X

Solusi Hidup Sehat ala Food Combining

Food Combining sering disingkat sebagai FC. Bukan football club :P.

 

Biarpun tidak suka memusingkan penampilan, saya termasuk sangat peduli dengan berat badan. Sewaktu usia 20-an alasannya cetek saja, sih. Iri dengan teman-teman berbadan mungil yang bisa sepuasnya membeli baju-celana model paling in di Melawai (waktu itu Melawai blok M masih hits :P). Baju-bajunya murah meriah, tapi sayang…rata-rata ‘all size’! Ujung-ujungnya duit, hahahahahaha.

Dari dulu, saya anti sekali dengan yang namanya obat-obatan, teh-teh an, dan produk pelangsing buatan lainnya. Saya ingin berbodi langsing (langsing bukan kurus!) tanpa efek samping. Biarpun banyak produk buatan ini yang menjanjikan jaminan alami dan bla bla bla. I never trust any of them.

Saya percaya 2 hal untuk pengaturan berat badan : olahraga + pengaturan pola makan! Tidak kurang, tidak lebih :).

Metabolisme Lebih Optimal di Usia Muda

Mendisiplinkan olahraga secara rutin tidak perlu mahal, lho. Masih ingat acara Primaraga di ANTeve yang tayang tiap hari pukul 6 pagi! I only need a pair of shoes dan bangun lebih pagi, kebiasaan yang tidak pernah saya tinggalkan dari gadis hingga kini.

Prima Raga ANTV (sumber : www.veengle.com)

Pola makan tidak macam-macam. Simpel saja. Tinggal mengurangi porsinya, tanpa mengurangi frekuensi makan. Saya memang pantang menghindari makanan apa pun, kecuali ada efek alerginya buat saya. Tiap makanan alami memiliki kandungan gizi masing-masing. Jadi, dari dulu tidak pernah menganut diet rendah kalori, diet tinggi protein, dan diet-diet lainnya. Saya juga takut mengurangi waktu makan.

Mungkin karena faktor usia dan sangat disiplin berolahraga, waktu kuliah tak begitu sulit menurunkan berat badan. Begitu pun saat mulai bekerja. Awal bekerja, puas-puasin makan enak. Terbiasa dengan uang saku pas-pasan, dapat gaji jutaan rasanya bagai dapat durian runtuh hehehehe. Tapi langsung menyadari berat badan yang mulai tak terkendali. Untunglah dekat kantor ada gym ( yang murah :P). Mulailah mengenal gym sejak saat itu.

Terus kapok deh. Sejak itu terus menjalani pola makan yang tidak berlebihan. Sekali-sekali mangkir. Tapi begitu berat mulai melenceng, langsung balik ke jalur ‘aman’. Gampanglah saat itu menurunkan berat badan. Hamil pun, sesuai saran dokter (baik yang di Jakarta dan di Jeddah), kenaikan berat badan cuma 9 kg saja. Untuk perempuan dengan berat badan normal sebelum hamil, maksimum kenaikan seharusnya 12 kg saja. Di atas itu, hati-hati dengan ancaman tekanan darah tinggi yang menjurus ke diabetes. Ini kata dokter, lho, ya ;).

Setelah hamil ke-2 inilah, semuanya buyar pelan-pelan. Melahirkan Narda memang di usia 31 tahun. Metabolisme tidak seoptimal usia 20-an. Diperparah dengan saya yang memang dari dulu tak suka sayur dan buah.

Sudah berusia diatas 30, anak sudah 2, saya tidak terlalu pusing lagi dengan berat badan. Ditambah lagi hidup di Saudi dalam dekapan abaya sehari-hari, benar-benar melenakan :D. Tiap berkaca rasanya langsing-langsing saja.

Lalu, mulai deh diserang migrain secara rutin. Dulu memang saya termasuk gampang masuk angin. Lalu, setelah usia 30 an makin parah. Langganan antangin plus minyak angin. Maklum, hidup jauh dari keluarga tanpa tangan kedua. Mau tak mau tiap bangun pagi, pusing enggak pusing, harus tetap ‘ngantor’ :P. Minyak angin teman setia dari pagi hingga malam.

Puncaknya ketika melihat hasil tes darah di lab. Kolesterol saya mencapai 202. Masih normal memang. Tapi sudah menyentuh batas atas dan kena warning. Padahal berat badan belum berlebih.

Saya mulai sadar lagi dan kembali ke prinsip dulu. Mengurangi porsi makan. Mulai lagi memaksa diri makan sayur dan buah. Sehabis makan, makan buah. Malah begah dan kadang-kadang sudah tidak kuat. Sebelum makan hajar buah, malah rasanya perut jadi aneh. Boro-boro berat badan turun, malah adanya lapar melulu. Dan berat badan terus naik, perlahan tapi pasti.

Mulai giat berlari lagi, aktifitas yang rutin saya lakukan dulu. Sehabis lari, beberapa jam kemudian pasti masuk angin parah dan migrain menjadi-jadi. Biarpun tidak separah pas lari, saat pilates pun saya sering pusing-pusing setelahnya.

Tentu saya tak mengubah prinsip. Saya tetap pantang menjalani diet rendah kalori, diet tinggi protein, dan teman-temannya. Saya takut malah jadi sakit.

Saya mulai pasrah, “I’m getting older. Terima saja.”

Berkenalan dengan Hidup Sehat ala Food Combining

Mulai tahun 2013, saya punya resolusi baru. Ingin hidup lebih sehat. Berusaha mencari formula yang tepat via google. Bagaimana caranya mengkonsumsi segala jenis makanan dengan tepat tanpa perlu menghindari kandungan gizi tertentu. Rasanya sudah cukup banyak browsing yang dilakukan, belum juga ketemu konsep yang cocok.

Betul kata Ustaz Salim A. Fillah, kadang jawaban atas usaha kita datangnya dari arah yang tidak disangka-sangka. Google tak juga memberikan jawaban yang memuaskan, ternyata informasinya datang dari seorang teman, Linda hehehe. Di waktu yang tidak terduga via obrolan iseng. Lesson learned : keep trying, never give up, you’ll find a way somehow :D.

Tiap kamis pagi biasanya ada kegiatan “Thursday Morning Run”. Tanggal 10 januari, obrolan santai sehabis berolahraga adalah tentang pola makan.

Ucapan Linda yang berbekas waktu itu, “Ini dietnya enak, lho. Boleh makan sampai kenyang. Terus boleh makan nasi pakai tempe pakai sambal pakai terong.” Yayyy, it’s my favorite meal!

Pulang ke rumah, langsung browsing. Memainkan jemari di situs Mbah Google dengan kata kunci : “Food Combining.” Banyak sekali ternyata informasinya. Saya melahap teori-teorinya, tanpa sadar ikut mengangguk-angguk sembari membaca. Saya langsung merasa cocok.

Biarpun tidak suka buah dan sayur. Saya langsung yakin kalau niat pasti bisa menjalaninya.

Memulai sama dengan 50% menyelesaikan. Hari kamis saya pelajari konsepnya, via googling saja, sih. Besoknya, hari jumat, langsung praktik. Tidak pakai pemanasan :D. Tanggal 11 Januari, hari pertama FC saya.

Saya percaya konsepnya. Sesuai pula dengan keyakinan saya selama ini. Bahwa, pola makan memang harus alami, yang ternyata merupakan salah satu konsep dasar FC.

Apa salahnya mencoba? Kalau ternyata kurang cocok ya tinggal berhenti saja, kan?

Prinsip Dasar Food Combining 1 : Pola Makan Mengikuti Pola Pencernaan

Tak ada pantangan apa pun dalam FC. Menurut para ahli, baik karbohidrat, lemak, maupun protein, semuanya dibutuhkan oleh tubuh.

Tapi sistem pencernaan kita perlu kondisi-kondisi khusus untuk bekerja lebih optimal. Nah, pengaturan pola makan ala FC didasarkan pada cara kerja sistem pencernaan kita. Jadi, tak ada ukur-mengukur kalori dalam FC.

Sistem pencernaan bekerja tanpa henti di tiap siklusnya selama 24 jam.

Pukul 12.00 – 20.00 : Kegiatan utamanya adalah pencernaan / pengolahan makanan.

Pukul 20.00 – 04.00 : Kegiatan uatamanya adalah penyerapan makanan.

Pukul 04.00 – 12.00 : Kegiatan utamanya adalah proses pembuangan.

Untuk efisiensi, kita perlu menyesuaikan makanan yang masuk ke dalam sistem pencernaan sesuai dengan pola kerja sistem tersebut. Catat pula bahwa sistem pencernaan merupakan salah satu sistem tubuh yang memerlukan energi yang paling besar.

Pukul 4 pagi hingga jam 12 siang terjadi fase pembuangan. Energi yang diperlukan untuk fase pembuangan sudah cukup besar. Jangan mengganggu kinerja pencernaan kita dengan mengkonsumsi makanan berat. Maka, di jam-jam seperti ini, sarapan dengan konsumsi buah-buahan adalah yang paling efisien.

Wah, sakit perut dong nanti. Bisa lemas, tuh. Itu pun sempat menjadi keraguan saya. But, you never know if you don’t try ;). Buah-buahan termasuk jenis makanan yang sangat cepat dicerna dimana sistem pencernaan kita tidak membutuhkan energi yang besar untuk melakukannya. Karena cepat dicerna, rasa kenyang cepat datang. Kalau lapar lagi, makan buah-buahan lagi. Pastikan buahnya segar, matang tapi tidak busuk, dan telah dicuci bersih.

Yummy 😀 (sumber : www.fruitsinfo.com)

Saya sudah membuktikannya 16 hari ini, buah-buahan terbukti ampuh untuk menjamin pasokan energi hingga jam 12 siang. Sebagai Ibu Rumah Tangga, jam-jam segini ‘kerjaan kantor’ lagi padat-padatnya, lho hehehehe. Jangan takut lemas dan jangan menahan lapar! Kalau lapar, hajar buah lagi. Dan beri jeda 15 menit untuk mengkonsumsi jenis buah lainnya.

Untuk hari pertama hingga ketiga, kalau belum terbiasa, silakan makan siang di jam 10 pagi. Insya Allah setelah hari ketiga, bisa mengikuti pola yang benarnya :).

Jam 12 siang, saatnya mengisi perut dengan makanan lebih berat. Ini adalah fase pencernaan dan pengolahan. Mengenai menunya kita bahas di topik selanjutnya, ya.

Beri jarak antara 2 makanan berat minimal 4 jam. Setelah 4 jam, enzim-enzim pencernaan akan kembali bekerja secara optimal. Tapi usahakan makan malam setelah pukul 18.00, agar malamnya tidak terlalu lapar hehehe. Di sela-sela makan siang dan malam, silakan konsumsi cemilan sehat seperti rujak sayur, rujak buah, kacang-kacangan (sanggrai jangan digoreng), dsb.

Setelah pukul 8 malam, jika masih lapar, hajar buah lagi. Ingat, fase penyerapan pun butuh energi yang tidak sedikit. Jangan membebani sistem pencernaan dengan malahap beberapa potong ayam atau makan mie goreng!

Pola pencernaan pun akan efektif bila kondisi Ph (derajat keasaman) berada di titik 7.5 – 7.8. Ingat kan ya, angka Ph berkisar dari 1 hingga 14. Makin mendekati 1 berarti makin asam. Makin mendekati 14 berarti basa. Berarti, tubuh memerlukan kondisi cenderung basa agar sistem pencernaan bekerja lebih optimal.

Hanya ada 2 jenis makanan yang bersifat basa, sayur-sayuran segar dan buah-buahan segar. Maka dari itu, sekitar 60-70% santapan harian kita harus terdiri dari kedua jenis makanan pembentuk basa ini. Sinkron kan dengan teori makanan sehat yang sering kita dengar? :).

Prinsip Dasar Food Combining 2 : Kombinasi Makanan Serasi

Tulisan ini berdasarkan beberapa literatur di internet dan buku yang ditulis oleh Ibu Andang, salah satu pelopor Food Combining di Indonesia. Saya tentu tak bisa terlalu detail. Dijitak Ibu Andang nanti hehehehe.

Karbohidrat – protein – lemak disebut zat gizi makro karena diperlukan tubuh dalam jumlah besar untuk pemenuhan gizi kita. Hampir semua makanan mengandung ketiga unsur ini tapi dalam proporsi tiap unsur yang berbeda.

Secara alami, dalam tiap jenis makanan hanya terdapat satu unsur gizi makro yang dominan. Selaras dengan sistem pencernaan yang tidak memiliki kemampuan untuk mencerna optimal lebih dari satu zat gizi makro yang dominan.

Langsung paham, dong, maksudnya. Nasi, yang didominasi oleh karbohidrat tidak seharusnya dikonsumsi bersamaan dengan ayam goreng dan protein hewani lainnya, yang memiliki kadar protein tinggi.

Apa? Tidak boleh makan daging? Apa jangan makan nasi? Boleh, Kakaaaakkk :).

Yang tidak boleh adalah melahapnya dalam satu waktu makan yang sama. Jadi, jika siang kita mengkonsumsi nasi, jangan pakai protein hewani. Malamnya barulah kita bebas icip-icip ayam atau sapi atau telur, dll. Bisa juga ditukar. Siangnya makan protein hewani, malamnya menyantap karbohidrat.

Nasi memang kurang serasi dengan protein hewani. Tapi nasi (dan pati-patian lainnya) serasi dengan protein nabati (tahu – tempe – jamur, dll). Jadi, jangan takut bakal disuruh menyantap nasi saja. Silakan ditambahi dengan tahu-tempe goreng/bacem plus sambel *nelenLudah*.

Makan malam pun boleh mengkombinasikan protein hewani dan protein nabati. Boleh lho, bikin capcay ayam pakai tahu.

Jangan lupa pula jika tiap-tiap protein hewani memiliki kadar proporsi lemak dan protein yang berbeda-beda. Usahakan dalam satu waktu makan hanya mengkonsumsi satu jenis protein hewani. Kalau makan ayam, enggak perlulah pakai daging sapi lagi. Atau sebutir telur rebus tidak usah dicampur dengan daging ayam. Hemat uang belanja, bukan? Hihihihihi. UUD lagi, deh :P.

Bagaimana dengan sayur? Sudah disebutkan di sub judul sebelumnya bahwa sayur dan buah ini haruslah merupakan aktor utama dalam konsumsi makanan kita sehari-hari. Baik makan siang dan makan malam, sayur tak boleh absen. Dan ingatlah, porsinya harus lebih banyak daripada karbohidrat dan protein utama. Minimal sama.

Sayangnya sayur dan buah bukan kombinasi serasi. Makanya pagi hari, silakan makan buah-buahan sepuasnya (kecuali pisang, durian, alpukat, dan nangka), tanpa mencampurnya dengan sayur-sayuran.

Kenapa? Temukan jawabannya lebih lanjut di bukunya Ibu Andang, ya ;). Banyak pula kombinasi serasi dan tidak serasi lainnya yang bisa ditemukan dalam buku ini. Lengkap dengan alasannya masing-masing. Saya kasih deh sedikit contekan : spaghetti dan saos tomat ternyata a big no-no!

Okelah, sedikit contekan lagi. Pati dan pati ternyata pasangan yang serasi. Jadi, boleh mengkonsumsi perkedel kentang dan nasi. Tapi ingat, perkedel kentangnya jangan diberi daging dan telurnya sedikiiitttt saja ;).

Prinsip Dasar Food Combining 3 : Makan Perlahan dan Mengunyah Lama

Katanya boleh makan sebanyak mungkin dalam FC? Memang boleh. Tapi aplikasikan pula prinsip ke-3 ini : makanlah dengan perlahan, jangan terburu-buru. Kunyah makanan hingga benar-benar lumat dan terasa bercampur penuh dengan air liur.

Mulut merupakan salah satu bagian dari sistem pencernaan. Air liur kita menghasilkan enzim-enzim tertentu dalam membantu proses pencernaan. Melumat makanan dari kasar menjadi halus pun memang fungsi utama gigi dan lidah.

Efek lain yang saya rasakan adalah, kita jadi mudah kenyang. Prinsip ke-3 ini akan mencegah kita makan secara berlebihan. Tuh kan, tidak perlu sibuk menakar ini itu. Semua prosesnya berlangsung alami :).

Hindari Makanan Rendah Energi

Rendah energi belum tentu rendah kalori. Yang dimaksud rendah energi adalah kandungan gizinya kurang bagus dan kombinasinya tidak serasi. Makanan fastfood adalah salah satunya. Enggak boleh sama sekali, nih? Boleh, dong. Tubuh memiliki toleransi untuk pencernaan makanan rendah energi, kok. Asal jangan sering-sering. Lebih bagus lagi kalau diminimalkan sebisa mungkin.

Fast Food (sumber : www.fitchicktricks.com)

Cemilan-cemilan asin dan gurih juga termasuk makanan rendah energi. Begitu pula tepung terigu dan semua turunannya. Oh noooo…  Jangan stres dulu, dong. Boleh dikonsumsi. Tapiiiiiiii… sekali-sekali saja ;). Atau kalau mau manfaatkan tepung yang lain seperti : tepung beras, sagu, jagung, dsb.

Tepung terigu mengandung gluten. Dimana tubuh memerlukan 3×24 jam untuk mengolah si gluten ini. Kasihan kan sistem pencernaan kita jika tiap hari dijejali si gluten ini.

Beras putih pun kalau bisa diganti dengan beras merah. Ini sih saya juga belum bisa hehehehe. Setahap demi setahap :).

Bagaimana dengan susu sapi?

Susu sapi memang memiliki kandungan ketiga unsur makro dengan komposisi yang hampir sama besarnya. Jadi, susu hewan kurang tepat untuk sistem pencernaan manusia. Berbeda dengan ASI, yang didominasi oleh karbohidrat.

Kurangilah mengkonsumsi susu sapi. Takut kekurangan kalsium? Kalsium juga bisa didapatkan dalam jumlah cukup dari : brokoli, ikan salmon, kacang-kacangan, tofu, dll.

FC juga menganjurkan kita untuk mengkonsumsi berbagai jenis makanan. Makin bervariasi makin bagus karena kandungan gizi tiap jenis makanan berbeda-beda proporsinya. Tapi tetap dengan menganut prinsip-prinsip dasar FC lainnya, ya :).

Kontroversi Seputar FC

Beberapa pihak mengklaim FC ini bertentangan dengan prinsip “4 Sehat 5 Sempurna.” Masa iya?

Kalau diteliti lebih cermat, FC sangat mendukung prinsip 4 sehat ini. Kecuali susu sapi yang diyakini kurang cocok untuk sistem pencernaan manusia. Tapi kan banyak pengganti kalsium lainnya. FC pun mematuhi prinsip-prinsip pemenuhan gizi dalam tubuh karena sama sekali tidak menghindari baik karbohidrat, protein, maupun lemak.

FC meyakini bahwa semua jenis zat gizi akan bsaling bekerja sama dalam tubuh. Tapi, sinergi hanya akan terjadi JIKA MAKANAN INI TERSERAP DENGAN OPTIMAL dalam tubuh. Setelah diserap dan dicernalah baru terasa manfaatnya oleh tubuh. Jadi, apa gunananya makan banyak makanan bergizi tapi tak terserap sempurna oleh sistem pencernaan kita?

Belum lagi, penyerapan yang tidak sempurna akan menghasilkan residu atau sisa-sisa makanan. Kelak, sisa-sisa ini jika terus menerus menumpuk akan menjelma menjadi penyakit serius.

Ingat, dalam FC, dalam satu hari kita tetap harus mengkonsumsi semua jenis makanan dari berbagai jenis. Waktu makan dan kombinasinya yang diatur. Jadi, kurang tepat jika dikatakan bertentangan dengan prinsip 4 sehat 5 sempurna.

Para pakar FC juga menanggapi rasa skeptis pihak lain dengan tantangan sederhana, “Sebaiknya dicoba dulu dan rasakan manfaatnya.”

Hasil FCnya? Pelaksanaannya?

Waktu membaca testimoni para ahli pendukung FC (mereka kesemuanya mempraktikkan terlebih dahulu) dan orang-orang biasa yang juga menerapkan FC, saya pesimis. Masa iya turun langsung berkilo-kilo dalam tempo sebulan? Terus katanya tetap segar dan malah makin sehat. Lebay amat.

Bukan sulap bukan sihir. Benar lho, hanya dalam tempo 3 hari menjalani FC, migrain saya berkurang secara drastis. Setelah 4 hari sudah hilang sama sekali.

Karena pola makan yang (katanya) mengefisienkan sistem kerja pencernaan ini, maka ‘serangan pertama’ pastilah ke daerah perut. Tidak berlebihan teori ini. Perut buncit saya yang sudah saya pasrahkan (padahal saya pilates tiap hari) mengecil perlahan-lahan awalnya. Dalam tempo 3 hari pun ikut berkurang drastis.

Hidup lebih sehat adalah tujuan utama saya dan memang hasilnya memuaskan hanya dalam hitungan hari. Perut ikut kendur adalah bonus pertamanya. Bonus kedua, penurunan berat badan hingga 4 kg dalam tempo 16 hari. Seminggu pertama malah drastis, langsung terpangkas 2,5 kg.

Sekali lagi, bukan sulap bukan sihir. Masuk angin? Seperti migrain, masuk angin pun lenyap. Setelah seminggu berFC, saya cukup ragu ingin lari pagi di kamis pagi seperti biasa.

Saya takut hanya mengandalkan buah-buahan sebelum berlari. Dari rumah saya membekali perut dengan sebutir telur rebus dan 2 potong tempe goreng. Alhamdulillah, sanggup berlari sejauh hampir 4 km pagi itu. Setelahnya pun tetap bugar. Bahkan, sore hari ikut piknik ‘membedah gurun’ bersama teman-teman hingga malam hari.

Katanya biar tidak bosan, dalam menjalani FC, ambillah hari libur. Dalam seminggu, 5 hari full FC, 2 hari libur, makan seperti biasa (tidak perlu memperhatikan kombinasi makanan serasi).

Saya tidak mengambil libur sama sekali. Tapiiiii, dalam seharian saya tidak selalu 100% FC. Sering juga cemilan sore saya makan donat. Atau ngemil halawa, cemilan khas Arab favorit saya. Tapi porsinya tidak seperti dulu.

Dulu saya sanggup menghabiskan 4 potong donat jumbo dalam 5 menit saja. Makan halawa coklat  bisa sekaligus 10 sendok makan tanpa henti. Saya penggila makanan manis dan penggemar berat coklat :D.

Sejak rutin menjalankan hidup sehat ala food Combining, sekali ngemil, cukup setengah atau 1 potong donat. Halawanya cukup 1-2 sendok makan. Tetap nikmat juga ;).

Masih Perlukah Berolahraga?

Pastinyaaaaa :D.

Berolahraga sebenarnya lebih ke arah peningkatan stamina dan kebugaran. Dan kalau Anda seambisius saya, yang sedari dulu nyaris tidak pernah meninggalkan kebiasaan ini, olahraga berfungsi untuk menjaga postur dan mengencangkan tubuh.

Sejak 5 bulan terakhir ini, pilates adalah rutinitas harian saya. Ringan saja, kok. Sekitar 20-30 menit sehari. TIdak pakai alat. Hanya modal matras dan gerakan-gerakannya nyontek dari situs Youtube saja. Saya mah pantang yang mahal-mahal hihihihihi

Rasanya sudah tidak kuat beraerobik high-impact seperti Zumba yang rutin saya lakukan beberapa waktu lalu. Usia sudah memasuki 33 tahun tepat 2 januari tahun ini. Tahu dirilah. Saya bukan atlet hehehehe.

Sejak dahulu, biarpun terlihat kecil. berat badan saya normalnya di kisaran 49-50 kg dengan tinggi badan 158 cm. Sewaktu masih bekerja, saya punya teman yang tingginya sama dengan saya, tapi ukuran celana kami berbeda satu nomor. Dia menggunakan nomor yang lebih besar. Badannya pun sekilas terlihat lebih besar daripada saya. Tapi berat badannya cuma 48 kg, saya 50 kg saat itu. Dia protes menuduh saya sengaja menaikkan angka berat badan. Idih, buat apaaaaa??? hehehehe.

Baru-baru ini seorang teman juga protes. Mengapa berat badannya cuma 1 kg lebih berat daripada saya, padahal saya terlihat jauh lebih kecil. Tinggi badan kami tak jauh beda. Malah mungkin dia lebih tinggi daripada saya.

Ternyata olahraga juga akan mengubah massa lemak menjadi massa otot. Dimana massa otot lebih berat daripada lemak. Melakukannya ya harus teratur. Kontinuitas memegang peranan penting, jauh lebih penting daripada durasi waktunya. Tidak terlalu berpengaruh Anda berlari di atas treadmill selama satu jam penuh jika melakukannya cuma kadang-kadang atau tidak teratur.

Intinya olahraga akan membuat badan lebih padat.

Pakai abaya tidak menghalangi niat olahraga 😉

Menghadapi Lingkungan

Nah, dalam pergaulan sehari-hari, pasti ada saja acara kumpul yang biasanya bertaburan makanan hehehe. Makan saja seperti biasa. Toh, tidak tiap hari, kan? Begitu pula jika ada kawinan atau harus bertamu di jam makan. Ingat konsep FC, tidak ada pantangan ;). Asalkan jangan jadi kebiasaan. Besoknya atau setelahnya, segera mengembalikan pola makan sesuai prinsip FC.

Lalu, pasti ada juga komentar-komentar nyinyir seperti, “Duhhhhh, gue sih males ya menyiksa diri kayak gitu. Mending nikmatin hidup makan enak-enak sepuasanya.” Atau seperti ini, “Gue mah mana sanggup gak makan pakai nasi. Mbok ya hidup jangan dibikin susah.”

Jangan sensi. Santai saja :D. Kalau kurang nyaman, segera tinggalkan percakapan. Dengan cara yang sopan tentunya. Kalau ada teman yang mulai menyindir dengan tajam, saya biasanya undur diri dengan alasan pengin pipis hehehehe. Selama tidak merugikan siapa-siapa, keep on moving ;).

Makanan enak memang salah satu ‘surga dunia’. Tapi siapa yang berani menampik bahwa kesehatan adalah anugerah terindah dari Tuhan yang tidak akan terbeli oleh uang? :). Jangankan cuma makanan enak, dengan tubuh sehat masih banyak hal yang enak-enak lainnya yang bisa kita nikmati dengan leluasa.

***

Ternyata bukan cuma pakar-pakar kesehatan dunia barat yang menganut metode ini. Rasulullah SAW pernah bersabda dalam sebuah hadis yang mengatakan bahwa sebagian besar penyakit berawal dari perut. Saya kurang tahu apakah ini hadis yang sahih atau bukan. CMIIW.

Konsep FC sangat mendukung hal ini. Dimana pusat perhatian dari pola hidup sehat ala Food Combining adalah urusan PERUT :D.

Sebagai muslim pun kita harus tetap mengingat bahwa pola hidup sehat mana pun hanyalah sebuah bentuk ikhtiar. Hasil akhirnya tetap dengan campur tangan kuasa Allah. Jika dalam pola hidup sehat ala Food Combining, kombinasi pati + sayur atau protein hewani + sayur adalah kombinasi serasi, maka untuk umat muslim, kombinasi IKHTIAR + DOA adalah kombinasi serasi dalam menjalani hidup dalam keadaan apa pun :).

Saya menuliskan ini berdasarkan ikhtiar saya untuk hidup lebih sehat dengan menjalani pola hidup sehat ala  food combining  selama 16 hari ini. Hari ini yang ke-17 :). Saya sudah membuktikan hidup sehat cara alami dengan hasil yang (mungkin) sedikit lebayLebay buat yang belum mempraktikkan tentu saja ;).

Tidak ada cara lain untuk membuktikannya selain ikut menjalaninya, bukan? Kalau begitu, selamat mencoba! ^_^

davincka@gmail.com:

View Comments (86)

  • Menjaga pola hidup sehat merupakan investasi yang sangat berharga, daripada kelak membayar rumah sakit atas kesalahan pola makan di masa lalu.

    Hadis yg mengatakan bahwa sebagian besar penyakit berawal dari perut; benar itu adalah hadis yg shahih, al-ma’idat bait adda’

    Terimakasih untuk sharing yang mencerahkan ini.
    Semoga istiqomah dengan program FC ini.

    • Terima kasih atas konfirmasi hadisnya, Pak :). Iya nih, sejak merasakan manfaatnya rasanya sayang untuk meninggalkan kebiasan berFC ini :D.

  • mbak Jihan, thanks buat tulisannya. Saya udah baca lewat FB juga. Tulisan apik dan bermanfaat sekali. Saya dan suami mau nyoba nih ngeFC juga, terutama buat suami sih :)

  • hallo mba jihan salam kenal saya juga sedang menjalani FC baru 3hari tepatnya.. tp..alhamdulillah memang benar sy sudah merasakan khasiatnya perut bunci saya mulai mengecil dan berat badan turun 1kg heheheh mba jihan tiap pagi mengamalkan minum air hangat+perasan jeruk nipis juga kah??

  • selama meminum perasan jeruk nipis apa ada yg aneh sama tenggorokan mba?? maksudnya setelah minum agak nyelekit gt ga?? hihihi maaf yah banyak nanya mba :)

    • Errr...rasanya enggak, sih. So far biasa-biasa saja. Kan dicampur air minum. Paling asem-asem dikit ;).

  • Ga pernah bosen-bosen baca tulisan si JeJe....
    Kenal FC itu bagaikan surga buat gue, I'm the fruit freaks and veggie monsters ... Walo gue tetep terseok-seok ngejalaninnya karena berbagai alasan . hehehhe...
    Kalo untuk nasi, laki gue ga bs toleran kalo di rumah yang disajikan nasi merah aja or nasi coklat aja. Padahal anak gue dari kecil ga kenal nasi putih... hmmm akhirnya win win solutionnya beras putih dicampur dng beras merah/coklat. Tetep Enyakkkk.... Kalo gw sekarang lbh suka beras coklat karena ga terlalu sepah.
    Satu lagi yang penting adalah meninggalkan makanan serba instant or makanan kalengan dan semua makanan yang ada pengawetnya (saos samble, saos tomat, bumbu2 instan).

    Kalo untuk spageti, cobain ala aglio olio.... lebih nendang buat gue. bumbunya cuma bawang putih, olive oil, cabe rawit merah.. nom nom.... trus spageti nya yg dari beras or jagung bukan terigu. Hahahah makannya jadi rileksss.....

    Untuk terigu, gw juga sedikit demi sedikit meninggalkannya. Dimulai dengan ikut kursus bikin cake dan cookies non terigu di Pak Wied Harry ... wewww rasanya enyakkk... no preservatives, no colouring ... hati pun senang dan perut kenyang tanpa ada rasa feeling guity. Tapi tetep ga boleh sering2 juga dikonsumsi, just for fun aja.
    Udah pernah cobain rainbow cake yg pewarnanya dari sawi, paprika, wortel? Tepungnya dari tepung maizena, tepung beras, tepung sagu, tepung ganyong dan lain-lain (ternyata tepung itu buanyakkkk bgt yg bisa diberdayakan) trus lemaknya ga pake lemak trans (margarin) tapi pake minyak kelapa... yummyyyy banget dah.....

    Kalo lagi liburan ke jakarta nanti, lo harus kunjungin toko sayur organik di Mayestik or Terogong. Mereka jual sayur organik, mie sayuran organik dll yg serba organik. Yang cihuy sih buat gue Gado-gado organik, Ketoprak organik dan Nasi goreng organik.

    Selamat FC....

    • Wah, baru sempet reply, Rin. Menarik juga tuh toko sayur organik. Sayangnya, biasanya mihil-mihil ya, Cyiiinnn. Hehehehe.

  • Salam kenal mbak jihan, artikel fc nya inspiratif banget deh, jd penyemangat saya buat fc-an yg masi sy jalanin senin kemis a k a kadang fc an kadang nggak (banyak nggak nya sih hehehehe......) thanks udah memberikan penjelasan fc yg lumayan detil ini yak @_@

  • Prima Raga ya gambarnya hahahahahaha . Aku lagi miki,r pernah kayaknya deh aku di pihak yang bikin discourage orang bilang "ih, aku mah gak tahan gak makan" tapi ya hasilnya itu lemak sekujur badan dan dia melenggang kece pake baju oke. Ini lagi no ART, aku mau coba ah. Smeoga berhasil terutama di perut buncit. Abis ART pergi turun 4 kilo tapi perut tetep bikin terharu. Eh aku baru tau buah gak cucok dengan sayur. Padahal selama ini jus sayuran ya aku masukin si bayam atau brokoli sama nanas, biar ilang rasa sayurnya . Hiks.

    • Iya, kurang cocok ternyata hehe. Katanya sih karena waktu cernanya beda. Juga kandung fruktosanya. Buah tuh paling cepat dicerna oleh tubuh. Sedangkan sayuran jauh lebih lambat :). Karena itu buah-buahan kalau dicampur dengan makanan lain malah akan merusak kandungan gizi makanan lainnya. Enaknya, mengkonsumsi buah memang harus ekslusif ;).

  • Fc ini bs g ya buat yg lg nyusuin,,, pengaruh g ya buat ASI soalnya skrng aq lg nyusuin mbk???? Apakah FC ini cm buat ngurusin badan aja mbk, bs gbuat gemukin badan thank????

    • Bisa. FC ini untuk semua orang di segala kondisi. Termasuk anak-anak, ibu hamil dan ibu menyusui :). Pada dasarnya FC akan membawa kita ke berat badan ideal. Jadi cocok untuk yang mau menurunkan maupun yang menurunkan berat badan :). Silakan dicoba, Mbak.

  • makasih mbak jihan infonya :) kalau pagi hari mencampur buah dengan buah lain boleh ga sih? misal: apel+jeruk+mentimun di jus dalam 1 blender dan di konsumsi? terimakasih

    • Mentimun itu sayuran bukan, ya? :D. Kalau di FC, sebaiknya tidak menggabungkan sayuran dan buah-buahan. Buah-buahan disarankan dinikmati terpisah. Tapi kalau digabung juga tidak apa-apa. Kecuali melon-melonan yang tidak boleh digabung dengan buah-buahan lain.