantu kami sudah ada yang meninggal. Al Fatihah ya buat mereka yang sudah mengamalkan perintah Allah untuk menyantuni anak yatim .

Kelas 2 SMA, saya mendaftar les Bahasa Inggris. Buat siap-siap UMPTN juga. Kakak saya mau ikutan. Saya lulus di Intermediate I, kakak saya cuma Basic 2 hihi. Dia juga lemah banget di Bahasa Inggris.

Kiri – kanan : Buntel (adek), Dada (kakak), Eike (yg nulis :P), Mama

Malah, term pertamanya dia tidak lulus. Apes dah, gue yang ngambilin kartu tesnya. Kalau fail kan kartunya warna merah. Saya sampai diliatin sama orang-orang di sana. Siyaaaaallll hahahaha.

Dia ngambek berhenti kursus. Saya juga berhenti jadinya padahal saya lulus ke Intermediate 2 😀. Males ah naik angkot sendiri. Tempatnya jauh. Kalau sama kakak enak, dia asyik banget diajak ngerumpi.

Lulus SMA, saya hengkang ke Jakarta, diterima di UI. Kita pisah.

Dia lulus kuliah, dia juga pindah ke Jakarta. Numpang di rumah salah satu kerabat.

Sempat kakak menyerah dan pengin pulang saja ke Makassar. Tidak juga dapat pekerjaan. Dia ingin pinjam uang kepada salah satu kakak saya yang lain. Dia juga tidak tahu mau ngapain di Makassar. Kakak no.3 menghibur biar sabar karena cari kerja memang sulit.

AKhirnya diterima bekerja menjadi salah satu asisten desainer terkenal.

Berat banget waktu itu karena kerjanya menjadi salah satu asisten desainer harus lembur sampai subuh tapi gaji sangat kecil.

Tapi gimana, Kakak saya bilang dia sangat senang dengan pekerjaannya. Dunia fashion memang passionnya. Jakarta memang keras, Bung!

Karena satu dan lain hal kakak pindah ke rumah kos. Diantara semua saudara waktu itu, gaji saya memang yang paling lumayan. Kakak minta kos bareng biar bisa berbagi biaya sewa. Saya menyanggupi.

AKhirnya saya pindah dari Depok ke Pancoran biar kami berdua dekat dengan lokasi kerja masing-masing. Sudah capek juga banting tulang naik KRL ekonomi pulang pergi selama 4 tahun hahahaha. Ampun dijeeeee .

Waktu tinggal bareng itulah, saya semangati dia untuk cari kerja lain yang gajinya lebih bagus dengan waktu kerja lebih masuk akal. Saya bilang, yang penting CV kece. Saya bantuin bikin CV. Gue gitu loh #benerinPoni.

Saya pun menikah dan meninggalkan rumah kontrakan kami.

Hari pertama saya tidur di rumah mertua, kakak telepon, “APa ko bikin gang? Rinduku’….” Hehehe. Waktu itu adik perempuan saya sudah tinggal di sana juga. Kami sempat ngontrak bertiga. Trio gosip paling hits sejagad raya hahaha.

Trio Gosip hahahaha (2007)

Kami padahal sering berantem juga lho hahaha. Diantara 7 bersaudara, kami berdua yang memang tegangannya paling tinggi. Paling ngotot. APalagi saya kan paling cuek sama penampilan sementara kakak saya, ya ampun dari jarak 100 meter aja dia sudah bisa mengomentari penampilan orang kali hahahaha .

Mudik terakhir itu kita berantem hebat lagi lho. Makanya di foto keluarga terakhir, saya enggak ada! Hahahahaha . Padahal saya masih di Jakarta waktu mereka foto-foto. Kaddoro’ memang tong .

Suami saya sampai enggak enak hati gitu. Maksa-maksa saya minta maaf ke Kakak karena saya yang lebih muda. Enak ajah! .

Yaela santai ajaaaaa, kita mah emang biasa berantem . Suami saya kan dari keluarga “normal” ya . Keluarga cemara gitu-gitulah yang saling menghormati saling menyayangi gitu-gitulah beda dengan keluarga saya yang preman abis hahaha.

Sering berantem tapi sering curhat dan gosip-gosip jugak hahaha.

Kakak saya sumber segala gosip di tanah air selama saya merantau 7-8 tahun terakhir ini .

And today, waking up this morning, kakak saya yang lain nge-tag saya di foto-foto ini . Fashion show si Kakak no.4 di Indonesia Fashion Week. Entahlah itu acara apaan hahaha. Ini sudah kedua kalinya Kakak berpartisipasi di acara tersebut.

Kariernya di televisi swasta terus menanjak sampai menjadi Manajer Divisi. PUnya banyak bawahan dan juga sibuk ngojek jadi Stylist dan merintis lini busananya sendiri.

Finally, he can walk thru that catwalk he’s been dreaming of .

-dadagaya, Indonesia Fashion Week 2017-

Bukan lagi di teras rumah yang panasnya minta ampun di bawah tumpukan jemuran bersama dua adik kecilnya yang didandani bak ondel-ondel hahaha. Tapi bareng peragawan dan peragawati beneran dooooooong .

I’m a proud sister! .

Nanti kita foto keluarga lagi yuk hahahahaha. Baju gue mesti yang paling mahal, paling hits dan paling bagus! Tapi kalau bisa yang paling murah hahahahaha .

Kalau jadi ke NY, mampir Texas lah bawain baju buat ponakan #tetepMengemis . Ada 3 ya, laki-laki, ukurannya nanti gue WA ajah hahaha #pepetTeruuuussss.

Well I guess, both our dreams came true at last. Dia mau jadi desainer, saya mau keliling dunia . Tuhan Maha Mendengar segala doa-doa dan kerja keras kita .

Saya kutip penggalan terakhir dari salah satu tulisan saya di blog :

Kita sih inginnya selalu happy-happy joy-joy. Siapalah yang pernah meminta kondisi-kondisi sulit. Tinggal di lingkungan “preman” lah, orang tua cuma pedagang kecil di pasar lah, bapak meninggal tiba-tiba lah, usaha yang ditinggalkan bangkrut lah, segala macam rumah-kios-barang-barang harus dijual lah, tapi … jangan sedih, yaaaa .

Walau dulu juga rasanya berat hendak membangkitkan angan-angan yang dirasa ketinggian. Jangan gentar dengan kondisi begitu.

Your story may not have such a happy beginning, but that doesn’t make you who you are. it is the rest of your story, who you choose to be… So, who are you, Panda? -Sootsayer, Kung Fu Panda 2-

Have a nice Monday, teman-teman .

davincka@gmail.com:

View Comments (1)