Alhamdulillah Yaaa, Tanggal Tua Pun Bisa Memberikan 6 Hikmah Berikut

Siang menjelang sore, saya terjebak di halte fakultas lain. Kalau lagi jam sepi begini, bus kuning memang agak jarang lewatnya. Fakultas tempat saya nyangkut jaraknya masih jauh dari tempat kosan.

Jalan kaki ya mungkin banget. Cuma … capek? Bukaaaaan. Tapi takut, euy! Hahaha.

Jarak antar fakultas di UI Depok tuh jauh-jauh. Apalagi dulu belum seramai sekarang. Kiri kanan jalan banyak semak tinggi atau sekalian hutan. Iya, hutan beneran.

Beginilah kalau tanggal tua. Opsi naik ojek pasti tidak mungkin. Kepala saya pening pula. Entah mikirin tugas di kampus, entah mikirin kecengan yang sinyal responsnya turun naik, entah lapar juga mungkin hahaha :p.

tanggal tua

Menunggu kelamaan, saya sampai masuk ke gedung fakultas dan ngecek ke ATM segala. Mengharap ada keajaiban :p. Keluar dari ATM kok ya rasanya gimana gitu, ya :(.

Teringat lagi sudah semingguan ini saya memikirkan soal pilihan untuk mencari tambahan uang saku dengan bekerja paruh waktu. Sudah mengobrol dengan beberapa teman. Mereka memilih mengajar privat anak sekolah di sore hari setelah kuliah.

Nah, ini. Saya ragu. Apa keburu, ya. Anak-anak yang privat rata-rata SMA. Pelajarannya kan lumayan. Harus belajar lagi. Harus bagi waktu lagi dengan urusan kampus.

Kepentok pula dengan sifat penakut saya. Apa berani ke mana-mana sendiri karena mereka harus didatangi di rumahnya masing-masing? Maklum ya, anak rantau enggak ngerti jalan hehe. Selama ini saya commuter kampus-tempat kosan doang.

Saya balik ke halte. Menimbang sesaat, kalau rasa takut, rasa malas dan rasa enggan yang diturutin kapan ketemu solusinya? Secara impulsif saja saya terpikir, the right time to start is always…NOW!

Saya membabi buta melihat ke dinding dan langit-langit halte yang biasanya memang ditempeli selebaran macam-macam. Termasuk berbagai lowongan pekerjaan yang umumnya cocok buat mahasiswa. Mumpung sepi.

Begitu lihat ada lowongan mengajar privat saya catat alamat dan nomor teleponnya. Pokoknya coba dulu. Nekat saja.

Dua hari kemudian, saya datangi tempatnya. Saking semangatnya, saya tidak memperhatikan bahwa ternyata privatnya khusus untuk anak-anak ekspatriat alias anak-anak bule. Wawancara dalam bahasa Inggris. Alamak. Benar-benar tidak ada persiapan dari rumah.

Tapi kepalang basah, ya. Sudah mempertaruhkan sisa-sisa uang untuk naik angkot sampai  ke sana. Again, nekat saja. Berani, berani, berani. Pokoknya jangan sampai kelihatan takut. Jawab saja terus dengan pede.

Voila! Langsung diterima dan mulai mengajar minggu depannya ^_^. Kalau berhasil meredam rasa tegang, saya memang gampang berkomunikasi dengan orang baru.

Ini nih hikmah yang pertama yang saya analogikan dari salah satu judul  buku yang pernah saya baca :

Hikmah 1 : The Power of Kepepet

Tahu tidak, murid-murid saya tuh cuma anak-anak usia 7-15 tahun. Kurikulum internasional juga jauh lebih mudah ketimbang kurikulum nasional. Materinya cukup mudah dan tidak menyulitkan sama sekali. Hanya modal cas cis cus bahasa Inggris dengan pede.

Honornya juga lebih tinggi daripada honor mengajar murid lokal ;). Begitulah, saking sudah kepepetnya terus-terusan kepentok dilema tanggal tua, rasa nekat muncul begitu saja. Terterabas semua rasa enggan, takut dan segala macam :D.

Hikmah berikutnya terkait hobi saya dengan yang manis-manis. Apa pengaruh orangnya yang memang manis? #eaaaaa. Manis tapi duit tiris ya buat apaaaaaaa, hahaha :p.

Umur masih muda waktu itu. Rasanya makan apa saja ya langsing-langsing saja. Mungkin karena stres keseringan drama tanggal tua hahaha. Tapi ya kali mau jajan-jajan terus *gigitDompet*  -_-.

Akhirnya nih, pernah saking kepenginnya ngemil saya bongkar-bongkar  isi lemari. Ketemu beberapa bungkus agar-agar bekal dari tante saya saat saya ke rumahnya tempo hari. Sudah lama baru ketemu sekarang. Ya agar-agar doang apa rasanya?

Saya bawa ke dapur, eh ketemu sisa gula pasir dan sisa susu kental manis coklat. Susu kental manis biasanya untuk olesan roti kalau lagi mau ngemil. Tapi rotinya sudah habis.

Saya benar-benar payah deh urusan memasak waktu masih kuliah. Dulu pun belum ada Google yang bisa kita tanyai aneka rupa resep dan segala macam. Jadilah saya cemplungin masak saja semuanya bareng-bareng, agar-agar sebungkus + susu kental manis coklat + gula pasir.

Widih, ternyata enaaaaaaaaaak *tepukTangan*. Airnya dilebihkan dari takaran normal di petunjuk bungkusnya biar hasilnya banyak hahaha. Agak lembek tapi tetap enak. Bisa dimasukkan kulkas hasilnya dan bisa jadi cemilan selama beberapa hari.

mendadak masterchef

Itu pertama kalinya saya bikin puding agar-agar! Tentunya, bukan untuk terakhir kalinya. Sering saya nyetok puding agar-agar model begini karena modalnya lumayan irit. Sekaleng susu kental manis coklat bisa buat 2-3 x masak, lho, hihihi *ciumDompet*.

Hikmah 2 : Seringkali, Keterbatasan Membuat Kita  jadi Kreatif

Kreativitas juga seperti ketemu gong-nya di era digital begini. Banyak sekali kemudahan yang bisa kita dapatkan dengan makin majunya teknologi online yang memungkinkan kita bergerak lebih dinamis di dunia maya. Maksudnya gimana? Tahaaaaaaaaan, tunggu di hikmah nomor 5, ya ;).

Sekarang hikmah tentang berkahnya punya teman baik hati dulu, nih.

Saya punya teman akrab di kampus. Sepertinya cukup berkecukupan walau sama-sama anak daerah. Saya merantau dari Makassar sementara dia jauh-jauh dari Medan. Tapi saya sering nyengir mendengar logat Melayunya yang kental saat berbahasa Indonesia. Padahal saya juga lidahnya Makassar banget *toyorKepalaSendiri*.

Dia sih santai anaknya. Kalau digodain selalu cengegesan saja. Tidak baperan kayak saya hahaha. Anaknya tomboy dan pintar sekaligus cuek.

Siapa sangka ya, cuek-cuek begitu dia sangat perhatian pada kami-kami, teman-teman di kampusnya yang sesama perantau tapi napas keuangannya sering kembang kempis seiring bulan yang terus berjalan hehe. Setiap ada kiriman makanan dari Medan, dia sering mengundang kami menginap di kosannya.

Jadi malu sering menggoda dia macam-macam. Tak tahunya saya sering menumpang menginap di kosannya dan ikut menikmati bekal kiriman dari orang tuanya. Sekalian menumpang ngerjain tugas di kampus di komputer pribadinya, dulu masih era PC yang tebel-tebel itu :p.

Hikmah tanggal tua berikutnya saya kutipkan dari pepatah lama dari Imam Syafii :

Hikmah 3 : Merantaulah, Kau Akan Mendapat Pengganti Kerabat dan Teman yang Kau Tinggalkan.

friend tanggal tua

Bahkan, pas mau pulang pun selalu dibekali untuk disantap sendiri pas di  kosan nanti. Beruntungnya punya teman berhati emas. Teringat di awal kuliah sulitnya saya beradaptasi dan selalu terkenang teman-teman SMA yang tidak satu pun lulus di kampus yang sama dengan saya.

Mati satu tumbuh seribu, ya. Satu musuh terlalu banyak, sejuta teman takkan pernah cukup :).

Tapi ya jangan khusus berteman karena mengharapkan apalah-apalah di kemudian hari ya ;). Masa baru kenal sudah mikir keuntungan gimana-gimana. Bertemanlah karena memang kita seharusnya memang senang berteman <3.

Hikmah 4 : Tiga Sisi Mata Uang 

Hikmah  berikutnya terkait kesadaran bahwa ternyata mata uang itu tidak hanya punya 2 sisi. Tapi ada…3!

Selain pengeluaran dan pendapatan, penting banget yang namanya  pengelolaan ;). Biar enggak tongpes melulu ya saban akhir bulan hehe.

Mengelola uang juga terkait gaya hidup, sih. Kalau mengendalikan diri saat uang lagi banyak sih tidak masalah. Pasti sudah pada jagoan semua deh hahaha. Itu sih bukan mengendalikan diri tapi kepepet :p. Alias terpaksa.

Yang lebih susah sebenarnya menahan nafsu saat materi lagi ada. Mau punya pendapatan sederas apa pun mengalir kalau pengeluaran tak terkontrol ya sama saja kan? Jadi perlu ada satu proses antara pendapatan dan pengeluaran, yaitu … pengelolaan! :D.

Tapi percaya deh, yang paling penting itu mengelola nafsu belanja. Pandai-pandailah menyimpan uang atau belajar mengutamakan berinvestasi sejak dini.

Walau kadang, kita sudah ketat seketat-ketatnya ya memang nasib … uang masuk memang cekak, ya, Kakaaaaa hahaha :p.

Jangan sedih dulu ;). Nanti cek di hikmah terakhir yang nomor 6 yak ^_^. Sekarang kita bahas yang ke-5 dulu. Ini terkait dengan hikmah yang sebelumnya di nomor 2 tadi tuh, “Keterbatasan membuat kita jadi kreatif” ;).

Gambar : pixabay.com
Gambar : pixabay.com

Hikmah 5 : Teknologi Jangan Dinyinyirin, Tapi Dimanfaatin 😉

Tidak sedikit orang yang mengklaim bahwa kecanggihan teknologi  utamanya dunia online yang berkembang pesat membuat banyak efek negatif yang bermunculan. Jangan sensi-sensi amatlah ;).

Daripada misuh-misuh dan malah berusaha melawan perubahan yang tak terelakkan dan toh tak bisa kita lawan, mending kita manfaatkan sekalian ^_^.

Salah satu gebrakan dunia maya yang terkini adalah maraknya belanja online termasuk situs-situs belanja serba ada . Daripada sibuk menyalahkan perjalanan zaman mending melebur bersama dan cari celah untuk keuntungan kita. Termasuk dilema pas tanggal tua.

Situs-situs ini suka bikin promo-promo dan semacamnya.

Jadi, jangan manyun meratapi nasib kalau tanggal tua, yak. Mending manfaatin kuota buat browsing ke situs penyedia segala ada untuk ceki-ceki semua kategori barang yang diinginkan siapa tahu berjodoh dengan promo yang ada :D.

Gambar : www.worldsoccertalk.com
Gambar : www.worldsoccertalk.com

Tibalah di hikmah terakhir :

Seperti yang saya bilang di hikmah nomor 4 tadi. Kadang ya, kita sudah setengah mati mengelola uang yang ada tapi yah, drama tanggal tua tetap saja menjadi langganan. Bukan karena kurang usaha atau kurang ngotot, but simply because we don’t have enough money :).

Santai, yaaaaa.  Ingatlah hikmah ke-6 ini :

Hikmah 6 : Hidup Seperti Roda Pedati, Kadang di atas Kadang di bawah 😉

Dijalani sajaaaaa :D. Hidup memang berubah-ubah. Nasib siapa yang tahu. Jangan putus asa, bapernya jangan dipiara :p. Suatu hari nanti kalian akan nengok ke belakang dan senyum-senyum mengenang drama-drama tanggal tua ini ;).

Enjoy di masa-masa sulit dan peliharalah terus pengharapanmu ;).

“They say a person needs just three things to be truly happy in this world: someone to love, something to do, and something to hope for.” -Tom Bodett-

Tetap alhamdulillah di tanggal tua, suatu waktu insya Allah sukses jua ;).

6 comments
  1. it was happening to me waaakakaa
    Thanks ka jihan, i always enjoy your article, Sukses selalu yaaa 😀
    salam kenal
    Iis 🙂

    1. Terima kasih ya Dear <3

  2. hikmah yang terakhirnya adem banget ya mbak 🙂

    1. Terima kasih ya 🙂

  3. hahaha..bener bangeeet…kayaknya kalau belum kefefet belum keluar ilmunya yaaa mba :). Aku pernah bangeeet ngalamin jalan kaki dari kampus sampai rumah, terus kecapekan beraaat hihihi

  4. Hikmah 1 itu: The Power of Kepepet!. Greget Banget!
    Semua serba otodidak, semua serba mendadak, mendadak bijak, mendadak hemat, mendadak… chef! Hahaha…
    🙂

Comments are closed.