X

(Apalah) Arti Sebuah Nama

by : Jihan Davincka

***

Hanya satu kata di akte kelahiran saya yang menunjukkan identitas nama lahir saya : JIHAN.

JIHAN sendiri diambil dari nama istri salah seorang presiden Mesir yang cukup terkenal di penghujung tahun 70 an, Anwar Sadat. Nama istri Presiden Sadat adalah Lady Jihan. Kakak saya sendiri juga ada, lho, yang namanya Anwar Sadat :P.

Kemungkinan besar nama Jihan Fahira pun diambil dari nama Lady Jihan ini. Mengingat Jihan yang ini lahirnya Januari 1978, tepat dua tahun sebelum saya. Hehehehe *pentingYeeee*.

Masalah mulai muncul ketika sekolah, nama harus pakai dua kata. Jadilah waktu SD, nama saya menjadi “Jihan Syamsuddin”. “Syamsuddin” itu nama Bapak.

Nama “Davincka” resmi saya tambahkan sendiri sejak duduk di bangku SMP. “Behind the scene” nama ini sendiri kok ya malas ya ngebahasnya hihihihi. Entar deh kapan-kapan :P.

***

Sebenarnya saya kurang puas, nih, dengan fakta nama satu kata ini. Jadilah, kedua anak saya, masing-masing memiliki 3 kata sebagai nama lahirnya di akte kelahiran. Hihihihihi *balasDendam*.

Ketika membuat akun email pertama kali di tahun 1998, tahun pertama kuliah, tanpa berpikir panjang, langsung memilih nama Davincka. Dan hampir semua identitas di dunia maya akhirnya menggunakan embel-embel Davincka ini.

Untuk teman-teman SMP, SMA, kuliah dan kantor, pasti langsung mengenali nama ini :D. Teman SD yang suka bertanya-tanya.

***

Begitu media sosial bermunculan, saya pun tak ragu-ragu mencantumkan nama “Jihan Davincka.” Ingat, ya. Pakai C dan K sekaligus *penting!* :D.

Masalah nama kadang tidak bisa dianggap sepele. Begitu mulai menikah, saya melihat beberapa teman mengganti nama belakang mereka. Saya suka kebingungan kadang-kadang. Kenapa mesti mengganti nama belakang, sih?

Hal lainnya adalah ketika ada invitation dari beberapa teman lama yang malah menuliskan namanya sebagai “Bundanya anu” atau “Umminya X” atau “Mamanya D.” Dan diper’parah’ dengan profil foto anak-anak mereka -_-. My oh my. How am I supposed to recognize you, my dear friends? Hehehehehe.

Makanya bukan cuma karena alasan narsis semata, mengapa saya lebih senang memakai foto diri sendiri untuk profil apa pun di dunia maya. Akhir-akhir ini lebih sering berfoto bertiga karena ‘terganggu’ dengan beberapa pesan yang bernada ‘kurang sopan’. Entah itu dari antah berantah atau dari teman lama yang mungkin malas mengecek sendiri isi info pribadi.

Foto bersama anak sekaligus menegaskan, “I’m married with 2 boys. Back off!” Mamak-mamak yang sok kecakepan bener gak, sih? Ahahahahaha.

***

Dan baru-baru ini pun saya ‘terpaksa’ harus (lagi-lagi) memindahkan isi blog ke tempat yang baru. Saya pilihlah nama Jihan Davincka di wordpress ini. Apalah arti sebuah nama ya :D.

Semua postingan akhirnya rampung dipindahkan kesini. Biarpun ‘benah-benah’nya belum rampung 100%.

Foto profil pastilah memilih foto diri sendiri. Untuk blog karena komunikasinya lebih banyak satu arah, saya tak merasa perlu pamer-pamer foto anak jadi foto profil. Nama blog pun memilih nama sendiri (ini sih karena males repot + mikir lagi hehehe).

Sebagai seorang perempuan, identitas kadang menjadi ‘labil’. Dari kecil hingga dewasa, kita akan dikenali sebagai anaknya Pak Anu. Ketika sudah menikah, nama belakang pun ikut diganti. Padahal menurut guru mengaji saya disini, nama belakang seorang muslimah seharusnya tetap menggunakan nama Bapak, bahkan setelah menikah.

Setelah punya anak, berubah menjadi “Bunda/Mama/Ummi/Ibu-nya Anu.” Kalau teman baru di dunia maya, rasanya risih saya bertanya, “Mbak, namanya siapa, ya?” Jadi dengan canggung saya menyapa, “Mbak Bundanya X, apa kabar?” Hihihihihihi.

Saya rasa, berstatus apa pun seorang wanita (dari kecil hingga dewasa dan punya anak), identitas sebagai pribadi tetap harus dijaga :).

Jadi, saya adalah Jihan. Jihan Davincka ;). Jihan Davincka yang sekarang sekaligus menjadi seorang istri dan Ibu dari 2 anak laki-laki.

davincka@gmail.com:

View Comments (4)