X

“Darah itu merah, Jendral!”

– Darah itu merah Jendral -Masih ada yang ingat Gestapu? :D.

Sejak era reformasi, gaung peristiwa Gestapu 1965 makin melemah. Saya juga tak sadar kalau hari ini adalah 30 september. Dimana belasan tahun masa kecil saya, saya suka tersiksa di tanggal ini. Karena malamnya sudah pasti sebuah film dokumenter akan diputar di TVRI.

Saya takut menonton film ini. Intro musik di awal film saja sudah bikin saya pengin pipis. Tapi sumpah deh kepo bener pengin tahu filmnya secara lengkap. Ahahahaha. Makanya saya bilang saya tersiksa, antara takut sama kepo :P.Tapi rasa takut yang selalu menang. Hingga saat ini, saya tidak pernah berani menonton filmnya hingga tuntas. Paling bagian-bagian tertentu saja, itu pun pakai acara ngumpet di bantal. Atau kalau adik saya ikut menonton bersama saya, saya ngumpet dan terus-terusan merongrong dia, “eh, gimana? gimana? adegan apa sekarang? adegan apa sekarang?” ahahahahaha… colek si Buntel :P.Judul tulisan di atas adalah salah satu kalimat yang cukup tenar gara-gara film “Pengkhiatan G30S/PKI” itu. Ada yang masih ingat? :).

***

Waktu masih kecil, tahu apa sih kita salah satu sejarah hitam dalam perjalanan menuju orde baru ini? Saya sendiri sih jelas. Sangat-sangat-sangat benci PKI. Pokoknya partai ini kalau dalam PSPB dan pelajaran sejarah dulu, adalah partai biang kerok. Mereka dengan liciknya membubarkan Masyumi dan beberapa partai besar lainnya.

Ideologinya? Duh, gak pernah pengin tahu, tuh. Pokoknya jahat saja. Titik. Ibaratnya dalam sinetron, PKI adalah Lely Sagita! Ahahahahaha.

Era internet memperkenalkan saya kepada banyaknya tulisan-tulisan tentang konspirasi gerakan ini. Baru tahu ternyata di mata banyak kalangan, gerakan ini tergolong bodoh dan impulsif. Btw, jangan cuma baca konspirasi Rheumason-Yahudi dong, boleh diintip sekali-sekali konspirasi tentang sejarah bangsa sendiri :P.

Tentang PKI dan D.N Aidit, ada banyak tuh biografi tentang beliau di internet :). Gratisan, asal mau baca saja sih :). Baru tahu ideologinya PKI yang sebenarnya. Siapa D.N Aidit dan apa falsafah hidupnya. Tolol juga dulu tahunya cuma sebatas PKI itu komunis dan penyiksa para ustaz :P.

***

Tokoh lain yang menarik perhatian saya dalam peristiwa Gestapu adalah Bung Karno. Zaman orde baru, tak banyak sejarah perjuangan Bung Karno yang diajarkan di sekolah. Ya, paling pahlawan proklamator dan ikut berjuang demi kemerdekaan.

Dulu saya suka bingung kenapa Bung Karno dan Bung Hatta sih yang disuruh bacain proklamasi? Tempo itu saya mikirnya, “oohh, mungkin beliau berdua yang paling hits di zaman segitu. Makanya dipilih.” Hehehehe. Dan diajarkan juga bahwa beliau pun dikenal sebagai seorang orator ulung. Karena itu juga kali makanya dipilih.

Sejarah masa muda Soekarno pertama kali saya dapatkan dari sebuah buku percintaan. Lho? Iya, dari buku “Kuantar Hingga ke Gerbang”, kisah cinta beliau dengan Ibu Inggit Garnasih.

Sumpah lho, saya malah baru tahu waktu baca buku itu bahwa Ibu Fat bukan istri pertama Bung Karno. Bukan pula istri ke-2. Tapi yang ke-3!

Kalau Bung Karno punya banyak istri saya sudah tahu ;). Di masa kuliah, di salah satu koleksi buku Ibu kosa ada buku “Istri-istri Soekarno.” Lumayan, bacaan gratis kalau bengong di kosan.

Nah, di buku itu banyak diceritakan tentang Soekarno muda. Yang tampan, sangat cerdas, tapi sejak remaja sudah ‘nyolot’ ke pemerintah Belanda. Konon, beliau itu kesayangan guru-guru Belandanya. Tapi, beliau menampik setiap kesempatan untuk menjadi ‘piaraan’ kompeni, dan sudah berpikir tentang kemerdekaan untuk bangsa pribumi.

Berkali-kali bolak balik masuk penjara tapi gak kapok-kapok. Ternyata jasa Bapak proklamator ini bukan cuma sebagai orang paling hits sehingga terpilih untuk membacakan naskah proklamasi. Sedari usia belia, hampir seluruh masa mudanya dihabiskan untuk memikirkan dan sekaligus memperjuangkan langsung tentang nasib kaum pribumi.

Jadi, pantaslah masih banyak orang yang begitu menggilai Bung Karno, sampai ke keturunannya. Jelas. Kita boleh keki sama Megawati dan adik-adiknya :P, tapi jangan lupa, di darah mereka mengalir darah Soekarno. Tanpa kerja keras beliau, belum tentu kita bisa berbangga sebagai sebuah bangsa merdeka :).

Tapi tentu tiap pribadi punya kekurangannya masing-masing. Dan masih simpang siur tentang keterlibatan dan pengetahuan Bung Karno soal gestapu ini.

***

Pening kalau ngikutin semua teori tentang siapa sebenarnya dalang Gestapu 47 tahun silam. Apa betul PKI? Banyak yang meragukan. PKI adalah sebuah partai yang sangat besar waktu itu. Juga memiliki kedekatan khusus dengan Soekarno. Why would they become so stupid?

Tapi gosipnya memang ada ketegangan antara Angkatan Darat dengan PKI karena isu angkatan ke-5.

Sebuah teori yang cukup masuk akal mengatakan ini kerjaan kapitalisme barat yang sebel sama Soekarno. Presiden pertama kita ini terkenal bukan cuma karena selera seninya yang luar biasa. Beliau pun tak pernah segan menghardik siapa pun yang berseberangan dengannya termasuk pada Amerika Serikat!

Ingat peristiwa Dwikora? Bung Karno sangat berani menentang pembentukan Federasi Malaysia, atas inisiatif Inggris. Kala itu perang dingin sedang melanda Blok Barat dan Blok Timur. Disimpulkan sendiri, deh. Ditambah lagi Bung Karno membiarkan paham komunis tumbuh subur di Indonesia.

Konon, di salah satu literatur disebutkan bahwa Kolonel Untung adalah salah satu fans berat beliau. Tapi banyak yang menyebutkan bahwa Untung ini bukan orang bodoh.

Ada juga teori yang mengatakan, ada pihak yang memanfaatkan Untung atas nama ‘keselamatan Soekarno’. Siapakah pihak itu? Jeng..jeeengggg… zoom in zoom out zoom in zoom out, itu lah misteri terbesarnya hingga saat ini. Semua teori konspirasi mentok disitu hehehe.

Ada pula tokoh Syam, yang out of nowhere tiba-tiba menjadi tenar. Pokoknya ini konspirasinya lumayan banyaklah ‘drama’nya hehehehe. Syam ini katanya otak Gestapu. Tapi pas ditangkap, tanpa perlu payah-payah disiksa, dia langsung mengakui semuanya secara gamblang, Konon, karena kerjasama Syam yang extraordinary ini, Syam sendiri paling belakangan dihukum mati.

Literaturnya lumayan banyak lho di internet. Silakan di-google jika berminat :).

Gambar : pixabay.com

***

Yang jelas di masa lalu, sejarah politik negara kita lebih banyak diwarnai dengan perang ideologi yang sangat kental. Mana ada istilah “wani piro”? :P.

Mungkin buat para politikus yang hidup di era idealisme non kapitalis kala itu … “darah itu merah, Jendral!” Tidak seperti para koruptor di masa kini, “duit itu segalanya, Jendral!” :D. Hehehehe.

davincka@gmail.com:

View Comments (2)

  • Dari seluruh pelajaran sejarah indonesia gue paling seneng di bab gerakan 30 september karena masih diselubungi misteri siapa aktor intelektual dibalik pembunuhan para jenderal angkatan darat....banyak yang berpendapat dalangnya adalah.........