Biaya naik haji

OBITUARI : “Always be Tangled”

Namanya Indhira Larasaty.

Waktu SD, sekelas di kelas 1 dan 2. Tidak begitu ingat how it started, pokoknya waktu itu cukup dekat lah. Cuma ingat saya terpesona dengan namanya yang bagus banget <3.

Yang bener-bener memorable pas kami berdua sama-sama ikut ekstrakurikuler drum band, Athirah Drum Band nama klub di sekolah.

Kelas 5 SD itu. Di jam istirahat di sela-sela latihan, pernah mojok berdua atau bertiga (dengan Mega hehehe), curhat sampai lamaaaa. Di tangga depan musholla sekolah, di semak-semak dekat gedung TK, atau curi-curi waktu buat ngobrol saat antre mau ambil alat di gudang belakang.

Unik, sih. Karena pas sekolah dulu Ira gengnya beda. Tapi personally, one on one, kami lumayan dekat.

Kalau ngobrol dengan Ira bisa mendalam gitu hehehe. Serius, euy. Can’t believe di usia segitu kita kok sudah bisa segitu nganunya ngomongin hubungan percintaan ya, Ra, hihihihi. Sangat bucin di masanya :p.

Ira, gak cuma cantik. Tapi modis banget. Kuingat dulu mupeng banget lihat jam tangannya Ira pas hari pertama masuk sekolah pasca libur panjang. Entah kelas 4 entah kelas 5.

O ya, Ira ini atlet ski air. Inget banget dia sering nyebut-nyebut POPSA-POPSA gitu ;). Duh gusti, dese udah bolak balik ikut pertandingan ski air, akyu liat kolam renang aja jarang-jarang :p.

Fashionable banget dari dulu <3. Makanya sering gabung geng anak gaul. Geng saya beda dulu waktu SD hihihi. Tapi sebenernya ya saling kenal juga lah kami semua. Enam tahun gitu bareng-bareng ya <3.

Saat hendak bertanding ke Jakarta di tahun 1991, liburan panjang kenaikan kelas, anak-anak drum band ikut Training Center (TC) di Malino.

Iringan marching band di Buckingham Palace (UK)

Sempat satu kamar dengan Ira di hari pertama. Baru datang, sambil leyeh-leyeh bongkar barang, saya ngobrol soal lagu baru dengan Ira. Ira punya selera musik yang kekinian banget. Lagu-lagu berbahasa Inggris pun banyak yang dese hafal.

Kami ngomongin lagunya Richard Marx, “Right Here Waiting”. Ira menuliskan liriknya di kertas lalu kami nyanyi bareng hehehe. Anak SD ya kelakuannya ck ck ck :p.

Saat latihan pasti kami pisah. Karena Ira di Tim Perkusi, saya di Tim Alat Tiup. Tapi sampai latihan di Stadion Mattoangin pun, selalu sempet curhat-curhat bareng dong kitaaaaaa :p.

Budaya basa basi orang Asia
Gambar : pixabay

Saya masuk SMP negeri, Ira tetap di Athirah.

Di persimpangan jalan Kajaolalido dan Achmad Yani, kalau jalan kaki pulang sekolah, I saw her several times with her new friends. Enggak pede mau negur duluan. Geng Ira kan gitu, anak-anak cantik gaul modis.

Saya jalan cepat-cepat saja pura-pura tidak lihat.

Apalah gue anak SMP Negeri yang sepatunya kudu item kaos kaki kudu putih, penampilan pas-pasan pulak hahaha.

Suatu hari saat akan menunggu jalanan kosong hendak menyeberang ke arah Karebosi, tahu-tahu saya ditubruk dari belakang, “Jihaaaaaaaaannnn….”

Of course I knew her voice, “Heiiiiiiiii…”

“Rinduta’ gang. Main-main ko pi Athirah.”

Saya cuma cengengesan. Padahal SMP Athirah dan SMPN 6 deket ya, cuma ya gitulah, gak pedeeeee. Lagian di angkatan saya, cuma beberapa anak Athirah yang masuk ke SMPN 6.

Seneng banget rasanya dia masih ingat. Bukan sekadar menyapa tapi sampai meluk-meluk gitu dan kita pun jingkrak-jingkrak heboh di pinggir jalan, anak perempuan kalo lama gak ketemu pasti gitu hahahaha.

Nothing really happened after that. Saya masuk Smansa, Ira di SMA 5 kalau gak salah. She was pretty popular di kalangan anak-anak gaul angkatan kami dulu di Makassar ;).

Pas lulus SMA, abis UMPTN, libur agak panjang, ada reunian di Athirah Drum Band. Kami diminta kakak pelatih membantu adik-adik di ADB yang mayoritas masih SMP, disuruh ikut masuk tim gitu.

Lalu, ada Training Center lagi di Malino. Bertiga dengan Ira dan Pipit, saya ikut ke Malino. Mengenang masa-masa TC waktu SD dulu :D.

Yang jelas kami bertigaan aja di sana dan ngomel betapa berisiknya anak-anak SMP ini. Lupa dulu pas SD kami bikin kakak pelatih kewalahan di Malino selama 10 hari hahahaha.

Sesi curhat berdua Ira pun lanjooooootttttt :p.

Saya pernah dibawa ke rumahnya. Masuk ke kamarnya. Poster berbagai merek fashion ternama yang menempel hampir memenuhi dinding kamarnya mengingatkan betapa berbedanya ya passion kami berdua hehehe.

Grogi lagi jadinya. Tapi dia ini emang anaknya gak pernah begitu-begitu. Teman ya teman. Setidak modis apa pun kalo udah deket ya deket aja. I love you, Ira <3.

Tapi tidak lama bisa bernostalgia, hasil pengumuman UMPTN membuat saya harus berangkat ke Jakarta. Gak jadi manggung bareng ADB, tapi Ira tetap ikut sampai acara di gubernuran itu.

Kuliah di Jakarta membuat hubungan dengan teman-teman di Makassar memudar. Apalagi saya tidak pernah mudik.

Media sosial mempertemukan kami kembali. Ah, Ira makin modis dan kece hehehe. Terus ada BBG alumni SD Athirah waktu itu. Dari situ punya kontak pribadi Ira dan akhirnya terjadi pertemuan seperti di foto ini :).

Ira naik haji tahun 2011. Kami jemput di Masjid Apung, Jeddah. Berdua suaminya, kami ajak makan malam di Pattaya dan keliling-keliling Jeddah malam itu ^_^.

Ira paham sekali betapa enggak mudengnya gue sama brand-brand fashion jadi waktu suaminya nanya-nanya soal toko-toko ginian, Ira langsung nyengir, “Eh tauwa, tidak pahamki Jihan itu begitu-begituan.”

Biaya naik haji
Bareng Ibu Hajjah Indira

Setiap saya pindah negara, Ira rajin menyapa.

“Eeee di Eropa mako. Doakan ces, mo ka datangi ko lagi itu.”
“Aamiin …”
“Traktir lagi gang.”
“Pasti.”

Di Instagram, jumpa kembali setelah Ira lama tidak beredar di FB. Beberapa kali Ira sekadar kirim-kirim emot love, hug, kiss, di insta story yang saya posting.

Dari IG inilah, tahun 2018, Ira menceritakan kisahnya melawan kanker dan banyak tips serta nasihat dalam beberapa postingan tulisan.

Langsung saya DM saat itu. Tapi dia bilang, masa kritis sudah berlalu, dia kini sebagai seorang survivor. Alhamdulillah.

Dia sempat nanya-nanya soal menulis, “Bagemana gang tulisanku? Kritik dulue.”

Tulisannya bagus. A great story teller (y). Masih bisa dilihat di akun IGnya sampai sekarang. Ada beberapa post.

Makanya, terbangun pukul 4 dini hari tadi dan cek message tentang kabar kematiannya, kaget banget. Ya Allah sedihnya :'(.

Innalillahi wa innailaihi rajiun. Semoga diampunkan segala kesalahan almarhumah, diberi tempat terbaik di sisiNya, diberi kesabaran dan keikhlasan bagi keluarga yang ditinggalkan.

Sama Ira, jarang ketemu tapi ya begitu, sekalinya ketemu, suami saya bingung pas di Jeddah, banyak kali bahan pembicaraan hihihi. Gak ada momen awkward :).

“Growing apart doesn’t change the fact that for a long time we grew side by side; our roots will always be tangled. I’m glad for that.”
– Ally Condie

Mohon doanya bagi almarhumah. Alumni SD Athirah 1992, SMP Athirah 1995, SMA 5 1998, Arsitektur UMI 1998.

Selamat jalan, Sayang 

This image has an empty alt attribute; its file name is 2764.png

. You’ll be missed, for sure

This image has an empty alt attribute; its file name is 2764.png

 .