Sifat wanita : “Most women want a man that has it all. But a real woman seeks success on her own, only to find a king to build an empire with.”
Saya langsung sadar, I’m that most women! Hahaha :p.
Iya banget. Semasa gadis sesekali saya membeli majalah Cosmopolitan yang dulunya bertajuk “Fun Fearless Female”. No matter how hard I try to become one, akhirnya saya harus terima kenyataan saya ini tipe “I can’t stand being alone. Pokoknya persetan dengan semua, saya mau kawin! Titik.” *benerinBuluMata*.
Beberapa teman malah menganggap saya tipe pengejar karier. Ya mungkin itu yang berusaha saya tunjukkan. Entah karena dulu jomblonya kelamaan jadi butuh pelarian atau karena biar dianggap keren aja gitu hihihi :p.
Btw, quote di atas saya temukan di newsfeed sudah lama banget. Di postingan siapa gitu. Tertulis rapi dengan latar Beyonce lagi tos-tosan sama suaminya.
Walau saat belum menikah bawaannya haus darah melulu saban lihat laki-laki lajang (hahaha), saya selalu kagum dengan tipe-tipe Mbak Beyonce ini ^_^. Mirip dengan salah satu sahabat saya dulu. Yang selalu menertawakan keinginan saya untuk cepat-cepat kawin. Ealah, eike masih jatuh bangun mengejar cinta *tsaaah*, dese sudah duluan duduk di pelaminan -_-. Ah, ah, takdir siapa yang tahu ya ;).
Saya pribadi cenderung merasa di era terkini, kemandirian perempuan sering dianggap berbanding lurus dengan ketidakbergantungannya (duh apa sih ini bahasa enaknya :p) kepada kaum lelaki. Makin enggak bergantung makin mandiri. Di mana yang namanya mandiri identik dengan cari duit sendiri.
Dari cara kalian menghandle keuangan, untuk perempuan nih ya, termasuk “tipe Beyonce” atau tipe “ngikut apa kata ATM suami”? Hahahaha :D.
Emang nih jadi perempuan kadang pilihannya jadi ribet sendiri. Yang misalnya berkarier demi alasan kemandirian dihantui tuduhan macam-macam. Mulai dari alasan menelantarkan anak sampai ancaman enggak masuk surga :p. Ini beneran lho.
Tapi yang memilih “santai” di rumah pun, pressurenya beda lagi. Tempo hari saya pernah mendapat beberapa email dari yang ngakunya suka baca blog dan bertanya kira-kira cara nyari duit dari rumah apa saja ya? Katanya zaman sekarang kalau perempuan enggak bisa nyari duit sendiri tuh anu-anu-anu bla-bla bla. Udah berasa pengasuh rubrik Oh Mama Oh Papa gak lo? Hahaha.
Yaela, saya juga enggak punya penghasilan tetap kali, ah :p. Ya paling juga sesekali ngirim tulisan ke media cetak kalau lagi banyak lowong dan enggak malas. Iklan di blog? Waduuuuhhh, masih jauh banget dari harapan :D.
Sebagian teman saya beralibi katanya enggak betah kalau dikit-dikit minta suami. Lah emang kenapa? Yang enggak bener itu kalau dikit-dikit minta uang dari … suami orang lain! *asahGolok* :v :v.
Kalau mintanya dari suami sendiri salahnya di mana? ;). Terserah saja kalau ada yang merasa ‘gengsi’ dan merasa lebih keren kalau bisa punya sendiri. Preferensi masing-masing ^_^. Tidak ada hubungannya dengan BENAR atau SALAH :D.
Ada yang merasa suami sungguh beruntung punya istri yang juga mau bekerja keras mencari uang sendiri. Ah, tidak juga :). Ada kok tipe suami “konservatif”, yang lebih nyaman kalau istrinya tenang di rumah mengurus anak dan rumah tangga. Suami saya salah satunya hehehe.
Saat masih kerja kantoran, pernah mengobrol dengan teman di kantor (laki-laki), dia punya pemikiran, “Bini gue mah gue larang berhenti kerja, Je. Gimana ya? Kalau dia di rumah-rumah aja takut dianya jadi enggak update dan kuper.”
Waduh! Urusan kurang update dan kurang pergaulan di era internet begini kayaknya enggak relevan lagi lah yaoowww hehehehe. Gak ada hubungannya, kudet sama apakah seorang ibu bekerja atau tidak ;). Emang iya yang jarang keluar rumah sudah pasti lebih kudet?
Sini, sini, adu-aduan update info sama gue berani kagak? Mau cerdas cermat topik apa? Gosip artis, politik, ekonomi? Hahhahaha *kepretPakaiDaster*. Itu mah tergantung tingkat ke-kepo-an kali yaaaaaaa :p.
It’s good if you’re a woman who can stand on your own dalam urusan keuangan ;). Ih, saya mah senang banget punya sahabat model begini. Kalau ketemuan dan makan bareng tinggal merajuk, “Gue kan pengangguran, elo kerja. Traktir yak.”
Jangan iri atau merasa terintimidasi ^_^. Rugi sendiri. Mending kita hepi-hepi bareng :D. Duh, langsung nyari daftar teman yang harus dihubungi kalau mudik buat minta traktir hihihihi :p.
Hal lainnya, kita cenderung mengeneralisasi kasus per kasus.
Misalnya ada kasus istri yang disia-siakan setelah dicerai. Hidup jadi susah harus ngurus anak sendiri dan suami ogah mengongkosi. Katanya si perempuan ini hanya bisa pasrah enggak tahu harus ngapain. Langsung deh jump into conclusion, “Tuh kaaaaaaan, gue bilang juga apa. Perempuan tuh harus bisa cari duit sendiri. Harus!”
Padahal ada juga kasus perceraian yang justru menimpa seorang perempuan saat dirinya ada di puncak karier, tampangnya juga cantik dan bodinya oke, tapi ya itu…suaminya tetap berpaling ke perempuan lain.
Soal kasus pertama, itulah mengapa menurut saya jadi perempuan itu harus cerdas dan kuat, untuk alasan apa pun. Tapi jangan menyempitkan arti kecerdasan dan kekuatan dengan hal-hal standar macam, “harus pintar nyari duit sendiri/berdikari” bla bla lainnya.
Pahamilah hak kita sebagai istri :). Saya juga tipe yang percaya rezeki itu di tangan Tuhan, tapi ada yang namanya ikhtiar kan? Dalam perceraian ada yang namanya harta gono gini.
Banyak yang mengira gono-gini ini maksudnya harta atas nama bersama. Salah! :D. Atas nama suami/nama istri pun jika diperoleh setelah menikah (dan kita tidak terikat dalam perjanjian pranikah apa pun) maka seharusnya bisa dimasukkan sebagai harta gono gini.
Kewajiban membekali anak itu juga ada pada suami. Sudah bercerai pun ya tetap begitu.
Jangan gaptek urusan keuangan walau aslinya kita enggak pinter masalah ekonomi :). SEkali lagi, pahami hak kita. Tapi jangan lupa, bersama hak selalu ada kewajiban yang menyertai ;). Jangan asyik saja menuntut suami harus ini itu sementara situ sendiri “pelayanan”nya sudah oke ndak? :p.
Masalah pembawaan aja sih ya ini. Saya sendiri tipe “pemalas” hahaha. Enggak pinter dalam urusan mengelola duit :p. Semuanya dikelola suami. Tapiiiiii, saya tahu semua seluk beluknya ;). Harus mau belajar.
Selain cerdas juga harus kuat. Kuat tidak selalu berarti mandiri secara ekonomi juga. Kuat ini lebih ke arah mental. Selalu persiapkan untuk kemungkinan terburuk apalagi dalam kondisi kita tidak punya ladang uang selain kantong suami hehehe.
Tapi saya pernah ketemu perempuan yang ternyata setelah ditinggal suaminya tetap “terpuruk begitu dalam” padahal beliau adalah tipe yang juga ikut mencari nafkah bersama suami. We don’t judge her. Let’s learn something, yes? :). Ini masalah mental juga.
Ada juga yang pernah bilang katanya kalau “ibu rumah tangga doang” (whatever this means :p), nanti enggak dapat respek dari suami maupun anak-anak. Wah, wah, wah, situ kudu kenalan sama eike punya ibu mertua hehehe :p.
Beliau, dari sejak menikah sampai detik ini tidak pernah sepeser pun menghasilkan uang sendiri, apa membuat beliau jadi kurang pede? Ho ho ho. Menantu-menantunya aja ngeri ya booooo hahahaha :p. “Ngeri” in a positive way dong ya ;).
Yang istimewa, rasa respek ini justru saya dengar sendiri dari suami dan anaknya. Dari bapak mertua dan suami saya, salah satu anaknya :D.
Balik lagi, tergantung orang per orang, kasus per kasus, plus situasi kondisi tertentu. Ya intinya jangan suka panik sendiri dan heboh sendiri lah hehehe. Dengar kasus ada anak yang disiksa baby sitter, langsung kayak orang gila nuduh-nuduh ibu bekerja di luar rumah dan memercayakan anak pada orang ketiga berarti tidak sayang anak misalnya :p.
Dengar ada istri yang kebetulan tidak punya penghasilan sendiri ditinggal kawin sama suami dan disia-siakan langsung ribut menyarankan perempuan HARUS bisa nyari duit sendiri hehehe.
Jangan yaaaaaaaa :D. Dunia ini tidak hitam putih saja. Faktornya buanyaaaaaakkkk.
Walau saya setuju juga dengan pendapat yang mengatakan, “The sense of independence and security is very sweet.”
Tapi kemerdekaan sesungguhnya itu termasuk kebebasan MEMILIH ^_^.
Anyway, setelah menikah, namanya istri ya harus kerja sama dan konsolidasi paling penting dan utama ya sama suami dong :D. Kalau sibuk mikirin apa kata orang atau apa yang lagi nge-trend di timeline media sosial :p, waduh, enggak ada kelarnya, Cuy. Hawanya pengin bela diri aja terus hahahaha.
Rebut hati suami kan macam-macam caranya. Ada lho itu orang yang saya kenal yang walau istrinya rempong, enggak kerja, cerewet pula. Tapi sang suami tetap setia pada yang bersangkutan. Konon, karena dia enggak bisa makan kalau bukan istrinya yang masak! :D. Urusan perut boooo ^_^.
Tapi jangan lantas patah semangat yang enggak terlalu lihai di dapur. Ada juga tipe suami yang tidak terlalu fokus sama hasil tapi selalu menghargai apa pun yang dimasak oleh istri tercinta *pelukSuamiSendiri* <3.
Setiap rumah tangga, kepribadian orang-orang yang ada di dalamnya kan beda-beda. Ada suami yang bangga istrinya ikut bekerja, ada suami yang justru meminta istri enggak perlu banyak cing cong urusan cari duit hehehe. Ada istri yang memang bawaannya enggak bisa “diam” di rumah, ada yang memang merasa asyik-asyik saja walau dari pagi sampai malam seputaran dapur-kamar-ruang tamu aja urusannya. Tentunya …plus facebook! Hahahahaha :p.
Gak apa-apa. Yang mana-mana sajalah. Ngomongin resiko ke depan ya semua juga ada resikonya. Be prepared :). Dunia toh berputar terus. Hari ini yang pilihan sono yang naik daun, besok-besok pilihan sini yang dipuja-puja. Namanya juga manusia :p. Apalagi kalau patokannya dunia maya. Labil abis lah pokoknya :D.
Tapi adalah benar kalau gini-ginian lebih rempong rasanya jadi perempuan ketimbang jadi laki-laki hehe.
“The great question that has never been answered, and which I have not yet been able to answer, despite my thirty years of research into the feminine soul, is ‘What does a woman want?’ ” -Sigmund Freud
Let’s be the one we want without over thinking what others should say, yes? ;).
Walau dalam perjalanannya, bolehlah sekali-sekali kita kita merasa tersinggung dan tersentil dengan pendapat orang lain. Secukupnya saja :D. Bolehlah kadang-kadang terasa iri. Dalam hati saja, jangan sampai meledak ke mana-mana hehe.
As they said, peace comes from within. Yang paling dasar tentu berdamai dengan diri sendiri dulu :).
Have a nice weekend, Ladies <3.
***
View Comments (3)
ulasan nya cerdas bgt mba Jihan..
salutt *kedipkedip berbinarr*
berat juga ya jadi wanita yang sesungguhnya
harus berjuang sendiri sblm mendapatkan pangeran nya
Saya juga ga terlalu pinter masak. Dan suami asik2 aja hehe. Alhamdulilah?