Kemarin, 17 Maret, ada perayaan khas yang dirayakan oleh masyarakat Irlandia tiap tahunnya. Saint Patrick’s Day! ^_^
Penduduk Irlandia yang bermukim benar-benar di negerinya, jumlahnya kurang dari 5 juta jiwa. Namun, konon ada lebih dari 10 juta jiwa bangsa Irlandia yang merantau ke belahan dunia yang lain.
Umumnya orang-orang Irlandia merantau ke Amerika Serikat, Kanada dan Australia. Naturally, nyarinya negara-negara yang sama-sama berbahasa Inggris. Nyadar enggak sih, walau dijadikan bahasa internasional, negara-negara menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa nasional itu bisa dihitung jari. Di Eropa saja, setahu saya cuma ada 2 : UK dan Republik Irlandia.
Ke UK entah kenapa orang Irlandia agak kurang tertarik :p. Mungkin karena ‘taraf hidup’ agak-agak mirip sih ya. Nanggung kalau ke sana hehehe.
Juga, (mungkin lagi nih ya :D) ada sedikit tersisa ‘sentimen’ masa lalu. Mengingat tanah Irlandia di bawah ‘penjajahan’ kerajaan Inggris selama kurang lebih 8 abad.
Salah satu sejarah kelam bangsa Irlandia adalah kelaparan terbesar akibat kegagalan panen kentang yang melanda negeri di pertengahan abad ke-19. Kelaparan skala nasional ini membuat penyakit merajalela berimbas ke tingginya angka kematian.
Saat inilah, banyak orang Irlandia nekat melarikan diri dari negerinya. Saat itu, tanah Amerika dianggap sebagai tanah harapan. Jaraknya juga terhitung “dekat”. Dengan menjadi penumpang gelap di kapal-kapal pengangkut, para pengungsi Irlandia ini berlayar pergi mencari peruntungan lain di Sang Benua Baru. Sebagian besar mendarat di wilayah utara Amerika Serikat.
Soal kelaparan dan penyakit berat, Eropa sudah kenyanglah :p. Mulai dari pertumpahan darah karena pertikaian merebut kekuasaan, sudah baca sejarah “perang 100 tahun” antara Inggris vs Perancis? Sampai ada generasi di kala itu yang seumur hidupnya, lahir dan besar di suasana perang.
Dilanda wabah penyakit dan kelaparan yang konon menghabisi sekitar 2/3 jiwa penduduk Eropa saat itu. Hingga serunya perselisihan Katolik vs Protestan. Di abad modern, abad ke-20 pun, dua perang besar dunia, terjadinya di mana? :p. Di Eropa, Kakaaaaaaa :D.
Coba tebak, yang suka bikin onar di PD 1 dan PD 2. Jerman! :p. Sehancur-hancurnya mereka pasca PD 1 dan takluk pada sekutu di penghujung PD 2, sekarang, Jerman adalah negara “terkuat” di Eropa. Ekonominya paling kokoh, penduduknya juga paling banyak (seEropa), not mention SDM nya yang keren-keren (katanya) :D.
Siapa bilang benua yang mungkin kini bisa dibilang benua paling makmur di bumi ini senang-senang terus hidupnya? Selalu ada harga yang harus dibayar ;).
Back to tempat ngibritnya pengungsi Irlandia tadi, tanah Amerika.
Kalau melihat sejarahnya, istilah “American Dream” memang tidak asal comot. Di abad-abad kegelapan Eropa, saat anti semit demikian marak di Benua Putih, banyak orang Yahudi yang dipaksa meninggalkan Eropa. Sebagian besar dirujuk ke tanah Amerika.
Salah satu kelebihan orang Yahudi … selain konspirasi tentunya (hahahahahahaha), adalah daya juang mereka yang terkenal tinggi. Di tanah baru itulah, mereka kembali menebar bibit harapan, berjuang menyesuaikan diri dan mungkin akhirnya berhasil menjadi pemenang
Perselisihan Katolik vs Protestan juga memaksa sebagian kalangan Protestan, sebagai penantang baru di Eropa saat itu, harus angkat kaki dari Eropa. Ditambah dengan pengungsi Irlandia yang kelaparan dan hendak menyemai benih hidup yang lebih baik, komplit sudah tanah Amerika dipenuhi oleh orang-orang buangan hahahaha.
Layar sudah terkembang, sudah tidak ada jalan kembali. Apa mereka mengeluh dan mewek-mewek di tanah baru? Nangis-nangis enggak tahu mau ngapain? :p. Meratapi nasib di Facebook? Eh, dulu belum ada deng hahahahaha. Ya tidak ada pilihan lain selain “melawan” dan menentukan nasib hidup sendiri. Mungkin … berkat “perlawanan” orang-orang buangan inilah, negeri super power ini akhirnya tercipta!
Di sisi lain, kebangkitan sang Benua Baru harus diiringi kepedihan suku asli yang tersisih oleh para pendatang :(. Oh well … selalu ada 2 sisi mata uang :).
Situ kira, sim salabim! Amerika Serikat ujug-ujug jadi negara super power. Ya kalau seperti kalian sekarang, yang dikit-dikit mengeluh, dikit-dikit curhat, ya mungkin enggak akan mereka seperti sekarang hahahaha.
Untuk menantang perbudakan yang marak di belahan selatan, ada perang sipil yang harus dihadapi Lincoln. Ada banyak nyawa yang harus dikorbankan saat Konfederasi mengobarkan genderang perang melawan The Union selama 4 tahun.
“Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
(yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir.” [QS. Al-Balad :12-16]
Apa selesai perjuangan kaum kulit hitam pasca The Union berhasil memaksa Konfederasi menyudahi perlawanan di tahun 1865? Belum. Masih butuh banyak korban jiwa dan perjuangan heroik seorang Marthen Luther King, seorang pendeta yang akhirnya mengabdikan akhir-akhir tahun kehidupannya untuk memperjuangkan persamaan hak bagi kaumnya. Seperti Lincoln yang mati terbunuh, King juga mengakhiri hidupnya dengan cara yang sama.
Jalan panjang nan tidak selalu mulus harus dilewati negara-negara di Eropa dan Amerika bagian utara untuk merebut predikatnya sekarang sebagai negara-negara maju dunia :). Termasuk Irlandia. Yang harus melewati ratusan tahun penjajahan, sampai kudu kabur melarikan diri ke Amerika saat kegagalan panen menghabisi nyawa banyak penduduk.
That’s why, banyak kota-kota besar di belahan utara Paman Sam ikut merayakan gegap gempitanya Saint Patrick’s Day tiap tahun. Dijadikan hari libur juga, lho. Misalnya di Kota Boston :D.
Di Australia juga begitu. Banyak kota-kota di sana yang ikut berselimutkan warna hijau dan oranye, setiap tanggal 17 Maret tiap tahunnya :).
Gimana? Seru tidak petualangan masyarakat Eropa dan US melewati berabad-abad kegelapan sebelum bisa menjadi seperti sekarang ini :D.
Hidup itu tidak bisa dihadapi dengan keluhan. Mana ada orang yang sukses model begitu? Yang mudah tunjuk sana tunjuk sini atas segala kemalangan yang menimpa mereka? ;).
Suka tidak suka, harapan untuk hidup lebih baik, kesejahteraan seluruh negeri juga mau tak mau bergantung kepada kesuksesan pemerintahan kita :). Dan apakah ada gunanya kalau mereka sibuk berjuang, situ sibuk maki-maki? Begitu cara kalian menunjukkan kecerdasan dan kekritisan kalian? Segitu doang? :p.
Mengeluh memang mudah. Nyuruh ini itu, minta ini itu, menuntut anu anu, salahkan sana sini, tidak perlu mengerti masalahnya apa, tidak perlu mencari tahu solusinya gimana. Pokoknya mengeluh saja. Gampang ^_^.
Tapi sebenarnya ada pilihan lain kok ;).
Mari menjadi bagian dari solusi. Kalau tak bisa, doakan saja yang terbaik untuk negeri kita tercinta :). Tak hanya di saat langit tengah cerah – surya bersinar gagah, tapi juga saat awan gelap serasa memenuhi seluruh jarak pandang kita.
“TULISKAN DENGAN AKSARA-AKSARA API DI ATAS BENDERA YANG TELAH DIKIBARKANNYA. SEHINGGA TERANG BISA TERBACA DI SAAT TERANG, DAN LEBIH TERANG LAGI DI SAAT RINTANG-RINTANGAN YANG GELAP GULITA!”
(Bung Karno, Perebutan Irian Barat 1960)
Di saat benderang, pun saat gulita yang datang … tetaplah berharap yang baik-baik ;).
View Comments (1)
semangaaat....not that easy though, karena memang masih perlu penyesuaian, termasuk kami-kami :). Tapi perjuangan masih panjaang :)..Btw, St. Patrick's Day di sini diisi dengan orang-orang yang tiarap karena mabuk :)