Rosengarten bern swiss

[CERPEN] FLAMINGO MERAH JAMBU 

by : Jihan Davincka

***

Terhenti di sudut jalan Burrenstrasse, mataku berbinar senang, “Hanami …”

“Iya, bunga Sakura.”

Aku berdiri di bawah rimbunan kembang merah muda yang memenuhi hampir semua pucuk di ranting pohon itu. Kukeluarkan kamera saku, “Cepatlah. Foto aku.”

“Kau akan terlihat aneh. Jangan lupa, kita di Bern. Ini Swiss. Bukan  Jepang!”

Aku mengibaskan tanganku tidak peduli, “Ayolah  … ”

Kita terus berbicara tentang bunga Sakura walau pohonnya sudah tertinggal jauh oleh langkah-langkah kita. Katamu, “Di Eropa, tak sulit menemukan bunga Sakura. Tapi rasanya biasa saja.” read more

Syarat Pengiriman dan Contoh Cerpen ke Femina dan Kartini

Pengiriman dan Contoh Cerpen ke Femina

Perasaan sudah pernah posting tentang ini, ya? Tapi lupa di postingan yang mana. Banyak yang bertanya jadi daripada bolak balik, ditulis saja selengkap mungkin di satu tulisan khusus :). Mohon maaf tidak bermaksud berlambat-lambat menjawab. Tapi kadang ketelisut aja mau nulis tema yang mana. Udah dipikirin eh pas depan laptop yang lain yang ditulis hahaha.

Kok Kartini sama Femina doang? Ya pernah dimuatnya di situ doang. Itu pun cuma 3 kali hihihi. Entah kenapa sekarang jarang sekali menulis cerpen-cerpen lagi :(. Banyakan malasnya nih *getokKepalaSendiri*.
read more

[Cerbung] Temanku Cina (Tamat)

Bagian sebelumnya dibaca juga, ya, buat yang belum hehehe. Yaiyalah, namanya juga cerbung :P.

Tentang Dia (Bagian 5 – Tamat)

Oleh : Jihan Davincka

***

Gambar : oldeglory.co.uk
Gambar : oldeglory.co.uk

Seminggu ini, aku tidak boleh berkeliaran di luar rumah kecuali saat sekolah. Bapak yang mengantarku. Setengah jam sebelum lonceng berbunyi, Bapak sudah menanti di pintu gerbang.

Bapak sengaja berputar melewati jalan lain agar kami tak melewati rumah di ujung jalan itu. Aku tak berani meminta. Biarkan saja. Aku akan kesana malam-malam.

Setelah dua minggu berlaku, barulah aku berani keluar rumah. Tapi malam-malam. Biarpun takut setengah mati, mulutku tak berhenti komat-kamit baca doa dan berjalan ke ujung jalan. Aku kaget kayu ukiran di atas terasnya sudah roboh. Tak ada cahaya lampu. Aku jadi gelisah. read more

[Cerbung] Temanku Cina (Bagian 4)

Tentang Dia (bagian 4)

Oleh : Jihan Davincka

(Bagian sebelumnya cek ke sini, aja :D). 

***

Aku ke dapur. Ibu langsung menengok ke arahku begitu aku masuk. “Makanlah. Bapak sudah makan tadi.”

Aku duduk di meja makan. Makan dengan patuh tapi mataku mengawasi gerak-gerik Ibu. Akhirnya aku tak tahan lagi.

“Ibu, ada apa tadi? Pak Haji kenapa? Ribut-ribut apa di luar?”

Ibu, yang nampaknya sedang memotong-motong sesuatu kembali menoleh ke arahku. Dia seperti berpikir sebentar tapi dia tidak jadi bersuara. Dengan acuh, dia kembali berkutat dengan pekerjaannya. read more

[Cerbung] Temanku Cina (3)

Tentang Dia (bagian 3)

Bagian 1 cek dimari. Bagian 2 ada di sindang :D.

Gambar : pinterest.com

Oleh  : JIhan Davincka

***

Dua minggu berlalu. Aku masih belum mau ke ujung jalan itu. Aku memang sering marah dengan ucapan-ucapannya. Tapi kali ini, aku benar-benar kesal.

Dalam kamarku, aku sedang menghitung-hitung uang hasil berjualan bahan kerudung. Seharusnya hari itu aku menyerahkannya pada anak Cina itu. Tapi, siapa suruh dia bilang Nora lebih cantik dariku.

Sejak aku berkerudung, dia terus-terusan menawariku berbagai jenis kain untuk bahan kerudung. Bahkan akhirnya berhasil memaksaku untuk menjualnya ke teman-temanku yang lain. Tadinya aku canggung mau menjualnya kemana-mana. Setelah dicoba, teman-temanku malah banyak yang suka. read more