Kemarin tepat memasuki minggu ke-27. Jadi, mari ngobrolin apa yang terjadi saat hamil 26 minggu nya :D. Walau kayaknya ini bakal nyerempet ke kehamilan 25 minggu juga.
Soalnya di minggu ke-25 itu ada pemeriksaan diabetes kehamilan. Seingat saya, sih, hamil pertama dan kedua juga selalu ada tes ini. Tapi di Irlandia sendiri, tes ini umumnya hanya diperuntukkan untuk kondisi-kondisi tertentu di bawah ini (jika memenuhi minimal satu syarat) :
1. Kehamilan pertama
2. Berat badan berlebih
3. Usia ibu sudah di atas 35 tahun
Untuk saya ini adalah kehamilan ketiga. Soal berat badan hampir no issue lah ya. Dengan tinggi badan sekitar 158 cm di kehamilan minggu ke-25 berat saya sekitar 56-57 kg :D. Tapi kena semprit di syarat nomor 3! Hahaha :p. Hamil di ‘injury time’ memang perlu pemeriksaan ekstra ;).
Di luar kondisi tersebut, kalau mau meminta tes diabetes kehamilan, harus bayar sendiri :D. Yoih, sistem kesehatan di Irlandia ini ‘BPJS’ banget lah :D.
Beda sekali dengan pemeriksaan kehamilan pas di Jakarta (anak pertama) dan di Jeddah (anak kedua). Widih, melahirkan aja mesti ala-ala traveling gini cobak hahaha.
Jeddah mirip Jakarta, asal ada uang, semua beres deh ;). Bisa dapat fasilitas bagus tergantung dana yang ada. Pelayanan kesehatan bertingkat-tingkat. Umumnya ditanggung secara pribadi. Kalau bekerja bisa ditanggung kantor. Selain daripada itu ya urus sendiri-sendiri sesuai budget.
Sementara Irlandia, seperti umumnya sistem negara ‘welfare state’, fasilitas kesehatan nyaris seragam. Biasanya diistilahkan dengan public insurance, yang coveragenya untuk semua kalangan. Ada range penghasilan tertentu di Irlandia yang bebas pajak. Meski begitu mereka tetap mendapat pelayanan kesehatan yang ‘setara’ ^_^.
Kalangan ‘kurang mampu’ biasanya menggunakan kartu khusus yang kalau enggak salah namanya “Medical Care”. Masih suka ngeledekin kartu-kartu-an ala pemerintahan yang baru? Berarti situ aja kali yang norak :p.
Di Irlandia sendiri, perawatan kehamilan dan kelahiran itungannya gratis :D. Jadi, kalau lagi hamil terus ke GP ada penyakit lain yang sebenarnya enggak ada hubungannya dengan kehamilan pun, itungannya tetap gratis :D.
Kalau di Jakarta & Jeddah, metode pemeriksaan kehamilan juga mirip. Tiap bulan ketemu dokter spesialis kandungan di rumah sakit mana pun tergantung dana pribadi atau asuransi dari kantor (kalau ada). USG juga biasanya tiap bulan. Pokoknya saban kontrol pasti di-USG. Jadwalnya terserah kita saja.
Kalau ada apa-apa, walau disuruh datangnya bulan depan, it’s oke kalau tiba-tiba ngibrit ke dokter padahal belum jatuh tempo. Duh, berasa bayar utang aja ini istilah “jatuh tempo” hihihi.
Kalau di Irlandia sini, jadwal kontrol ditentukan oleh rumah sakit. Umumnya kita memilih rumah sakit yang akan menjadi rujukan kita nanti selama hamil dan melahirkan. ‘Rumah sakit negeri’ pastinya kalau pakai public insurance. Private insurance harganya bisa ribu-ribu euro, itu juga fasilitasnya kayaknya enggak beda jauh. Mending public insurance kalau tidak ada kondisi yang gimana-gimana ;).
Kontrol pertama ke GP/dokter umum di klinik terdekat. Di kota tinggal saya sendiri enggak ada rumah sakitnya huhuhu. Adanya di kota lain. Dekat, sih. Sekitar 25 menit naik bus. Nyetir sendiri bisa 15-20 menit :D. Kalau klinik sih ada beberapa.
Panggilan pertama dari rumah sakit biasanya di usia kehamilan 12 minggu. Sebelum itu jangan harap bakal dapat USG gratis kecuali ada emergency. Emergency pun enggak bisa ujug-ujug ke rumah sakit. Tetap harus ke GP dulu. Atau menelepon ke bagian emergency nanti bisa curhat ke nurse/bidan via telepon untuk penanganan lebih lanjut.
Saya sempat mengalami masalah dikit saat early pregnancy kemarin. Dirujuk ke emergency terus dapat USG khusus di usia kehamilan 8 minggu :D. Gratis karena dapat referensi dari GP di klinik tempat saya ‘melapor’.
Pertama kali USG itu saat hamil 11 minggu. Saya minta dimajukan karena kan ada keperluan penting, harus ke Swiss ngikut suami waktu itu. Biasanya usia kehamilan 21 minggu sudah ketahuan jenis kelamin. Lah ini belum pernah di USG lagi sampai sekarang sejak hamil 11 minggu itu huhuhu. Sekarang hamil 26 minggu pun belum ada cek apa-apa.
Tapi in case of emergency, kita boleh kok mendapat penanganan khusus. Pokoknya lapor ke klinik terdekat saja. Diperiksa oleh GP dulu baru dapat rekomendasi kalau memang perlu ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
Maklum semuanya kan ditanggung pemerintah ^_^. Harus hemat dan enggak boleh dikit-dikit USG, dikit-dikit tes lab (kecuali memang tes standar atau dianggap perlu dan wajib). Mahal pan itu ongkos alat dan ongkos dokternya hehe. Karena yang gitu-gituan biasanya ditangani ahli khusus atau dokter spesialis. Kira-kira pas hamil 26 minggu ini ada yang perlu cek khusus gak sih?
Pemeriksaan bulanan tetap ada. Tapi ya itu tadi, di klinik saja dan ketemunya GP/dokter umum. Ngecek yang standar saja. Cek urine, tekanan darah, alat pendeteksi detak jantung bayi, berat badan, dan bincang-bincang basa basi secukupnya hehe. Kalau dirasa normal ya udah enggak perlu ke rumah sakit.
Memasuki trimester ketiga, pemeriksaannya jadi per 2 minggu. Ini mulai digilir antara ke GP dan ke rumah sakit. 2 minggu ke GP, 2 minggu ke rumah sakit ketemu spesialis, begitu seterusnya sampai masuk week 34 :D. Hamil 26 minggu memang relatif santai ya dari urusan cek cek ke dokter. Mulai week 34 sudah masuk pemeriksaan mingguan. Biasanya kontrolnya di rumah sakit terus.
Cek glukosa kemaren kebetulan harus ke rumah sakitnya. Jadwalnya pagi banget. Karena pengambilan darahnya kan berkali-kali dalam rentang waktu sejam-sejam. Suami enggak bisa nganterin karena anak-anak kan juga harus ke sekolah. Dapat jadwal jam setengah 9 pagi.
Jadwal bus juga adanya jam setengah 8. Jadi, dianterin ke stasiun bus saja sama suami. Saya naik bus ke rumah sakit. Harus full puasa 12 jam sebelumnya. Duh, lumayan ya itu karena nafsu makan kan lagi ngeri-ngerinya ini hahaha.
Saya datang paling awal. Loketnya bahkan belum buka hihihi. Dapat nomor urut satu, deh.
Setelah 3 kali bolak balik ambil darah, di sela-selanya cuma boleh minum air putih doang, akhirnya selesai juga. Nunggunya kan sejam-sejam. Saya bukan gadget-freak. Jadi percuma saja deh bawa-bawa tablet hehehe. Baru 5 menit main game sudah bosan. Internetan juga malas. Saya kan tipe jadul, internetannya lebih afdol kalau via laptop :D.
Jadi deh, seperti biasa, saya nontonin saja pasien-pasien yang lain. Sibuk-sibuk menebak usia emak-emak yang duduk tidak jauh dari saya misalnya. Menerka-nerka kira-kira mereka lagi hamil anak ke berapa. Soalnya di ruang tunggu mayoritas tuh orang yang lagi hamil. Orang bule kurang suka basa basi, euy :(. Mau ngobrol sama siapa? Huhuhu.
Jam 11 an kelar. Nunggu bus, telat pula! Telatnya hampir setengah jam*nangis*. Untung sudah jajan roti isi di kantin rumah sakit. Enggak nendang makan 2 biji apel doang hahaha. Saking laparnya, mana di halte busnya enggak ada tempat duduk, dimakan sambil berdiri deh itu sandwich :p.
Kontrol ke GP di klinik juga biasanya sendiri enggak bareng suami karena dapatnya pasti di jam kantor. Lagian klinik dekat. Terus sebelahan sama mal. Jadi bisa pecicilan dulu sebelum atau sesudah kontrol hihihi. Tetap aktif lah walau sudah hamil 26 minggu sekarang ini.
Padahal hamil di Jakarta sama di Jeddah, ketemu dokter selalu bareng suami :D. Pengalaman baru lagi nih jadinya ;).
So far keluhan ya standar saja. Lebih cepat capek yang pasti. Duh lagi summer sale, walau jarang belanja, mesti banget eksis di mal hampir tiap hari hahaha. Sekalian olah raga pikir saya. Lumayan kan jalan kaki dari apartemen ke mal bolak balik plus ngiterin toko-toko satu-satu :p.
Tapi saking semangatnya kadang lupa kalau perut sudah gede begini. Tahu-tahu berasa lemas dan keliyengan. Jadi, agak dikurangi dulu cuci mata untuk memantau sale-nya hihihi.
Berat badan masih mirip-mirip dengan kehamilan sebelum-sebelumnya tapi tingkat kebuncitan perut yang berasa beda. Hamil kali ini, baru hamil 26 minggu, tapi perut rasanya sudah segede 9 bulan. Pengaruh umur juga kah? :p.
2 weekend kemarin , sebelum masuk bulan puasa juga, jalan-jalan ke luar kota melulu. Foto-foto weekend pertama belum ada. Nah ini yang pas ke Glendalough bareng teman sekeluarga yang tinggal di kota ini juga. Cerita-cerita Glendaloughnya di postingan lain saja, ya. Ini udah panjang banget hahaha.
Walau memang proses pemeriksaan kehamilannya beda banget dan karena sikon dipaksa lebih mandiri ya sudahlah yaaaaa … nikmat TuhanMu manakah yang engkau dustakan. Diberi rezeki hamil anak ke-3 masa masih mau ngeluh macam-macam. So far hamilnya pun enggak yang macam-macam gimana-gimana. Mari disyukuri ^_^.
Semoga lancar seterusnya yaaaaaaa. Sudah hamil 26 minggu alhamdulillah, jelang trimester 3. Aamiin <3.
Whether your pregnancy was meticulously planned, medically coaxed, or happened by surprise, one thing is certain – your life will never be the same.
– Catherine Jones
Let’s make this ‘journey’ as amazing as it could be ;). Again … embrace our pregnancy, Moms <3.
View Comments (10)
duuuhh.. mau juga dong hamil lagi... :) semoga sehat terus ya jihan and baby :)
Aamiin. Semoga hamil lagi, semoga hamil lagi :D. Terima kasih doanya ya *love,love*
Harus pake jadwal dulu gitu yah, gak tiap bulan USG juga :D
kalau aku udah gatel aja pengen USG mulu tiap bulan :D
Sekarang juga saya gatal selalu pengin USG tapi ya di sini USG sendiri biayanya ampuuunnn hahahaha.
Aku dua kali hamil, 2 kali gestational diabetes mba.. Hamil pertama aja yang sukses dietnya et Bo lahir dengan berat 2.95kg, pas Obi lahirnya 3.85kg :). Waktu di Melbourne merasakan asuransi kelas 'mahasiswa' tapi fasilitasnya oke banget et hampir semua ditanggung, walaupun hanya dengan bidan karena uncomplicated pregnancy. Di Geneve, malah ditawari epidural, gratis alias dicover asuransi :). Tapi pengalaman hamil di 2 negara memang beda-beda, yang sama enjoynya ajaa :). Yang penting sehat-sehaaat ya mba.. For both you
Alhamdulillah, di Jakarta, di Jeddah, di Athlone, enjoy teruuusss ^_^. Thanks ya Mbak :).
semoga sehat terus mba
Terima kasih ya Dear *love,love*
baca ceritanya, jadi pengen hamil lagi, meski tetap di indonesa...hehehe
Ayuk, ayuk, hamil beramai-ramai hihihihi *apaCoba* :p