Novel Arus Balik (Pramoedya Ananta Toer) : A Review

Sempat kuberprasangka di awal membaca novel Arus Balik ini, apakah penulis hendak mendiskreditkan Islam?

Berbagai scene yang ditulis, misalnya pembuangan patung-patung gajah yang dianggap “keramat” buat Hindu ke pesisir laut saat tentara muslim Demak menyerbu pesisir Jepara, yang merupakan wilayah Tuban.

Sebagian besar tentara Demak muslim tadinya beragama Hindu. Tergambar mereka enggan melempar patung-patung tersebut.

Pembaca dibuat paham bahwa pemimpin pasukan semata ingin mengobarkan semangat tempur walau terlontar kata-kata semacam, “Sudah percaya Allah, masih takut kepada patung orang kafir?” read more

Sejarah Palestina Israel

“MENENGOK SEJARAH PANJANG KONFLIK PALESTINA-ISRAEL”

Let’s begin our journey.

1. Zionisme

Zionisme modern diyakini berkembang pesat sejak akhir abad ke-19. Tapi sebenarnya gerakan ini sudah muncul ratusan tahun sebelumnya.

Kaum zionis meyakini tentang “Land of Israel” yang tertulis dalam Taurat. Atau juga dikenal dengan nama Kanaan, yang diceritakan pula kisahnya dalam kitab suci Alquran.

Tanah ini sebagai tanah yang dijanjikan buat mereka. Lokasinya di Bukit Zion, salah satu wilayah di Palestina, Jerussalem.

Sejarah palestina Israel
Bukit Zion (gambar : allaboutjerusalem.com)

 

Saat itu Palestina merupakan nama wilayah biasa, BUKAN NAMA NEGARA/ KEDAULATAN. Nama Palestina sudah dilekatkan ke area ini sejak berabad-abad lalu.

Sejak Zionisme modern dicanangkan oleh kalangan SEKULER-Yahudi, beberapa kelompok Yahudi mulai eksodus ke wilayah Palestina, sejak masa Ottoman berkuasa di sana.

Ada keterkaitan yang kuat antara tekanan terhadap kaum Yahudi di Eropa (anti-Semit) dan makin ngototnya orang-orang Yahudi pengin mendirikan dan berdaulat di wilayah sendiri.

Orang-orang Yahudi yang mengalami diskriminasi yang parah bahkan sampai mengalami pembantaian di wilayah Eropa, dianjurkan mengungsi ke Bukit Zion dan sekitar. Jadi, gerakan ini tidak murni karena pengaruh keyakinan agama saja.

Diaspora Yahudi dari berbagai wilayah pelan-pelan membanjiri wilayah Palestina, puncaknya dari penghujung abad ke-19 hingga tahun 1940 an hingga menemukan momentumnya di tahun 1948.

Sebelum tahun 1948, penetrasi kalangan Yahudi ke wilayah ini sudah terjadi.

Sejarah Palestina Israel
Tahanan anak-anak Yahudi di Kamp Konsentrasi Auschwitz (gambar : en.wikipedia.org)

 

2. Kekaisaran Ottoman, Gerakan Nasionalis Turki, dan Revolusi Arab

Sejak awal abad ke-16, wilayah Palestina yang sekarang “diperebutkan” itu merupakan bagian dari kekuasaan Kesultanan Ottoman.

Ottoman membentang dari wilayah Afrika, Eropa, hingga Asia. Menaungi banyak etnis termasuk Turki, Arab, Armenia, Albania, Yunani dan Kurdi.

Pengaruh nasionalisme yang makin bersemi di Eropa meluas hingga ke Ottoman. Memunculkan gerakan-gerakan nasionalis dari generasi muda Turki. Pemerintahan yang sekuler (terbebas dari agama) dan mengukuhkan dominasi Turki dalam Kekaisaran Ottoman termasuk dalam hal-hal yang diperjuangkan gerakan ini.

Di tahun 1908, Young Turk Revolution berhasil membuat Sultan mengubah undang-undang dan mereformasi kabinet. Lebih dari 50% anggota kabinet diduduki oleh etnis Turki.

Gerakan Nasionalis Turki mendapat “respons” dari wilayah jazirah Arab. Sejak abad ke-18, solidaritas suku Arab sudah mulai berkembang. Kesadaran bahwa bangsa Arab dengan bahasa Arab yang menjadi bahasa Alquran seharusnya bisa menjadi bangsa yang lebih berjaya sudah mulai ditanamkan. Namun belum menyentuh ranah politik.

Di abad ke-19 sudah muncul suara-suara dari kalangan Arab meminta otonomi dan perubahan atas aturan wajib militer yang dirasa memberatkan dsb. Tapi yang diminta sebatas otonomi saja belum ke tahap memisahkan diri.

Dipicu oleh Gerakan Nasionalis Turki tadi, gerakan-gerakan separatis di semenanjung Arab mulai bermekaran. Salah satu pusatnya, di wilayah Hijaz. Wilayah Hijaz saat itu dikuasai oleh Bani Hasyim.

Sejak tahun 1913 mulai ada “pergerakan” berarti. Sementara di tahun 1914-1918, Perang Dunia 1 pecah dan menyeret Kesultanan Ottoman ke dalam kancah pertempuran.

Saat Ottoman menghadapi sekutu (Kerajaan Inggris and the gank), sekaligus harus membenahi masalah internal dari “gerakan Revolusi Arab”.

Sejarah Palestina Israel
Ottoman Empire (gambar : bampfa.org)

 

Di sinilah konon Churchill, yang saat itu masih berstatus petinggi militer di Kerajaan Inggris, memanfaatkan situasi internal Ottoman untuk mendesak kubu Jerman dkk. Untuk mengalahkan Jerman, bisa dimulai dengan senggol-senggol “teman-teman”nya dulu, kan?

Rumor “Lawrence of Arabia” munculnya dari sini. Ini entah beneran apa enggak. Karena sebagian literatur mengklaim bahwa Lawrence of Arabia itu hanya tokoh khayalan. Juga diyakini bahwa Kerajaan Inggris membantu mempersatukan kekuatan Arab untuk menggoyang Ottoman.

Balasannya? Dijanjikan kemerdekaan dan kedaulatan bagi wilayah Arab.

Hingga akhirnya Perang Dunia 1 berakhir dengan kemenangan pihak sekutu. Melalui perjanjian pasca perang, Kesultanan Ottoman menyerahkan sebagian wilayahnya kepada sekutu. Selanjutnya, Kerajaan Inggris dan Perancis diberikan mandat untuk “mengurusi” wilayah-wilayah dari Ottoman ini.

Di tahun 1920, wilayah Palestina berada di bawah mandat Kerajaan Inggris.

3. Jewish-Settlement

Meningkatnya kekerasan terhadap kalangan Yahudi di Eropa membuat kalangan Zionis-modern mulai memperjuangkan secara serius berdirinya “Negara Yahudi” yang memiliki tanah dan kekuasaan sendiri.

Negara-negara di Eropa menyadari ambisi Zionisme dan menawarkan beberapa solusi wilayah sebagai alternatif bagi “Land of Israel”. Misalnya Uganda-State yang ditawarkan oleh Kerajaan Inggris di tahun 1900,

Kalangan sekuler-Yahudi sempat ingin menerima tawaran ini. Buat mereka sebenarnya tidak masalah tempatnya di mana. Yang penting para pengungsi Yahudi punya tempat yang aman untuk berlindung.

Namun, akhirnya Uganda-State ditolak karena ada juga pihak ngotot kalau “Land of Israel” ya adanya di Jerussalem dan sekitar tadi. Sesuai dengan yang tertera di Kitab Suci Yahudi, Taurat.

Tahun 1903 dibentuk organisasi khusus Jewish Territorial Organization untuk mengakomodasi tawaran akan lahan alternatif bagi kaum Yahudi.

Sejarah Palestina Israel
Tahanan Yahudi, mengenakan lambang bintang, tiba di Kamp Konsentrasi di Auschwitz

 

Tidak pernah ada titik temu hingga akhirnya organisasi ini tidak kedengaran lagi kabarnya sejak tahun 1925.

4. Balfour Declaration 1917

Kerajaan Inggris mengeluarkan pernyataan terbuka kepada publik terkait Jewish-Settlement di wilayah Arab-Ottoman :

“His Majesty’s government view with favour the establishment in Palestine of a national home for the Jewish people, and will use their best endeavours to facilitate the achievement of this object, it being clearly understood that nothing shall be done which may prejudice the civil and religious rights of existing non-Jewish communities in Palestine, or the rights and political status enjoyed by Jews in any other country.”

Kata-kata Palestina dalam pernyataan ini, sekali lagi, tidak merujuk ke NEGARA/ KEDAULATAN tertentu. Hanya nama tempat saja. Ingat, saat itu wilayahnya masih merupakan bagian dari Kekaisaran Ottoman.

Kerajaan Inggris ingin memfasilitasi wilayah ini sebagai negara bagi kaum Yahudi TAPI ada CATATAN JELAS bahwa yang diupayakan adalah asimilasi dan percampuran/penyatuan. Bukannya malah mengusir para penghuni asli wilayah Palestina setelah Israel dibentuk.

Masalahnya, di rentang periode yang sama, Kerajaan Inggris dan sekutu juga diyakini telah menjanjikan wilayah ini bagi bangsa Arab yang diinginkan bantuannya saat Perang Dunia 1 melawan Jerman-Ottoman dkk.

Kerajaan Inggris seperti “bermain di 2 kaki.” Kerancuan soal “tanah yang dijanjikan” inilah yang nanti menjadi pergolakan panjang sampai HARI INI. Termasuk wilayah Jerussalem yang diklaim sebagai “tanah suci” baik oleh kalangan Yahudi-Nasrani dan Islam.

Padahal sih kalau dibaca benar-benar isi pernyataannya, maunya sih wilayah Palestina digunakan bersama-sama saja antara bangsa Arab dan bangsa Yahudi. Tidak ada yang mau mengalah.

Sejarah Palestina Israel
Old CIty, Jerusalem (gambar : nationalgeographic.com)

 

5. Semenanjung Arab Pasca Perang Dunia 1, 1920 – 1948

Dalam rentang tahun 1920-1948, Kerajaan Inggris dan Perancis membantu wilayah-wilayah yang menjadi mandat mereka untuk merdeka dan berdaulat menjadi negara sendiri-sendiri.

Namun, keduanya MENOLAK KLAIM bahwa hal ini dilakukan sebagai “balas jasa” atas bantuan “Jazirah Arab” kepada sekutu di masa Perang Dunia 1 berlangsung.

Tahun 1921-1922, Bani Hasyim mendeklarasikan Emirates of Transjordan di bawah mandat Kerajaan Inggris. Kerajaan Inggris sudah menetapkan wilayah tertentu sebagai “Jewish-Territory” di tahun 1922.

Namun perseteruan antara kalangan Yahudi vs Arab di wilayah ini terus memanas sejak berada di bawah mandat Kerajaan Inggris. Apalagi sejak banyaknya diaspora Yahudi yang mulai membanjiri wilayah Palestina.

Para pendatang Yahudi ini mulai melakukan tindak kekerasan kepada orang-orang lokal yang sudah bermukim di Palestina sebelum mereka datang. Alasannya ? Ya Deklarasi Balfour tadi. Diaspora Yahudi meyakini tanah Palestina sudah diberikan untuk mereka.

Seperti lingkaran setan, ya . Kekerasan yang dialami oleh para diaspora Yahudi di wilayah Eropa, mereka balaskan kepada orang-orang lokal di wilayah Palestina .

Sementara bangsa Arab juga ngotot, kalau wilayah tersebut bagian dari “Arab State” yang dijanjikan oleh Kerajaan Inggris.

Kisruh-kisruh baik kecil maupun besar terus berlanjut di wilayah Palestina dari tahun 1920 an tadi.

Sejarah Palestina Israel
Arab Revolt (gambar : iwm.org.uk)

 

Dalam internal suku-suku Arab sendiri ternyata ada pergolakan. Dari sinilah akhirnya, Bani Saud berhasil memperluas kekuasaannya di wilayah Riyadh hingga terus merangsek maju sampai Mekkah dan Madinah. Saudi Arabia menjadi negara dengan wilayah terluas di Timur Tengah-Jazirah Arab setelah Algeria.

Tahun 1932, Arab Saudi berdiri menjadi negara sendiri, di bawah kendali Bani Saud.

Wilayah Mesir didirikan sebagai Kerajaan Monarki di tahun 1922 oleh Kerajaan Inggris. Sisanya silakan dibaca sendiri ya detailnya di sumber lain .

Yordania berdiri sebagai negara merdeka di tahun 1946 dengan nama The Hashemite Kingdom of Transjordan. Di masa ini, wilayah Jerussalem adalah bagian dari Yordania.

6. Pembagian Wilayah Palestina di Tahun 1947 Oleh PBB

Mohon dipahami, sampai tahun 1947 ini, NEGARA PALESTINA belum ada, ya. Yang terjadi adalah berdirinya negara-negara Arab di wilayah Semenanjung Arab disertai konflik berkepanjangan antara kalangan Yahudi vs kalangan Arab di wilayah Palestina.

Wilayah Palestina terus menjadi “wilayah panas”.

Hingga akhirnya United Nations (PBB) turun tangan dan melakukan pembagian wilayah atas Palestina.

Pembagian oleh PBB di bulan November tahun 1947 sebagai berikut : Palestina terbagi atas 3 wilayah –>

a. Jewish-State 
b. Arab-State, dan 
c. Wilayah Khusus Jerussalem dengan ibukota Betlehem.

Sejarah Palestina Israel
1947 Palestine-Partition-Plan by PBB (gambar : news.bbc.co.uk)

 

Arab-State itu MEWAKILI semua klan Arab yang ada di sana waktu itu. Negara-negara Arab bersatu untuk berusaha menghalau kaum Yahudi mendirikan negara.

7. Perang Palestina 1948

Peperangan pun pecah menyusul ketidakpuasan negara-negara Arab atas hasil pembagian ini.

Kaum Yahudi gerak cepat dan mendeklarasikan berdirinya Negara Israel di bulan Mei 1948.

Perang Sipil ini terbagi 2 tahap :

a. Sebelum Israel mendeklarasikan kemerdekaan. Perang berlangsung antara Yahudi vs Geng Arab di bawah supervisi Kerajaan Inggris yang saat itu masih dianggap memegang mandat di wilayah Palestina.

b. Setelah Israel merdeka, perangnya menjadi Israel vs negara-negara Arab di sekitarnya.

Perang berakhir di tahun 1949 di mana akhirnya Israel menguasai wilayah hasil partisi oleh PBB di tahun 1947 + lebih dari 50% wilayah yang seharusnya diperuntukkan bagi Arab-State.

Yordania (TransJordan) menguasai wilayah Palestina-Arab State sisanya. Sementara Mesir menguasai wilayah Gaza. Sampai tahun 1949, negara Palestina belum berdiri.

8. Perang 6 Hari di Tahun 1967

Sejak selesainya Perang Palestina, hubungan Israel dengan tetangga-tetangga Arabnya tidak pernah harmonis.

Dua-duanya sama-sama menyimpan bara.

Dari perseteruan terkait Terusan Suez, perang kembali pecah antara Israel vs persatuan negara-negara Arab di tahun 1967. Dengan maksud yang kurang lebih sama merebut tanah Palestina yang dikuasai oleh Israel.

Hasil perang, Israel kembali menang dan meluaskan wilayah hingga ke Semenanjung Sinai, Dataran Tinggi Golan, Tepi Barat dan Gaza.

Di tahun 1979-1982, melalui perundingan, akhirnya Semenanjung Sinai kembali ke tangan Mesir.

Sejarah Palestina Israel
Wilayah Palestina, dari masa ke masa

 

9. Berdirinya PLO (Palestine Liberation Organization)

PLO berdiri di tahun 1964. Awalnya dibentuk untuk menyatukan organisasi-organisasi yang bertujuan membebaskan tanah Palestina dari pendudukan Israel melalui pergerakan bersenjata.

Tahun 1974, organisasi ini diakui oleh PBB.

Berdirinya PLO lambat laun membuat campur tangan negara-negara Arab mulai berkurang. Perjuangan merebut kembali wilayah Palestina sebagian besar “diserahkan” kepada PLO.

Tahun 1979, perdamaian antara Mesir dan Israel (terkait Semenanjung Sinai) tidak juga mewujudkan negara Palestina yang merdeka dari Israel.

PLO sempat bermarkas di Lebanon. Sebelum akhirnya diserang dan dihancurkan di tahun 1982. PLO berpindah markas ke Aljazair.

Tahun 1988, PLO mendeklarasikan berdirinya Negara Palestina.

Secara internal sendiri, PLO/Negara Palestina menghadapi perpecahan.

a. Kubu yang menolak mengakui Israel sama sekali. Jadi, hanya boleh ada satu : Negara Israel atau Negara Palestina.

b. Kubu yang mengakui eksistensi Israel tapi sekaligus ingin Palestina merdeka. Hingga akhirnya nanti akan ada 2 negara : Israel dan Palestina.

Kubu A cenderung enggan menempuh jalan diplomasi sementara kubu B ingin mengurangi perlawanan dengan cara kekerasan.

10. Bumbu agama mewarnai peliknya perebutan tanah di wilayah Palestina. Apalagi terkait Jerussalem. read more

Istri istri Nabi Muhammad

Istri Istri Nabi Muhammad : Siapa Saja Para Bunda Kaum Muslim dan Latar Belakang Pernikahannya

Mereka yang memilih jalan poligami seringnya berkilah, “Kami mengikuti tuntunan Rasul. Istri istri Nabi Muhammad kan memang banyak.” Iya benar, istri Rasulullah memang tidak hanya 1 :).

Topik poligami, selalu menjadi topik yang bikin uring-uringan buat mayoritas kalangan perempuan muslim hehehe. Saya rasa, kita ini hampir mirip-mirip saja ya sikapnya, “Pada dasarnya kita oke-oke saja kalau suami mau poligami. Suami orang lain ya, asal jangan suami sendiri!” Hahaha.

“Cara Kilat dapat Istri Empat?” begitu kata salah satu judul seminar poligami (gambar : pixabay.com)

 

Topik poligami juga kerap mengundang cemohan dari kalangan di luar Islam untuk mencemooh kehidupan pernikahan dan istri istri Nabi Muhammad. Jangan-jangan sebagian muslim sendiri juga tidak tahu nih :p. Baiklah, mari kita berbagi info ya.

Tolong dikoreksi kalau ada yang salah. Ini rangkuman dari berbagai sumber juga soalnya. Lebih kurangnya mohon dimaafkan *sungkemDuluan*.

Siapa saja para Bunda kaum muslim ini? Usia berapakah mereka dan apa status mereka saat bersanding dengan Rasulullah dalam ikatan pernikahan? Apa saja latar belakang alasan pernikahannya?
Baca juga :
Bisakah Perempuan Bekerja di Arab Saudi?
Islam di Amerika: Idul Fitri di Texas 2017
Perempuan Indonesia di Arab Saudi … Jangan Sensi!
 

1 ♥ Bunda Khadija binti Khuwalid ♥

Perempuan istimewa ini berusia 40 tahun saat menikah dengan Rasulullah. Bunda Khadija sudah pernah menikah sebelumnya. Ayah dan suami sebelumnya yang telah wafat duluan termasuk dalam jajaran orang penting di suku asal mereka.

Bunda Khadijah menerima limpahan harta warisan yang cukup besar sepeninggal mereka berdua. Nabi Muhammad menjadi salah satu mitra dagangnya sampai ke tanah Syria. Melihat rekam jejak Nabi Muhammad yang cukup jempolan, Bunda Khadijah pun mengajukan lamaran untuknya.

Iyah, Bunda Khadijah yang melamar Rasulullah yang waktu itu masih berusia 25 tahun. Walau banyak petinggi-petinggi suku yang mengajukan diri, beliau mantap meminang Nabi Muhammad.

Dari pernikahan ini lahir 7 anak, 3 anak laki-laki (Qasim, Tayyib, dan Tahir) meninggal di usia balita. Sedangkan 4 anak perempuan (Zaynab, Ruqayya, Ummu Kalsum, dan Fatimah) bertahan hidup hingga dewasa.

Bunda Khadijah termasuk orang pertama yang spontan dan langsung percaya, tak ragu menyatakan keIslamannya selepas Rasulullah menerima wahyu. Beliau lah yang menemani Rasul melewati masa-masa sulit dakwah di masa pertama. Mengorbankan semua hartanya termasuk untuk membebaskan para budak yang memeluk Islam.

Dalam tekanan yang keras terhadap Rasulullah dan komunitas muslim di Mekkah, Bunda Khadijah meninggal karena sakit di usia 65 tahun. Tahun yang tidak mudah bagi Rasul. Sebelum ditinggalkan oleh perempuan terkasihnya, Paman Nabi yang tak putus melindunginya dari petinggi Quraisy (Abu Thalib) juga meninggal lebih dahulu beberapa bulan sebelumnya.

Tidak terbayang ya, pedihnya hati Rasulullah ditinggal orang-orang tercinta.

Hingga akhir hayatnya, hanya ada Bunda Khadijah dalam kehidupan pernikahan Rasulullah <3. Siapa bilang monogami bukan tuntunan hidup dari Rasulullah? ;).

Istri istri nabi Muhammad
Ilustrasi gambar : pixabay.com

2 ♥ Bunda Saudah binti Sam’a ♥

Kekasih hati yang sudah berpulang lebih dahulu tentu tidak boleh melemahkan semangat dakwah. Juga tidak melepaskan Rasul dari kewajiban mendidik dan membesarkan ke-4 putri tercintanya.

Sekitar 3 tahun selepas perginya Bunda Khadijah, salah satu kerabat menyarankan Rasulullah untuk menikah lagi khususnya untuk membantu urusan rumah tangga dan anak-anak. Rasul galau, siapakah yang layak menggantikan posisi Bunda Khadijah?”

Kerabat tersebut, Khawla, mengusulkan Aisyah binti Abu Bakar. Anak kandung dari sahabat terdekat Rasul. Tapi karena usianya yang masih sangat kecil dianggap belum cocok untuk mengurus rumah dan anak.

Khawla pun mengusulkan Bunda Saudah binti Sam’a, seorang janda berusia separuh baya yang tinggal bersama ayahnya yang sudah sangat tua. Rasulullah langsung menyetujui. Rasulullah menikah untuk kedua kalinya di usia 53 tahun.

Usianya yang tidak muda dan parasnya yang menarik membuat orang-orang bertanya mengapa Rasulullah memilih Bunda Saudah?  Sementara yang dikagumi Rasul adalah keberanian Bunda Saudah yang hijrah ke Abyssinia meninggalkan semua harta dan rumah serta sukses melintasi ganasnya padang pasir.

Bunda Saudah tak pernah bercerai hingga akhir hayat Rasulullah dan terus menyaksikan perkembangan Islam hingga akhir hayatnya di akhir kepemimpinan Umar bin Khatab.

Istri istri nabi Muhammad
Ilustrasi gambar : pixabay.com

3 ♥ Bunda Aisha Binti Abu Bakar ♥

Aisha dinikahi Rasulullah tak lama setelah hijrah ke Madinah. Usia Rasulullah sekitar 54 tahun saat itu. Jadi tak lama setelah menikah Bunda Saudah.

Ada pun usia Aisha sekitar 9 tahun. Nah, usia Aisha ini yang sering dijadikan olok-olokan oleh beberapa kalangan. Padahal mungkin di masa itu, perempuan yang menikah di usia semuda Bunda Aisha bukanlah hal yang ‘aneh’ ;).

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan muslim mengenai usia Bunda Aisha saat dipersunting Rasulullah. Ada juga yang mengklaim usia Bunda Aisha adalah 19 tahun saat menikah dengan Rasulullah.

Terlepas dari kontroversi ini, Bunda Aisha merupakan istri Rasulullah yang terkenal pandai, jiwa muda yang haus ilmu, cepat menangkap keterampilan dan pengetahuan baru, serta fasih berdiskusi dalam perdebatan.

Bersama Abu Hurairah, Abdullah Ibnu Umar, dan Anas Ibnu Malik, Bunda AIsha termasuk dalam 4 perawi hadis utama. Beliau pun merupakan satu-satunya istri Rasulullah yang dinikah dengan status gadis.

Walau menikah sejak muda, Rasulullah dan Bunda Aisha tidak memiliki anak. Terkenal memiliki hubungan yang rapat dengan Bunda Saudah, Bunda Aisha menutup usia di tahun 58 Hijriyah.

Istri istri nabi muhammad
Ilustrasi gambar : pixabay.com

4 ♥ Bunda Hafsah Binti Umar ♥

Bunda Hafsah adalah putri dari salah satu sahabat terdekat Rasulullah, Umar bin Khatab. Di usia 18 tahun, Hafsah sudah menjanda, suaminya gugur dalam Perang Badar.

Umar bin Khatab mencoba membujuk Abu Bakar agar mau menyunting putrinya. Abu Bakar menolak karena tahu bahwa Rasulullah sudah punya rencana menikahi Hafsah. Usman bin Affan juga menolak permintaan yang sama dari Umar. Usman baru ditinggal oleh istrinya Ruqayyah, salah satu putri dari Nabi Muhammad.

Akhirnya, Rasulullah yang menikahi Hafsah di usianya yang ke 56 tahun. Usman bin Affan menikah lagi dengan Ummu Kalsum, putri Rasulullah yang lainnya.

Pernikahan-pernikahan ini mempererat hubungan antara Rasulullah dan para sahabat. Rasulullah menikahi Aisha dan Hafsah, putri-putri dari Abu Bakar dan Umar. Usman menikahi 2 putri Rasulullah demikian pula Ali bin Abi Thalib yang menikahi Fatimah, putri bungsu Rasulullah.

Bunda Hafsah yang hampir seumur dengan Bunda Aisha secara manusiawi sering terlibat saling cemburu. Namun akhirnya, keduanya menjadi sahabat karib.

Bunda Hafsah meninggal di tahun 47 Hijriyah.

Istri istri nabi

5 ♥ Bunda Zainab Binti Khuzayma ♥

Bunda Zainab dinikahi tak lama setelah Rasulullah mempersunting Bunda Hafsah. Di usia ke-56 tahun, Rasul menerima permintaan Zainab (30 tahun) untuk dinikahi yang diajukan setelah Zainab menjanda akibat suaminya yang juga gugur dalam Perang Badar.

Bunda Zainab dikenal sebagai pribadi yang sangat dermawan kepada kaum dhuafa dan anak-anak yatim. Selain itu tak banyak hal yang diketahui tentang beliau yang wafat hanya dalam waktu delapan bulan setelah menikah dengan Rasulullah.

6 ♥ Bunda Hindun binti Abu Umayyah ♥

Bunda Hindun Lebih dikenal dengan Ummu Salamah. Sebelum menikah dengan Rasulullah, Ummu Salamah bersuamikan Abu Salamah bin Abdul Asad dan memiliki 4 orang anak. Abu Salamah meninggal akibat luka parah setelah ikut bertempur dalam Perang Uhud.

Ummu Salamah menolak pinangan Abu Bakar dan Umar sebelum menerima lamaran dari Rasulullah. Itu pun sebelumnya Ummu Salamah mengutarakan kepada Rasulullah tentang sifatnya yang pencemburu dan banyaknya anak yang telah dimilikinya.

Tapi Rasulullah tetap menginginkan untuk menikah dengan Ummu Salamah. Pernikahan pun berlangsung saat usia Rasul mencapai 57 tahun dan Ummu Salamah 29 tahun.

Ummu Salamah dikenal cerdas dan pemberani. Banyak pula merawi hadis walau tidak sedominan Bunda Aisha. Ummu Salamah juga kritis dan banyak bertanya kepada Rasulullah mengenai posisi perempuan dalam Islam termasuk hal warisan dan kewajiban ikut berperang.

Di usia yang tak lagi muda dan punya beberapa anak tidak menghentikan upayanya untuk terus menimba ilmu dan berjuang di jalan agama bersama Rasulullah. Panutan nih buat ibu-ibu yang sudah menikah dan punya anak :). Harus tetap semangat menimba ilmu ;).

Ummu Salamah meninggal di tahun 61 Hijiriyah.

Ilustrasi gambar : pixabay.com

7 ♥ Bunda Zainab binti Jahsy ♥

Perempuan cantik yang berasal dari keturunan Quraisy yang sangat terpandang ini awalnya menikah terlebih dahulu dengan Zaid bin Haritsah. Zaid adalah budak yang dibebaskan dan dianggap kerabat, bahkan dianggap sebagai anak oleh Rasulullah sejak kecil.

Pernikahan Bunda Zainab dan Zaid juga atas inisiatif Rasulullah. Zainab dan keluarga awalnya menolak karena latar belakang Zaid yang dianggap tidak sejajar dengan mereka. Namun, Rasulullah menekankan bahwa harga diri seseorang tidak terkait asal  usul dan keturunan melainkan ketakwaan. Rasulullah bersaksi betapa saleh dan setianya Zaid selama ini kepada beliau.

Budaya kaum Quraisy yang ingin diminimalkan bahkan dihapuskan oleh Rasul adalah kebiasaan mereka membangga-banggakan garis keturunan secara berlebihan.

Walau Zainab akhirnya bersedia namunpernikahannya dengan Zaid tidak harmonis. Beberapa kali Rasulullah meminta Zaid untuk bertahan, akhirnya pasangan tersebut berakhir dengan perceraian.

Di usia 35 tahun, Bunda Zainab pun dinikahi oleh Rasulullah yang saat itu berusia 58 tahun.

Selain cantik dan terdidik, Bunda Zainab juga sangat dermawan. Beliau adalah istri Rasul yang wafat paling awal setelah meninggalnya Rasulullah. Bunda Zainab meninggal di tahun 20 Hijriyah di masa kepemimpinan Umar Bin Khatab.

8 ♥ Bunda Juwairiyah binti Al Harits ♥

Nama aslinya adalah Barrah. Barrah adalah anak dari Al Harits, seorang pemimpin dari Bani Musthaliq yang dikalahkan oleh pasukan muslim dalam sebuah pertempuran. Barrah dan sebagian besar orang-orang dari Bani Musthaliq tertangkap dan menjadi tawanan perang.

Barrah takut jika pasukan muslim menyadari siapa dirinya mereka akan menolak untuk permintaannya untuk dibebaskan dengan sejumlah tebusan. Barrah memaksa untuk bertemu Rasulullah.

Barrah meminta Rasul untuk membantu pembebasan dirinya. Rasul malah melamarnya dan Barrah mengiyakan. Usia Rasul saat itu 58 tahun dan Barrah 20 tahun. Pernikahan ini berlangsung tak lama setelah Rasul menikahi Bunda Zainab. Barrah diberi nama baru, “Juwairiyah”.

Apa rencana Rasul? Ternyata pernikahan ini menyebar sampai ke pasukan muslim dan mereka segera menyadari posisi Bani Musthaliq setelah pernikahan tersebut. Para tawanan pun segera dibebaskan untuk menghormati posisi baru mereka sebagai keluarga besar besan Rasulullah.

Pernikahan ini tidak hanya membebaskan Bunda Juwairiyah tapi juga segenap keluarga besar Bani Musthaliq :). Pernikahan yang benar-benar membawa berkah bagi banyak orang.

Bunda Juwairiyah meninggal di tahun 50 Hijriyah.

Istri istri Nabi Muhammad
Ilustrasi gambar : pixabay.com

9 ♥ Bunda Ramla binti Abu Sufyan ♥

Bunda Ramla lebih dikenal dengan nama Ummu Habiba. Ummu Habiba adalah putri dari Abu Sufyan, salah satu penguasa Kaum Quraisy yang cukup keras melakukan perlawanan terhadap Rasulullah dan kaum muslim.

Ummu Habiba menikah dengan Ubaidillah bin Jahsy semasa di Mekkah. Setelah Rasul mulai berdakwah tentang Islam, Ubaidillah tertarik dan mengajak Ummu Habiba untuk  memeluk Islam bersamanya.

Mereka berdua hijrah ke Habasyah. Di Habasyah, Ubaidillah meninggalkan Islam karena putus asa dengan perjuangan Rasul di Mekkah yang belum juga menunjukkan tanda-tanda kesuksesan.

Setelah Ubaidillah meninggal, Ummu Habiba sangat galau. Kini sebatang kara di negara asing sementara tak mungkin pulang ke Mekkah karena keluarga besarnyyang sangat anti Islam. Termasuk ayahnya sendiri.

Rasulullah melamar Ummu Habiba dan mereka dinikahkan via wali sejak Ummu Habiba masih berada di Habasyah di tahun 1 H. Ummu Habiba pindah ke Madinah di mana istri istri nabi yang lainnya juga  berada sekitar tahun 7 H saat usianya 35 tahun dan Rasulullah berusia 60 tahun.

Ummu Habiba meninggal di tahun 44 Hijriyah.

10 ♥ Bunda Safiyya binti Huyayy ♥ read more

Pengkajian Ulang UU Penistaan Agama, Harus Menunggu Berapa Korban Lagi?

Api mengamuk di Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) “Bahtera Kasih”. Di dalamnya ada Pendeta Ishak Kristian, isterinya Ribka Lena, dan anaknya Elisabeth Kristian. Satu keponakan Nova Samuel dan seorang karyawan magang, Rita.

Mereka tidak berani keluar dari gereja karena massa berkumpul dan mengamuk di luar. Massa inilah yang mengobarkan api di gereja. Bapak pendeta dan seisi penghuni gereja ikut terbakar di dalam.

Tidak hanya GPPS, sebelumnya gedung Pengadilan Negeri/PN di Situbondo sudah terlebih dahulu dihajar massa. Habis dilalap api. Ketua PN Situbondo dilempar batu dan mengenai keningnya. Beliau berusaha lari lewat pintu belakang.

Apa yang terjadi?

Massa mengamuk setelah sidang tuntutan jaksa kepada terdakwa penistaan agama Islam oleh pelaku yang juga beragama Islam, Saleh. Jaksa sudah memberikan tuntutan maksimal 5 tahun tapi massa menuntut hukuman mati.

Saat massa mengamuk dan mulai menyerang para pegawai PN dan melempar batu, bahkan terdakwa Saleh dikejar dan berhasil dihajar dalam tahanan setelah massa berhasil merangsek masuk.

Saleh dibawa pergi oleh petugas. Entah bagaimana awalnya, di tengah orang-orang yang sedang terbakar, isu pun menyulut bahwa Saleh disembunyikan di dalam gereja Bukit Sion, tak jauh dari gedung PN Situbondo.

Dengan sisa-sisa bensin yang mereka rampas dari mobil dan motor milik PN dan Polres, Gereja Bukit Sion pun dibakar.

Kerusuhan Situbondo (gambar : store.tempo.co)

Kemarahan makin tak terkendali, gereja-gereja lain pun diamuk massa. Mereka berpencar ke berbagai penjuru kota. Rumah pendeta juga ada yang kena. Bahkan sebuah yayasan panti asuhan dan anak kurang mampu yang baru dibangun 3 bulan sebelumnya juga tidak luput dari sasaran. Termasuk TK Santa Theresia dan sebuah pondokan suster/biarawati.

Saat membakar pertokoan, satu kompi senapan datang. Mereka mulai diamankan dan kerusuhan baru benar-benar selesai pukul 11 malam.

Hal ini diawali oleh pelaporan dari salah seorang kyai bahwa Saleh menistakan agama Islam dengan mengatakan bahwa Allah itu makhluk biasa. Saleh juga mengatakan bahwa salah satu kyai yang merupakan pemimpin pondok pesantren dan sangat dihormati di kalangan NU, meninggal tidak sempurna.

Dari situ awal mulanya.

Berbagai berita kemudian menyebutkan kasus ini digunakan untuk mendiskreditkan kelompok NU. Apa mungkin ya menyebut akar permasalahan sebenarnya dalam internal NU? Karena terpidana Saleh juga dikenal sebagai pemuda NU.

Lalu, saya teringat juga dengan kisah Farkhunda di Afghanistan.
Farkhunda dihajar, dipukuli, diseret dengan mobil, dan mayatnya dibakar sampai hangus oleh ratusan laki-laki yang ditonton BAHKAN divideokan oleh banyak orang. Dengan anggapan Farkhunda sudah menistakan agama.

Gambar : operationworld.org

Ah ya, anda tahu bahwa Farkhunda ini seorang PEREMPUAN? Demi membela agama, ratusan laki-laki ini menganiaya seorang perempuan. Anda mungkin lebih terpana lagi kalau tahu latar belakangnya.

Walau isu di Afghanistan tentu lebih kompleks karena melibatkan trauma mendalam sehabis perang berkepanjangan dan misoginisme yang masih ramai merebak di sana. Kejadiannya bahkan di jantung ibukota bukan di daerah pedalaman.

Kisah Farkhunda sudah pernah saya tulis di sini.

Di negara Afghanistan dan Pakistan, Blasphemy Laws (Undang-undang Penistaan Agama) jauh lebih hits dan menimbulkan peristiwa-peristiwa kontroversial. Sampai-sampai negara mungkin tidak perlu punya pengadilan terkait masalah ini.

Karena kalau ada yang dirasa menista agama, boooom!!! Seketika itu juga sumbu-sumbu dari berbagai penjuru bisa tersulut sampai meledak.

Yang baru-baru ini terjadi menimpa seorang mahasiswa Marshal Khan. Marshal Khan dianggap menghina Islam karena postingan-postingan di akun media sosialnya. Sama seperti Farkhunda, hajar dulu, cari tahu kemudian.

Sampai sekarang tidak ada bukti kuat telah terjadi penistaan agama tapi ya orangnya dah keburu meninggal disiksa sampai mati beramai-ramai.

Dalam kasus Pakistan, kebebasan berpendapat mungkin menjadi salah satu isu utama. Konon juga, ada yang sakit hati karena kalah berdebat dengan Marshal Khan.

Sementara Marshal Khan sendiri dikenal sebagai pemuda muslim yang sering mengkritik pemerintah karena dianggap gagal mempraktikkan agama Islam sebagai rujukan mayoritas yang seharusnya mampu membawa Pakistan ke arah lebih baik.

Serangan terorisme di Pakistan (gambar : rt.com)

Korupsi dan internal politik yang tidak stabil mungkin kerap menjadi sasaran kritikan Marshal Khan. Tapi orang lebih fokus membahas penistaan agamanya.

Di Afghanistan dan Pakistan hukuman penistaan agama itu maksimal hukuman mati.

Kasus lain di Pakistan terjadi di tahun 2009. Menimpa seorang kristiani yang dikenal dengan nama Asia Bibi. Secara umum, penduduk minoritas kristiani di Pakistan menempati kelas bawah secara sosial. Mereka rata-rata bekerja di sektor-sektor informal.

Di suatu siang setelah acara panen bersama rekan-rekan buruh taninya yang muslim, Asia Bibi terlibat perdebatan dengan dengan salah satu dari mereka.

Asia Bibi terlihat mengambil air dengan menggunakan gelas yang tergeletak di pinggir sumur. Sesuai aturan di sana, orang Kristen tidak boleh minum air dari perkakas yang sama karena diyakini Asia Bibi itu tidak bersih karena agamanya Kristen (bukan Islam).

Pemicunya mungkin ada hal lain juga. Karena perempuan yang pertama melihat dan marah kepadanya ditengarai sudah sering berdebat dengan Asia Bibi di kesempatan-kesempatan sebelumnya.

Saat berdebat inilah, Asia Bibi merasa statusnya sebagai umat kristen dilecehkan dan akhirnya membalas, ” “I believe in my religion and in Jesus Christ, who died on the cross for the sins of mankind. What did your Prophet Mohammed ever do to save mankind?”

(Saya meyakini agama saya dan percaya Yesus Kristus, yang meninggal disalib untuk menghapus dosa umat manusia. Apa yang dilakukan nabimu, Nabi Muhammad untuk menyelamatkan umat manusia?)

Nah, pernyataan dari Asia Bibi inilah yang dilaporkan sebagai penistaan agama. Yang kemudian membuatnya menerima putusan hukuman mati.

Belum selesai sampai di sini. Gubernur Punjab, seorang muslim, Salman Taseer menggugat keputusan tersebut dan meminta pengampunan untuk Asia Bibi.

Bahkan Taseer secara terbuka mengkritik undang-undang penistaan agama dan mengimbau agar dilakukan peninjauan kembali atas UU tersebut.

Hasilnya? Salman Taseer mati dibunuh oleh salah satu pengawalnya sendiri, Malik Qadri. Taseer dianggap “mengkhianati” agama karena kritikannya kepada UU penistaan agama.

Pembunuh Taseer dihukum mati dan dieksekusi di bulan akhir Februari 2016. Saat pemakaman jenazah Qadri, ribuan umat muslim berbaris menghormatinya sebagai mujahid dan bahkan beberapa pihak melarang pendukung Taseer untuk mengirimkan tanda simpati kepada Taseer.

Salman Taseer (Gambar : tribune.com.pk)

Ribuan umat muslim tersebut menyatakan dukungan terhadap UU penistaan agama (yang digugat oleh Taseer). Sekaligus menunjukkan simpati mereka kepada Malik Qadri, si pembunuh Taseer.

Tak hanya Taseer, kritik terhadap UU penistaan agama juga merenggut nyawa salah satu nyawa pejabat tinggi Pakistan lainnya, Shahbaz Bhatti. Bhatti adalah penganut kristen seperti Asia Bibi dan satu-satunya pejabat beragama Kristen dalam kabinet.

Bhatti dibunuh dengan alasan yang sama terhadap Taseer, membela Asia Bibi dan menggugat UU penistaan agama.

Kasus terkini, soal Ahok, mungkin tidak sesadis kisah-kisah di atas.

Dengan 76% tingkat kepuasan masyarakat terhadap hasil kerja petahana saja sudah menunjukkan ANOMALI hasil Pilkada di bulan April lalu. Sejak awal, kasus yang “diada-adakan” ini sudah sangat membebani beliau di masa kampanye dan desakan massa yang terus menerus.

Saya yakin 100% Ahok akan baik-baik saja. Yang lebih saya khawatirkan adalah kejatuhan harapan baik oleh diri saya sendiri maupun teman-teman yang sudah terlanjur “terbang”.

Mungkin banyak yang pertama kalinya dalam tahun-tahun kita hidup sebagai warga Indonesia merasakan yang namanya PERCAYA lagi kepada pemerintah.

Saya rasa di situ letak kepahitannya.

Siapa sih kita dulu-dulu? Ikut Pilkada seadanya. Seperti saya tahun 2007 yang ikut Pilkada ya untuk ramai-ramai saja. Ditanya program saya bengong sendiri. Pilpres tahun 2009 juga gitu. Cap cip cup kembang kuncup saja.

Tidak ada harapan apa-apa. Siapa yang menang juga ya sudahlah. Saya tidak tahu harus berharap apa . Mau kampanye juga bingung apa yang diperjuangkan gitu?

Selama ini, saya pikir kita sebagai rakyat tidak salah. Ya gimana, dikasihnya pilihan-pilihan model begitu? Dalam Pilkada Banten misalnya. Piihannya si petahana yang tidak jelas juga kerjanya apa berhadapan dengan calon lain yang wakilnya adalah anak kandung dari dinasti korup yang sebelumnya menguasai Banten? Harus pilih siapa kalau begini???

Bahkan si embak-embak cantik, yang suaminya tersandung korupsi juga yang juga masih kerabat dinasti korup di Banten terpilih lagi menjadi walikota di Tangerang Selatan. It’s casual. Nothing special.

Lalu, ada Ahok di Jakarta. Yang hasil kerjanya begitu gemilang berhadapan dengan pasangan yang sama sekali tidak punya rekam jejak di pemerintahan daerah, ujug-ujug datang menantang di ibukota dengan modal santun dan program kerja yang benar-benar bikin kening berkerut. Tapi petahana kalah dengan telak.

Dan kini, meringkuk pula di penjara yang kasusnya dilatarbelakangi sebuah ayat yang bahkan para ulama pun punya perbedaan pendapat mengenainya?

Isu penistaan agama dengan tekanan yang begitu besar terlihat nyata di Pilkada DKI tahun ini. Saya tidak berani mengatakan seberapa besar pengaruhnya. Tapi yang jelas ADA dan sangat NYATA kan?

Ada salah satu kasus penistaan agama lain di tahun 1998. Ada unsur politisnya juga. Secara skenario mirip dengan Ahok tapi terbalik pelaku dan yang “korban”nya. Kali ini yang merasa ternistakan adalah minoritas. Hasilnya? Ya kasusnya menguap begitu saja walau ancaman makar dan demo besar-besaran terjadi di Bali.

Ini sampai kapan akan begini? Ukuran-ukuran ternistakan, merasa dinista, melakukan penistaan sebenarnya apa, sih? Berdasarkan perasaan? Perasaan siapa? Berdasarkan tekanan masyarakat? Dukungan massa?

Massa bergerombol yang menyuarakan rintihan kebencian ya jelas menjadi bahan bakar potensial yang digaruk dikit itu nanahnya bisa muncrat ke mana-mana. Ingat Situbondo di awal tulisan?

UU penistaan agama akan selalu menjadi bola karet yang tidak pernah jelas pantulannya akan ke mana. Mau dibiarkan sampai kapan? Harus menunggu berapa rumah ibadah terbakar? Harus ada yang mati dulu?

Apa sebenarnya definisi membela agama ini? Kepuasan batin atau gimana? Jika kita adalah yang beragama, sejauh mana agama itu bisa mempersembahkan solusi bagi kebaikan masyarakat sekitar? Dengan ancaman dan intimidasi?

Think about it ya :).

The American Dream dan Mimpi Kaum Pendatang

Saat Irlandia dilanda bencana kelaparan yang mengerikan di pertengahan abad ke-19, tidak sedikit orang tergopoh-gopoh menuju tepian laut. Berhimpitan dalam kapal membawa barang seadanya dan segenap keluarga yang masih hidup.

Hendak melabuhkan harapan baru saat situasi tidak lagi mungkin bisa dihadapi di negeri asal. Beramai-ramai menuju Amerika Serikat.

Makanya tuh, di belahan Utara Amerika Serikat banyak pendatang asal Irlandia . Film Far and Away yang jadi tempat cinloknya Tom Cruise dan Nicole Kidman, salah satu yang menggambarkan perjuangan para pendatang asal Irlandia di US.

Dublin, Irlandia
Dublin, Irlandia

Di Boston, perayaan St Patrick’s Day yang merupakan perayaan utama Bangsa Irlandia juga dirayakan besar-besaran .

Mundur ke belakang pun, saat isu anti Yahudi terus menggeliat, banyak kaum Yahudi yang terusir ke sana. Mereka dibujuk agar mau meninggalkan Eropa dan memulai hidup di benua baru.

Saat perpecahan Protestan dan Katolik pun, sebagian terusir dan meninggalkan daratan Eropa menuju Amerika.

Terus berlanjut hingga abad ke-20. Dari biografi Pamela Mountbatten, sepupu dari Ratu Elizabeth II, saat perang Dunia ke-2 memanas dan kembali sentimen anti Yahudi dihembuskan, dia bersama kakak perempuannya diungsikan ke Amerika Serikat.

Pamela ditengarai masih punya darah Yahudi dan ditakutkan akan menjadi sasaran isu SARA imbas Perang Dunia II.

Jadi Amerika Serikat memang sering menjadi “tempat buangan” hahaha . Orang-orang terbuang inilah yang bekerja keras menaklukkan tanah baru dan terbilang sukses. Suksesnya menular ke mana-mana dan menginspirasi “The American Dream”.

usa-1197608_960_720

Eropa, terutama wilayah barat, memang berbeda dengan Amerika Serikat. Eropa dalam beberapa hal lebih ‘kaku’. Sementara di Amerika Serikat, apa pun bisa saja terjadi. Konon, siapa pun yang bekerja keras, akan punya kesempatan yang sama menaklukkan kerasnya hidup.

Sementara di Eropa, keinginan begini mustahil terwujud. Eropa sangat ketat urusan beginian. Amerika Serikat lebih “cair.”

Tidak heran, pendatang asal Asia Selatan banyak yang menjadikan Irlandia sebagai batu loncatan saja. Begitu mereka sukses memilliki paspor Irlandia, mereka akan segera berlayar kembali, menuju sasaran utama mereka, Amerika Serikat.

Kata salah satu teman saya, “Hidup di India sangat berat. Tapi itu tanah asal kita. Saya bahagia di India meskipun repot. Tapi terus ingat anak dan masa depannya. Jadi, kami pindah ke sini. Selesai dapat paspor kami ingin pindah ke US. Di sana nanti, kami akan membawa orang tua kami untuk tinggal bersama kami.”

Mendapatkan paspor Irlandia memang tergolong mudah untuk ukuran Eropa. Enggak pakai tes segala macam. Mungkin karena bahasanya bahasa Inggris ya jadi cincay lah semua pasti bisa hehehe.

Merantau itu seperti 2 sisi mata uang. Kita bahagia bertemu orang baru punya teman-teman yang berbeda bertukar pikiran dan sekadar ocip-ocip ringan hehehe. Tapi hati pun galau meninggalkan keluarga di tanah kelahiran. Makanya banyak yang terpikir memboyong orang tua dan segenap handai taulan. Di US, hal itu sangat mungkin .

Rata-rata ya, pendatang ini hadir dengan semangat full tank. Tentu meninggalkan tanah kelahiran bukan hal yang mudah, lho. Walau sudah dicita-citakan tetap saja berat pas menjalani.

Apalagi memang merantaunya karena sebab yang lebih krusial. Misalnya mereka yang berasal dari negara-negara yang kurang beruntung secara ekonomi, politik dan sosial. Mereka mati-matian akan bertahan. APalagi yang lagi perang. Terbayang kan traumanya.

Di situlah konflik mulai muncul. Para pendatang yang mungkin sebagian sudah bertekad, “Sukses atau mati di negeri orang!” akan melakukan apa saja untuk berjuang di negeri impian.

Perang dan bencana penderitaan besar (gambar : pixabay.com)
Perang dan bencana penderitaan besar (gambar : pixabay.com)

Bekerja jauh lebih keras dengan gaji minimal misalnya. Kok mau, ya? Mereka mengejar harapan dan kesetaraan hal yang mungkin tergolong mustahil di negeri asal. Di negara-negara “maju”, fasilitas umum dan publik sangat bagus dan cukup merata. Apalagi di Eropa Barat, Kanada, Australia yang memang menganut sistem “welfare state/kesejahteraan bersama”.

Mereka yang “terhina” di negara asal ya pasti betah di negara maju. Eropa Barat misalnya, kalian pasti susah menilai mana yang miskin mana yang kaya hehehe. Pemerataan di banyak hal hampir sempurna . Tukang ngepel di mal saja bisa punya mobil sendiri, booooooo .

Warga lokal yang sudah terbiasa santai dan dari kecil mungkin kurang diperkenalkan dengan “situasi yang kompetitif” lambat laun akan kaget dan merasa terdesak.

Sementara perusahaan dan pemilik modal ya sesuai prinsip ekonomi sederhana, “Pengorbanan sekecil mungkin untuk hasil semaksimal mungkin.”

Ngapain bayar pegawai lokal mahal-mahal kalau bisa mendapatkan pegawai pendatang yang etos kerja lebih mumpuni malah kadang … kemampuannya juga lebih bagus.

Kata siapa orang Asia lebih bodoh? . Kurang disiplin mungkin iya hihihi.

Dari kecil, kita orang Asia sudah ditempa dengan pendidikan keras nan kompetitif. Kita terbiasa memberikan effort maksmal dalam berbagai hal. Kita merasa wajar bekerja lebih keras untuk hasil yang lebih baik.

Hidup di Asia ... penuh dengan kerja keras :) (gambar : pixabay.com)
Hidup di Asia … penuh dengan kerja keras 🙂 (gambar : pixabay.com)

Di sinilah masalah makin membesar. Orang lokal (Eropa dan mungkin US) dari kecil sekolahnya santai, kelak mereka bekerja apa pun juga ya tidak merasa terpengaruh.

SEmentara pendatang, dari kecil hidup mungkin sudah keras. Rata-rata mereka punya mimpi di atas rata-rata. Kalau pun orang tuanya hanya sanggup bekerja “informal” misalnya, nah nanti anak-anaknya digembleng biar lebih sukses.

Kombinasi dari sistem pendidikan mumpuni ala “western countries” dan didikan khas “Tiger Moms” dari emak-emak di rumah masing-masing hahaha.

Mereka mengadopsi perilaku santun orang lokal tapi tetap memiliki kemampuan akademis yang tinggi . Ini yang sebenarnya menakutkan buat orang lokal. Pendatang yang mungkin awalnya dicibir tidak punya manner ternyata bisa beradaptasi dengan budaya disiplin masyarakat lokal.

Ini beneran, lho. Di sekolah sini biasanya terbagi 3 kelompok di tiap jenjang kelas : Advanced, intermediate, basic. Hampir semua anak Asia berada di kelas Advanced hahahaha. Sementara orang lokal tidak terbiasa dan tidak terlalu peduli .

Pendatang generasi “home grown” tidak hanya berjaya di bidang informal. Mereka akan terus merangsek ke wilayah profesional.

Dari sini pembatasan terhadap kaum pendatang mulai dilakukan. Dianggap sebagai ketidakadilan. Karena memang sih, misalnya status refugee, itu hanya dianggap solusi sementara. Diharapkan kalau negara asal membaik mereka akan pulang.

Tapi manaaaaaaaa… Pakistan sudah puluhan tahun didera pertikaian internal. Not mention kasus korupsi yang merajalela di banyak negara berkembang . Alih-alih melawan, korupsi termasuk kejahatan yang makin ke sini tidak lagi dianggap tabu.

Sudah mati rasa, Cuy. Kita saja di Indonesia saban ada kasus korupsi, ya udah. Udah ditangkap. Sudahlah. Sabar saja, bla bla bla. Besok juga sudah pada lupa . Nanti terpilih lagi malah. Kalau enggak, anaknya, suaminya, istrinya, iparnya, atau keponakannya atau adiknya atau siapanya yang menggantikan.

Lobbying - Corruption, gambar : pixabay.com
Lobbying – Corruption, gambar : pixabay.com

Masyarakat di negara berkembang, dengan tingkat pendidikan kurang merata bahkan sangat minim, sangat labil secara emosional. Jangankan negara berkembang, negara maju pun yang kini menjadi bagian dari masalah ekonomi global juga sudah mulai panik, kan? .

Apalagi kalau kebutuhan dasarnya belum terpenuhi. Kemiskinan dan kesengsaraan sebagai akibat panjang dari ulah koruptor menjadi penguat ketidakstabilan di banyak negara berkembang. Lingkaran setan tak berujung.

Dodolnya, banyak negara maju malah mengail di air keruh. Untuk mencari uang banyak dalam waktu singkat, mereka itu ya, alih-alih mendamaikan malah jualan senjata cobak! .

Pemerintah resmi berdalih perdagangan senjata terjadi “di bawah tangan” alias ilegal. Omong kosong! .

Akibatnya ya lingkaran setan tadi. Perbuatan jahat ya akan berbalik ke diri sendiri. Lihatlah kini, limpahan imigran yang rata-rata datang dengan maksud permanen mulai mendatangkan sentimen sosial dalam masyarakat setempat .

Pemboman di Brussel tempo hari membahas masalah ini. Brexit adalah salah satu puncaknya. Dan makin disempurnakan dengan fenomena … Trump!

trump-1350370_960_720

Saya percaya, pada dasarnya mayoritas manusia di muka bumi ini, mau suku, agama, warna kulit, asal, dan ras mana pun, menginginkan kedamaian dan kesejahteraan sosial.

Masalahnya, kita ini manusia yang secara default memang pakemnya sudah begitu. Tidak sempurna. Tiap saat kita harus bertempur dengan diri sendiri melawan hal-hal yang sering diistilahkan dengan 7 sins :

1. Kebanggaan
2. Ketamakan
3. Iri hati
4. Kemarahan
5. Hawa nafsu
6. Kerakusan
7. Kemalasan

Makanya, musuh paling berat untuk SEMUA manusia itu justru diri kita sendiri.

Tapi sekali kita percaya bahwa ada sesuatu di luar sana yang tidak terkalahkan yang akan menghancurkan kita semua tanpa mampu kita cegah, entahlah semacam monster atau apalah hehehe, kita tidak akan pernah ke mana-mana .

Penggemar teori konspirasi mana suaranyaaaaaaa hahaha. Propaganda model begini yang akhirnya menghalangi kita berpikir ke arah kemajuan karena udah lemes duluan, “Udahlah. Gak mungkin. Kita pasti kalah. Pasti! Pasti! Ada kekuatan besar tak terlihat nganu-nganu…”

Pada kenyataannya, banyak negara maju sudah hopeless karena seberapa besar pun uang yang digelontorkan untuk bantuan kepada negara bermasalah, ternyata terbukti 80% nya masuk ke kantong para koruptor. Ini kasus di Afghanistan .

Di Pakistan, para pejabat korup ini kabur membawa lari uang negara dan hidup nyaman di negara lain . Di Afrika lebih ngeri lagi. Karena isu perbedaan suku pun masih bisa diramu untuk kepentingan para penguasa nan tamak. Sudah nonton Hotel Rwanda? Itu kisah nyata ya btw.

Selama negara-negara maju menutup mata dan malah ambil kesempatan dalam kesempitan dan gejolak dalam negeri di wilayah negara lain, ya selama itu pula lingkaran setannya enggak akan kelar-kelar.

Coba saja. Kalian halangi negara lain untuk maju karena ketamakan dan kebanggaan ingin menjadi “penguasa dunia”, kelak akan berbalik ke diri sendiri. Betul begitu, wahai US dan Eropa? .

Penduduk di negara yang kalian “kerjain” suatu hari akan berbondong-bondong pergi meninggalkan negara mereka dan malah nyasar ke negara kalian hehehe.

Sebaliknya buat negara-negara berkembang dengan segabruk konflik internal, selama tidak pernah mampu mengurai persoalan utama dan terus menerus meributkan hal-hal kecil yang terus dipercikkan untuk membelokkan perhatian kita dari fokus masalah, ya kita akan begini-begini saja.

Terus terjebak dalam ketidakmampuan, kegagalan membangun, perasaan dizalimi sebagai korban, dan seterusnya.

Entahlah yang mana memengaruhi yang mana. Mumet, Cuy hehehe.

Ini belum masuk isu agama yang lebih sulit lagi. Karena dalam urusan agama, kadang rasionalitas sulit sekali dikedepankan. Asas “pokoknya” jauh lebih mudah akibat doktrin turun temurun dan propaganda “perasaan kalah” tadi.

Untuk agama Islam, Mas Khairun Fajri Arief punya tulisan bagus tentang bahayanya perasaan kalah ini. 

Makanya, dalam kasus Trump, wait and see dulu sajalah. Kok belum apa-apa sudah ngeri duluan hehehe. Amerika Serikat bukan negara abal-abal. Mereka sudah berkali-kali membuktikan diri sanggup keluar dari kemelut besar di sama lalu .

Bukan cuma US kok ya. Jangan sedih. Semua negara punya kesempatan sama untuk maju dan berkembang. Asalkan…fokus .

Tetap tenang ya, teman-teman hehehe. Jangan biarkan ketakutan menguasai kita. Karena rasa takut itulah yang menjadi sumber dari berbagai malapetaka di dunia.

Does fear always work? Nope. It depends on you .

Back to the basic rule, musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri. Termasuk KEMALASAN mencerna berita dan situasi apa pun. Sifat tergesa-gesa karena dikuasai HAWA NAFSU dan KEMARAHAN. Chill out, Bro and Sis . Tetap waspada dengan segala bentuk provokasi .

“An Idea is nothing but Information, It won’t do us any harm until we accept it as perception of truth in our mind, which in time will potentially evolve and construct major events in history.”
― Djayawarman Alamprabu, Feared Intellectualism

Wait and see .

Gambar : pixabay.com
Gambar : pixabay.com